Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TENTANG PENGELOLAAN TANAH DI INDUSTRI

KELOMPOK 4

ISNENDA HADI PRATIWI 2013451075


JIHAN NABILA YURIANTI 2013451077
KELVIN YOGI PRADANA 2013451078
MARISHA ANGGRAINI 2013451087

PRODI D-III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sanitasi Industri dan K3, Tentang Standar
Sanitasi Industri dan K3.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,baik
dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan bagi kami dalam membuat makalah
selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam
penyusunan makalah ini kami telah mencurahkan kemampuan, namun kami sangat
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan kami.
Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami dalam mata
kuliah Sanitasi Industri dan K3, dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf dan sekali lagi kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 02 Agustus 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3. Tujuan................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1. Pengenalan ISO 14001 ....................................................................................................... 3
2.2. Keuntungan Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ( SML) .................................... 3
2.3. Pengertian .......................................................................................................................... 4
2.4. Sumber Pencemar .............................................................................................................. 5
2.5. Dampak Pencemaran Tanah .............................................................................................. 6
2.6. Pengendalian ...................................................................................................................... 7
2.7. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Media Tanah ........................................................... 10
2.8. Pengawasan Kualitas Tanah ............................................................................................. 10
2.9. Kegiatan Pengawasan Kualitas Tanah .............................................................................. 10
2.10. Standar Kualitas Tanah ................................................................................................... 11
2.11. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (Sbmkl) ...................................................... 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu bagian terbesar dalam permukaan bumi. Tanah menyediakan
air, udara dan nutrisi yang dibutuhkan mahluk hidup seperti organisme tanah dan
tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber
daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang, papan dan bioenergi yang dapat
mendukung kehidupan manusia.
Kata tanah (soil) berasal dari bahasa Prancis kuno yang merupakan turunan dari bahas
latin yaitu solum yang berarti lantai atau dasar. Henry D. Foth (1994) memberikan
pengertian tanah berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana
dibedakan dari batuan yang padat. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan
bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan
organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Prof. Dr. Ir. H.
Sarwono Hardjowigeno, M.Sc, 2003).
Tanah terdapat dimana-mana tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda.
Perbedaan ini terjadi karna sudut pandang yang berbeda tentang kebutuhan tanah,
misalnya ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna
karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya. Seorang ahli jalan menganggap
tanah adalah permukaan bumi yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu yang
dipermukaannya agar kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah
darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya pertanian,
peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Dalam bidang pertanian tanah diartikan
lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat.
Industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan
wilayah. Hampir semua negara memandang bahwa industrialisasi adalah suatu keharusan
karena menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan
peningkatan pendapatan perkapita setiap tahun. Pembangunan ekonomi di suatu negara
dalam periode jangka panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi negara tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional yang dititikberatkan pada sektor
pertanian ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri (Tambunan, 2001:
15).
Salah satu bentuk penggunaan lahan yaitu untuk aktivitas industri. Dalam penggunaan
lahannya harus memenuhi syarat-syarat lokasi antara lain tingkat ketinggian dan
kemiringan lahan kurang dari 5% yang berada di luar wilayah banjir, bukan zona labil
dan bukan daerah patahan atau retakan, berlokasi di daerah pusat kota atau daerah
pinggiran (menyebar dalam ruang kota), kemudahan aksesibilitas baik ke fasilitas
transportasi komersial maupun ke tenaga kerja, tersedianya jaringan utilitas, kesesuaian
dengan penggunaan lahan di daerah sekitarnya, kesesuaian lokasi dengan pengelolaan

1
kualitas udara (Chapin, 1979:388-389). Sehingga pembangunan industri terjadi
pendayagunaan sumber daya alam baik berupa pemanfaatan kandungan tanah maupun
sebagai wadah/ ruang dari kegiatan industri. Selain itu keberadaan industri di suatu tempat
juga tergantung pada faktor lingkungan yang akan menentukan keberlangsungan industri
itu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian pengelolaan tanah diindustri ?
2. Apa saja tipe-tipe pengeolaan tanah ?
3. Apa saja tahapan pengelolaan tanah?
4. Apa saja macam-macam pengelolaan tanah?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan tanah
2. Untuk mengetahui tipe tipe pengelolaan tanah
3. Untuk mengetahui tahapan dalam pengelolaan tanah
4. Untuk mengetahui berbagai macam penelolaan tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan ISO 14001

ISO 14001 adalah standar yang disepakati secara internasional dalam menerapkan
persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan (SML). sistem manajemen
lingkungan secara keseluruhan yang mencakup struktur organisasi, perencanaan,
kegiatan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk
membangun, menerapkan, mencapai, menelaah, dan memelihara kebijakan
lingkungan.” ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang
mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari Sistem
Managemen Lingkungan. (Environment Indonesia Center, 2020)
Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk
pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
1. Pencegahan polusi / Pencemaran Kesesuaian dengan undangundang yang ada
2. Perbaikan berkesinambungan Sistem Managemen Lingkungan
3. Komitmen-komitmen tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja
lingkungan secara keseluruhan
Tujuan dari penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 :
1. Mendukung Perlindungan lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup
tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling mememungkinkan.
2. Menjaga kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik
yang paling mememungkinkan.
3. Menurunkan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dan limbah berbahaya.

2.2. Keuntungan Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ( SML)

Indonesia sedang gencar untuk menerbitkan peraturan-peraturan terkait Manajemen


Lingkungan Hidup, dimana perusahaan harus memperhatikan dampaknya akibat
kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan. Penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan ( SML ) ini memiliki banyak keuntungan diantaranya :
a. Kepatuhan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan
b. Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan.
c. Meningkatkan reputasi organisasi dan kepercayaan pemangku kepentingan
melalui komunikasi strategis.
d. Mencapai tujuan strategis organisasi dengan memasukkan isu lingkungan
kedalam manajemen bisnis.

3
e. Menyediakan keunggulan kompetitif dan finansial melalui perbaikan efisiensi
dan pengurangan biaya.
f. Mendorong perbaikan kinerja lingkungan dari pemasok dengan mengintegrasikan
mereka ke dalam sistem bisnis organisasi.

2.3. Pengertian
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang
akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar
untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya
satu atau banyak benda kimia, fisik, atau biologis ke dalam tanah di mana benda-benda
tersebut bisa merusak struktur tanah dan membuat tanaman menjadi sulit untuk
beradaptasi. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial. Sumber utama dari adanya pencemaran tanah
ini adalah adanya kebocoran limbah kimia yang biasanya ada di pabrik baik itu bahan
kimia organik maupun yang kimia tulen. Biasanya di dalam pabrik tempat
pembuangan limbah kimia ini terdapat di dalam bunker yang terdapat di dalam tanah
sehingga sangat rawan terjadi kebocoran. Jika bunker tersebut sudah bocor maka
selanjutnya yang terjadi adalah masuknya berbagai zat kimia tersebut ke dalam tanah
dan merusak struktur tanah itu sendiri.

4
2.4. Sumber Pencemar
pencemaran tanah dikarenakan adanya kebocoran bahan kimia baik itu yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja baik dalam skala besar ataupun skala
kecil. Penggunaan pestisida pada lahan pertanian, masuknya bahan kimia yang
terdapat di dalam air ke dalam permukaan tanah, adanya kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak yang masuk ke dalam tanah juga mampu menimbulkan
pencemaran tanah. ketika bahan kimia sudah ada di dalam tanah maka bahan kimia
tersebut dapat larut ke dalam air, terbawa air hujan dan juga mampu menguap ke
dalam udara sehingga efeknya akan menjadi efek domino dimana yang berbahaya
bukan hanya pada tanah saja melainkan juga di dalam air dan udara.
Menurut Suprihanto Notoatmojo (2005), Jenis pencemaran tanah diantaranya :
1. Pencemar Organik
Pencemaran organik pada umumnya senyawa kimia buatan manusia seperti
pestisida atau bahan industri lainnya yang kemungkinan sulit atau tidak terurai oleh
kegiatan mikroorganisme tanah. Hasil peruraian tersebut samapi batas tertentu juga
sebagai bahan pencemar sehingga tanah mengalami pencemaran. Walaupun bahan
organik tersebut sudah mengalami peruraian lebih lanjut, tetapi penggunaannya
yang berulang-ulang menyebabkan konsentrasi di dalam tanah meningkat.
Pencemaran organik yang jadi masalah bagi lingkungan dan manusia adalah
pencemar yang berasal dari industri dan pertanian(pestisida). Masalah yang
ditumbulkan oleh kontaminan organik selain bersifat toksin, sebagian juga bersifat
persisten. Pencemar organik terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini
disebabkan banyak sekali material baru yang dibuat dan digunakan oleh peradaban
modern. Banyak diantaranya menunjukan sifat yang berbahaya dan tahan lama
(persistent).Bahan-bahan pencemar organik persistent adalah sejumlah bahan
pencemar kimia beracun .
Kebanyakan pencemar organik hilang dari dalam tanah melalui proses votalisasi
atau terurai melalui proses dekomposisi dan hasil peruraian tersebut dapat berlaku
sebagai bahan pencemar. Apabila kita menggunakan limbah sebagai pupuk atau
menggunakan pestisida, kita harus yakin bahwa bahan tersebut tidak menimbulkan
resiko terhadap badan air dan makanan. Untuk melindungi tanah dalam waktu
panjang, penggunaan limbah harus diusahakan agar tidak mempengaruhi kehidupan

5
organisme tanah yang secara tidak lengsung menentukan kesuburan tanah. Jumlah
dan frekuensi pemakaian limbah sebagai pupuk untuk membangun kesuburan tanah
diusahakan tidak menimbulkan pencemaran tanah.
2. Pencemar Anorganik
Pencemar anorganik terutama logam berat cenderung berada di dalam tanah dalam
waktu yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah menurut waktu.
Dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu :
a. garam-garam
b. Senyawa nitral dan posfat
c. Logam Berat
3. Pencemar Radioaktif
Material radioaktif merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif, yaitu
partikel α, partikel β dan sunar γ. Pencemaran tanah oleh limbah radioaktif
umumnya disebabkan oleh limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif,
limbah tumpahan atau kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif yang
biasanya dikubur dalam tanah, misalnya berasal dari PLTN, reaktor nuklir dan
Rumah sakit serta Laboratoriumyang mengunakan bahan radioaktif. Pencemaran
tanah dan air tanah oleh limbah nuklir atau limbah radioaktif banyak terjadi di
negara maju dan yang mengunakan energi nuklir.
4. Pencemar Mikrobiologis
Penyebab pencemaran mikroorganisme pada tanah adalah air buangan domestik,
tangki septik, pipa riol (sewer) atau efluent pengolahan limbah yang tidak
sempurna. Sedangkan mikroorganisme patogen berasal ekskreta manusia atau
mahluk hidup lainnya yang menderita atau membawa penyakit (carrier). Sumber
lainnya adalah buangan dari tempat pemotongan hewan dan tumbuhan yang
tumbuh di daerah atau tanah yang telah tercemar oleh mikroorganisme tersebut.

2.5. Dampak Pencemaran Tanah


Ada beberapa bentuk dari dampak pencemaran tanah, diantaranya adalah berikut ini:
1. Dampak pada Kesehatan
Adanya pencemaran tanah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Seberapa
besar dampak ini pada kesehatan sebenarnya juga sangat tergantung pada jenis

6
polutan serta seberapa sering dan banyak polutan yang terpapar ke dalam tubuh.
semakin banyak dan sering polutan masuk ke dalam tubuh maka dampak penyakit
yang akan dialami juga akan semakin besar dan juga sebaliknya. adapun berbagai
jenis resiko polutan dan penyakitnya adalah sebagai berikut ini:
a. Kromium, yang merupakan zat kimia yang digunakan dalam berbagai pestisida
dan juga herbisida ini mampu membuat munculnya dampak karsinogenik pada
semua populasi bukan hanya untuk spesies manusia saja namun juga makhluk
hidup lainnya.
b. Zat timbale, ini sangat berbahaya jika terlalu banyak terpapar ke dalam tubuh
karena dapat mengakibatkan peningkatan resiko terkena penyakit ginjal dan
kerusakan otak
2. Dampak pada Ekosistem
pencemaran tanah ini juga dapat menimbulkan zat kimia masuk ke dalam air tanah
sehingga membuat berbagai jenis tumbuhan akan sulit tumbuh di atasnya.
Kesuburan tanah pun akan menghilang dan ini akan sangat berbahaya bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi ini.

2.6. Pengendalian
Cara pencegahan dan penanggulangan Bahan Pencemar Tanah Pencegahan dan
penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam
arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan
pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun
demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih
baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila
pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang
perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :

7
1. Langkah Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya
bahan pencemar, antara lain : Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan
oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengubur sampah-
sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai
kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang
timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara
berlapis-lapis dengan tanah.
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah
yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun
dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak
mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. yang
pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
2. Langkah Penangulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap
pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi
bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang
menjadi bahan yang bermanfaat. Ada beberapa langkah penangan untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya :
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Hal yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai
berikut:
1) Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi/tidak,berbahaya/
tidak,
2) Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
3) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),

8
4) Jenis tanah,
5) Kondisi tanah (basah, kering),
6) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
7) Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa
ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site).
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Jenis-jenis bioremediasi adalah
sebagai berikut:
1) Biostimulasi.
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air
atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas
bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
2) Bioaugmentasi.
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling
sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun
ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit
untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat
berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti
seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme
yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk
beradaptasi.
3) Bioremediasi Intrinsik.
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar. Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan
penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb

9
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau
mengubah pencemar.

2.7. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Media Tanah


1. Memenuhi persyaratan konstruksi untuk jenis tanah peruntukan industri
2. Tidak tercemar oleh limbah domestik maupun industri baik berupa limbah padat,
cair maupun gas
3. Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa penyakit
4. Jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan kualitas tanah sesuai dengan
persyaratan teknis bangunan industri maka perlu dilakukan rekayasa atau
remediasi tanah agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan
dampak kesehatan pekerja

2.8. Pengawasan Kualitas Tanah


Pengawasan tanah merupakan kegiatan mulai pengambilan sampel, analisis lapangan
dan analisis laboratorium untukmenentukan persyaratan terpenuhi atau tidak. Tujuan
Pengawas Kualitas Tanah di Industri Untuk mengetahu kualitas tanah secara fisika
mampu meresapkan air dan secara kimia tidak mengakibatkan pencemaran pada
tanaman dan air tanah karena fungsi yang menonjol dari tanah adalah menunjang
tumbuhan dan keberadaan air. Tanah mengandung mineral, bahan organik, air dan
udara yang menunjang kehidupan dalam siklus makanan.

2.9. Kegiatan Pengawasan Kualitas Tanah


Kegiatan Pengawasan Kualitas Tanah
a. Pemetaan lokasi
1. Sekitar bangunan untuk mengidentifikasi media tanah sebagai tempat
didirikannya bangunan
2. Sekitar pembuangan air limbah dan sampah yang terindikasi menerima beban
pencemaran
b. Melakukan inspeksi
c. Menganalisisi dan menyimpukan hasil inspeksi
d. Penyusunan laporan

10
2.10. Standar Kualitas Tanah
1. Standar Kualitas Tanah
a. Media Tanah Persyaratan media tanah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 70 tahun 2016 tentang standar kualitas kesehatan lingkungan kerja
Industri adalah :
1) Memenuhi persyaratan konstruksi untuk jenis tanah peruntukan industri
2) Tidak tercemar oleh limbah domestik maupun industri baik berupa limbah
padat, cair maupun gas
3) Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa
penyakit
4) Jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan kualitas tanah sesuai dengan
persyaratan teknis bangunan industri maka perlu dilakukan rekayasa atau
remediasi tanah agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan
dampak kesehatan pekerja
b. Kimia
1) Kandungan Mineral dan hara
Beberapa jenis mineral primer yang sering terdapat di dalam tanah dan
kandungan unsur haranya adalah sebagai berikut:
MINERAL UNSUR HARA
Kwarsa (SiO2) -
Kalsit Ca
Dolomit Ca, Mg
Feldspar : - Ortoklas K
- Plagioklas Na, Ca
Mika : - Muskovit K
- Biotit K, Mg, Fe
Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na
Piroksin (Hiperstin, augit) Ca, Mg, Fe
Olivin Mg, Fe
Leusit K
Apatit P

11
2) Asam dan Basa Tanah
Reaksi tanah menunjukan sifat keasaman (aciditas) atau kebasaan (alkalinitas)
tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya
konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di
dalam tanah, semakin masam tanah tersdebut. Di dalam tanah selain ion H+dan
ion-ion lain ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan banyaknya ion H+.

2.11. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL)


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) merupakan
konsentrasi/Kadar dari setiap parameter media lingkungan yang ditetapkan dalam
rangka perlindungan kesehatan pekerja sesuai satuannya berupa angka minimal
yang diperlukan, atau maksimal atau kisaran yang diperbolehkan, bergantung pada
karakteristik parameter. Media lingkungan yang dimaksud meliputi media air,
udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa
penyakit.
Standar baku mutu media tanah yang berhubungan dengan kesehatan meliputi
kualitas tanah dari aspek biologi, kimia dan radioaktivitas.

A. Standar Baku Mutu Biologi Standar Baku Mutu (SBM) biologi tanah meliputi
angka telur cacing (Ascaris lumbricoides) dan fecal coliform yang
mengindikasikan adanya pencemaran tanah oleh tinja (Tabel 24).

Tabel 24. Standar Baku Mutu Biologi Tanah


No Parameter Unit SBM (Kadar Keterangan
Maksimum/ Kisaran
Yang
Diperbolehkan)
1. Telur Cacing Jumlah/ 10 Tidak ada telur/10
gr tanah gram tanah kering
kering

12
2. Fecal CFU/10 gr 0 0 setara dengan
coliform tanah kering <1 pada MPN
(Most Probable
Number)
index.

B. Standar Baku Mutu Kimia SBM kimia tanah meliputi kimia anorganik yang terdiri
dari 7 parameter yaitu timah hitam, Arsen, Kadmium, Krom (valensi 6), senyawa
merkuti, boron dan tembaga dalam satuan mg/kg (Tabel 25). Sedangkan
parameter organik meliputi BaP, DDT, Dieldrin, PCP, Dioksin (TCDD) dan
Dioxin-like PCBs.

Tabel 25. Standar Baku Mutu Kimia Tanah (Outdoor)


NO Parameter Unit SBM (Kadar Keterangan
Anorganik maksimum/ kisaran
yang diperbolehkan
Anorganik
1. Timah hitam mg/kg ≤ 3300
(Pb)
2. Arsen (As) mg/kg ≤ 70
3. Kadmium (Cd) mg/kg ≤ 1300 pH 5
4. Krom mg/kg ≤ 6300
(CrHeksavalen)
5. Senyawa mg/kg ≤ 4200
Merkuri (Hg)
6. Boron mg/kg Tidak ada batas Derived value
>10000
7. Tembaga (Cu) mg/kg Tidak ada batas Derived value
>10000
Organik
1. BaP mg/kg ≤35
2. DDT mg/kg ≤1000

13
3. Dieldrin mg/kg ≤160
4. PCP mg/kg ≤360
5. Dioxin µg/kg TEQ ≤ 1,4
(TCDD)
6. Dioxin-like µg/kg TEQ ≤ 1,2
PCBs

C. Standar Baku Mutu Radioaktivitas Sebagai indikator pencemaran radon dengan


satuan Bq/m3 tanah berkisar antara 100-300, di mana 3,7 Bq/m3 adalah setara
dengan 1 pCi/L (Tabel 26).

Tabel 26. Standar Baku Mutu Radioaktivitas Tanah


No Parameter Unit SBM (Kadar Keterangan
maksimum/ kisaran
yang diperbolehkan)
1. Radon Bq/m3 100-300 1 pCi/L setara
dengan 37
Bq/m³

Sumber : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR DAN PERSYARATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI

2.12. Evaluasi Untuk Penetapan Status Kerusakan Tanah

Evaluasi Untuk Penetapan Status Kerusakan Tanah Setelah dilakukan identifikasi kondisi
awal tanah, analisis sifat dasar tanah, selanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi ini
bertujuan untuk menentukan rusak tidaknya suatu lokasi tanah berdasarkan kriteria baku
kerusakan tanah. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil analisis sifat dasar
tanah sebagaimana yang tercantum dalam tabel evaluasi kerusakan tanah di bawah ini.

14
15
Apabila salah satu ambang parameter terlampaui, maka tanah dikatakan rusak. Selanjutnya hasil
evaluasi ini digunakan untuk menetapkan status kerusakan tanah.

Sumber : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2006


TENTANG TATA CARA PENGUKURAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI
BIOMASSA

Berbagai peraturan yang berkaitan dengan pencemaran tanah :


1. PerMen LH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pecegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Pertambangan Emas Rakyat

16
2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Larangan Ekspor
Pasir, Tanah, dan Top Soil (termasuk Tanah Pucuk atau Humus)
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Verifikasi atau
Penelusuran Teknis Ekspor Bahan Galian Golongan C Selain Pasir, Tanah dan Top
Soil (Termasuk Tanah Pucuk atau Humus).
4. PerMen LH Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan Dan
Atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan
Atau Lahan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah
Untuk Produksi Biomassa
7. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 146 Tahun 1999 Tentang Pedoman
Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Industri
8. KepMen LH Nomor 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan
9. KepMen Pertambangan & Energi Nomor 1211 Tahun 1995 Tentang Pencegahan &
Penanggulan Perusakan & Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Pertambangan
Umum.

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

sistem manajemen lingkungan secara keseluruhan yang mencakup struktur organisasi,


perencanaan, kegiatan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya
untuk membangun, menerapkan, mencapai, menelaah, dan memelihara kebijakan
lingkungan.” ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan
pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari Sistem Managemen Lingkungan.

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya satu atau banyak benda kimia, fisik,
atau biologis ke dalam tanah di mana benda-benda tersebut bisa merusak struktur tanah
dan membuat tanaman menjadi sulit untuk beradaptasi. Sumber utama dari adanya
pencemaran tanah ini adalah adanya kebocoran limbah kimia yang biasanya ada di pabrik
baik itu bahan kimia organik maupun yang kimia anorganik.

ketika bahan kimia sudah ada di dalam tanah maka bahan kimia tersebut dapat larut ke
dalam air, terbawa air hujan dan juga mampu menguap ke dalam udara sehingga efeknya
akan menjadi efek domino dimana yang berbahaya bukan hanya pada tanah saja
melainkan juga di dalam air dan udara. Untuk melindungi tanah dalam waktu panjang,
penggunaan limbah harus diusahakan agar tidak mempengaruhi kehidupan organisme
tanah yang secara tidak lengsung menentukan kesuburan tanah.

Dampak pada Ekosistem pencemaran tanah ini juga dapat menimbulkan zat kimia masuk
ke dalam air tanah sehingga membuat berbagai jenis tumbuhan akan sulit tumbuh di
atasnya. Pengendalian Cara pencegahan dan penanggulangan Bahan Pencemar Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang,
apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah
tindakan.

Jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan kualitas tanah sesuai dengan persyaratan
teknis bangunan industri maka perlu dilakukan rekayasa atau remediasi tanah agar tidak
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan dampak kesehatan pekerja

Standar baku mutu media tanah yang berhubungan dengan kesehatan meliputi kualitas
tanah dari aspek biologi, kimia dan radioaktivitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Environment Indonesia Center. (2020). mengenal ISO 14001 sistem manajemen lingkungan.
Retrieved from https://environment-indonesia.com/articles/mengenal-iso-14001-
sistem-manajemen-lingkungan-2/

Jamaludin Ramlan, Sumihardi. 2018. Bahan ajar Kesehatan Lingkungan SANITASI INDUSTRI &
K3 : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG


Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

SANITASI INDUSTRI DAN K3 BAGI PRODI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES
SURABAYA, 2017

19

Anda mungkin juga menyukai