Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI JAMUR PADA KERAN PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

DAN AIR MINUM ISI ULANG DIKABUPATEN KARANGANYAR

Winda Ribdiyana1, M Taufiq Qurrohman1


1
Program Studi Sarjana Terapan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nasional

Kebutuhan air minum oleh masyarakat semakin tinggi menjadikan banyaknya Depot Air Minum, tetapi tidak diimbangi
dengan kualitasnya, dalam prakteknya banyak Depot Air Minum tidak memperhatikan higiene sanitasi dari peralatan yang
digunakan dalam proses produksi, salah satunya adalah keran pengisian air minum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
jenis jamur pada keran air minum dan pada air minum isi ulang. Penelitian ini dengan metode penelitian deskriptif dengan
dua faktor perlakuan yaitu pemeriksaan identifikasi jamur pada keran pengisian air dan pemeriksaan identifikasi jamur pada
air yang melalui keran pengisian air tersebut. Sampel diambil 50% depot air minum masing-masing kecamatan di
Kabupaten Karanganyar. Identifikasi jamur dilakukan swab dengan cotton swab steril. Data dianalisis menggunakan metode
anova. Hasil penelitian menunjukkan jamur pada keran pengisi ditemukan sebesar 40.74% jamur Aspergilus sp, jamur
Penicillium sp 27.78%, jamur Fussarium sp 1.85% sedangkan pemeriksaan pada air minum ditemukan jamur Aspergilus sp
sebesar 31.48%, jamur Penicillium sp 16,6% dan jamur Fussarium sp 1.85%. Hasil uji anova diketahui tidak terdapat
perbedaan hasil pemeriksaan pada keran pengisi air dan air minum dengan p-value 0.124 > 0.05. Kesimpulan penelitian ini
jenis jamur terbanyak yang ditemukan adalah Aspergillus sp dan tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan identifikasi jamur
pada keran pengisi air dan air minum.

Keyword : Jamur, Keran Pengisian Air Minum Isi Ulang dan Air Minum Isi Ulang.

IDENTIFICATION OF MUSHROOMS ON THE FILLING TAUGHT OF


DRINKING WATER REFILL AND DRINKING WATER RESULTS IN
KARANGANYAR DISTRICT

ABSTRACT

The demand for drinking water by the community is getting higher, causing the number of Refill Drinking Water Depots, but
it is not matched by its quality, in practice many Refill Drinking Water Depots do not pay attention to the sanitary hygiene of
the equipment used in the production process, one of which is the drinking water filling tap. The purpose of this study was to
determine the types of fungi in drinking water taps and in refill drinking water. This research is a descriptive research
method with two treatment factors, namely an examination of the identification of fungi in the water filling faucet and an
examination of the identification of fungi in the water through the water filling faucet. Samples were taken from 50% of
refill drinking water depots in each sub-district in Karanganyar Regency. Identification of the fungus was swab with a sterile
cotton swab. The data were analyzed using the ANOVA method. The results showed that 40.74 % of Aspergillus sp was
found in the filling tap, 27.78% of Penicillium sp., 1.85% of Fussarium sp., while examination of refill drinking water found
31.48% of Aspergillus sp., 16.6 Penicillium sp. % and 1.85% Fussarium sp. The results of the ANOVA test revealed that
there was no difference in the results of the inspection on the water filling faucet and refilled drinking water with p-value
0.124 > 0.05. The conclusion of this study was that the most common type of fungus found was Aspergillus sp. and there
was no difference in the results of the fungal identification examination on water filling taps and refill drinking water.

Key words: Mushrooms, Refill Drinking Water Filling Faucet and Refill Drinking Water..

Korespondensi : Winda Ribdiyana1. Program Studi Sarjana Terapan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nasional.
Jl.Raya Solo- Baki , Kwarassan Grogol Sukoharjo. mobile 081329185661, email m.taufiqqurrohman@stikesnas.ac.id
PENDAHULUAN kotor dan berjamur. Jamur patogen akan mudah
tumbuh pada tempat yang lembab dan suasana
Tinggi kebutuhan masyarakat akan air minum tropis. Pembersihan keran yang tidak rutin bisa
maka banyak bermunculan Depot Air Minum Isi menyebabkan tumbuhnya jamur pada keran tersebut
Ulang (DAM) akan tetapi banyaknya DAM tidak dan mencemari kualitas air minum yang dihasilkan.
diimbangi dengan kualitasnya, banyak masyarakat Jika air tersebut secara sering dikonsumsi
sebagai konsumen hanya mencari harga yang murah masyarakat dikhawatirkan akan berdampak pada
tanpa melihat kualitas air yang dibelinya (Telan kesehatan masyarakat.
dkk., 2015). Jamur bisa menjadi kontaminan dalam air
Air minum adalah air yang melalui proses minum, merupakan mikroorganisme eukariotik dan
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang heterofik, terbagi kedalam kelompok bersel tunggal
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung (uni-seluler) dan berfilamen (multi-seluler).
diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila Penyebarannya dapat dilakukan melalui spora.
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, Jamur juga memproduksi metabolit sekunder,
kimiawi dan radioaktif (Rumondor dkk.,2014). Air beberapa diantaranya racun. Beberapa spesies dan
minum merupakan kebutuhan utama dalam metabolit yang mereka hasilkan dapat berupa
kehidupan, harus tidak terkontaminasi patogen pada manusia atau alergan (Indrawati,
mikroorganisme patogen, seperti jamur, bakteri, 2016).Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
virus dan parasit (Indrawati, 2016). jenis jamur pada keran air minum dan pada air
Masyarakat perlu dilindungi dari resiko minum isi ulang, dan ada tidaknya perbedaan jamur
penyakit bawaan air akibat mengkonsumsi air pada keran pengisian air minum isulang dan pada air
minum yang berasal dari air minum isi ulang yang minum isi ulang yang melalui keran tersebut
tidak memenuhi standar baku mutu dan persyaratan
higiene sanitasi, Hal tersebut merupakan dasar METODE PENELITIAN
pertimbangan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Penelitian yang dilakukan bersifat deksriptif
Higiene Sanitasi Depot Air Minum dengan 2 faktor perlakuan yaitu pemeriksaan
(Rohmania,2012). identifikasi jamur pada keran pengisian air dan
Air minum dalam kemasan diproduksi oleh pemeriksaan identifikasi jamur pada air yang
industri melalui mesin otomatis dan disertai dengan melalui keran pengisian air. Penelitian ini dilakukan
pengujian kualitas air sebelum diedarkan pada dari bulan pada bulan Februari sampai dengan bulan
masyarakat. Pada beberapa tahun ini masyarakat Mei 2021. Sampel pada penelitian ini adalah 50%
merasa bahwa air minum dalam kemasan semakin depot air minum isi ulang di Kabupaten
mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu depot Karanganyar yang berjumlah 54. Sampel yang
air minum (DAM). Depot air minum adalah badan diambil telah memenuhi kriteria inklusi yaitu depot
usaha yang mengelola air minum untuk keperluan air minum isi ulang yang terdaftar di UPT
masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas Laboratorium Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
(Rumondor dkk., 2014). Pemeriksaan identifikasi jamur menggunakan
Pada wilayah Kabupaten Karanganyar sampel swab dengan cotten swab steril pada media
diberlakukan pemeriksaan kualitas air minum isi PDA. Data dianalisis menggunakan uji statistik
ulang secara rutin setiap bulan sekali, hal tersebut deskriptif dan uji Anova..
berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Alat
Sanitasi Depot Air Minum. Dalam praktek Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
pelaksaannya banyak pengusaha Depot air minum cawan petri, botol sampel seteril, pembakar spritus,
kurang memperhatikan higiene sanitasi dari pinset, gunting, obyek glass, deck glass, mikroskup,
peralatan yang digunakan dalam proses produksi, corong, beker glass.
salah satunya adalah keran pengisian air minum.
Banyak didapati diwilayah Kabupaten Karanganyar Bahan
saat pengisian air minum keran pengisiannya terlihat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri alpha (α) atau signifikansi 5%. Dapat diambil
dari Lactho Phenol Cotten Blue (LPCB), media kesimpulan, jika: p < α, maka H 0 ditolak,
PDA (Pottato Dectrose Agar ), kertas saring, cotten kesimpunnya terdapat perbedaan hasil pemeriksaan
swab steri. jika pengambilan dari keran langsung dan dari air
yang melewati keran tersebut. P > α, maka H 0
Prosedur Penelitian diterima, kesimpulannya tidak terdapat perbedaan
hasil pemeriksaan jika pengambilan dari keran
Pengambilan sampledilakukan dengan cara langsung dan dari air yang melewati keran tersebut
melaukan swab pada keran pengisian air dengan
cotten swab steril kemudian langsung digoreskan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada media PDA. Sample air minum isi ulang
tersebut diambil secara septis menggunakan botol Hasil Penelitian
steril. Penelitian dilakukan mulai Tanggal 5 Mei
2022 sampai dengan tanggal 21 Juni 2021.
Penanganan sampel Penelitian dilakukan pada 54 depot air minum di
wilayah Kabupaten Karanganyar. Pada penelitian
Pertama goreskan cotten swab yang sudah ini jumlah sampel yang diperiksa tidak sesuai dari
digunakan untuk menswab keran pengisian air pada target awal penelitian. Jumlah depot air minum
media Pottato Dectrose Agar (PDA). Simpan yang terdaftar di Kabupaten Karanganyar yang
sample tersebut pada suhu kamar selama masa berjumlah 174 buah. Rencana awal pengambilan
inkubasi kurang lebih 3-5 hari . Kemudian sample dilakukan pada 50% dari depot air minum yang
air minum yang sudah diambil tersebut disaring terdaftar, dengan metode random sampling, tetapi
menggunakan kertas saring.Selanjutnya, lakukan karena situasi pandemi banyak depot air minum
swab pada kertas saring bekas saringan air tersebut yang menutup usahanya sehingga sampel yang
dengan cotton swab steril.Kemudian goreskan hasil diambil tidak sesuai dengan target awal. Sampel
swab tersebut pada media Pottato Dectrose agar diambil pada penelitian ini adalah 54 Depot Air
(PDA). Masa inkubasi pada suhu kamar Minum di wilayah Kabupaten Karanganyar.
membutuhkan waktu kurang lebih 3-5 hari. Berdasarkan penelitian terhadap keran
pengisian air minum dan air minum isi ulang yang
Pemeriksan identifikasi jamur melewati keran tersebut di dapatkan hasil 48,15%
keran pengisian air minum isi ulang mengandung
Perhatikan pembiakan kapang dengan lensa jamur, sedangkan pada air minumya didapatkan
genggam, amati perkembangannya dan catatlah hasil 46,30%. Adapun data hasil penelitian Keran
morfologi pertumbuhan koloni kapang Pengisian dan Air Minum Isi Ulang Sebagai berikut:
tersebut.Selanjutnya siapkan obyek glass dan
teteskan 1 tetes Lacto Phenol Cotten Blue (LPCB). Tabel 1.Prosentase hasil Jamur pada Keran Pengisi
Kemudianambillah semple biakan kapang dengan danAir MinumIsi Ulang
selotif secara aseptif. Lakukan secara hati-hati dan
pelan-pelan untuk mencegah rusaknya struktur Sampel
fungi. Lakukan proses pengamatan pada preparat Jamur Keran Air Minum
tersebut dengan menggunakan mikroskup binokuler Pengisi Isi Ulang
perbesaran 10 X dan 40X. Kemudian catat hasil Penicillium sp 27,78% 16,6%
pengamatan. Lakukan pengamatan pada Fussarium sp 1,85% 1,85%
perkembangan sel hifa dan sporanya. Kemudian Aspergilus sp 40,74% 31,48%
lakukan identifikasi jamur yang berkembang pada
semple pengujian tersebut. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada keran
pengisi ditemukan sebesar 40.74% jamur Aspergilus
Analisis Data Penelitian sp, jamur Penicillium sp sebesar 27.78%, jamur
Data yang diperoleh dianalisis dengan Fussarium sp sebesar 1.85% sedangkan
metode Annovamenggunakan SPSS 16.0 (Statistical pemeriksaan pada air minum isi ulang ditemukan
Product and Service Solutions 16.0). Diketahui nilai jamur Aspergilus sp sebesar 31.48%, jamur
Penicillium sp sebesar 16,6% dan jamur Fussarium melakukan pembersihan pada keran pengisian air,
sp sebesar 1.85%. Pada penelitian ini didapatkan selain itu kelembaban pada keran pengisian juga
hasil jamur Penicillium sp, Fussarium sp, Aspergilus menjadi peyebab tumbuhnya jamur didalam keran
sp. pengisian air.
Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Identifikasi Jamur Aspergilus sp dapat menyebabkan
Jamur pada Keran Pengisi dan Air Minum Isi Ulang. peradangan, granulomatosa, penyakit “narcotizing”
pada paru, dan organ-organ lain, dan penyakit
diseminata yang mematikan. Penicillium spbaru-
Jumlah Rerata Std. p-value
Kelompok baru ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru
Deviasi
diseminsi, penyebab utamanya Penicillium
KeranPengi 32 4.88 9.196 0.124 marneffei yang berada di dalam tubuh pasien
sian penderita AIDS. Adapun Fusarium sp dapat
Air Minum 21 1.71 1.056 menginfeksi manusia dan menyebabkan peritonitis,
onikomikosis, infeksi tulang, dan endoftalmitis.
Isi Ulang
Apabila menyerang inang imunosupresif maka
Hasil uji anova pada tabel 2 menunjukkan infeksi yang terjadi biasanya bersifat menyebar,
bahwa rerata jumlah koloni jamur pada keran seperti infeksi sistem saraf pusat, pneumonia,
pengisian 4.88 + 9.196 dan jumlah rerata koloni sinusitis, abses otak, dan lain-lain ( Indrawati,2016).
jamur pada air minum isi ulang sebanyak 1.71 + Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
1.056 dengan nilai p 0.124 > 0.05. Hasil tersebut yang dilakukan oleh Irawan dkk (2019) bahwa
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan terdapat jamur Aspergillus sp dan Penicillium sp
hasil pemeriksaan identifikasi jamur pada keran atau jamur patogen tersebut dikarenakan jamur
pengisi air dan air minum isi ulang Depot Air berada di tempat-tempat yang lembab dan berada di
Minum di Kabupaten Karanganyar
udara bebas sehingga air tersebut mudah
Pembahasan terkontaminasi oleh jamur. Mayoritas jamur
Aspergillus sp di depot air minum isi ulang biasanya
Jamur-jamur yang berhasil di identifikasi dari disebabkan kualitas air yang tidak baik atau
sampel yang diambil di depot air minum isi ulang tercemar, sebagaimana penelitian Cyrilla dkk (2018)
Kabupaten Karanganyar adalah Aspergilus sp, bahwa sebesar 30.0% terdapat jamur Aspergillus
Penicillium sp dan Fussarium sp yang terdapat pada pada air sumur yang tercemar. Jamur Aspergillus
keran pengisi dan air minum isi ulang, dimana jamur yang yang ditemukan pada air beperan sebagai agen
tersebut merupakan jamur yang bersifat patogen. penyebab penyakit seperti penyakit ginjal, liver,
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa jika pada alergi, luka, dan meningkatkan resiko infeksi invasif
keran pengisian air teridentifikassi jamur maka pada (Suriaman, 2017).
air minum yang dihasilkan juga terdapat jamur yang Selain jamur Aspergillus sp, Jamur yang
sama walaupun jumlahnya lebih sedikit, tetapi hal sering tumbuh pada air minum isi ulang yaitu jamur
tersebut menggambarkan bahwa kemungkinan besar Penicillium sp sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Tirtaliana (2019) bahwa Penicilium
sepora jamur pada keran pengisian ikut terbawa
sp merupakan salah satu dari jamur yang biasa
pada air minum isi ulang yang dihasilkan. ditemukan di dalam air, Penicilium memiliki
Berdasarkan hasil pantauan pada saat beberapa bagian yaitu miselium, spora, hifa.
pengambilan sampel banyak ditemukan kran Miselium merupakan masa hifa membentuk jamur
pengisian air minum isi ulang yang kotor. Hal atau kumpulan dari hifa yang bercabang-cabang.
tersebut menandakan kurangnya higiene sanitasi Hifa merupakan benang-benang halus yang
pengelola depot air minum. Teridentifikasinya jamur berfungsi untuk menyerap makanan dari
dalam penelitian ini kemungkinan disebabkan lingkungannya. Septa merupakan bagian hifa yang
karena pengusaha depot air minum tidak rutin memiliki sekat antar sel. Jamur Penicillium sp
tumbuh dikarenakan pengaruh lingkungan yang Puskesmas Oepoi Kota Kupang. Jurnal Info
kurang bersih atau bahkan bisa saja karena Kesehatan, Vol. 14, No 2, hal. 969-973.
pencucian galon yang kurang bersih pada saat Tirtaliana, Baiq Ayu. 2019. Isolasi Dan Identifikasi
melakukan isi ulang air (Tirtaliana, 2019). Jamur (Fungi) Pada Air Galon Isi Ulang
(Kelurahan Gomong, Kecamatan
Daftar Pustaka Selaparang, Kota Mataram). Skripsi UIN
Mataram.
Cyrilla, RC., Humairoh D, dan Nela FV., 2018. Wandrivel R, Suharti N, Lestari Y. 2012. Kualitas
Isolasi Dan Identifikasi Jamur Aspergillus air minum yang diproduksi di depot air
sp. Pada Sumur Di Desa Sanan Kabupaten minum isi ulang di Kecamatan Bungus
Tulungagung Dengan Metode Pengenceran. Padang berdasarkan persyaratan
Prosiding Seminar Nasional Sains, mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas.
Teknologi dan Analisis Ke-1, hal. 156-160. Vol. 1 No. 3.
Defra. 2011. A Review of Fungi in Drinking Water Wandrivel, R., Suharti, N., dan Lestari, Y. 2012.
and The Implications for Human Health. Kualitas Air Minum Yang Diproduksi
Final Report Bio Intelligence Service. Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan
France Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan
Hussain, T., Ishtiaq, M., Hussain, A., and Sultana, Mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas.
K. 2011. Study of Drinking Water Fungi and 1(3) : 129-133.
its Pathogenic Effects on Human beings
From District Bhimber, Azad Kashmir,
Pakistan. Pak. J. Bot. 43(5): 2581-2585.
Indrawati, Ida dan Sarah Dewi Fakhrudin. 2016.
Isolasi dan Identifikasi Jamur Patogen pada
Air Sumur dan Air Sungai di Pemukiman
Warga Desa Karangwangi, Cianjur, Jawa
Barat. Jurnal Biodjari. Vol. 1. No. 1, hal.
27-38.
Parveen, S., Lanjewar, S., Sharma, K., and Kutti, U.
2011. Isolation of Fungi from the Surface
Water of River. Journal of Experimental
Sciences. 2(10): 58-59
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Rumondor, PP., Porotu’o, J., dan Waworuntu O.,
2014. Identifikasi Bakteri Pada Depot Air
Minum Isi Ulang Di Kota Manado. Jurnal
e-Biomedik (eBM), Vol 2, No 2, Juli 2014,
hal. 1-4.
Suriaman, E., Apriliasari WP., 2017. Uji Mpn
Coliform Dan Identifikasi Fungi Patogen
Pada Air Kolam Renang Di Kota Malang.
Jurnal Sain Health. Vol. 1 No. 1, hal. 15-22.
Telan, AB., Agustina dan Dukabain, OM., 2015.
Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot
Air Minum (Damiu) Di Wilayah Kerja

Anda mungkin juga menyukai