Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi

ini. Manusia membutuhkan air terutama untuk minum. Sekitar tiga per empat

bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup

lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk

memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah.

Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,

tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. (Chandra, 2012)

Bukan hanya untuk mencuci, mandi dan membersihkan kotoran, air juga

memliki peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia sehingga air yang

dikonsumsi harus memenuhi persyaratan baik fisik,kimia maupun biologi. Maka

dari itu kualitas air minum harus sesuai dengan persyaratan yang ada yaitu pada

Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum.

Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No. 43

Tahun 2014 tentang HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM, Air Minum

adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.Kecenderungan

penggunaan air minum isi ulang oleh masyarakat di perkotaan semakin meningkat,

salah satu penyebabnya adalah pencemaran air tanah yang semakin parah hingga

saat ini. Air minum isi ulang adalah salah satu jawaban pemenuhan kebutuhan air
2

minum masyarakat yang murah dan praktis. Hal ini yang menjadi alasan mengapa

masyarakat memilih air minum isi ulang untuk dikonsumsi.

Parameter biologi yang ada dalam air minum yaitu meliputi ada atau

tidaknya bahan organik atau mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan

plakton. Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang tercemar. Bakteri

patogen yang memengaruhi kualitas air sesuai Kepmenkes yaitu bakteri coliform,

seperti Escherichia coli, Clostridium perfringens, dan Salmonella.Bakteri coliform

adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan

manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik

lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya

pencemaran bakteri patogen.Penentuan coliform fekal menjadi indikator

pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan

keberadaan bakteri pathogen Escherichia coli jika masuk ke dalam saluran

pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun

Escherichia coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi

saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan

gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air

yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat

menimbulkan penyakit infeksius (Suriaman 2008).

Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan

air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada pembeli. Pengujian mutu

produk wajib dilakukan oleh depot air minum dilaboratorium pemeriksaan kualitas

air yang ditunjuk oleh pemerintah kabupaten kota atau yang terakreditasi sekurang-
3

kurangnya 6 bulan sekali. Pengujian tersebut bertujuan menjamin mutu produk air

minum yang dihasilkan, mendukung terciptanya persaingan usaha yang sehat, dan

sebagai perlindungan kepada konsumen (Kusnaedi, 2006).

Air minum isi ulang yang ada di depot merupakan air yang mengalami proses

pemurnian baik secara penyinaran Ultraviolet, Ozonisasi, ataupun keduanya

melalui berbagai tahap filtrasi untuk mendapatkan air bersih yang dapat digunakan

untuk berbagai keperluan. Pada era sekarang ini kesadaran masyarakat untuk

mendapatkan air yang memenuhi syarat kesehatan semakin meningkat. Seiring

dengan hal tersebut maka dewasa ini semakin menjamur pula Depot Air Minum Isi

Ulang (DAMIU) yang menyediakan air siap minum. Selain murah, air minum isi

ulang juga bisa dijumpai di berbagai tempat, tetapi kemungkinan besar bisa

ditumbuhi bakteri. Hal ini disebabkan karena tidak semua DAMIU melakukan

pengolahan secara tepat dan benar, misalnya kualitas air baku yang digunakan, jenis

peralatan yang digunakan, perawatan peralatan dan penanganan air hasil

pengolahan.

Pada Survei Dinas Kesehatan Kota Bandung terhadap 135 DAM tahun 2013

terdapat 40% menemukan bahwa air galon isi ulang yang tidak memenuhi syarat

bakteriologis, dan meningkat menjadi 63% pada tahun 2014. Survei pada tahun

2015 menunjukkan penurunan jumlah DAM tidak memenuhi syarat hanya

sebanyak 20%, namun survey tahun 2016 meningkat menjadi 54%. Hal ini

memperlihatkan proses pengolahan air tidak efektif bahkan masih ditemukan

Escherichia coli yang menandakan cemaran kotoran manusia/hewan. Depot Air

Minum yang terkontaminasi Escherichia coli dapat memberikan risiko bagi


4

konsumen yang mengonsumsinya terutama kelompok rentan, yaitu balita, anak-

anak, dan lanjut usia.

Selanjutnya berdasarkan survey pendahuluan pada depot air minum khususnya

yang berada di kelurahan pasirbiru kecataman cibiru terdapat 9 depot air minum

isi ulang (DAMIU) 3 diantaranya tidak menyalakan sinar UV dan 3 diantaranya

tidak memiliki tempat pencucian galon dan 9 depot tersebut tidak pernah

memeriksakan kualitas air yang dijualnya,Sehingga di khawatirkan air yang di

produksi oleh depot air minum isi ulang di kelurahan pasir biru mengandung

cemaran baik fisik,kimia dan biologi yang dapat berpengaruh pada kesehatan

masyarakat sekitar.

Penelitian mengenai Kontaminasi pada air galon dapat terjadi karena

pengolahan air di tempat produksi tidak efektif, atau terdapat rekontaminasi baik

dalam proses pengisian di DAM, selama proses transportasi dari DAM ke rumah

konsumen maupun proses penyimpanan yang umumnya berbentuk dispenser.

Kualitas air produksi DAM akhir-akhir ini ditengarai semakin menurun. Hal ini

telah dibuktikan bahwa pada tahun 2018 terdapat 9 orang yang terkena diare akibat

air yang dideteksi tercemar oleh bakteri 4 diantaranya yaitu balita.

Sesungguhnya analisis air minum bertujuan untuk membuktikan adanya

Escherichia coli dan harus di terangkan sebagai contoh sederhana dari diagnosis

banding bakteriologik.

Maka dari itu Penelitian mengenai kualitas air minum isi ulang di wilayah

kecamatan cibiru kota bandung harus dilakukan peninjauan bakteri Escherichia coli
5

karena belum pernah dilakukan penelitian Kualitas air minum berdasarkan aspek

biologi untuk melihat kelayakan air minum isi ulang sesuai dengan PERMENKES

No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sampel air minum

dilakukan sebanyak satu kali di Sembilan lokasi depot air minum isi ulang. Hasil

analisis laboratorium terhadap air minum di ukur dari segi parameter biologi sesuai

dengan metode standar nasional Indonesia (SNI).

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ”TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MENYEBABKAN KEBERADAAN Escherichia Coli PADA DEPOT AIR

MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KELURAHAN PASIRBIRU KECAMATAN

CIBIRU KOTA BANDUNG TAHUN 2019 ” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah “ faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberadaan Escherichia coli

pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di wilayah Keluarahan Pasirbiru

Kecamatan Cibiru Kota Bandung pada tahun 2019? “

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan keberadaan

Escherichia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kelurahan

Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus


6

1. Mengetahui ada tidaknya bakteri Escherichia coli yang terkandung

didalam Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Wilayah Kelurahan

Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan

Escherichia coli dari faktor peralatan yang di gunakan .

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan

Escherichia coli dari aspek penjamah.

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Pasirbiru kecamatan cibiru kota

Bandung pada tahun 2019 dengan mengambil data primer mengenai kandungan

bakteri (Escherichia coli) pada air minum yang di olah di depot air minum isi ulang

serta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan Escherichia coli dari

peralatan dan penjamah atau karyawan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pemilik Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

a. Pemilik depot air minum isi ulang mengetahui kualitas air yang dijual ke

masyarakat sehingga pemilik depot dapat memperbaiki kualitas air secara

bakteriologi khususnya pada bateri Escherichia coli.

b. Mengetahui faktor- faktor apa saja yang menjadi penyebab keberadaanya

Escherichia coli di dalam air minum isi ulang yang dijual,sehingga pemilik

depot air minum isi ulang dapat memperbaiki kualitas air minum yang dijual

pada masyarakat.
7

1.5.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat membeikan informasi dan tambahan kepustakaan

untuk seluruh mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan.

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pengetahuan dan

keterampilan dari peneliti di bidang kesehatan lingkungan khususnya dalam

kajian penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai