Anda di halaman 1dari 6

Chang, S. dkk. Identifikasi Salmonella typhi pada...

IDENTIFIKASI SALMONELLA TYPHI PADA AIR GALON BERMEREK


DAN ISI ULANG DI BANJARMASIN

Sheni Chang1, Rahmiati ,2 Husnul Khatimah,3 Noor Muthmainah,2, Ida Yuliana4


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat.
2
Divisi Mikrobiologi, Departemen Mikrobiologi-Parasitologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
3
Divisi Biologi, Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat
4
Divisi Histologi, Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: sheni.chang30@gmail.com

Abstract: Bottled drinking water is widely used by the community. Many people choose bottled gallon
drinking water as their daily source of drinking water both branded gallon water and refill gallon water.
Mandatory parameters on drinking water quality in microbiology are the total Coliform bacteria and
Escherichia coli not more than 0 in 100 ml samples. In Indonesian National Standard (SNI) Number 01-
3553 of 2006 stated that the pathogenic bacteria should not be on bottled drinking water, included
Salmonella. The purpose of this study was to identify Salmonella typhi on branded gallon water and refill
gallon water from drinking water depots The sampling technique was purposive sampling by selecting 5
brands of branded gallon water and 5 drinking water depots, in total 30 samples. Bacteriological tests
were done by conventional method. The results showed that from 30 samples identified there were no
samples contaminated by Salmonella typhi.

Keywords: Salmonella typhi, branded gallon water, refill gallon water, Banjarmasin

Abstrak: Air minum dalam kemasan sekarang ini banyak digunakan oleh masyarakat. Banyak
masyarakat yang memilih air minum dalam kemasan galon sebagai sumber air minum sehari-hari baik air
galon yang bermerek maupun air galon isi ulang. Parameter wajib dalam kualitas air minum secara
mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli tidak lebih dari 0 dalam 100 ml sampel.
Pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553 tahun 2006 dicantumkan bahwa bakteri patogen
tidak boleh ada di dalam air minum kemasan, termasuk Salmonella. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi Salmonella typhi pada air galon bermerek dan air galon isi ulang dari depot air
minum isi ulang (DAMIU). Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dengan memilih 5 merek
air galon bermerek dan 5 tempat DAMIU, dengan total 30 sampel. Uji bakteriologis dilakukan dengan
metode konvensional. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 sampel yang diidentifikasi tidak ditemukan
adanya sampel yang terkontaminasi Salmonella typhi.

Kata-kata kunci: Salmonella typhi, air galon bermerek, air galon isi ulang, Banjarmasin

129
Homeostasis, Vol. 3 No. 1, April 2020: 129-134

PENDAHULUAN proses penampungan bahan baku, proses


Air Minum dalam kemasan (AMDK) pengolahan, proses distribusi, desinfeksi,
merupakan air baku yang diproses, dikemas, maupun lingkungan yang tidak higienis,
dan aman untuk diminum, yang mencakup maka perlu ada pemeriksaan lebih lanjut
air mineral dan air demineral.1 Keterbatasan pada produk untuk mengetahui apakah
distribusi air oleh Perusahaan Daerah Air produk tercemar oleh bakteri patogen
Minum (PDAM) serta tidak praktisnya Coliform seperti Salmonella typhi.
penggunaan air tanah dan PDAM dan Produk AMDK yang tercemar bakteri
meningkatnya jumlah penduduk ditemukan dalam beberapa penelitian
menyebabkan sebagian masyarakat memilih sebelumnya. Dalam penelitian yang
air galon sebagai sumber air minum.2 dilakukan di Banda Aceh pada tahun 2014,
Setelah beberapa lama, ada inovasi baru ditemukan 3 dari 10 sampel AMDK yang
yaitu Air Minum Isi Ulang (AMIU) dari tercemar bakteri coliform.5 Penelitian di
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang Kota Makassar pada tahun 2012,
memproduksi sendiri air minum dengan menemukan sampel AMIU yang positif
mesin yang dianggap layak untuk mengandung Escherichia coli dan yang
memproduksi air yang bersih sesuai positif Salmonella typhi.6
Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Apabila terdapat bakteri coliform pada
persyaratan kualitas air minum dan air minum, maka kontaminasi bakteri
diproduksi sesuai standar baku mutu dan mungkin bersifat patogen dan dapat
persyaratan higiene sanitasi yang diatur menimbulkan penyakit seperti diare.7
dalam Permenkes Nomor 43 tahun 2014.3 Escherichia coli dalam air minum dapat
Dalam Surat Keputusan Badan Pengawas menyebabkan keluhan sistem pencernaan
Obat dan Makanan (BPOM) No. 037267 seperti diare, mual, muntah dan demam.6,8
tahun 1989 dan persyaratan batas cemaran Adanya Salmonella typhi pada air minum
bakteri AMDK pada SNI No. 01-3553 tahun dapat menyebabkan gejala diare, keram
2006 dicantumkan bahwa bakteri patogen perut, demam, sakit kepala, mual dan
Salmonella, Pseudomonas aeruginosa, muntah.9
Escherichia coli, dan Clostridium Melihat kondisi masyarakat yang
perfringens tidak boleh ada di dalam sekarang ini yang cenderung menggunakan
AMDK.4 AMDK galon baik yang bermerek maupun
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional yang isi ulang, namun masih ada produk
(SUSENAS) 2018 memaparkan bahwa yang terkontaminasi oleh bakteri yang dapat
penggunaan air kemasan bermerek dan air mempengaruhi kesehatan, maka perlu ada
isi ulang yang menjadi sumber air minum pemeriksaan lebih lanjut pada produk untuk
rumah tangga di daerah perkotaan mencapai mengetahui apakah produk tercemar oleh
50,46%. Hal itu merupakan presentase bakteri patogen. Tujuan dari penelitian ini
terbesar dibanding sumber air minum yang adalah untuk mengetahui apakah terdapat
lainnya. Di Kalimantan Selatan penggunaan Salmonella typhi pada air galon bermerek
air kemasan bermerek dan air isi ulang dan air galon isi ulang.
mencapai 42,15%.4
Air minum yang dihasilkan harus METODE PENELITIAN
memenuhi syarat air minum yang ditetapkan Penelitian ini menggunakan metode
agar aman untuk dikonsumsi. Mengingat ada observasional deskriptif. Teknik sampling
berbagai faktor yang dapat menyebabkan yang digunakan adalah purposive sampling
kontaminasi pada produk air galon seperti, dengan memilih 5 merek air galon bermerek

130
Chang, S. dkk. Identifikasi Salmonella typhi pada...

yang diberi kode dengan A, B, C, D, E dan 5 Iron Agar (KIA), Sulfide Indole Motility
tempat DAMIU yang diberi kode I, II, III, (SIM), Lysine Iron Agar (LIA), dan Citrate.
IV, dan V. Total sampel sebanyak 30 yang
terbagi menjadi 15 air galon bermerek dan HASIL DAN PEMBAHASAN
15 air galon isi ulang. Penelitian mengenai identifikasi
Uji bakteriologis dilakukan dengan uji Salmonella typhi pada air galon bermerek
MPN terlebih dahulu untuk mengetahui dan air galon isi ulang yang dilakukan pada
apakah terdapat bakteri coliform. Sampel bulan Agustus-September 2019 di
kemudian ditumbuhkan pada media Mac Banjarmasin, diperoleh hasil penelitian
Conkey dan koloni yang tumbuh diinokulasi seperti yang diperlihatkan pada tabel 1.
pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada
yang diinkubasi dengan suhu 37˚C selama sampel air galon baik yang bermerek
1x24 jam. Koloni yang tumbuh kemudian maupun air galon isi ulang yang
diidentifikasi dengan pengecatan gram dan terkontaminasi bakteri Salmonella typhi.
uji biokimia yang terdiri dari uji Kligler

Tabel 1. Hasil Identifikasi Salmonella typhi pada Air Galon Bermerek dan Air Galon Isi Ulang
pada Bulan Agustus-September 2019 di Banjarmasin
No. Sampel Jumlah Sampel Kontaminasi Salmonella typhi
1. Air galon isi ulang 15 0
2. Air galon bermerek 15 0

Hasil negatif Salmonella typhi pada sampel Keputusan Menteri Perindustrian dan
air galon bermerek mungkin disebabkan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:
karena adanya penanganan yang baik pada 705/MPP/Kep/11/2003 Tanggal 21
semua proses pembuatan air galon tersebut, November 2003 tentang Persyaratan teknis
baik dari pemenuhan standar air baku, industri air minum dalam kemasan dan
standar sanitasi dan higiene pabrik dan perdagangannya. Hal itu yang mungkin
karyawannya, standar kemasan, standar meminimalkan resiko kontaminasi air galon
produk, standar penyimpanan dan bermerek.10
penanganan, serta standar distribusinya.10 Pada air galon isi ulang tidak ditemukan
Dalam observasi penelitian ini sampel air adanya kontaminasi Salmonella typhi
galon bermerek yang digunakan masih sehingga produk aman dari bakteri tersebut.
tersegel dengan baik dan disimpan di tempat Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya
yang tidak terkena matahari secara langsung sumber kontaminasi yang berhubungan
walau ada beberapa yang meletakkan galon dengan Salmonella typhi, seperti pekerjanya
di lantai. bukan merupakan pengidap atau pun carrier
Untuk menjamin produk AMDK yang Salmonella typhi. Lingkungan di sekitar
diproduksi tidak bermasalah dan aman depot mungkin juga tidak tercemar oleh
dikonsumsi, BPOM juga mempersyaratkan Salmonella typhi.11
pabrik AMDK menerapkan program sanitasi Pada air galon isi ulang, sumber air
yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh baku yang digunakan adalah PDAM,
pemerintah. Selain itu, industri tersebut sehingga kemungkinan air bakunya
harus memenuhi persyaratan teknis industri memiliki resiko yang kecil untuk
air minum dalam kemasan dan terkontaminasi Salmonella typhi. Beberapa
perdagangannya yang berpedoman pada penelitian melaporkan bahwa bakteri

131
Homeostasis, Vol. 3 No. 1, April 2020: 129-134

patogen seperti Salmonella, Escherichia Tidak ditemukannya Salmonella typhi


coli, dan enterovirus relatif lebih stabil di pada sampel tidak menjamin bahwa produk
dalam air tanah, sehingga apabila sumber air bersih dan aman untuk dikonsumsi,
baku yang digunakan untuk air minum mengingat banyak faktor kontaminasi yang
adalah air tanah maka resiko kontaminasi mempengaruhi, terutama pada DAM.
bakteri patogen akan semakin tinggi.12 Seluruh aspek DAM harus diperhatikan
Pada saat penelitian ini dilakukan, cuaca terutama higiene dan sanitasi lingkungan,
di daerah ini tidak mengalami cuaca ekstrem mengingat hal tersebut merupakan hal yang
seperti curah hujan yang tinggi dan cuaca sangat penting pengaruhnya dalam proses
panas ekstrem, sehingga resiko kontaminasi kontaminasi air galon isi ulang.13
juga berkurang.12 Aspek cuaca mungkin Adanya bakteri Coliform, menandakan
berpengaruh karena kondisi cuaca yang bahwa air minum tersebut mungkin tercemar
ekstreme selalu dihubungkan dengan oleh tinja.14 Mengingat Escherichia coli
kualitas air. Curah hujan yang tinggi dapat merupakan flora normal yang ditemukan di
menyebabkan saluran air meluap dan diikuti usus halus, sehingga apabila air minum
dengan penurunan kualitas air. Saat luapan tercemar limbah maupun feses kotoran
air terjadi, konsentrasi patogen dalam air manusia atau hewan. Escherichia coli akan
akan lebih besar pada permukaan air lebih mungkin ditemukan daripada
sehingga pada banyak kasus apabila terjadi Salmonella typhi karena Salmonella typhi
banjir karena curah hujan yang tinggi maka hanya akan ada di usus apabila dikonsumsi
berpotensi menyebabkan penyakit dalam jumlah yang besar.15
gastroenteritis di area tersebut. Hal itu Keterbatasan dalam penelitian ini
mungkin disebabkan karena adanya adalah jumlah sampel yang digunakan tidak
kontaminasi patogen yang menyebar luas mencakup seluruh merek dan DAMIU yang
yang dapat ditemukan juga pada air tanah, ada, sampel yang diteliti hanya merupakan
sehingga suplai air bersih pun juga tidak produk akhir sehingga tidak memperhatikan
terjamin dari kontaminasi. Cuaca panas faktor sumber pencemarannya, dan sampel
ekstrem juga dapat menyebabkan yang digunakan juga tidak tersebar dengan
pertumbuhan alga dan cyanobacter toksik baik dalam seluruh keadaan lingkungan dan
untuk beberapa jenis mikroorganisme waktu yang mungkin dapat mempengaruhi
tertentu.12 hasil penelitian, seperti faktor cuaca.
Hasil observasi menunjukkan kondisi
DAM dan proses pengisian pada beberapa PENUTUP
depot masih memenuhi persyaratan walau Hasil penelitian pada air galon
ada beberapa depot yang belum memenuhi bermerek dan air galon isi ulang di
syarat sanitasi seperti tidak melakukan tahap Banjarmasin menunjukkan bahwa tidak ada
ultraviolet, tidak melakukan pengisian pada sampel air galon bermerek dan air galon isi
tempat tertutup, dan tidak mencuci tangan ulang yang terkontaminasi oleh Salmonella
sebelumnya. Namun, galon yang sudah diisi typhi.
langsung diberikan kepada konsumen, tidak Untuk penelitian selanjutnya dapat
berada di depot selama lebih dari 24 jam. memperluas sebaran wilayah pengambilan
Lingkungan DAM juga tidak berada pada sampel dan lingkungan, karena mungkin ada
daerah tergenang rawa, tempat pembuangan produk lain yang terkontaminasi oleh
kotoran atau sampah. Faktor-faktor itu lah Salmonella typhi. Selanjutnya juga dapat
yang mungkin menyebabkan berkurangnya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
resiko pencemaran.3 faktor sumber pencemaran air galon agar

132
Chang, S. dkk. Identifikasi Salmonella typhi pada...

lebih mengetahui dimana letak pencemaran 9. Pranamartha AAGMK. Faktor Virulensi


air yang diproduksi. Salmonella enterica Serovar Typhi.
Intisari Sains Medis. 2015;4(1):66–9.
DAFTAR PUSTAKA 10. Sudibyo A. Pengendalian keamanan dan
1. Deril M, H N. Uji parameter air minum penerapan HACCP pada industri Air
dalam kemasan (AMDK) di Kota Minum dalam Kemasan. War
Surabaya. J Ilm Tek Lingkung. IHP/Journal Agro-Based Ind. 2007;24.
2010;6(1):55–60. 11. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2. Raksanagara AS, Fitriyah S, Afriandi I, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid
Iskandar H, Sari SYI. Aspek Internal Keputusan Menteri Kesehatan Republik
dan Eksternal Kualitas Produksi Depot Indonesia Nomor 364. Jakarta: Menteri
Air Minum Isi Ulang: Studi Kualitatif di Kesehatan Republik Indonesia; 2006.
Kota Bandung. Maj Kedokt Bandung. 20–35.
2018;50(1):53–60. 12. Setyaningrum S. Kontaminasi patogen
3. Putra IBAB. Kandungan bakteriologis, pada sumber air dan upaya penyisihan
flourida pada Air minum isi ulang dan patogen dalam proses produksi air
evaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi bersih. Inst Teknol Bandung.
depot air minum di wilayah Kecamatan 2015;(December):1–9.
Denpasar Barat pada tahun 2016 13. Natalia L, Bintari S, Mustikaningtyas D.
[Skripsi]. [Denpasar]: Universitas Kajian Kualitas Bakteriologis Air
Udayana; 2016. Minum Isi Ulang Di Kabupaten Blora.
4. Badan Pusat Statistik Indonesia. Unnes J Life Sci. 2013;2(2):71–7.
Statistik kesejahteraan rakyat. Jakarta: 14. Selomo M, Natsir MF, Birawida AB,
Badan Pusat Statistik; 2018. Nurhaedah S. Hygiene dan sanitasi
5. Ulfa A. Uji bakteriologis air minum Depot Air Minum Isi Ulang di
FTG dalam kemasan Kecamatan Campalagian Kabupaten
yang beredar di Kota Banda Aceh Polewali Mandar. J Nas Ilmu Kesehat.
[Skripsi]. [Aceh] Universitas Syiah 2018;1:1–11.
Kuala; 2014. 15. Bharadwaj ND, Sharma AK. Detection
6. Sulistio D. Uji keberadaan bakteri of Escherichia Coli , Staphylococcus
Escherichia coli dan Salmonella typhi Aureus and Salmonella Typhi in
pada air minum isi ulang di Kelurahan Drinking Water of Government
Antang Kota Makassar [Skripsi]. Institutions. Int J Eng Sci Res Technol.
[Makassar]: Universitas Islam Negeri 2016;5(7):769–74.
Alauddin Makassar; 2012.
7. Jonanda HO, Djamal A. Identifikasi
Bakteri Coliform pada Kontak
Permukaan Galon Air Minum Isi Ulang
Distribusi Akhir di Kecamatan Bungus.
J Kesehat Andalas. 2016;5(2):421–4.
8. Afif F. Artikel Penelitian Identifikasi
Bakteri Escherichia Coli pada Air
Minum Isi Ulang yang Diproduksi
Depot Air Minum Isi Ulang di
Kecamatan Padang Selatan.
2015;4(2):376–80.

133
Homeostasis, Vol. 3 No. 1, April 2020: 129-134

134

Anda mungkin juga menyukai