Anda di halaman 1dari 13

42

ANALISIS MUTU AIR SECARA MIKROBIOLOGI PADA


PERLINDUNGAN MATA AIR DI KELURAHAN SENTANI
KOTA DISTRIK SENTANI KOTA KABUPATEN JAYAPURA

Apriani Herni Rophi


Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Cenderawasih
email: aprianihernirophi@gmail.com

ABSTRAK : Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi.


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, untuk
melihat mutu air minum maka air dapat diuji secara mikroorganisme dengan
parameter indikator Coliform dan Coli tinja. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui mutu air pada perlindungan mata air di Kompleks Toladan RW
11/RT 03 Kelurahan Sentani Kota melalui analisis mikrobiologis. Populasi
penelitian adalah seluruh PMA di Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura.
Sampel penelitian yaitu 3 PMA di RT 03/RW 11Toladan, Distrik Sentani Kota
Kabupaten Jayapura. Metode yang digunakan yaitu uji MPN (most probable
number) menggunakan seri 5-1-1. Hasil penelitian, pada PMA 1 mengandung
bakteri Coliform sebanyak 27/100ml, PMA 2 sebanyak 12/100ml, dan PMA 3
sebanyak 10/100ml. dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga PMA positif
mengandung bakteri Coliform. Dalam penelitian ini juga dilakukan uji konfirmasi
Coliform fekal dengan hasil PMA 1, 2 dan 3 secara berturut-turut yaitu: 12/100ml,
9/100ml, dan 10/100ml. Dari hasil uji dapat disimpulkan bahwa ketiga PMA juga
positif terkontaminasi bakteri Coli tinja. Merujuk pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/SK/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum maka ketiga PMA yang diteliti secara uji
mikrobiologi tidak memenuhi standar mutu air untuk digunakan sebagai sumber
air minum langsung. Namun berdasarkan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4161 dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 maka air dari
ketiga PMA dapat digunakan sebagai sumber air minum dengan syarat harus
melalui proses pengolahan terlebih dahulu seperti proses perebusan.
Kata Kunci: Perlindungan Mata Air, Uji Mikrobiologi
ABSTRACT: Water is a basic need for human life on earth. Based on the
Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia
492/MENKES/PER/IV/2010 regarding Drinking Water Quality Requirements, to
see the quality of drinking water, the water can be tested by microorganisms with
indicator parameters Coliform dan Coli tinja. The purpose of this study was to
determine the quality of water in the protection of springs in Toladan Complex
RW 11/RT 03 Kelurahan Sentani Kota through microbiological analysis. The
research population is all PMA in Sentani District, Jayapura Regency. The
research sample is 3 PMA in RT 03/RW 11 Toladan, Sentani District, Jayapura
Regency City. The method used is the MPN (most probable number) test using the
5-1-1 series. The results showed that PMA 1 contained Coliform bacteria as much
as 27/100ml, PMA 2 as much as 12/100ml, and PMA 3 as much as 10/100ml. the
results showed that the three PMA positive contained Coliform bacteria. In this
study, a fecal coliform confirmation test was also carried out with the results of

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


43

PMA 1, 2, and 3 respectively, namely: 12/100ml, 9/100ml, and 10/100ml. From


the test results, it can be concluded that the three PMA are also positive for fecal
Coli contamination. Referring to the Decree of the Minister of Health of the
Republic of Indonesia No. 492/MENKES/SK/IV/2010 concerning Drinking Water
Quality Requirements, the three PMA examined by microbiological testing did not
meet the water quality standards to be used as a direct source of drinking water.
However, based on the Supplement to the State Gazette of the Republic of
Indonesia Number 4161 in the attachment to Government Regulation No. 82 of
2001, water from the three PMA can be used as a source of drinking water on the
condition that it must go through a processing process such as boiling.
Keywords: Spring Protection, Microbiological Test

1. PENDAHULUAN dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah


Air merupakan kebutuhan pokok
(Santoso dkk., 2011).
bagi kehidupan manusia di bumi ini.
Pemenuhan kebutuhan air minum
Sesuai dengan peruntukannya, air
sendiri sangat tergantung pada faktor
dipakai sebagai air minum, air untuk
cakupan layanan air minum dan
mandi dan mencuci, air untuk
kondisi sanitasi pada masyarakat, baik
pengairan pertanian, air untuk kolam
pedesaan atau perkotaan. Sanitasi juga
perikanan, air untuk sanitasi dan air
sangat berperan dalam proses
untuk transportasi, baik di sungai
pengelolaan, pendistribusian, dan
maupun di laut (Wardhana, 2001).
konsumsi air minum pada masyarakat
Salah satu sumber air yang digunakan
(Rohim, 2006). Kurang lebih setengah
oleh masyarakat adalah air permukaan
penduduk di Negara berkembang
(surface water), seperti: air sungai,
menderita satu atau lebih dari enam
danau kolam/genangan, air tampungan
penyakit utama yang berkaitan dengan
hujan, air pancuran, dan air laut.
kualitas air minum atau sanitasi, yaitu
Semakin padat penduduk dan hewan di
diare yang disebakan berbagai mikroba
sekitar hulu air permukaan, semakin
atau virus pathogen dalam makanan
beresiko terjadi pencemaran air
dan minuman, atau diare yang
permukaan, padahal air yang dikelola
disebabkan oleh cacing, seperti
pemerintah daerah yang dikenal dengan
penyakit askariasis, drancunculialis,
air PDAM (Perusahaan Daerah Air
hookworm, schistosomiasis. Selain itu,
Minum) atau air PAM yang menjadi
dilaporkan sekitar 400 anak dibawah 5
sumber air utama bagi masyarakat
tahun meninggal setiap jam di Negara
perkotaan pada umumnya berasal dari
berkembang akibat penyakit diare yang
air permukaan yang diproses dan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


44

ditularkan melalui air (waterborne persyaratan kualitas air minum (kriteria


diarrheal diseases) (Santoso dkk., mutu air minum) yang berbeda antar
2011). Penelitian Wandansari (2014) negara tergantung pada kemampuan
menunjukkan bahwa ada hubungan masing-masing negara untuk
antara kualitas sumber air minum menyediakan air minum yang aman. Di
dengan kejadian diare di Desa Indonesia, KMD untuk persyaratan air
Karangmangu Kecamatan Sarang minum ditetapkan berdasarkan
Kabupaten Rembang.mMelalui Permenkes Nomor 492/
penelitian sebelumnya yang dilakukan Menkes/Per/IV/2010, salah satu
oleh Mudatsir (2010) dapat diketahui persyaratannya yaitu mikrobiologi.
bahwa terdapat hubungan antara lokasi Persyaratan mikrobiologi air minum
penampungan air dari sumber yaitu air minum tidak boleh
pencemar dan konstruksi penampungan mengandung mikroba patogen, baik
terhadap kontaminasi cemaran virus, bakteri, atau parasit. Escherichia
mikrobiologis. Hasil penelitian coli merupakan indikator utama
Zakianis (2003) menunjukkan adanya penilaian keamaan mikrobiologi air
E.coli di dalam sampel air mempunyai minum. E. coli tidak boleh ditemukan
resiko terjadinya diare pada bayi dalam minimum 100 mL air. E. coli
sebesar 2,752 kali. Untuk mencegah adalah bagian dari Coliform fekal. Jika
terjadinya diare, air minum yang ditemukan E. coliform dalam air
dikonsumsi harus bebas dari mikroba minum, mengindikasikan adanya
tersebut. Oleh karena itu kemampuan kontaminasi dengan feses manusia atau
menyediakan air minum yang aman hewan yang merupakan enteric
untuk kebutuhan manusia merupakan pathogen berbahaya bagi manusia.
syarat wajib (Santoso dkk., 2011). Sebaliknya, ketiadaan kuman E. coli
Untuk menentukan air minum yang merupakan indikator tidak adanya
aman dikonsumsi diperlukan suatu bakteri pathogen yang berasal dari
parameter yaitu Kadar Maksimum yang feses (Santoso dkk., 2011; Pelczar,
Diperbolehkan (KMD). Diberbagai 2006). Adrian dkk., (2014) menyatakan
Negara, pemerintah membuat semakin tinggi tingkat kontaminasi
persyaratan air minum. Agar dapat bakteri coliform, semakin tinggi pula
diminum, air harus memenuhi resiko kehadiran bakteri-bakteri

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


45

patogen lain yang biasa hidup dalam Peraturan Pemerintah Republik


kotoran (feses) manusia dan hewan. Indonesia No.82 Tahun 2001 tentang
Berdasarkan data pemerintah Pengelolaan Kualitas Air Dan
kelurahan sentani kota pada tahun Pengendalian Pencemaran Air, bahwa
2019, jumlah penduduk di Kompleks sistem distribusi air harus sepenuhnya
Toladan sebanyak 3.254 dengan jumlah tertutup, reservoir serta bak
keluarga 206 dan berdasarkan hasil penampungan harus diberi penutup
observasi di RW 11/RT 03 Kompleks yang aman untuk mencegah
Toladan dengan jumlah kepala kontaminasi serta harus di uji sesuai
keluarga 56, menunjukkan masyarakat parameter-parameter tertentu.
dalam memenuhi kebutuhan air Berdasarkan hasil observasi dan
minumnya dan kebutuhan rumah merujuk pada peraturan pemerintah
tangga umumnya memanfaatkan sarana tersebut maka kemungkinan PMA yang
perlindungan mata air (PMA) yang dimanfaatkan oleh masyarakat Toladan
sama dengan mata air (air yang keluar dapat terkontaminasi langsung dari
dari dalam tanah). PMA merupakan lingkungan luar seperti, limbah rumah
suatu bangunan untuk menampung air tangga, tinja manusia atau hewan
dan melindungi sumber air dari berdarah panas.
pencemaran. Pada RW 11/RT 03 Berdasarkan uraian tersebut, maka
Toladan setiap perlindungan mata air perlu dilakukan uji mikrobiologi untuk
memiliki bak penampungan berukuran melihat mutu air yang digunakan
0,6×0,6 m² dan dilengkapi pipa paralon sebagai sumber air minum pada
untuk menyalurkan air ke rumah-rumah Perlindungan Mata Air Di Kelurahan
masyarakat. Jarak WC yang dibuat oleh Sentani Kota Distrik Sentani Kota
masyarakat di luar rumah 1-2 meter ke Kabupaten Jayapura”.
PMA dan jarak antara tempat 2. METODE PENELITIAN
pembuangan sampah ke PMA 1 meter. Uji mikrobiologi air dilakukan di
Bak PMA tidak terjaga dengan baik, Laboratorium Pengujian, Balai
Selain itu, reservoir pada PMA juga Laboratorium Dinas Kesehatan Daerah
mempunyai konstruksi kurang Provinsi Papua. Penelitian ini
memenuhi syarat. Keadaan ini tidak berlangsung dari bulan April –
sesuai dengan standar yang ditetapkan September 2021. Populasi dalam

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


46

penelitian ini adalah seluruh PMA di 3 tempat perlindungan mata air yang
Distrik Sentani Kota Kabupaten biasanya digunakan sebagai sumber air
Jayapura. Sampel penelitian yaitu 3 minum oleh masyarakat sentani.
PMA di RT 03/RW 11Toladan, Distrik Berdasarkan kriteria penentuan jenis
Sentani Kota Kabupaten Jayapura ragam maka penelitian ini
dengan pemeriksaan mutu air yang menggunakan ragam 7 (MPN seri 5-1-
masyarakat gunakan sebagai air 1). Pemeriksaan mikrobiologi metode
minum. MPN terdiri dari 2 tahap yaitu uji
Dalam penelitian ini menggunakan perkiraan dan uji penegasan.
uji MPN (Most Probable Number) Pembuatan media Lactose broth
untuk mengetahui apakah air yang (LB), Brilliant green lactose bile broth
digunakan oleh masyarakat dari 3 (BGLBB), Escherichia Coli Broth (EC
perlindungan mata air tercemar oleh Broth) dan prosedur kerja mengikuti
bakteri Coliform termasuk Coliform panduan Balai Kesehatan Daerah
fekal termasuk E. coli. Metode MPN Papua tahun 2019.
memiliki beberapa ragam yaitu ragam Data dari hasil uji MPN kemudian
7, 9, serta 15 tabung. Penentuan jenis dibandingkan dengan standar kualitas
ragam yang digunakan berdasarkan air minum menurut Peraturan Menteri
tingkat kerapatan bakteri dalam sampel Kesehatan
yang digunakan. Untuk sampel yang No.492/MENKES/PER/IV/2010
bersumber dari air yang sudah diolah tentang persyaratan kualitas air minum.
seperti sumber air minum Hasil yang diperoleh kemudian
menggunakan ragam 7 tabung karena deskripsikan.
diduga kerapatan bakterinya rendah.3. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan untuk sampel yang berasal Uji perkiraan bertujuan untuk
dari sumber air yang belum diolah mengetahui adanya dugaan keberadaan
seperti air sungai dan air bersih bakteri Coliform dalam sampel air yang
menggunakan ragam 9 atau 15 tabung diambil. Uji perkiraan menggunakan
karena diduga memiliki kerapatan media LB (Lactose Broth).
bakteri yang tinggi (Kamaliah, 2017). Berdasarkan uji perkiraan diperoleh
Dalam penelitian ini air yang hasil positif (+) pada ketiga sampel air.
digunakan sebagai sampel diambil dari Hasil ini menunjukkan bahwa sampel

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


47

air yang diambil dari 3 tempat difermentasikan oleh bakteri Coliform


perlindungan mata air diduga menjadi asam laktat. Meningkatnya
mengandung atau ditumbuhi bakteri kadar asam menyebabkan laktosa
yang ditandai dengan terbentuknya menggumpal yang menyebabkan
gelembung udara dan keruhan. hal ini kekeruhan dalam pengujian sampel.
disebabkan karena laktosa merupakan Fermentasi laktosa menghasilkan gas
salah satu bahan yang dapat diuraikan CO2 yang terperangkap dalam tabung
oleh Coliform. durham yang dijadikan indikator
Pada tahap uji perkiraan, keberadaan bakteri Coliform pada
keberadaan Coliform masih dalam sampel (Kamaliah, 2017).
probabilitas rendah atau masih berupa Angka bakteri Coliform dihitung
dugaan, hal ini disebabkan karena menggunakan metode MPN dengan
beberapa jenis bakteri lain juga dapat tabel MPN 511 yang bersumber dari
tumbuh dalam tahap ini. Sehingga, buku Pedoman Uji Sanitasi
hasil positif pada uji perkiraan Lingkungan Balai Laboratororium
dilanjutkan ke tahap uji penegasan. Uji Kesehatan Papua. Hasil perhitungan
penegasan bertujuan untuk memastikan dari ketiga sumber air disajikan pada
ada tidaknya bakteri Coliform dalam tabel berikut:
sampel air yang diperiksa. Uji
Tabel 1. Hasil uji Coliform dari 3
penegasan menggunakan media Perlindungan Mata Air (PMA)
BGLBB (Briliant Green Lactose Bile No. Sampel Satuan Hasil
Uji
Broth) dan sampel diinkubasi pada 1. PMA 1 MPN/100 27
suhu 37℃, karena pada suhu ini hanya ml
2. PMA 2 MPN/100 12
bakteri Coliform yang dapat tumbuh. ml
Berdasarkan uji penegasan 3. PMA 3 MPN/100 10
ml
menunjukkan adanya gas yang terjebak Sumber: Hasil uji Balai
dalam tabung durham pada 3 sampel Laboratorium Kesehatan Daerah
Papua
air yang digunakan. Gas yang terbentuk
merupakan tanda adanya bakteri Dari tabel 1 diketahui bahwa pada
Coliform pada ketiga sampel. Hal ini PMA 1 mengandung bakteri Coliform
disebabkan karena media BGLBB sebanyak 27/100ml, PMA 2 sebanyak
mengandung laktosa yang dapat 12/100ml, dan PMA 3 sebanyak

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


48

10/100ml. Hasil penelitian yang dilewati air ditumbuhi oleh


menunjukkan bahwa ketiga PMA banyak pepohonan. Batang pepohonan
positif mengandung bakteri Coliform yang tumbang, sampah-sampah
sehingga ada kemungkinan air dari dedaunan serta bangkai hewan-hewan
ketiga PMA mengandung liar dihutan dapat masuk kedalam
mikroorganisme yang bersifat aliran air sehingga dapat menjadi
enteropatogenetik atau toksigenik yang sumber pencemar. Selain itu
berbahaya bagi kesehatan. Bakteri dibeberapa titik daerah penyyangga
Coliform digolongkan menjadi 2 (dua) Cycloop telah dialih fungsikan oleh
yaitu Coliform non fekal dan Coliform masyarakat sebagai ladang perkebunan.
fekal. Contoh bakteri non fekal yaitu Adanya aktivitas masyarakat dan
Enterobacter aerogenes yang biasanya hewan ternaknya disekitar aliran air
ditemukan pada hewan atau tanaman- memungkinkan terjadinya kontaminasi
tanaman yang telah mati, sedangkan air oleh fekal manusia maupun hewan.
contoh bakteri Coliform fekal yaitu Pendapat ini sejalan dengan Djabu
Escherichia coli yang berasal dari dalam Rohim (2006) yang
kotoran hewan maupun manusia, menyebutkan bahwa salah satu sumber
sehingga dapat dimungkinkan sumber pencemar bakteriologis pada PMA
pencemar ketiga PMA berasal dari sisa yaitu keberadaan kandang hewan di
pembusukan hewan dan tumbuhan hutan serta aktifitas ladang berpindah,
serta kotoran hewan maupun manusia. serta pembuatan rumah kebun di lereng
Dimungkinkan sumber pencemar bukit.
masuk kedalam PMA dapat melalui Sumber pencemar juga dapat
aliran air sebelum sampai ke dimungkinkan berasal dari daerah
penampungan ataupun berasal dari sekitar penampungan. Hal ini dapat
sekitar penampungan. disebabkan karena ketiga PMA berada
Sumber pencemar dapat masuk pada lokasi yang kurang strategis serta
melalui jalur aliran air karena sumber memiliki konstruksi yang buruk.
air dari ketiga PMA berasal dari Menurut Waluyo (2005), PMA yang
gunung Cycloop yang mengalir baik harus memenuhi syarat lokasi dan
disepanjang permukaan tanah sebelum konstruksi. Hasil observasi
sampai ke PMA. Disepanjang jalur menunjukkan bahwa lokasi PMA

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


49

hanya berjarak 1-2 meter dari WC pengaman sehingga memungkinkan


masyarakat dan sekitar 1 meter dari sangat besar terjadinya kontaminasi.
tempat pembuangan sampah. Sutartini Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2005) menjelaskan pergerakan bahan penelitian sebelumnya yang dilakukan
pencemar bakteriologi pada kondisi oleh Haderia & Wahdaniyah (2018)
tanah kering, bakteri dapat bergerak yang memperoleh hasil adanya korelasi
secara horizontal dengan jarak kurang positif antara konstruksi PMA yang
lebih 0,9 meter dan secara vertikal buruk dengan nilai MPN, dimana
kurang lebih 3 meter perhari sehingga konstruksi PMA yang tidak memenuhi
bakteri secara horizontal dapat syarat menyebabkan pemeriksaan MPN
mencapai jarak maksimum 11 meter. Coliform juga tidak memenuhi syarat.
Pada jarak 0-5 meter dari sumber Namun, hasil penelitian ini berbeda
pencemar dapat menyebabkan tingkat dengan penelitian sebelumnya yang
pencemaran tinggi sedangkan, jarak 5- dilakukan oleh Putra dkk., (2013) yang
6 tingkat pencemaran rendah kembali melihat Hubungan Konstruksi
hingga 11 meter. Lebih lanjut sutartini perlindungan Mata Air Dengan
menjelaskan untuk gerakan kebawah Kualitas Bakteriologis Air Pada Mata
tergantung dari kedalaman tanah. Air Di Desa Melinggih Kecamata
Secara konstruksi Dinding PMA Payangan. Dalam penelitiannya,
terbuat dari batu bata dan semen yang berdasarkan uji Fisher ExactProbability
tidak terlalu tinggi dengan lantai tidak Test diperoleh hasil tidak ada
dicor sehingga memungkinkan hubungan antara konstruksi
masuknya sampah lingkungan sekitar perlindungan mata air dengan kualitas
serta rembesan dari bawah tanah mikrobiologis air di Desa Melinggih,
kedalam air. PMA juga tidak Kecamatan Payangan, Kanupaten,
dilengkapi dengan manhole yang kuat. Gianyar. Hal ini dimungkinkan dapat
Pada PMA 2 tutup bak hanya terbuat terjadi karena kualitas mikrobiologi air
dari seng bahkan, pada PMA 1 tidak tidak hanya ditentukan oleh konstruksi
memiliki penutup. selain itu PMA tidak PMA. Faktor lain yang juga dapat
memiliki pipa peluap (overflow), menyebabkan pencemaran air adalah
saluran pembuangan yang sudah mulai aktivitas manusia. Sutrisno (2001)
hancur serta tidak dipasang pagar menyampaikan bahwa peningkatan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


50

jumlah penduduk dan kegiatan manusia sejalan dengan pendapat Putra (2013)
jelas menyebabkan pencemaran air bahwa salah satu penyebab
sehingga kualitasnya sulit diperoleh. pemeriksaan PMA positif Coliform
Jika manusia yang berada disekitar yaitu manhole yang tidak tertutup rapat
PMA dapat menjaga kebersihan, tidak sehingga memungkinkan sampah-
melakukan pembuangan limbah padat sampah dedaunan masuk ke dalam
maupun cair termasuk tinja manusia PMA.
maupun hewan serta menjauhkan Dalam penelitian ini juga dilakukan
aktivitas hewan peliharaan disekitar uji konfirmasi Coliform fekal yang
PMA maka tanpa konstruksi PMA bertujuan untuk membuktikan dan
yang memadai dapat memungkinkan mengkonfirmasi keberadaan bakteri
kualitas air tetap terjaga. Coliform fekal termasuk E. coli dalam
PMA 1 mengandung bakteri sampel air dari 3 PMA. Pada uji
Coliform paling banyak disebabkan konfirmasi Coliform fekal, sampel
karena berdasarkan observasi diinkubasi pada suhu 45℃ dan
diketahui PMA 1 merupakan PMA menggunakan media EC Broth
yang lokasinya paling dekat dengan (Eschericia coli Broth). Hal ini
perumahan warga sehingga aktivitas dilakukan karena hanya bakteri
waga disekitar PMA sangat beresiko Coliform fekal yang dapat tumbuh pada
tinggi mencemari air. Chandra (2009) suhu 45℃ selain itu, Laktosa pada EC
menyampaikan sumber air harus Broth dapat diuraikan hanya oleh
berjarak 15 meter serta lebih tinggi bakteri yang mampu memfermentasi
dari sumber pencemar seperti kandang laktosa dengan menghasilkan residu
ternak, jamban, tempat sampah dan berupa O2 dan CO2. Residu inilah yang
sebagainya. dijadikan sebagai indikator keberadaan
Selain itu, pada PMA tidak Coliform fekal termasuk E. coli pada
memiliki penutup. Hal ini sampel. Pengujian Coliform fekal
menyebabkan sampah dedaunan dan penting dilakukan sebagai indikator
patahan ranting atau batang pohon serta pencemaran karena jumlah koloninya
kotoran hewan peliharaan yang berkorelasi positif dengan keberadaan
berkeliaran disekitar PMA mudah bakteri patogen. Kehadiran bakteri
masuk kedalam PMA. Pendapat ini Coliform fekal pada sampel air

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


51

menunjukkan bahwa air terkontaminasi memberikan standar kadar maksimum


material fekal manusia ataupun hewan. kadungan bakteri Coliform dan Coli
Hasil uji MPN disajikan pada tabel Tinja yaitu 0/100 ml sampel. Lebih
dibawah ini: lanjut, pada pasal 1 keputusan
Keputusan Menteri Kesehatan
Tabel 2. Hasil Uji Coli Tinja dari 3
Perlindungan Mata Air (PMA) Republik Indonesia No.
No. Sampel Satuan Hasil 492/MENKES/SK/IV/2010 dijelaskan
Uji
1. PMA 1 MPN/100 12 mengenai pengertian air minum yaitu
ml air yang melalui proses pengolahan
2. PMA 2 MPN/100 9
ml atau tanpa proses pengolahan yang
3. PMA 3 MPN/100 10 memenuhi syarat kesehatan dan dapat
ml
Sumber: Hasil uji Balai langsung diminum. Berdasarkan
Laboratorium Kesehatan Daerah peraturan diatas maka ketiga PMA
Papua
yang diteliti tidak memenuhi syarat
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk digunakan sebagai sumber air
pada PMA 1 mengandung bakteri Coli minum langsung. Namun, jika merujuk
tinja sebanyak 12/100ml, PMA 2 pada kriteria mutu air berdasarkan
sebanyak 9/100ml, dan PMA 3 kelas dalam Tambahan Lembaran
sebanyak 10/100ml. PMA 1 Negara RI Nomor 4161 dalam
mengandung bakteri Coli tinja paling lampiran Peraturan Pemerintah No. 82
banyak dimungkinkan terjadi karena tahun 2001 tentang Pengelolaan
lokasi PMA 1 yang dengan dengan Kualitas Air dan Pengendalian
perumahan warga. Menurut Syarif Pencemaran Air memberikan penilaian
(2002), terbatasnya fasilitas pengolahan yang berbeda. Dalam peraturan
limbah (domestik) serta tingginya tersebut, mutu air kelas 1 yaitu air yang
penggunaan septic tank pada daerah dapat digunakan sebagai air minum,
pemukinan telah mencemari air tanah dan untuk peruntukan lain yang
dangkal. mempersyaratkan mutu air yang sama
Keputusan Menteri Kesehatan dengan kegunaan tersebut memberikan
Republik Indonesia No. standar kandungan maksimum bakteri
492/MENKES/SK/IV/2010 tentang Coliform sebanyak 1000/100 ml
Persyaratan Kualitas Air Minum sampel dan Coli Tinja sebanyak

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


52

100/100 ml sampel. Mengacu pada mikrobiologi, kimiawi, dan radiokatif


peraturan ini maka air dari ketiga (Santoso dkk., 2011). Oleh karena itu,
PMA memenuhi syarat secara uji mikrobiologi saja tidak cukup untuk
mikrobiologi untuk digunakan sebagai menjamin keamanan sumber air minum
sumber air minum namun harus untuk dikonsumsi. Uji mikrobiologi
melalui proses pengolahan terlebih harus dilanjutkan dengan uji fisik,
dahulu. Santoso dkk., (2011) kimiawi, dan radioaktif.
menyebutkan bahwa untuk 4. KESIMPULAN
menghilangkan mikroba patogen pada Dari penelitian ini diperoleh hasil pada
air, dapat dilakukan dengan cara fisika PMA 1 mengandung bakteri Coliform
maupun kimiawi. Namun, penggunaan sebanyak 27/100ml, PMA 2 sebanyak
bahan kimia dapat menyebabkan 12/100ml, dan PMA 3 sebanyak
gangguan kesehatan sehingga, salah 10/100ml. Hasil penelitian
satu cara yang aman untuk memperoleh menunjukkan bahwa ketiga PMA
air minum yaitu melalui proses positif mengandung bakteri Coliform.
perebusan. Bakteri dapat dibunuh Dalam penelitian ini juga dilakukan uji
dengan memasak air hingga 100℃. konfirmasi Coliform fekal dengan hasil
Uji mikrobiologi hanyalah salah pada PMA 1 mengandung bakteri Coli
satu syarat yang harus dipenuhi dalam tinja sebanyak 12/100ml, PMA 2
menentukan suatu sumber air minum sebanyak 9/100ml, dan PMA 3
aman atau tidak untuk dikonsumsi. sebanyak 10/100ml dari hasil uji dapat
Parameter yang digunakan untuk disimpulkan bahwa ketiga PMA juga
menentukan air minum aman untuk positif terkontaminasi bakteri Coli
dikonsumsi adalah Kadar Maksimum tinja. Merujuk pada Keputusan Menteri
yang Diperbolehkan (KMD). Di Kesehatan Republik Indonesia No.
Indonesia, KMD determinan atau unsur 492/MENKES/SK/IV/2010 tentang
terdiri dari KMD fisik, kimiawi, Persyaratan Kualitas Air Minum
mikrobiologi, dan radioaktif dalam air memberikan standar kadar maksimum
minum. Air minum yang aman untuk kadungan bakteri Coliform dan Coli
dikonsumsi harus memenuhi KMD dari Tinja yaitu 0/100 ml sampel maka
semua unsur yang dipersyaratkan, yang ketiga PMA yang diteliti secara uji
meliputi persyaratan fisik, mikrobiologi tidak memenuhi standar

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


53

mutu air untuk digunakan sebagai air isi ulang dari depot di Kota
Manado. Pharmacon. 3(3).
sumber air minum langsung. Namun
berdasarkan Tambahan Lembaran Chandra, B. 2009. Ilmu Kedokteran
Pencegahan & Komunitas.Jakarta:
Negara RI Nomor 4161 dalam
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
lampiran Peraturan Pemerintah No. 82
Departemen Kesehatan RI. Peraturan
tahun 2001 tentang Pengelolaan
Menteri Kesehatan No.492 Tahun
Kualitas Air dan Pengendalian 2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. 2010.
Pencemaran Air memberikan standar
mutu air sebagai air minum, dan untuk Haderiah & Wahdaniyah Futri. 2018.
Kualitas Bakteriologis (MPN
peruntukan lain yang mempersyaratkan
Coliform) Pada Sumber Mata Air
mutu air yang sama dengan kegunaan Di Desa Buntu Ampang Kec.
Barokoo Kab. Enrekang. Jurnal
tersebut yaitu kandungan maksimum
Sulolipu: Media Komunikasi
bakteri Coliform sebanyak 1000/100 ml Sivitas Akademika dan
Masyarakat. 18 (1).
sampel dan Coli Tinja sebanyak
100/100 ml sampel maka air dari Kamaliah. 2017. Kualitas Sumber Air
Tangkiling yang Digunakan
ketiga PMA memenuhi syarat secara
Sebagai Air Baku Air Minum Isi
mikrobiologi untuk digunakan sebagai Ulang dari Aspek Uji MPN Total
Coliform. Media Ilmiah Teknik
sumber air minum dengan syarat harus
Lingkungan. 2 (2).
melalui proses pengolahan terlebih
Mudatsir. 2010. Uji Mikrobiologi Air
dahulu seperti proses perebusan.
Sumur Gali Berdasarkan Sumber
Terima kasih kepada Fakultas Pencemar di Desa Limphok dan
Beurabung Kecamatan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Darussalam, Aceh Besar. Jurnal
Universitas Cenderawasih yang telah Kedokteran Syiah Kuala. 10 (1).
memberikan bantuan materiil melalui
Pelczar, j. Michael dan E.C.S Chan.
program hibah penelitian dana PNBP 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta: UI_Press.
tahun 2021 sehingga penelitian ini
dapat dilaksanakan. Putra I Gede Sedana, Sujaya I Nyoman,
Suyasa I Nyoman Gede. 2013.
DAFTAR PUSTAKA Hubungan Konstruksi
Perlindungan Mata Air Dengan
Adrian G. Bambang, Fatimawali & Kualitas Bakteriologis Air Pada
Novel S. Kojong. 2014. Analisis Mata Air Di Desa Melinggih
cemaran bakteri coliform dan Kecamatan Payangan. Jurnal
identifikasi Escherichia coli pada Kesehatan Lingkungan (Journal of
Environmental health), 3 (2).

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022


54

Rohim, M. 2006. Analisis Penerapan Waluyo.,L, 2005. Mikrobiologi


Metode Kaporitisasi sederhana Lingkungan. Malang: UMM
terhadap Kualitas Bakteriologis Press.
Air PMA.Disertasi. Semarang:
Universitas Dipenegoro. Wandasari PA. 2014. Hubungan Ntara
Kualitas Sumber Air Minum
Santoso Budi Imam, Hardisyah, Siregar Dengan Kejadian Diare Di Desa
Parlindungan, Pardede Sudung O. Karangmangu Kecamatan
2011. Air Bagi Kesehatan. Sarang Kabupaten Rembang.
Jakarta: Centra Communications. Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Sutartini, T. 2005. Hubungan Jarak
Sumur Gali dan Jamban Wardhana, W. A. 2001. Dampak
Hubungan di Dukuh Bangsri Pencemaran Lingkungan (Edisi
Gede, Kelurahan Kriwen, Revisi). Yogyakarta: Penerbit
Kecamatan Sukoharjo, Andi.
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
Semarang: Universitas Zakianis. 2003. Kualitas
Diponegoro. Bakteriologis Air Bersih Sebagai
Faktor Risiko Terjadinya Diare
Sutrisno. 2001. Teknologi Penyediaan Pada Bayi Di Kecamatan
Air Bersih. Jakarta: Rineke Cipta. Pancoran Mas Kota Depok Tahun
2003. Tesis. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 9, No 1, April 2022

Anda mungkin juga menyukai