Anda di halaman 1dari 14

Analisis Kualitas Air Sumur Gali Ditinjau Dari Parameter Kimia (Cl Dan

Fe) Di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru

1
Andi Rizky Amaliah
2
Ardianti

1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, Indonesia

Alamat Korespondensi:

Nama Koresponden : Andi Rizky Amaliah


Bagian : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Institusi penulis : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
No.Hp / telfn : 0853 2999 9299
Email penulis : qkyrizkyamaliah@yahoo.com

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 91


Vol. 5 No.2, September 2020
ABSTRAK

Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya sebagai air minum, namun air juga menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan misalnya diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air sumur gali ditinjau dari
parameter kimia (Cl dan Fe) di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah air
sumur gali sebanyak 12 yang berada di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru kemudian
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sumur gali parameter kimia
Cl di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru dari 12 sumur gali yang diteliti ternyata 4
sumur gali tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu ≤ 600 mg/l. sedangkan kualitas sumur gali parameter kimia Fe
di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru dari 12 sumur gali yang diteliti ternyata 2 sumur
gali tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu ≤ 1,0 mg/l. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa
kualitas air sumur gali berdasarkan parameter kimia Cl, 4 dari 12 sumur gali yang diperiksa tidak memenuhi
syarat kesehatan dan Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter kimia Fe, 2 dari 12 sumur gali yang
diperiksa tidak memenuhi syarat kesehatan. Disarankan bagi petugas kesehatan setempat agar kiranya bisa turun
memeriksa sumur-sumur gali masyarakat.

Kata Kunci : Kualitas air, Sumur Gali, Cl, Fe

ABSTRACT

Water is needed by living things especially as drinking water, but water also causes various health problems
such as diarrhea. The purpose of this study was to determine the quality of dug well water in terms of chemical
parameters (Cl and Fe) in Mangempang Village, Barru District, Barru Regency. This type of research is survey
research with a descriptive approach. The sample in this study was 12 dug well water in Mangempang Sub-
District, Barru Sub-District, Barru District, and then conducted a laboratory examination. The results showed
that the quality of Cl chemical wells dug Cl in Mangempang Village Barru District Barru Regency of the 12 dug
wells studied turned out to be 4 dug wells not meeting health requirements that are ≤ 600 mg / l. while the
quality of the dug wells chemical parameters Fe in Mangempang Village Barru District Barru Regency of the 12
dug wells studied turned out to be 2 dug wells not meeting health requirements that are ≤ 1.0 mg / l. Conclusions
obtained in this study that the quality of dug well water based on chemical parameters Cl, 4 of the 12 dug wells
examined did not meet health requirements and the dug well water quality based on chemical parameters Fe, 2
of the 12 dug wells examined did not meet health requirements. It is recommended for local health workers to be
able to go down to inspect community dug wells.

Keywords : Water quality, well water, Cl, Fe

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 92


Vol. 5 No.2, September 2020
PENDAHULUAN suatu bangsa di masa yang akan datang. Di
Air adalah materi esensial di dalam Indonesia, diare masih merupakan
kehidupan. Air sangat dibutuhkan oleh penyebab utama kematian anak berusia di
makhluk hidup khususnya sebagai air bawah lima tahun. Laporan Riskesdas
minum, namun air juga menimbulkan menunjukkan diare sebagai penyebab 31%
berbagai gangguan kesehatan terhadap si kematian anak usia antara 1 bulan hingga
pemakai khususnya diare. Oleh karena itu, satu tahun, dan 25% kematian anak usia
air harus bebas dari pencemaran dan antara satu sampai empat tahun. Angka
memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai diare pada anak-anak dari rumah tangga
dengan kebutuhan kadar di dalam tubuh yang menggunakan sumur terbuka untuk
manusia (Rini Novita Sunarti, 2015). Air air minum tercatat 34% lebih tinggi
dapat menjadi sumber bencana apabila dibandingkan dengan anak-anak dari
tidak tersedia sebagaimana peruntukannya. rumah tangga yang menggunakan air
Secara kuantitas, distribusi airtanah di ledeng (Unicef Indonesia, 2012).
muka bumi tidak merata dan bervariasi Data dari WHO (Wordl Health
menurut ruang dan waktu, sedangkan Organisation) tahun 2013 menunjukkan
secara kualitas, air tanah mengandung angka kematian sekitar 10 juta penduduk
senyawa kimia dan organik baik dalam setiap tahun oleh berbagai penyakit yang
skala kecil bahkan berlebihan dan mudah berkaitan dengan pencemaran air. Diare
terkontaminasi oleh bahan pencemar (E. R. merupakan penyakit yang paling sering
Tuwu dan S.C.R. Kete, 2017). terjadi akibat pencemaran air. Angka
Sanitasi dan perilaku kebersihan kejadian diare pada tahun 2013 yaitu
yang buruk serta air minum yang tidak sebesar 3,5% dan khusus di Sulawesi
aman berkontribusi terhadap 88 persen Selatan yaitu 5,2% (Riskesdas, 2013).
kematian anak akibat diare di seluruh Berdasarkan profil kesehatan
dunia. Bagi anak-anak yang bertahan provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016
hidup, seringnya menderita diare menunjukkan persentase keluarga menurut
berkontribusi terhadap masalah gizi, jenis sarana air bersih yang digunakan
sehingga menghalangi anak-anak untuk untuk keperluan rumah tangga dan untuk
dapat mencapai potensi maksimal mereka. keperluan air minum. Secara nasional,
Kondisi ini selanjutnya menimbulkan persentase tertinggi jenis sarana air bersih
implikasi serius terhadap kualitas sumber yang digunakan untuk keperluan rumah
daya manusia dan kemampuan produktif tangga adalah air sumur gali terlindung

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 93


Vol. 5 No.2, September 2020
(27,9%), sumur bor/pompa (22,2%), dan Yang menjadi populasi dalam penelitian
air ledeng/PAM (19.5%). Sedangkan ini adalah semua sumur gali yang ada di
persentase tertinggi jenis sarana air bersih Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru
yang digunakan untuk air minum adalah Kabupaten Barru dengan jumlah sumur
sumur gali terlindungi (24,7%), air yang beresiko (sumur terbuka) sebanyak
ledeng/PAM (14,2%) dan sumur 116 unit.
bor/pompa (14%) (Profil Kesehatan Prov Sampel dalam penelitian ini adalah
Sulawesi selatan, 2016). 10% dari seluruh sumur gali yang beresiko
Akses air minum pada tahun 2014 yaitu 116 di Kelurahan Mangempang
menurut data dari bidang P2PL Kecamatan Barru Kabupaten Barru yaitu
(Pengendalian Penyakit dan Penyehatan sebanyak 12 sumur gali. Jika subjeknya
Lingkungan) sebesar 70,37 % dibanding kurang dari 100 sebaiknya diambil
tahun 2013 terjadi peningkatan capaian semuanya, jika subjeknya besar atau lebih
dari sebesar 68,8 % dan mengalami dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-
penurunan jika dibandingkan pada tahun 25% atau lebih (Suharsimi Arikunto,
2012 yaitu sebesar 89.2 %. Persentase 2010). Metode penarikan sampel dilakukan
tertinggi adalah dengan menggunakan secara Purpossive sampling yaitu dengan
sumur gali terlindung sebesar 21,2% didasarkan pada suatu pertimbangan dan
(Profil Kesehatan Kabupaten Barru 2014). kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk sendiri.
mengetahui kualitas air sumur gali HASIL
Kelurahan Mangempang ditinjau dari Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
parameter klorida (Cl) dan ditinjau dari Air sumur yang dijadikan sampel diambil
parameter (Fe). dari beberapa titik yang ada di Kelurahan
METODE Mangempang, dimana pada Kelurahan
Jenis penelitian ini adalah penelitian Mangempang terdapat 5 Lingkungan yaitu
survei dengan pendekatan deskriptif. Lingkungan Mangempang terdapat 7
Penelitian dilakukan di Lingkungan sumur gali. Lingkungan Abbatunge
Abbatunge Kelurahan Mangempang terdapat 26 sumur gali. Lingkungan
Kecamatan Barru Kabupaten Barru bulan Garongkong terdapat 10 sumur gali.
Juni tahun 2018 dan uji parameter Lingkungan Gempunge terdapat 46 sumur
dilakukan di Laboratorium Kesehatan gali. Lingkungan Padongko terdapat 27
Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan. sumur gali.

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 94


Vol. 5 No.2, September 2020
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa Permenkes RI
kualitas sumur gali parameter kimia No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
klorida (Cl) di Kelurahan Mangempang Persyaratan Kualitas Air Bersih yaitu ≤
Kecamatan Barru Kabupaten Barru dari 12 600 mg/l.
sumur gali yang diteliti ternyata hasilnya 8 Klorida adalah ion yang terbentuk
sumur gali memenuhi syarat kesehatan dan dari unsur klor yang mendapatkan satu
4 sumur gali tidak memenuhi syarat elektron untuk membentuk suatu anion
kesehatan. atau ion yang bermuatan negative ( Cl- ).
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa Kata klorida dapat pula diartikan sebagai
kualitas sumur gali parameter kimia besi senyawa kimia dimana satu atau lebih
(Fe) di Kelurahan Mangempang atom klornya memiliki ikatan kovalen
Kecamatan Barru Kabupaten Barru dari 12 dalam molekul. Tingkat toksisitas klorida
sumur gali yang diteliti ternyata hasilnya tergantung pada gugus senyawanya,
10 sumur gali memenuhi syarat kesehatan misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat
dan 2 sumur gali tidak memenuhi syarat tidak beracun, tetapi karbonil khlorida
kesehatan. sangat beracun.
PEMBAHASAN Beberapa dampak yang ditimbulkan
Standar mutu air minum atau air oleh klorida pada lingkungan adalah
untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan menimbulkan pengkaratan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan dekomposisi pada logam karena sifatnya
Republik Indonesia No. 492/Menkes/ yang korosif, ikan dan biota air tidak bisa
Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas bertahan hidup dalam kadar klorida yang
Air Minum. Sedangkan standar baku mutu tinggi serta kerusakan ekosistem pada
air bersih ditetapkan berdasarkan perairan terbuka atau eutrofikasi.
Permenkes RI Hasil penelitian yang dilakukan oleh
No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Endar Budi Sasongko, Endang Widyastuti
Persyaratan Kualitas Air Bersih. dan Rawuh Edy Priyono (2014) kandungan
a. Klorida (Cl) klorida di Sungai Kaliyasa sangat tinggi
Berdasarkan hasil pemeriksaan yaitu 17.088,55 mg/l, tidak memenuhi
laboratorium menunjukkan bahwa dari 12 baku mutu air bersih (600 mg/l). Tingginya
sumur gali terdapat 4 sumur yang memiliki klorida di Sungai Kaliyasa selain didapat
kadar klorida (Cl) dalam air tidak dari air laut yang mengandung garam, juga
memenuhi syarat sesuai berdasarkan dari limbah rumah tangga yang dibuang ke

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 95


Vol. 5 No.2, September 2020
Sungai Kaliyasa. Kotoran manusia, bahwa kadar klorida (Cl) air sumur artesis
khususnya urin mengandung klorida dalam ada di antara 43,01 - 52,45 mg/l. Batas
jumlah yang sama dengan klorida yang maksimum klorida sebagai sumber air
dikonsumsi lewat makanan dan air. bersih adalah 600 mg/l dan sebagai air
Hasil penelitian yang dilakukan oleh minum 250 mg/l. Hasil penelitian
Siti Munfiah, Nurjazuli, Onny Setiani diperoleh hasil bahwa seluruh sumur
(2013) di wilayah kerja Puskesmas Guntur artesis memiliki kadar klorida di bawah
II menunjukkan kadar klorida (Cl) air baku mutu air bersih dan air minum, yang
sumur gali 57,11-2884,57 mg/l. Kadar berarti memenuhi syarat. Hasil survey
klorida (Cl) air sumur bor 22,72-158,08 pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
mg/l. Batas maksimum klorida dalam 18 Januari 2015 Di Perum Pondok Baru
sumber air bersih adalah 600 mg/l dan air Permai di Bulak Rejo, Sukoharjo,
minum 250 mg/ l. Hasil penelitian menemukan bahwa kualitasair di sana
diperoleh sumur gali dengan kadar klorida buruk. Jika dilihat dari segi fisik, air
melebihi baku mutu air bersih sebanyak 4 berbau amis, keruh, menimbulkan warna
sumur (20%) dan 9 sumur gali (45%) kuning dan coklat pada air dan dinding
dengan kadar klorida yang melebihi baku kamar mandi. Hal tersebut
mutu air minum. Semua sumur bor (100%) mengindikasikan kandungan Fe dalam air
dengan kadar klorida yang memenuhi yang melebihi baku mutu air minum.
syarat air bersih dan air minum. Pada survey tersebut dilakukan
Sumber klorida dalam air permukaan pemeriksaan terhadap beberapa parameter
dan air tanah dapat terjadi secara alami dan fisik dan kimia pada air yang bersumber
akibat kegiatan manusia seperti air pada air tanah yang dapat berpengaruh
limpasan, penggunaan pupuk anorganik, terhadap kesehatan manusia. Parameter
air lindi dari persampahan, limbah septic fisik kualitas air tersebut meliputi warna
tank, pakan ternak, limbah industri, saluran dan total dissolved solids (TDS) sementara
drainase atau irigasi, dan intrusi air laut di parameter kimianya meliputi: besi,
wilayah pesisir. Konsentrasi klorida 250 kesadahan total, klorida, mangan, nitrat
mg/l merupakan batas maksimal sebagai N, nitrit sebagai N, pH, sulfat dan
konsentrasi yang dapat menimbulkan rasa zat organik.
asin. Berdasarkan penelitian yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Tuwu E, R dan Kete, S,
Tri Puji Kurniawan (2015) menunjukkan C,R (2017) mengatakan bahwa khlorida

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 96


Vol. 5 No.2, September 2020
memiliki kadar dalam air relative tetap. Ion Hasil penelitian Tri Puji Kurniawan
khlorida dalam air akan meningkat apabila (2015) tentang Kualitas Kimia Air Sumur
kandungan mineral meningkat, karena di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak
dipengaruhi oleh jenis batuan. Selain itu, Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
ion kholrida juga dapat bersumber dari Sukoharjo menunjukkan kadar klorida (Cl)
urine manusai yaitu sekitar enam air sumur artesis ada di antara 43,01 -
gram/hari/orang. 52,45 mg/l. Batas maksimum klorida
Hasil analisis laboratorium sebagai sumber air bersih adalah 600 mg/l
menunjukan bahwa kadar khlorida dan sebagai air minum 250 mg/l. Hasil
terrendah yaitu pada titik sampel 3 sebesar penelitian diperoleh hasil bahwa seluruh
24,16 mg/l dan tertinggi sebesar 101,2 sumur artesis memiliki kadar klorida di
mg/l pada sampel 6. Sampel 6 tersebut bawah baku mutu air bersih dan air
diambil dari rumah penduduk yang padat minum, yang berarti memenuhi syarat.
dengan kontruksi sumur yang kurang baik Hasil penelitian Nia Yuliani, Nurlela,
karena tidak memiliki lantai sumur yang Novia anggraeni Lestari (2017) tentang
kedapa air. Kondisi ini diperparah dengan Kualitas Air Sumur Bor di Perumahan
topografi agak landai dan tidak mempunyai Bekas Persawahan Gunung Putri Jawa
saluran drainase sehingga limbah rumah Barat menunjukkan bahwa kandungan
tangga dibuang begitu saja dan letak kamar klorida yang masih berada di bawah
mandi dengan sumur sangat dekat sehingga ambang batas maksimum yang
air sumur gali tersebut rentan diperbolehkan yaitu 0,5 hingga 1,8 mg/L.
terkontaminasi oleh bahan pencemar yang Kandungan klorida dari seluruh sampel
bersumber dari aktivitas penduduk sekitar. cenderung sangat rendah, dan air sumur
Berdasarkan Peraturan Menteri tidak mendapatkan kontaminasi yang
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 berarti dari tanah, selokan, ataupun sungai
baku mutu yang diperbolehkan tidak lebih di area perumahan. Sumber klorida dalam
dari 250 mg/l. Hal ini dapat disimpulkan air permukaan dan air tanah dapat terjadi
bahwa meskipun terdapat beberapa sumur secara alami dan akibat kegiatan manusia
gali yang memiliki kontruksi sumur kurang seperti air limpasan, penggunaan pupuk
baik dan berdekatan dengan saluran anorganik, air lindi dari persampahan,
drainase, namun masih tergolong baik limbah septic tank, pakan ternak, limbah
karena tidak melebih ambang batas yang industry, saluran drainase/irigasi dan
telah ditentukan. intrusi air laut di wilayah pesisir. Standar

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 97


Vol. 5 No.2, September 2020
parameter klorida berdasarkan Peraturan Kandungan zat besi yang melebihi 1 mg/l
Menteri Kesehatan RI No. akan menyebabkan terjadinya iritasi pada
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum mata dan kulit. Apabila kelarutan besi
yaitu 600 mg/L. dalam air melebihi 10 mg/l akan
b. Besi (Fe) menyebabkan air berbau seperti telur
Berdasarkan hasil pemeriksaan busuk.
laboratorium menunjukkan bahwa dari 12 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sumur gali terdapat 2 sumur yang memiliki Endar Budi Sasongko, Endang Widyastuti
kadar besi (Fe) dalam air tidak memenuhi dan Rawuh Edy Priyono (2014) hasil
syarat sesuai berdasarkan Permenkes RI pengukuran kandungan besi di Sungai
No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Kaliyasa diketahui sebesar 2mg/l melebihi
Persyaratan Kualitas Air Bersih yaitu ≤ 1,0 baku mutu (1,0 mg/l), dan berakibat pada
mg/l. tingginya kandungan besi pada sumur
Berdasarkan persyaratan kualitas air terdekat. Hal ini dapat dilihat pada hasil
minum yang dibuat oleh Permenkes pengukuran kandungan besi air sumur gali
No.416/MENKES/PER/IX/1999, kadar di sekitar Sungai Kaliyasa didapatkan air
besi maksimum yang diperbolehkan sumur gali yang mengandung besi paling
sebesar 1,0 mg/l. Besi dapat larut pada pH tinggi adalah sumur gali yang jaraknya
rendah dan dapat menyebabkan air yang dekat dengan Sungai Kaliyasa kemudian
berwarna kekuningan, menimbulkan noda menurun pada sumur gali yang jaraknya
pada pakaian dan tempat berkembang makin jauh dari sungai. Pengamatan satu
biaknya bakteri creonothrinx, oleh sebab dengan yang lain berdasar jarak sumur
itu kadar besi tidak boleh lebih dari 1 dengan sungai berbeda. Kelebihan zat Fe
mg/L, karena dapat mempercepat bisa menyebabkan keracunan, dimana
pertumbuhan bakteri tersebut dan dapat terjadi muntah, diare, kerusakan usus,
menimbulkan rasa serta bau. hemokromatosis, sirosis, kanker hati,
Kandungan besi dalam air juga diabetes, gagal jantung, artritis, impotensi,
diperlukan, tetapi kandungan besi yang kemandulan, hopotiroid, dan kelelahan
terlalu tinggi dapat menganggu kesehatan. menahun.
Besi di dalam air dapat menimbulkan bau, Besi termasuk unsur yang penting
rasa, warna kuning, pengendapan pada bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, besi
dinding pipa, kekeruhan, merusak dinding berperan sebagai penyusun sitokrom dan
usus, dan dapat menyebabkan kematian. klorofil. Kadar besi yang berlebihan dapat

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 98


Vol. 5 No.2, September 2020
menimbulkan warna merah, menimbulkan masalah ,diantaranya : Gangguan teknis
karat pada peralatan logam, serta dapat Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap
memudarkan bahan celupan (dyes) dan pipa dan akan mengendap pada saluran
tekstil. Pada tumbuhan, besi berperan pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan
dalam sistem enzim dan transfer elektron dan efek-efek yang dapat merugikan
pada proses fotosintesis. Besi banyak seperti Mengotori bak yang terbuat dari
digunakan dalam kegiatan pertambangan, seng. Mengotori wastafel dan kloset.
industri kimia, bahan celupan, tekstil, Keberadaan besi di dalam air dapat
penyulingan, minyak, dan sebagainya. menyebabkan air menjadi berwarna,
Pada air minum, Fe dapat menimbulkan berbau dan berasa. Ada satu orang
rasa, warna (kuning), pengendapan pada responden yang menyatakan bahwa air
dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, sumur artesisnya berbau amis dan
dan kekeruhan. berwarna merah kekeruhan. Kadar besi
Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam yang berlebihan selain dapat menyebabkan
pembentukan haemoglobin. Banyaknya Fe timbulnya warna merah juga dapat
di dalam tubuh dikendalikan pada fase menyebabkan karat pada peralatan yang
absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat terbuat dari logam.
mengekskresikan Fe. Oleh karena itu, Hasil penelitian Nia Yuliani, Nurlela,
manusia yang sering mendapat transfusi Novia anggraeni Lestari (2017) tentang
darah, warna kulitnya menjadi hitam Kualitas Air Sumur Bor di Perumahan
karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe Bekas Persawahan Gunung Putri Jawa
diperlukan oleh tubuh, dalam dosis besar Barat menunjukkan bahwa beberapa
dapat merusak dinding usus dan dapat sampel air sumur bor memiliki kandungan
menyebabkan kematian. Debu Fe juga besi yang berada di atas ambang batas
dapat diakumulasi di dalam alveoli dan maksimum yang diperbolehkan (lebih dari
menyebabkan berkurangnya fungsi paru- 1 mg/L berdasarkan baku mutu air bersih)
paru. yaitu untuk S4 yaitu 1,74 mg/L, S12 yaitu
Syarat konsentrasi Besi (Fe) yang 1,998 mg/L, dan S19 yaitu 1,178 mg/L.
dianjurkan berdasarkan standar baku air Kadar besi yang melebihi ambang batas
bersih Permenkes RI No. 416 /Menkes/ pada S4, S12, dan S19 kemungkinan
Per/IV/1990 adalah 1.0 mg/l. Apabila disebabkan karena terdapat pengkaratan
kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi pada pipa atau keran di dalam pipa/saluran
batas tersebut akan menyebabkan berbagai air sehingga mengkontaminasi air yang

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 99


Vol. 5 No.2, September 2020
melewatinya. Kedalaman sumur pada S19 Pencemaran air terjadi apabila dalam
yang tidak terlalu dalam dibanding sumur air terdapat berbagai macam zat atau
untuk sampel lainnya, yaitu kurang lebih kondisi (panas) yang dapat menurunkan
15 meter berdasarkan keterangan pemilik standar kualitas air yang telah ditentukan,
sumur S19, dan lokasinya yang berdekatan sehingga tidak dapat digunakan untuk
dengan aliran sungai kemungkinan kebutuhan tertentu. Suatu sumber air
menjadi penyebab adanya kontaminasi dikatakan tercemar tidak hanya karena
unsur besi pada tanah yang merembes pada tercampur dengan bahan pencemar, akan
sumur tersebut. tetapi apabila air tersebut tidak sesuai
c. Kualitas air sumur gali dengan kebutuhan tertentu. Sebagai contoh
Kualitas air yang baik tidak suatu sumber air yang mengandung logam
selamanya tersedia di alam, bahkan di berat atau mengandung bakteri penyakit
daerah tertentu air yang tersedia tidak masih dapat digunakan untuk kebutuhan
memenuhi syarat kesehatan secara alami, industri atau sebagai pembangkit tenaga
sehingga diperlukan upaya perbaikan listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan
secara sederhana maupun modern. Banyak untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan
masyarakat yang terpaksa memanfaatkan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
air yang kurang bagus kualitasnya, dan Berdasarkan penelitian Priska E
tentu saja hal ini dapat berakibat kurang Pasumah (2017) mengatakan bahwa air
baik bagi kesehatan masyarakat. Pada bersih di Desa Pesisir hasil tidak
jangka pendek kualitas air yang tidak baik memenuhi syarat berdasarkan nilai baku
dapat mengakibatkan penyakit diare, mutu yang ditetapkan dalam Permenkes RI
muntaber, kolera, tipus dan disentri. Dalam nomor 416 tahun 1990. Hal ini
jangka panjang, air yang berkualitas menyebabkan masyarakat harus
kurang baik dapat mengakibatkan penyakit meningkatkan pengawasan dan
keropos tulang, korosi gigi, anemia dan pemeliharaan sumber air bersih untuk
kerusakan ginjal, karena terdapat logam- mempertahankan kualitas air bersih yang
logam berat yang banyak bersifat toksin ada agar dapat mengurangi resiko
(racun) dan mengendap pada ginjal. Begitu masuknya bahan pencemar. Terdapat
pula air untuk mandi maupun untuk cucian faktor lain yang menyebabkan kekeruhan
yang tidak baik dapat berakibat langsung pada air sumur yaitu jenis sumur. Untuk
pada kesehatan mata dan kulit. sumur gali mudah terkontaminasi melalui
rembesan dari tempat pembuangan kotoran

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 100


Vol. 5 No.2, September 2020
manusia maupun limbah dari sumur besi (Fe), 2 dari 12 sumur gali yang
tersebut karena berasal dari lapisan tanah diperiksa tidak memenuhi syarat
yang relatif dekat dengan permukaan kesehatan. Diharapkan kepada masyarakat
tanah. Faktor lain juga yang agar kiranya bisa mengontrol dan menjaga
mempengaruhi perbedaan nilai kekeruhan kebersihan di sekitar sumur gali agar tidak
air pada pengambilan pertama dan kedua tercemari. Bagi instansi kesehatan yang
yaitu keadaan cuaca, dimana terjadi hujan terkait agar sebaiknya tetap melakukan
pada malam hari hingga pagi hari saat penyuluhan tentang masalah lingkungan
pengambilan dan keadaan cuaca yang dan air bersih . Bagi masyarakat yang
panas pada pengambilan sampel kedua. menggunakan sumur gali untuk memenuhi
Hasil penelitian Nia Yuliani, Nurlela, kebutuhan air air sehari-hari sebaiknya
Novia anggraeni Lestari (2017) tentang diolah terlebih dahulu. Bagi petugas
Indeks Pencemaran menunjukkan bahwa kesehatan setempat agar kiranya bisa turun
tingkat pencemaran air sumur bor di memeriksa sumur-sumur gali masyarakat.
Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat Untuk peneliti selanjutnya dapat
tergolong masih memenuhi baku mutu melanjutkan penelitian yang berkaitan
untuk kualitas air bersih. Seluruh sampel tentang air sumur gali tentang cara
tidak memenuhi standar persyaratan untuk menurunkan kadar Klorida (Cl) dan Besi
kulaitas air minum dilihat dari baku mutu (Fe) pada sumur gali.
untuk parameter besi, timbal, warna, bau,
dan rasa. sehingga air sumur bor DAFTAR PUSTAKA
Perumahan tidak layak digunakan untuk
Aryani, F,D,N. 2017. Kualitas Air Tanah
minum, namun masih dapat digunakan Di Sekitar Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir untuk
sebagai air bersih.
Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
KESIMPULAN DAN SARAN (Studi Kasus: Tpa Banyuroto Dan
Tpa Piyungan). Kualitas Air Tanah.
Kualitas air sumur gali ditinjau dari
Darmono.2001. LINGKUNGAN HIDUP
parameter kimia (Cl dan Fe) sebagian dari dan PENCEMARAN
Hubungannya dengan Toksikologi
air sumur gali tidak memenuhi syarat
Senyawa Logam.Penerbit
kesehatan. Kualitas air sumur gali Universitas Indonesia.Jakarta.
Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
berdasarkan parameter kimia Klorida (Cl),
Pengelolan Sumber Daya dan
4 dari 12 sumur gali yang diperiksa tidak Lingkungan Perairan.penerbit
kanisius.Yogyakarta.
memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air
Hapsari,D. 2015. Kajian Kualitas Air
sumur gali berdasarkan parameter kimia Sumur Gali dan Perilaku
Masyarakat di Sekitar Pabrik
https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 101
Vol. 5 No.2, September 2020
Semen Kelurahan Karangtalun Seizarwati,W., H.Rengganis. 2016.
Kecamatan Cilacap Utara Tipologi dan Kualitas Sumber-
Kabupaten Cilacap. Jurnal Sains Sumber Air Di Pulau Yamdena
dan Teknologi Lingkungan.Volume Dan Selaru, Maluku Tenggara
7 Nomor 1 Januari 2015. Barat. Jurnal Sumber Daya Air
Heluth,O,M.2013. Kualitas Air Sumur Gali Vol.12 No. 1, Mei 2016: 77 – 88.
Masyarakat Desa Tifu Kecamatan Setyono,A. 2014. Studi Kadar Mangan
Waeapo Kabupaten Buru Propinsi (Mn) pada Air Sumur Gali Di Desa
Maluku. Jurnal MKMI Juni 2013, Karangnunggal Kecamatan
hal 67-73. Karangnunggal Kabupaten
Ihsan,M,F., dkk. 2017. Kajian Kualitas Air Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan
Sumur Gali untuk Wilayah Komunitas Indonesia Vol. 10. No.
Pedalangan yang Mempunyai Ipal 1 Maret 2014.
Komunal. Jurnal Teknik Sunarti, R,N. 2015. Uji Kualitas Air Sumur
Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017). Dengan Menggunakan Metode
Notoatmodjo, soekidjo. 2012. Metode MPN (Most Probable Numbers).
Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Bioilmi Vol. 1 No. 1 Edisi Agustus
Jakarta. 2015.
Nugroho,W., S. Purwoto. 2013. Removal Susilawati,A, dkk. 2015. Peningkatan
Klorida, Tds dan Besi Pada Air Kualitas Air Sumur Gali
Payau Melalui Penukar Ion dan Berdasarkan Parameter Besi (Fe)
Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Pemanfaatan Kulit Pisang
Dengan Karbon Aktif. Jurnal Kepok di Dusun Alekanrung Desa
Teknik WAKTU Volume 11 Kanrung Kabupaten Sinjai. Al-
Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : Sihah : Public Health Science
1412-1867. Journal 166-174.
Pasumah, P,E., dkk. 2017. Kualitas Fisika Sutrisno, totok. Dkk. 2004. Teknologi
dan Kimia Air Bersih Di Desa Penyediaan Air Bersih. Penerbit
Pesisir Minahasa Utara. Studi rineka cipta.Jakarta.
Kasus Di Desa Marinsow Tuwu, E,R,. dan Kete, S.C.R. 2017.
Kecamatan Likupang Timur Analisis Kualitas Air Tanah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Variasi Kedalaman
Universitas Sam Ratulangi Muka Air di Daerah Aliran Sungai
Manado. (DAS) Wanggu Kota Kendari,
Puji E dkk, 2017. Pedoman Penulisan Sulawesi Tenggara. Biowallacea,
Skripsi Edisi 15. Buku pedoman Vol. 4 (1), Hal : 547-557, April,
Untuk Lingkup Sendiri. Sekolah 2017
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Wardhana,W,A. 1994. Dampak
Qadafi., M, Amin., B, Edisar., M. 2015. pencemaran lingkungan. Penerbit
Analisis Kelayakgunaan Air Tanah ANDI.Yogyakarta.
Dalam Ditinjau dari Aspek Kualitas Yuliani,N, Nurlela, Lestari,N,A. 2017.
dan Geologi Lingkungan Di Kota Kualitas Air Sumur Bor Di
Tembilahan Indragiri Hilir. Jurnal Perumahan Bekas Persawahan
Ilmu Lingkungan 1978-5283. Gunung Putri Jawa Barat.
Sasongko,E,B., dkk. 2014. Kajian Kualitas SENASPRO 2017 Seminar
Air dan Penggunaan Sumur Gali Nasional dan Gelar Produk.
Oleh Masyarakat di Sekitar Sungai PERMENKES RI NOMOR
Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal 492/MENKES/PER/IV/2010
Ilmu Lingkungan, Vol 12 (2): 72- TENTANG PERSYARATAN
82, 2014 ISSN : 1829-8907. KUALITAS AIR MINUM.
https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 102
Vol. 5 No.2, September 2020
PERMENKES RI NOMOR
416/MANKES/PER/IX/1990
TENTANG PERSYARATAN
KUALITAS AIR BERSIH.

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 103


Vol. 5 No.2, September 2020
Tabel 1. Jumlah Sumur Gali di Kelurahan Mangempang Kec. Barru Kab. Barru

Nama lingkungan Jumlah SGL Jumlah sampel


Mangempang 7 0
Abbatunge 26 3
Garongkong 10 4
Gempunge 46 1
Padongko 27 4
Jumlah 116 12

Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Parameter Kimia Klorida (Cl) Kualitas Air Sumur Gali
di Kelurahan Mangempang Kec. Barru Kab. Barru

SGL Hasil Pemeriksaan Standar Keterangan


1 200,9 mg/l 600 mg/l MS
2 43,9 mg/l 600 mg/l MS
3 325,9 mg/l 600 mg/l MS
4 92,9 mg/l 600 mg/l MS
5 9,9 mg/l 600 mg/l MS
6 63,9 mg/l 600 mg/l MS
7 31,9 mg/l 600 mg/l MS
8 1.002,7 mg/l 600 mg/l TMS
9 653,8 mg/l 600 mg/l TMS
10 840,7 mg/l 600 mg/l TMS
11 418,9 mg/l 600 mg/l MS
12 683,8 mg/l 600 mg/l TMS
Keterangan : MS = Memenuhi Standar
TMS = Tidak Memenuhi Standar
Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Parameter Kimia Besi (Fe) Kualitas Air Sumur Gali di
Kelurahan Mangempang Kec. Barru Kab. Barru

SGL Hasil Pemeriksaan Standar Keterangan


1 0,20 mg/l 1,0 mg/l MS
2 0 mg/l 1,0 mg/l MS
3 0,31 mg/l 1,0 mg/l MS
4 0,08 mg/l 1,0 mg/l MS
5 0 mg/l 1,0 mg/l MS
6 0 mg/l 1,0 mg/l MS
7 0,35 mg/l 1,0 mg/l MS
8 1,30 mg/l 1,0 mg/l TMS
9 0,23 mg/l 1,0 mg/l MS
10 0,21 mg/l 1,0 mg/l MS
11 1,59 mg/l 1,0 mg/l TMS
12 0 mg/l 1,0 mg/l MS
Keterangan : MS = Memenuhi Standar
TMS = Tidak Memenuhi Standar

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.368 Jurnal Kesehatan Panrita Husada | 104


Vol. 5 No.2, September 2020

Anda mungkin juga menyukai