Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL BAKTERI LINGKUNGAN

“Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode Mpn” dan


“Identifikasi Bakteri Coliform Pada Kontak Permukaan Galon Air
Minum Isi Ulang Distribusi Akhir Di Kecamatan Bungus”

Disusun

Ziki Dwi Permana (036)

Gilang Satria Ade Wibawa (037)

Dyana Aryaningtyas (047)

Angelia Intan Savitri (048)

D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019/2020
ZIKI DWI PERMANA, P1337434117036

PENDAHULUAN

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup khususnya sebagai air minum, namun air juga menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan terhadap si pemakai khususnya diare. Oleh karena itu, air harus
bebas dari pencemaran dan memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai dengan
kebutuhan kadar di dalam tubuh manusia (Sutrisno, 1996). Air yang harus diminum
adalah air yang sehat yang harus memenuhi persyaratan Bakteriologi, Kimia
Radioaktif dan Fisik berdasarkan KepMenKes RI No : 907/MenKes/SK/VII/2002
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, dimana untuk nilai Most
Probable Number (MPN) yaitu 0 / 100 ml contoh air yang dianalisis (Depkes, 2002).

Bakteri coliform pada umumnya tidak terdapat di air bersih, hanya terdapat di
kotoran manusia atau hewan. Jika terdapat coliform maka hal ini memungkinkan
kontaminasi bakteri yang bersifat patogen dan bisa menimbulkan penyakit seperti
diare. Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :

1) Coliform fekal, contoh : Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal


dari kotoran hewan dan manusia. Adanya Escherichia coli dalam air minum,
hal ini menunjukkan bahwa air minum yang dikomsumsi telah terkontaminasi
oleh feses manusia, oleh karena itu standar air minum mensyaratkan
Escherichia coli harus 0/100 ml.
2) Coliform non fekal, contoh : Enterobacter aerogenes. Bagi manusia air
minum ialah salah satu kebutuhan utama karena mengingat air sebagai faktor
utama dalam penularan penyakit khususnya dalam masyarakat, maka tujuan
utama penyedian air bersih atau air minum adalah untuk mencegah penyakit
yang dibawa oleh air (Suriawira, 1996).
GILANG SATRIA ADE WIBAWA, P1337434117037

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian pada jurnal pertama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan April-Oktober 2014. Sedangkan pada jurnal kedua dilakukan di Laboratorium
IPA Pendidikan Biologi IAIN Raden Fatah Palembang waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret 2014. Alat yang digunakan di kedua penelitian tersebut sama yaitu :
incubator, tabung reaksi, mikropipet, rak tabung reaksi, lampu spritus, tabung
durham, autoclave dan pipet tetes. Media yang digunakan pada kedua penelitian ini
yaitu Lactose Broth (LB), Brilian Green Lactose Bile Broth (BGLB), NaCl fisiologis
0,9% dan aquadest.

Sampel yang digunakan pada jurnal pertama yaitu 12 unit sumur gali yang
masih aktif digunakan yang berjarak kurang dari 10 m dari jamban penduduk RT V
Kelurahan Padang Jati, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Sampel yang digunakan pada jurnal kedua yaitu air steril yang berkontak
permukaan galon air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang sebanyak 9 depot
dengan 2 galon masing-masing depot. Sampel yang diambil kemudian dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi dengan menggunakan Most Probably Number Test (MPN)
dengan formula pada jurnal pertama yaitu menggunakan tabel MPN 555 formula
Thomas dan pada jurnal kedua menggunakan table MPN 333 formula Thomas.
DYANA ARYANINGTYAS, P1337434117047

HASIL PENELITIAN

Pada jurnal pertama dengan judul “Uji Kualitas Air Sumur dengan Menggunakan
Metode MPN”

Dari tabel I dapat di lihat bahwa ke-12 sumur gali yang jaraknya kurang dari
10 meter dari jamban di wilayah RT.V Kelurahan Padang Jati ternyata ditemukan
100% mengandung Coliform dan Colitinja, sehingga air tersebut tidak layak untuk di
konsumsi sebagai bahan baku air minum oleh masyarakat.
Pada Jurnal Kedua dengan judul “Identifikasi Bakteri Coliform pada Kontak
Permukaan Galon Air Minum Isi Ulang Distribusi Akhir di Kecamatan Bungus”

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa jumlah tabung yang positif pada tes
presumtif sebanyak 74 tabung (45,7%) dari total tabung reaksi yang digunakan dari
hasil tersebut didapatkan 16 dari 18 sampel (88,9%), semua sampel kecuali sampel
2a dan 6b menunjukkan hasil positif pada tes presumtif. Sampel yang positif
dilanjutkan ke tes konfirmatif. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
hasil positif pada test presumtif menunjukkan adanya pertumbuhan koloni Coliform
pada medium yang digunakan, sehingga hasil positif pada tes konfirmatif dapat
dimasukkan ke dalam tabel jumlah perkiraan terdekat untuk mendapatkan total
bakteri Coliform yang terkandung dalam 100 ml sampel air.
ANGELIA INTAN SAVITRI, P1337434117048

PEMBAHASAN

Menurut Widiyanti (2002) sampel yang menunjukkan hasil yang positif


dikarenakan bakteri tersebut memfermentasikan laktosa yang menghasilkan asam dan
gas pada tabung BGLB. Dari hasil penelitian jurnal pertama terhadap nilai MPN pada
air sumur gali di RT V Kelurahan Padang Jati ternyata secara bakteriologis air di
daerah tersebut tidak memenuhi persyaratan yang dianjurkan menurut KepMenkes RI
No. 907/menkes/SK/VII/2002. Sedangkan kadar maksimum Escherichia coli
diperbolehkan untuk air minum menurut KepMenKes Ri No :
907/MenKes/Sk/VII/2002 adalah 0 atau harus bebas dari mikroorganisme patogen
yang biasanya berasal dari tinja, sedangkan 100% sampel air di RT V Kelurahan
Padang Jati mengandung Coliform dan Coli tinja. Bakteri Coliform dalam jumlah
yang banyak bersama-sama dengan tinja akan mencemari lingkungan. Menurut
Widiyanti (2002) Bukti keberadaan Coliform dalam sampel air menunjukkan bahwa
air tercemar oleh bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit khususnya
diare, sehingga bakteri Coliform dijadikan sebagai indikator pencemaran makanan
dan air .

Hasil penelitian yang didapat dari 18 sampel kontak permukaan galon air
minum di Kecamatan Bungus, Padang, yang terdiri dari 2 galon di 9 depot air minum
isi ulang adalah 3 sampel dari 18 sampel kontak permukaan galon air minum isi ulang
distribusi akhir menunjukkan indeks MPN yang tidak memenuhi syarat bakteriologis
dengan nilai indeks MPN pada sampel nomor 1a yang menunjukkan indeks MPN
>1100, sampel nomor 1b yang menunjukkan indeks MPN 240, dan sampel nomor 2b
yang menunjukkan indeks MPN 1100. Nilai MPN ini melebihi dari standar yang
ditetapkan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No.46 Tahun 1990 tentang
persyaratan kualitas air bersih adalah tidak boleh mengandung bakteri golongan
coliform lebih dari 50/100 cc air. Nilai indeks MPN yang rendah pada selain sampel
nomor 1a, 1b dan 2b mungkin karena pengusaha depot air minum sudah menjaga
hygiene yang baik dan proses pembersihan yang baik pada galon air minum. Hasil
pemeriksaan pada sampel yang melebihi syarat bakteriologis menurut standar yang
ditetapkan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No.46 Tahun 1990
menunjukkan terdapatnya bakteri coliform pada umumnya berada di feses manusia
dan hewan. Akan tetapi, keberadaannya dapat menandakan telah terjadi kontaminasi
tinja pada air dan memungkinkan terdapat bakteri patogen lain di permukaan galon
air minum isi ulang. Sampel dengan hasil interpretasi positif pada presumptive test
maka diindikasikan keberadaan bakteri yang memfermentasikan laktosa. Kemudian
dilanjutkan confirmative test untuk memastikan adanya bakteri coliform.

KESIMPULAN

Kedua jurnal tersebut membahas konteks penelitian yang sama yaitu


mengenai pemeriksaan Most Probable Numeric (MPN) dengan sampel dan formula
Thomas berbeda. Sehingga hasil yang didapatkan juga berbeda. Pada jurnal pertama
semua sampel dinyatakan mengandung bakteri coliform, sedangkan sampel pada
jurnal kedua dinyatakan 3/18 tidak layak untuk dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal pertama oleh Riri Novita Sunarti Dosen Biologi , Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang.

Jurnal kedua oleh Herik Okta Jonanda, Aziz Djamal dan Yulistini dari Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang

Anda mungkin juga menyukai