Anda di halaman 1dari 73

PROFESI KEPENDIDIKAN

Tema : Analisis dan evaluasi pilkada 2019 menuju pilkada 2024 dalam
pengembangan perekonomian bangsa indonesia

Sub tema : Melestarikan sumber daya alam (kelepa sawit) dalam pengembangan
perekonomian bangsa Indonesia yang ada di desa RINTIS X BALIMBINGAN KEC.
TANAH JAWA KAB.SIMALUNGUN PROV.SUMATERA UTARA dalam pilkada
DPRD PROVINSI selama 2019-2024

DISUSUN OLEH
NAMA : HENOKH SITUMEANG
NPM :17140091
GROUP :H
DOSEN PENGAMPUH :Pdt. Dr.Nurliani Siregar,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MEDAN
T.A 2018/2019

1
DAFTAR ISI

Daftar isi................................................................................................... i

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Bab l Pendahuluan................................................................................. 1-5


l. Latar belakang.......................................................................... 1
ll. Batasan masalah penelitian..................................................... 3
lll.Manfaat penelitian ................................................................. 4
IV.Rumusan masalah.................................................................. 4
V. Tujuan.................................................................................... 5

Bab ll KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 6-21


1.1.1 Pengertian Kelapa Sawit............................................... 6
1.1.2 Karakteristik dari kelapa sawit .................................... 8
1.1.3 Sejarah penyebaran kelapa sawit di Indonesia.............10
1.1.4 Cara pemasaran kelapa sawit.......................................15
1.1.5 Manfaat dari kelapa sawit............................................17
1.1.6 pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa...........18
1.1.7 perkembangan perekonomiani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Simalungun.................................................................19
1.1.8 dampak perkebunan tersebut terhadap pembangunan di desa Rintis X
Balimbingan kabupaten Simalungun................................................21

Bab lll. PEMBAHASAN...............................................................................................22-43

1.2.1 Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar...............22

1.2.2 Mengetahui dan memahami peredaran pertumbuhan dari kelapa sawit................27

1.2.3 Mengetahui  estimasi produksi panen kelapa sawit.............................................30

2
1.2.4Mengetahui perkembangan perkebunan kelapa sawit di Simalungun....................35

1.2.5 Mengetahui dampak perkebunan kelapa sawit terhadap pembangunan desa.......43

Bab IV. PROSEDUR PENELITIAN DAN


DOKUMENTASI......................................................................................................45-65
1.3.1 Pelaksanaan tindakan ............................................................................46
1.3.2 Keterbatasan penelitian.........................................................................48
1.3.3 Populasi dan sampel..............................................................................49
1.3.4 Teknik analisis data.............................................................................65

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................67-68

I.Kesimpulan ...............................................................................................66

ll.Saran.........................................................................................................67

Daftar Pustaka............................................................................................................68

3
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yang Maha
Kuasa.Karena berkat rahmat dan Karunia-nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan
observasi ini sesuai waktu yang telah ditentukan.

Saya juga sangat berterima kasih kepada pihak Perkebunan yang ada di Desa Rintis X
Balimbingan kabupaten simalungun yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi
ini di perkebunan tersebut. Kepada Karyawan yang bersedia menemanin saya selama
penelitian berlangsung,karena atas kerjasama yang baik saya bisa menyelesaikan makalah ini.

Laporan Observasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan.
Yaitu Pengembangan perekonomian bangsa indonesia melalui peningkatan sektor
perkebunan (kelapa sawit) yang berdampak pada pembangunan desa didesa Rintis X
Balimbingan,Kabupaten simalungun.

Tiada gading yang tak retak.Dari peribahasa itu,penulis menyadari Makalah ini
bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi
maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.Akhir kata, semoga laporan ini
bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Pematangsiantar Juli 2019

Penyusun

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.            Latar Belakang

SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Yang tergolong di dalamnya
tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga
komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan
tanah.Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri
telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus
berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini.Sumber daya alam
mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya
tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brasil, Kongo, Maroko, dan
berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat
berlimpah.Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam
sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa
fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi.Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini
seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.

Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA
yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui
adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi
berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah
beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam,
penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat
diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada
proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak
bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu
dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat
terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan

5
perairan.Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah
materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.

Daya dukung lingkungan

Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang


meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya
cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung
lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya
dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatannya
harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus
dihindari.Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara
yang rasional antara lain sebagai berikut:

1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan
efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat
didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.

Sumber daya alam di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah
Brasil.Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang
dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri
merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata
antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat
penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam
tersebut.Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara
lain:

6
 Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah
hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh
dengan cepat.
 Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik
sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
 Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan
hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.

Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman
berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari
hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di
bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji
coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati
urutan atas dari segi produksinya di dunia.

Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah
di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum,
timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu,
Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis
tanaman.Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang
sangat besar.

Sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi

Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana
kekayaan sumber daya alam secara teoretis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-
negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan
tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch
disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari
hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara
yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber
daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam
mengolahnya.Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi
faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.Untuk mengatasi

7
hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan
penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan
akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam.Contoh negara yang telah berhasil
mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara
adalah Norwegia dan Botswana.

Pemanfaatan sumber daya alam

Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. [1] Untuk
memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan asalnya, yaitu SDA
hayati dan nonhayati.

Sumber daya alam hayati

adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan
mahluk hidup

Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis.Oleh
karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.Eksploitasi
tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini
akan berdampak pada rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya
salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di
atasnya.Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:

 Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu


 Bahan bangungan: kayu jati, kayu mahoni
 Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit
 Obat: jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa
 Pupuk kompos.

8
Pertanian dan perkebunan

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia
mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.[17] Data statistik pada
tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur.Hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha
yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pertanian
di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi,
jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong.Di samping itu, Indonesia juga
dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan
baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil),
kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).

Hewan, peternakan, dan perikanan

Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah
dibudidayakan.Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti
kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga
keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ
terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat
asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan
tersebut dari habitatnya ke tempat lain.Untuk memaksimalkan potensinya, manusia
membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber
daya hewan.

Sumber daya alam nonhayati

Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat
dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.

Air

Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh
wilayah perairan.Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut,
samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring
dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan

9
domestik dan energi, terus meningkat.Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar
industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi.Di bidang energi, teknologi penggunaan
air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus
berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak
berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah kaca.

Angin

Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil
tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin. Angin
mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan
dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi.Selain sumbernya yang
terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang
dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya.Beberapa negara yang telah
mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.

Tanah

Tanah adalah komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah satu sumber daya
alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber
makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan
perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah.Tanah
tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik.
Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya
pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.

DPRD

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi (disingkat DPRD provinsi) adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah provinsi. DPRD provinsi terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum
yang dipilih melalui pemilihan umum. DPRD provinsi mempunyai fungsi legislasi, anggaran,
dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di provinsi.

Dasar Perundang-undangan

Undang-undang terbaru yang mengatur terkait DPRD Provinsi adalah Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

10
telah diubah sebanyak dua kali. Perubahan pertama dilakukan dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2014, sedangkan perubahan kedua dilakukan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018.

Wewenang dan Tugas

DPRD provinsi mempunyai wewenang dan tugas yaitu:

1. membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;


2. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh gubernur;
3. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi;
4. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan
pengangkatan dan/atau pemberhentian;
5. memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil gubernur;
6. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah provinsi terhadap
rencana perjanjian internasional di daerah;
7. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan
oleh pemerintah daerah provinsi;
8. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah provinsi;
9. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan
pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;
10. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
11. melaksanakan wewenang dan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Keanggotaan

Anggota DPRD provinsi berjumlah paling sedikit 35 (tiga puluh lima) orang dan paling
banyak 100 (seratus) orang dengan masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan berakhir pada saat
anggota DPRD provinsi yang baru mengucapkan sumpah/janji. Keanggotaan DPRD provinsi
diresmikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri.

Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh diatur dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 yakni paling banyak 125% (seratus dua puluh lima persen)
dari yang ditetapkan undang-undang. Sedangkan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta diatur dengan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2007 yakni paling banyak 125% (seratus dua puluh lima persen) dari jumlah maksimal
untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.
[1]

Hak DPRD Provinsi

Hak DPRD provinsi adalah:

11
1. Hak interpelasi yaitu hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur
mengenai kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
2. Hak angket yaitu hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap
kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3. Hak menyatakan pendapat yaitu hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan
hak interpelasi dan hak angket.

Hak dan Kewajiban Anggota

Hak Anggota

Anggota DPRD provinsi berhak:

1. mengajukan rancangan peraturan daerah provinsi;


2. mengajukan pertanyaan;
3. menyampaikan usul dan pendapat;
4. memilih dan dipilih;
5. membela diri;
6. imunitas;
7. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;
8. protokoler; dan
9. keuangan dan administratif.

Kewajiban Anggota

Anggota DPRD provinsi berkewajiban:

1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;


2. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
menaati peraturan perundang-undangan;
3. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan;
5. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;
6. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
7. menaati tata tertib dan kode etik;
8. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;
9. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara
berkala;
10. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat; dan

12
11. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di
daerah pemilihannya.

Fraksi

Fraksi adalah wadah berhimpun anggota DPRD provinsi untuk mengoptimalkan pelaksanaan
fungsi, wewenang dan tugas DPRD provinsi, serta hak dan kewajiban anggota DPRD
provinsi. Setiap anggota DPRD provinsi harus menjadi anggota salah satu fraksi. Setiap
fraksi di DPRD provinsi beranggotakan paling sedikit sama dengan jumlah komisi di DPRD
provinsi.

Alat Kelengkapan

Alat kelengkapan DPRD provinsi terdiri atas:

1. pimpinan;
2. Badan Musyawarah;
3. komisi;
4. Badan Legislasi Daerah;
5. Badan Anggaran;
6. Badan Kehormatan; dan
7. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

Pimpinan

Pimpinan DPRD provinsi terdiri atas:

1. 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang wakil ketua untuk DPRD provinsi yang
beranggotakan 85 (delapan puluh lima) sampai dengan 100 (seratus) orang;
2. 1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketua untuk DPRD provinsi yang
beranggotakan 45 (empat puluh lima) sampai dengan 84 (delapan puluh empat) orang;
3. 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketua untuk DPRD provinsi yang
beranggotakan 35 (tiga puluh lima) sampai dengan 44 (empat puluh empat) orang.

Pimpinan berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD
provinsi. Ketua DPRD provinsi ialah anggota DPRD provinsi yang berasal dari partai politik
yang memperolah kursi terbanyak pertama di DPRD provinsi.

Komisi

Komisi di DPRD provinsi dibentuk dengan ketentuan:

1. DPRD provinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima) sampai dengan 55 (lima
puluh lima) orang membentuk 4 (empat) komisi;
2. DPRD provinsi yang beranggotakan lebih dari 55 (lima puluh lima) orang membentuk
5 (lima) komisi

KELAPA SAWIT

13
       Kelapa sawit (Elaeis guinensis jack) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian, hal ini dikarenakan kelapa sawit
mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak atau lemak lainya . Selain itu kelapa sawit juga memiliki banyak
manfaat yaitu sebagai bahan bakar alternatif Biodisel, bahan pupuk kompos, bahan dasar
industri lainnya seperti industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai obat.Prospek pasar
bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar
negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan yang cukup luas,
Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.

Saya memilih lokasinya di Kabupaten Simalungun dikarenakan lumayan luas.


Rintis X Balimbingan (Simalungun) memiliki tanah mineral masam yang pada umumnya
memiliki kandungan bahan organik yang rendah sehingga sumber energi bagi
mikroorganisme di dalam tanah tidak tersedia menyebabkan aktivitas mikroorganisme
menjadi berkurang sehingga proses perombakan di dalam tanah menjadi berkurang pula.
Upaya dalam mengatasi masalah adalah dengan penambahan unsur hara ke dalam
tanah(pemupukan) dan melakukan pengapuran dalam meningkatkan pH tanah serta
penambahan bahan organik seperti tandan kosong kelapa sawit untuk meminimalisir biaya
ekonomi.
Sejalan dengan proses pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,
kewenangan yang sangat besar telah diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan demikian
pemerintah kabupaten Simalungun mempunyai andil besar dalam mengatur perekonomian
daerahnya sendiri. Pelimpahan wewenang itu telah membuka banyak kesempatan emas bagi
pemerintah daerah untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya melalui inovasi,
peningkatan transparansi dan akuntabilitas, serta menciptakan tata kelola ekonomi daerah
yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten otonom yang ada di Provinsi
Sumatera Utara, luas kabupaten ini adalah 4.386,60 km2 atau 6,12% dari luas wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun pada tahun 2012
sebanyak 830.986 jiwa dengan kepadatan 189,44 jiwa/km2.
Kabupaten Simalungun yang sebelumnya berada di Pematang Siantar berpindah ke
Kecamatan Raya. Potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Simalungun sebagian besar

14
teletak pada sektor pertanian, perkebunan dan pariwisata. Potensi sektor pertanian Kabupaten
Simalungun yang memberikan kontribusi adalah tanaman pangan dan holtikultura.
Sedangkan sektor perkebunan yang memberikan kontribusi adalah, karet, kelapa sawit, kopi,
tembakau dan teh. Di Kabupaten Simalungun terdapat beberapa perkebunan milik pemerintah
seperti PTPN 3,PTPN 4 dan perkebunan milik swasta seperti PT. Bridgestone Sumatera
Rubber Estate dan PT. Toba Pulp Lestari.

Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di


tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi
sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan kesempatan
kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa terbesar bagi Indonesia.

Persaingan antar daerah yang semakin ketat, membuat pemerintah daerah tak
terkecuali Kabupaten Simalungun dituntut untuk lebih menyiapkan daerahnya sebaik
mungkin agar dapat menarik investasi ke Kabupaten Simalungun. Dengan demikian untuk
meningkatkan daya saing ekonomi daerah perlu dikembangkan sentra-sentra ekonomi daerah.
Serta kesiapan pemerintah daerah secara sungguh-sungguh dalam menata pengembangan
kelembagaan, membuat kebijakan pemerintah daerah yang lebih strategis, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) , reformasi birokrasi, hingga pemberdayaan ekonomi
daerah secara menyeluruh merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi daerah yang
kompetitif dan memiliki daya saing yang tinggi.

Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit.

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten otonom yang ada di


Provinsi Sumatera Utara, luas kabupaten ini adalah 4.386,60 km2 atau 6,12% dari luas
wilayah Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun pada tahun 2012
sebanyak 830.986 jiwa dengan kepadatan 189,44 jiwa/km2.

Daerah ini terbagi menjadi 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 345 desa/nagori. Suku batak
simalungun merupakan penduduk asli dari Kabupaten Simalungun. Sejak tahun 2008, ibukota
Kabupaten Simalungun yang sebelumnya berada di Pematang Siantar berpindah ke
Kecamatan Raya.

15
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya di dalam
perekonomian diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Produksi pertanian hanya
dapat diperoleh jika persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, yaitu tanah, tenaga kerja,
modal dan skill. Indonesia sebagai negara yang banyak mempunyai perkebunan kelapa sawit
sehingga banyak persaingan investor di dunia pasar, yang dapat dilihat tidak konstanya harga
kelapa sawit/ harga kelapa sawit berubahubah sesuai dengan standar dan hukum Indonesia
(Asni, 2005:2). Mengingat besarnya dampak harga kelapa sawit terhadap perekonomian
Indonesia, dibutuhkan suatu metode yang baik untuk dapat mengetahui/ memprediksikan
harga kelapa sawit. Alasan dipilihnya harga kelapa sawit dalam penuliasan ini, yaitu harga
kelapa sawit merupakan harga yang sedang berkembang dengan pesat serta tidak konstan
terutama di Indonesia. Harga kelapa sawit juga mempengaruhi para investor, tenaga kerja,
dan devisa negara Indonesia.

Pada penelitian prediksi harga kelapa sawit, faktor yang dipakai yaitu harga kelapa
sawit, produksi kelapa sawit, dan harga minyak kelapa sawit. Metode yang digunakan untuk
prediksi harga kelapa sawit yaitu sistem fuzzy model Sugeno.

II. BATASAN MASALAH PENELITIAN

Dalam tugas akhir ini saya akan membahas tentang sistem pengertian kelapa sawit,cara
penanaman kelapa sawit, persebaran kelapa sawit di indonesia dan serta pemasaran dan
pembangunan sistem perekonomian di desa Rintis X Balimbingan kabupaten simalungun

untuk memprediksi harga kelapa sawit. Data yang digunakan adalah data harga kelapa
sawit, produksi kelapa sawit, harga minyak kelapa sawit. Batasan data yang dipakai pada
penelitian ini yaitu harga penutupan dan produksi setiap pemasukan,pengeluaran maupun
pengolahan serta pemasaran kelapa sawit terhadap pembungunan ekonomi.

16
VISI DAN MISI

VISI :

“Mewujudkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang Kridibel, Kapabel dan akseptebel
yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi serta keadilan maupun kesejahteraan rakyat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”

MISI :

1. Menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam pembuatan kebijakan


pemerintah

2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya DPRD

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan daerah

serta peran Sekretariat DPRD

4. Meningkatkan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

lll.MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:

1.Bagi masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang keberadaan perkebunan kelapa


sawit serta dampak lingkungan terhadap perubahan ekonomi

2.Bagi penulis sebagai sarana informasi dalam pelatihan penulisan dan menambah
pengetahuan tentang perkebunan kelapa sawit di kabupaten Simalungun.

IV . Rumusan masalah

 Apa itu Kelapa sawit ?


 Bagaimana karakteristik dari Kelapa Sawit ?
 Bagaimana sejarah penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?
 Bagaimana cara pemasaran Kelapa Sawit ?
 Apa saja kandungan yang terdapat dalam Kelapa Sawit ?
 Apa saja manfaat Kelapa Sawit ?
 Bagaimana cara pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?

17
 Apa sajakah hasil olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?
 Bagaimanakah perkembangan perekonomian perkebunan kelapa sawit di
Kabupaten Simalungun?
 Bagaimanakah dampak perkebunan tersebut terhadap pembangunan di desa
Rintis X Balimbingan kabupaten Simalungun ?

V.Tujuan
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar
2. Mengetahui dan memahami syarat tumbuh dari kelapa sawit
3. Mengetahui  estimasi produksi panen kelapa sawit
4.Mengetahui perkembangan perkebunan kelapa sawit di kabupaten simalungun
5.Mengetahui dampak perkebunan kelapa sawit terhadap pembangunan desa di desa Rintis X
Balimbingan kabupaten simalungun

18
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1.1     Pengertian Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan
besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

1.1.2     Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.


Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi
jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang
bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi
Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa
sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit “Deli
Dura”.

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial
dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti
oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli)
dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran
kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau
Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka
pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari
Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai
tahun 1911.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak
sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari
angka tahun 1940.

19
Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-
militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih
Malaya (lalu Malaysia). Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman
digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa
sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati
meningkat sebagai energi alternatif. Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun
Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan
kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

1.1.3      Tipe Kelapa Sawit

Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera.
Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang
mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.

Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri
dari

 Dura,

 Pisifera, dan

 Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap


memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan
kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang
namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah
persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab
melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga
betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya
mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

1.1.4      Hasil Tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika,
industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk

20
begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada
tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian
daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan
baku minyak gorengdan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit
adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak
sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya
berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman.
Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu
digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C.
Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan
pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan
pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa
cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial
menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

1.1.5  Botani dan Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

            Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter.
Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon. Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan
memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar
(Setyamidjaja,.2006). Akar tanaman kelapa sawit mempunyai sistem perakaran serabut. Jika
aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam
tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m (Sastrosayono,
2003).

21
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12
tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan
tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian pangkal
pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya.
Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun.
Buah  kelapa  sawit  terdiri  atas  beberapa  bagian,  yaitu  eksokarp,  perikarp,
mesokarp, endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45  – 50 % minyak dan
berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah sawit mempunyai warna
bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan (Sunarko, 2007).

A.Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6
km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan
stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan
dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari.
Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.

Kelapa sawit dapat tumbuh  pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik. Kemiringan lahan kebun
kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka
diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit
kaki bukit.

 B.Kesesuaian lahan
Lahan yang  sesuai  untuk  kelapa  sawit  dapat  berupa  hutan  primer dan  sekunder,  semak
belukar,  bekas  perkebunan  komoditas lain  (karet,  kelapa,  kakao),  padang  alang-alang, 
atau  bahkan bekas kebun  tanaman pangan  (jagung,  singkong, padi gogo), serta  kebun 
kelapa  sawit  tua  (peremajaan).  Teknik pembukaan  lahan  dapat  dilakukan  secara manual,
mekanis, kimia atau kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.

a.       Ketinggian Tempat : Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga
ketinggian tempat 1000 mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya diketinggian 400m

22
dpl.

b.      Topografi : Baik dikemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang kemiringannya 13°-
25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik. Untuk lahan yang
kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan dalam pengangkutan buah
saat panen dan beresiko terjadi erosi.

c.       Drainase : Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai daerah yang
tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan
proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).

d.      Tanah : Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu,
regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami kelapa sawit asalkan
ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang
perlu di perhatikan untuk budi daya kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Ø  Sifat Fisik Tanah : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang bertekstur
lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki ketebalan tanah lebih dari 75 cm,
dan berstruktur kuat.
Ø  Sifat Kimia Tanah : Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan kandungan
unsur hara yang tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam dengan kisaran nilai 4,0-6,0 dan
ber pH optimum 5,0-5,5.

C.   Kesesuaian iklim
                Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 250 – 2 500
mm/tahun. Kelapa  sawit  lebih toleran  dengan  curah  hujan  yang  tinggi  dibandingkan 
dengan  jenis  tanaman lainnya. Jumlah bulan kering  lebih dari 3 bulan merupakan  faktor
pembatas berat.

Adanya bulan kering  yang panjang dan curah hujan  yang  rendah  akan  menyebabkan 
terjadinya  defisit  air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena kelapa sawit lebih
tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
2006).

23
D.  Rencana.budidaya
1.      Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut
ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis
Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini
dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat
cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki
tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya
mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara
penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus
selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4
bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-
30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
2.      Penyiapan lahan.
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran,
membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch
menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang
lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua dahan
dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk
menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya
bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar
3.      Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan traktor
dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan, arahnya tegak lurus
atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan
dalam dua minggu.
4.      Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian
lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan
jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam
waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan
di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan

24
pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran
dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa
saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai).
Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur lahan.
Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran
kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60
cm. Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan tepi
muka teras selebar 1,25 m.
Kemajuan ilmu, teknologi, dan seni di masa yang akan datang tidak saja memberikan
berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia, tetapi juga imemunculkan berbagai
persoalan yang sulit dan rumit. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas,
yang mampu mengatasi masalah-masalah kehidupan tersebut. Sternberg (1999) mengatakan
bahwa akibat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi diperkirakan akan timbul berbagai
masalah yang rumit dan sulit sehingga memerlukan imajimasi dan kreativitas dalam
pemecahannya. Individu yang kreatif mampu menanggapi masalah yang dihadapinya dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dari pandangan orang lain. Dengan demikian, individu
yang kreatif cenderung mampu melahirkan banyak gagasan atau alternatif pemecahan
masalah yang diahadapinya. Di samping itu, ia juga dapat menentukan dan menilai apa yang
harus dipelajarinya. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas beberapa hal mengenai
strategi pengembangan kreativitas pada pembelajaran seni rupa untuk siswa sekolah dasar.

Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovasif, kreatif dalam
menemukan ide baru dan inovasif dalam mencari cara-cara baru untuk mensiasati
permasalahanyang ada. Kreativitas dibagi menjadi berbagai macam sampai dengan
mendapatkan inovasi,yaitu :
a. Menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada, menyampaikan ide kreatif,agar
kreatifitas tersebut menjadi tersebut dapat diketahui oleh orang lain, menciptakan sebuah
kreasi yang digunakan orang lain, manfaatnya dapat dirasakan serta membuat menjadi
kreatif.
b. Mewujudkan kreatifitas level-level sebelumnya menjadi bermanfaat bagi seluruh
masyarakat , inovasi baru yang berati menciptakan kreativitas-kreativitas atau inovasi
baru.

25
Menghidupkan mimpi dari ide-ide cemerlang, apa yang mereka butuhkan adalah belajar
melihat dunia dijalan yang baru , dalam fase ini membantu siswa merubah cara pandang
dunia. Membantu untuk melihat semua jenis masalah di sekeliling nya belajar untuk melihat
bahwa setiap masalah merupakan peluang mengembangkan kebiasaan kreatif untuk masalah
tersebut, mengenalkann konten kurikulum pelajaran kewirausahan kepada siswa kurikulum
kewirausahan mencankup topic, memaksimalkan produk, marketing dan hubungan
konsumen, networking dan praktek penjualan terbaik .

E.   Penanaman
1.Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop
LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat
fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan
menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan
sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

2.Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang  tanam  disiapkan  2  – 4 minggu 
sebelum  tanam,  sebaiknya  paling  lambat  4 minggu. Ukuran  lobang  berkisar  antara  60 
dan  90  cm  dengan kedalaman  60  cm,  tergantung  kondisi  tanah.  Jika  tanah gembur  dan 
subur,  cukup  60  x  60  x  60  cm,  tetapi  kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang
subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m
sistem persegi panjang. Penggalian  lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa
sehingga ajir berada tepat  di  tengah  lubang  tanam.  Buat  tanda  batas  penggalian dengan 
tongkat  berukuran  tadi  sebelum  ajir  dicabut  untuk penggalian  lubang.  Setelah  lubang 
selesai,  ajir  harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah 
dua  yaitu  lapisan  atas  (top  soil)  dan  lapisan  bawah (sub  soil)  serta meletakkannya 
terpisah pada  sisi  lubang yang berbeda    (kiri – kanan atau utara –  selatan) dalam  arah
yang konsisten.

3.Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan
turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik
polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah

26
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman.
Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis
± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol
SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi
10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

1.1.6    Estimasi produksi

a.       Kriteria Matang Panen


Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah
matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen
adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman
dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa  sawit
akan menghasilkan  tandan buah segar  (TBS) yang dapat  dipanen  pada  saat  tanaman 
berumur  3  atau  4  tahun. Produksi  TBS  yang dihasilkan akan  terus bertambah  seiring 
bertambahnya umur dan akan mencapai produksi  yang  optimal dan maksimal  pada  saat 
tanaman  berumur  9 –  14  tahun, dan  setelah  itu  produksi TBS  yang  dihasilkan  akan
mulai menurun. Umumnya, tanaman kelapa  sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga 
berumur 25 – 26 tahun.

b.   Cara Panen
Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah
dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang matang
dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Brondolan harus bersih dan
tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan brondolan dikumpulkan di
TPH.

27
c.  Panen Pertama
Pemanenan pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha
perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. 0,5 ton (500 kg) x 1700 = 850 rb.
Hasil akan naik seiring dengan umur tanaman, berikut perkiraannya :
Tahun ke 6 – 10 => 1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan
Tahun ke 11 – 15 => 1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan

 Jadi pada tahun ke 4 bisa mendapatkan hasil panen per HA per bulan sekitar 700 rb
per bulan. Jika dihitung secara sederhana 700 rb x 36 bulan = 25 jt-an.Modal yang
dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai umur 4 th. Ada selisih 8 jt-an yang bisa dipakai
untuk ongkos produksi selama 3 th tersebut (dari umur 4 th – 7 th).JADI ESTIMASI saya
pada umur 7 th atau setelah sawit menghasilkan yaitu umur 4 th, dimana ini berarti ada masa
3 tahun yang dibutuhkan supaya BEP setelah panen.

Masa BEP yang sebenarnya sendiri saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun dimana hasil
yang didapat untuk tiap HA juga naik sedang biaya produksi untuk pupuk, pemangkasan
daun, penyemprotan relative sama dengan sebelum 4 th. Biaya yang naik adalah biaya
ongkos panen dan ongkos transportasi (biaya untuk mengangkut hasil panen) sampai
pabrik.Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton
TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.

1.1.7      Manfaat Praktis Kelapa Sawit

Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit yang
sudah diolah bagi kehidupan manusia dan juga sekitarnya. berikut ini adalah manfaat praktis
dari kelapa sawit :

1.      Sebagai minyak goreng


Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak
goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran merupakan jenis minyak goreng
yang berasal dari hasil olahan kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng
merupakan salah satu sari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh

28
berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga berbagai industri
makanan, seperti pembuatan keripik.

2.     Sebagai campuran bahan bakar biodiesel


Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan, terutama untuk
kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan tenaga dalam jumlah torsi yang
besar untuk mengangkut hasil kebun, tambang dan juga pendistribusian komoditas antar
daerah. Selain itu, diesel juga sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Bahan bakar
utama dari diesel dapat diperoleh dengan menggunakan campuran dari minyak kelapas sawit,
yang dinilai rama lingkungan, dibandingkan bahan bakar diesel biasa.

3.      Sebagai pelumas
Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa sawit juga
dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas dari minyak kelapa sawit ini
digunakan untuk melumasi bagian luar dari mesin dan juga perangkat lainnya. Bahkan ada
beberapa jenis mesin 2 tak, menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai bahan
campuran pada oli sampingnya.

4.      Bahan pembuatan mentega


Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bahan yang satu ini. Ya, mentega
merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik itu untuk
menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar pembuatan mentega adalah
minyak kelapa sawit

5.      Bahan pembuatan pomade


Saat ini, pomade merupkn salah satu bahan kosmetik yang banyak digunakan, karena
sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka, ternyata pomade juga dibuat dengan
menggunakan bahan dasar dari manfaat kelapa sawit yang dibuat menjadi minyak.

6.      Bahan pembuatan lotion dan juga cream kulit


Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita gunakan pada
kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa sawit, yang diformulasikan

29
dengan menggunakan berbagai macam bahan berupa serum dan juga vitamin – vitamin yang
baik untuk kesehatan kulit kita.

7.      Membantu mendinginkan kulit yang terkena luka bakar


Anda terkena luka bakar? kalau begitu, anda dapat mencoba mendinginkan luka bakar
anda dengan menggunakan putih telur dan juga minyak kelapa sawit yang dingin. Manfaat
kelapa sawit bagi manusia dapat membantu mendinginkan kulit yang terbakar.

8.      Dapat menetralisir rasa pedas


Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk menetralisir rasa
pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak kelapa sawit yang dapat
menghilangkan rasa pedas.

9.      Bahan baku pembuatan cat


Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku dalam
pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang sering kita gunakan untuk
melakukan proses pemolesan pada body mobil.

10.  Bahan baku pembuatan pasta gigi


Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu bahan baku
pembuatan pasta gigi.

11.  Sebagai Dempul
Minyak kelapa sawit juga merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan
dempul. Dempul sendiri merupakan bentuk pasta yang berfungsi untuk perbaikan-perbaikan
pada patahan tertentu pada bagian atau permukaan dari besi dan plastik.

12.  Dapat membantu proses penyamakan kulit


Minyak kelapa sawit memiliki manfaat lain, yatu dapat membantu proses
penyamakan kulit binatang. Biasanya kulit binatang, seperti sapi dan kambing akan
mengalami proses penyamakan terlebih darhulu, sebelum akirnya diolah menjadi kulit yang
siap untuk dijadikan tas dan dompet.

13.  Sebagai makanan hewan

30
Manfaat kelapa dalam kehidupan sehari-hari juga berguna pada bagian ampasnyas
Ampas dari kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan pada hewan ternak.
Selain itu, buah kelapa sawit juga menjadi santapan lezat bagi hewan – hewan liar, seperti
babi hutan.

14.  Sebagai bahan baku dalam industri baja


Kelapa sawit juga beranfaat sebagai ahan baku pada industri baja. Dalam industri
baja, minyak kelapa sawit digunakan untuk memberikan lapisan pada baja dan besi agar
menjadi lebih tahan terhadap karat dan ujga korosi

15.  Dapat menjadi kompos


Yang terkhir, kelapa sawit dapat menjadi kompos, alias pupuk. Ya, ampas dari buah
kelapa sawit, dan juga daun kelapa sawit dapat diolah dalam bentuk pupuk kompos. Pupuk
kompos ini dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat membantu pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik, karena mengandung unsur-unsur hara.

 
Manfaat ekonomis dari kelapa sawit merupakan manfaat dari kelapa sawit sebagai
komoditas. Seperti telah diketahui, kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi,
sehingga membuat banyak kalangan pengusaha berani menanmkan investasi modal yang
tinggi pula bagi pembukaan lahan kebun kelapa sawit. Hasil dari kelapa sawit ini kemudian
dapat dijual semabagai komoditas ekspor, dan juga dapat dimanfaatkan untuk didistribusikan
kepada pabrik minyak kelapa sawit. Namun demikian, saat ini, pembukaan perkebunan kelap
sawit harus mengorbakan lahan – lahan hutan hujan ttopis yang dimiliki oleh negara
Indonesia, sehingga banyak ditentang oleh berbagai kalangan.

1.1.8 Dampak perkebunan tersebut terhadap perekonomian di Desa Hutabayu Raja kabupaten
simalungun.
Dapat disimpulkan bahwa kontribusi perkebunan kelapa sawit di kabupaten simalungun
sangat signifikan/mempengaruhi terhadap total pendapatan rumah tangga petani yang
terdapat di kecamatan BP Mandoge dan buntu Pane Kabupaten Asahan. Dari hasil uraian
perbandingan pendapatan, maka kecamatan BP.Mandoge dan kecamatan Buntu Pane tidak
berbeda nyata. Hal ini mengindikasikan pengaruh perkebunan kelapa sawit sama-sama
mempengaruhi terhadap pendapatan dan kehidupan masyrakat sekitar. Pada penelitian ini

31
diperoleh 62 % total pendapatan keluarga petani, sehingga dikatakan kontribusi perkebunan
kelapa sawit besar.

Itulah sebabnya masyarakat kabupaten simalung lebih banyak memilih untuk


menanam kelapa sawit di lahan mereka karena perubahan ekonomi yang sangat signifikan
mempengaruhi perubahan dalam setiap masyarakat.

Tapi dengan begitu kelapa sawit bukanlah menjadi bahan utama yang menjadi penopang
utama ekonomi karena pada saat ini harga kelapa sawit sangat turun Drastis maka dari itu
masyarakat memilih untuk menanam tanaman lain sembari menunggu harga kelapa kembali
normal.

BAB III
PEMBAHASAN

1.2.1 Cara pembudidayaan kelapa sawit dan syarat tumbuh kelapa sawit

32
Syarat Tumbuh   Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit
memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa
sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan
teknologi.

a)      Iklim ·     


 Curah hujan dan kelembaban            
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang
panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun
merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah
dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat
lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah Penyinaran matahari Lama penyinaran matahari yang baik
untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.
pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang
sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya
turun pada sore atau malam hari. Suhu Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan
dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu
tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat
membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.

 Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut:


Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang direncanakan untuk
ditanami dengan memperhitungkan biaya pengangkutan bibit Areal diusahakan mempunyai
topografi datar dan berada di tengah-tengah Kebun Dekat dengan sumber air dan air tersedia
cukup untuk penyiraman, dengan kualitas yang memenuhi syarat. Dekat dengan tempat

33
pengambilan media tanam untuk pembibitan. Drainase baik, sehingga pada musim hujan
tidak tergenang air. Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan
mempunyai kondisi baik. Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam
pengawasan. Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai sanitasi yang
baik.

 Media Tanam

Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik,
misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan harus
memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut,
residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur
pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum
dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar
berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media tanam dari sisa-
sisa kayu, batuan kecil dan material lainnya.

 Kantong Plastik (Polybag)

Ukuran polybag tergantung pada lamanya bibit di pembibitan. Pada tahap pembibitan
awal (Pre-Nursery), polybag yang digunakan berwarna putih atau hitam dengan ukuran
panjang 22 cm, lebar 14 cm, dan tebal 0,07 mm. Setiap polybag dibuat lubang diameter 0,3
cm sebanyak 12-20 buah. Pada tahap pembibitan utama (Main-Nursery) digunakan polybag
berwarna hitam dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 37-40 cm dan tebal 0,2 mm. Pada setiap
polybag dibuat lubang diameter 0,5 cm sebanyak 12 buah pada ketinggian 10 cm dari bawah
polybag.

 Pembibitan Utama ( Main-Nursery

Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar,
berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang
pada bagian bawahnya untuk drainase. Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak

34
sebanyak 15 – 30 kg per polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara
Mine coins

Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan
tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit di padatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada
polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur
dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm

Pemeliharaan bibit meliputi :

 Penyiraman
 Penyiangan
 Pengawasan dan seleksi
 Pemupukan

a.penyiraman
  Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7 –
8 mm pada hari yang bersangkutan.Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara
menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah
tempat tumbuhnya tidak padat.
  Kebutuhan air siraman ± 2 liter per polybag per hari, disesuaikan dengan umur bibit.

b.Penyiangan
Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau dengan herbisida ,Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan
atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

c. Pengawasan dan seleksi

  Pengawasan bibit ditujukan terhadap pertumbuhan bibit dan perkembangan gangguan hama
dan penyakit  Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan
genetis harus dibuang.
d. Pembuangan bibit (thinning out)

35
Dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery, yaitu pada saat bibit berumur 4
bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke lapangan. Menurut (Setyamidjaja,
2006), seleksi dilakukan sebanyak tiga kali.  Seleksi pertama dilakukan pada waktu
pemindahan bibit ke pembibitan utama.  Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat
bulan di pembibitan utama.  Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke
lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan.

Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:

a)  bibit tumbuh meninggi dan kaku

b)  bibit terkulai  anak daun tidak membelah sempurna

c)  terkena penyakit

d)  anak daun tidak sempurna.

e). Pemupukan

  Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan
subur.

   Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk.

e.Panen          

   Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari
5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.

Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya
10 kg atau lebih.

 Hama dan Penyakit

36
Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala terlihat pada
daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
Semprot Pestisida atau Natural BVR.

 Ulat Setora            

Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun. Gejala yang terlihat
pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian dengan cara penyemprotan
dengan Pestisida Penyakit .

 Root Blast            

Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium Sp). Bagian
diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa
layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan persemaian
yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11
bulan

 Garis Kuning     

        Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian diserang daun.
Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun,
daun mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.

 Dry Basal Rot           

  Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang batang. Gejala
terdapat pada  pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan
kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit

1.2.2 Mengetahui dan memahami peredaran pertumbuh kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peranan yang
penting dalam industri minyak yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan
bakunya. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil

37
minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit
yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa sawit
digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna buah.
Berdsarkn ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu
Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit digolongkan
menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Secara umum, kelapa sawit
terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa
sawit yang dilolah menjadi minyak adalah buah.

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman


kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas
yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua
dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas
pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas
sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin)
dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.
Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar
dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang
menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit
yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak
dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah
melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat
dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

 Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.


 Mesoskarp, serabut buah

38
 Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan


kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi
tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar
(radikula).

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropis (15° LU - 15° LS)

 Pengembangan

Kajian metabolomik dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas dari


produk minyak kelapa sawit. Analisis metabolit yang terdapat dalam minyak kelapa
sawit dapat dilakukan menggunakan Ulta-High-Pressure Liquid Chromatography
Mass Spectrometry (UHPLC-MS). Dari spektrum yang dihasilkan dapat diketahui
komponen-komponen yang terdapat dalam minyak. Dengan diuji berbagai jenis
minyak dengan perlakuan yang berbeda seperti proses pemanenan, pengolahan, dan
penyimpanan minyak, maka dapat diketahui varian mana yang menghasilkan produk
dengan kualitas tertinggi.

Kajian metabolomik juga dilakukan dengan tujuan mengindentifikasi biomarker


dengan melakukan screening pada populasi kelapa sawit yang resisten
terhadap Ganoderma boninense. Salah satu penyakit pda kelapa sawit adalah Basal
Stem Root atau BSR yang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Penyakit BSR
merupakan masalah yang serius dan menimbulkan dampak destruktif pada kelapa
sawit, umumnya di Asia Tenggara. BSR ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi
yang besar karena tidak maksimalnya pertumbuhan dan buah kelapa sawit yang
dihasilkan. Akibat dampak yang ditumbulkan, maka diperlukan suatu kontrol
pengukuran untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit pada kelapa
sawit yang terserang. Telah dilakukan kontrol pengukuran melalui manajemen
penanaman untuk meminimalkan penyebaran BSR seperti penggundukan tanah,
penghilangan tanaman yang telah terserang, dan treatment menggunakan fungisida,
dazomet, hexacomazole hingga penggunaan pupuk GanoCareTM. Namun perlakuan

39
ini hanya dapat mengontrol penyakit dan menurunkan laju perkembangan penyakit.
Kemudian, dilakukan inovasi dengan pendekatan metabolomik. Kelapa sawit dengan
kerentanan yang berbeda terhadap G. boninense berdasarkan uji indukan kelapa sawit
menggunakan teknik inokulasi akar untuk mengidentifikasi kelapa sawit
yang partially tolerant dan rentan terhadap G. boninense dianalisis menggunakan
pendekatan metabolomik dengan instrumen GCxGC-TOF-MS. Data yang diperoleh
dianalisis dengan analisis multivariat PLS dan OPLS-DA sehingga didapatkan
data cross-validation dan fungsi tes respon permutasi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis metabolit yang berkontribusi dalam perbedaan
kerentanan kelapa sawit terhadap G. boninense yaitu mannose, xylose, glucopyranose,
myo-inositol, dan hexadecanoic acid yang ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada
kelapa sawit partially tolerant, sedangkan cadaverine dan turanose ditemukan dalam
jumlah tinggi pada kelapa sawit yang rentan. Pendekatan ini dapat meningkatkan
pemahaman mengenai mekanisme pertahanan kelapa sawit terhadap G. boninense.
Metode ini dapat diaplikasikan dalam pemilihan bibit kelapa sawit yang unggul dan
rentan terhadap penyakit

1.2.3 Mengetahui estimasi produksi panen kelapa sawit

Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan  pengangkutan ke
pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan,
pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS).
Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit
menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan
faktor penting dalam pencapain produktivitas. 

berdasarkan  tinggi tanaman ada 2 cara panen yg umum di lakukan oleh perkebunan
kelapa sawit
Untuk   tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara panen menggunakan alat dodos yg lebar
10-72,5 cm dg gagang pipa besi/tongkat kayu.
   Sedangkan tanaman yg berumur 7 thn/ lbh pemanenen menggunakan egrek yg disambung
dg pipa almunium/batang bambu.

TUJUAN PANEN KELAPA SAWIT

40
1. Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan
buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi.
2. Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
3. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah

NORMAL PANEN KELAPA SAWIT


1. Pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 ton/hk
2. Pada saat kelapa sawit berumur 4 tahun : 0.8 ton/hk
3. Pada saat kelapa sawit berumur 5 tahun : 1.2 ton/hk
4. Pada saat kelapa sawit berumur diatas 5 tahun : 1.5 ton/hk
  
Sistem panen 
Standar panen yg digunakan antara satu perusahaan dan perusahaan lain kemungkinan
berbeda

a) Tandan buah matang harus mempuyai sedikitnya 1 brondolan di piringan sebgai


tanda buah tersebt siap di panen

b) Pelepah yg di tunas di potong dan di susun rapi pd gawangan

c) Rotasi panen di pertahankan pada interval 7-10 hari

d) TBS di brondolan di susun rapi di tph (tempat pemungutan hasil) untk pengangkutn
ke pabrik
e) Tangkai buah di potong dan seluruh kotoran tandan (tbs) di bersihkan sblm
pengangkutan

41
 Peralatan panen
Untuk peralatan panen kelapa sawit di perkebunan simalungun menggunakan alat sbb
1. Berumur < 7thn
2. Dodos dg lebar 10-12,5 cm
3. Kantong/ piringan untk pengutipan brondolan
4. Kapak kecil untuk memotong tangkai tbs dan batu asah
5. Kereta dorong (lori)/ alat pikul
6. Jaring panen

Rotasi panen
Rotasi adalah waktu yg di perlukan antara panen terahir dg panen berikutnya pada tempat yg
sama.
     perkebunan kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari artinya satu areal
harus di masuki oleh pemanen tiap 7 hari
     Rotari panen di aggap baik bila buah tdk terlalu matang,,yaiti dg menggunakan sistem 5/7
artinya:dalam satu minggu terdapat 5 hari 2 hari untk sisa peliharaan alat  panen dan masing2
ancak panen di ulang 7 hri beriktnya.              
            
Sistem panen

Untuk memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan produktifitas panen yg tinggi


mandor menentukan sistem ancak/petak.
 Satu ancak terdiri dri 2-4  baris tanaman yg berdekatan tergantung pada perapatan buah
masak .
Area panen harus di bagi menjadi 5-/6 bagian tergantung dari berapa hari kerja selama
semigancakan  sistem pengancakan trdri dari 3 sistem yaitu:
·         ancak giring murni

·         ancak giring tetap                       

·         ancak tetap

42
1.sistem ancak giring
       Pada sistem ancak giring setiap pemanen melaksanakan panen pd ancak panen yg 
ditetapkan setiap hari panen oleh mandor panen bagian areal panen sllu brubh di sesuaikn
dengn kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja pemanen.

Pada sistem ini apabla suatu ancak telah selesai di panen pemanen pindah ke ancak
berikutnya ancak berikutnya bersafat tetap dan bersifat tdk tetap sehingga di kenal dg sistem
ancak giring murni (tdk tetap)dan sistem giring tetap

     Sistem ancak giring murni cocok untuk areal tanaman (tanaman muda)jumlah pemanen yg
cukup bynk per mandor ,,memudahkan transportasi buah kemungkinan ancak tertinggal kecil.

Kelemahan dari sistem ancak giring murni:kurang tanggung jwbnya pemanen trhdp kndsi
ancak karena ancaknya slslu brub  dri waktu ke waktu sulit di telusuri pemanen pemanen yg
melakukan kesalahan,produktifitas pemanen rendah karena kehilangan waktu akbt pindah
dari ancak 1 ke ancak lain.

Sebagai perbaikan dari ancak giring murni ini di kembangkan sistem ancak giring tetap
pada sistem ini pemanen pindah dari ancak 1 ke ancak lainnya dg ancak yg tetap.

2.sistem ancak panen


Pada sistem ini pemanen melaksanakan panen pd areal yg sama di kerjakan secara rutin
bertanggung jwb menyelesaikan tanggung jwbnya sesuai dg tanggung jwb yg tlh di

tentukan setiap hri anpa ada y tertinggal apabila pemanentdk eerja maka mandor hrs mencari
pekerja pengganti,,sistem ini cocok di terapkan pd areal yg smpt fotografi terbuka /curam dan
dg tanam tg berbeda...

Pada sistem ini pemanen di beri ancak dg luasan tertentu dan tdk berpindah2 hal tsbt
membantu di perolehnya tbs dg kematangan yg optimal rendeman minyak yg di hasilkan
tinggi namun kelembaban sistem ini buah lbh lambat  keluar sehingga lambat pula sampai  ke
pabri

Proses panen:

43
Dalam proses panen dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan sbb:
1.            memotong tandan
2.            mengambil/mendodos buah yang telah siap untuk dipanen
3.            mengutip brondolan hasil dari rontokan panen
4.            mengangkut hasih panen ke TPH ( tempat pemungutan hasil)

Cara pemanenan kelapa sawit :


1.     setiap pemenen di bekali dg peralatan yg lengkap
2.     panen mendapat prioritas utama di bandingkan dg pemeliharaan kebun lainnya,,bila
mana di perlukan tambahan tenaga kerja untuk mnjaga standar panen maka pekerja dari
bagian lain dapat di perbandingkan untuk melakukan pemanenan.
3. Setiap pemanen di beri jumlah baris untuk di panen sesuai dg sistem anen yg di terapkan di
perusahaan tsb,jumlah baris yg ditentukan tergantung pada umur tanaman,produksi,bulan
panen dan rata2 kemampuan pemanen.
4. Tandan matang harus di panen semuanya dg kriteria 12,5-25% buah luar membrondol.
5. Pelepah daun yg menyangga buah di potong terlebh dahulu dan diatur rapi di tengah gdi
gawangan
6.  Tandan buah tg akan dg dodos/egrek sedekat mungkin dg pangkalnya maxsimal 2
cm,tandan buah yg telah di potong di letakkan teratur di piringan dan brondolan di
kumpulkan di terpisah dari tandan,brondolan harus bersih  dan tdk tercampur tanah atau
kotoran lain.
7. Memberi tanda yg berisi nomor penebang.
8.Tumpuk pelepah daun yg di potong secara teratur di gawangan(ruang kosong diantara garis
gawangan)dg cara di kelumpukkan.

1.2.4 MENGETAHUI PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI


KABUPATEN SIMALUNGUN

tata kelola perizinan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara belum terkoneksi dengan
baik. Ini terlihat dari proses pengeluaran izin, produksi, hingga implementasi lapangan.

Khairul Bukhari, Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sumatera Utara
mengatakan, pada 2015, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, hanya menyampaikan
penilaian 47 izin usaha perkebunan ke Kementerian Pertanian. Padahal, berdasarkan kajian

44
Walhi Sumut, data yang sebenarnya menunjukkan ada 253 izin usaha perkebunan (IUP)
pabrik kelapa sawit (PKS) di provinsi ini.

“Ketidaktepatan data antara Dinas Perkebunan Sumatera Utara dengan Dinas


Perkebunan di kabupaten dan kota, disebabkan banyak perkebunan yang tidak
menyampaikan penilaian usaha perkebunan (PUP). Ini tentu saja menunjukkan kondisi yang
tidak baik,” ujarnya.

Ada tiga izin usaha perkebunan yang diterbitkan, perkebunan terintegrasi yaitu ada kebun dan
pabrik, perkebunan budidaya, dan perkebunan pengolahan. “Semua bersinggungan dengan
kehutanan, karena untuk menerbitkan suatu izin harus banyak rekopmendasi yang dipenuhi

“Mengenai izin lintas kabupaten, pengurusannya di provinsi. Jika usahanya di kabupaten,


cukup di kabupaten tempat usaha dijalankan, dan selama ini izin dikeluarkan di kabupaten
saja. Terkait penyelamatan sumber daya alam, sejak 2015 kami sudah dipantau Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga tidak sembarang memberikan rekomendasi,”
terangnya.

Terkait usaha perkebunan sawit, di Sumatera Utara ada 300 usaha dengan luas mencapai 1,4
juta hektar. Rinciannya, 40 persen perkebunan rakyat dan 60 persen dimiliki nasional, asing,
dan PTPN.

“Perkebunan yang masuk hutan ini yang menjadi masalah. Sebab, ketika SK 44 turun,
perusahaan sudah mendapatkan hak guna usaha (HGU) yang arealnya di luar kawasan.
Ketika SK 579 hadir, ternyata ada yang masuk dalam kawasan hutan. Ini yang menjadi
persoalan. Tetapi, jika dari awal memang dijalankan secara ilegal harus ditindak,” urainya.

Dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, ribuan hektar kawasan hutan Register 18
beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, dalam waktu 15 tahun. Anton Sipayung,
Manager Program Wilayah Kelola Rakyat, Walhi Sumatera Utara menjelaskan, Register 18
merupakan kasus lama yang belum selesai hingga sekarang.

Menurut dia, ada perubahan luasan Register 18 berdasarkan SK 44 ke 579, dari 6 ribu hektar
menjadi 5.382 hektar, yang kini sebagian besar dijadikan perkebunan sawit. Pengusaha yang
menguasai lahan ini tidak tinggal di sekitar kawasan. Dulu, masyarakat mengelola tanpa

45
merusak. Begitu perusahaan masuk, lahan kelola masyarakat diserobot, mereka dijadikan
buruh. Walhi Sumatera Utara mengusulkan proses hukum ditegakkan.

“Hal paling utama adalah beri kepercayaan masyarakat untuk mengelola hutan berdasarkan
konsep perhutanan sosial,” jelasnya.

Joner ED. Sipahutar, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematang
Siantar, mengakui Register 18 dikuasai sejumlah perusahaan, dijadikan perkebunan sawit.
Secara status, ini kawasan hutan, namun di lapangan berupa perkebunan dan permukiman.
Berdasarkan SK 579, statusnya hutan produksi terbatas (HPT).

“Dilihat dari usia pohon antara 17 hingga 20 tahun menunjukkan lahan ini sudah dikuasai
cukup lama. KPH masih baru, langkah yang kami lakukan adalah pendataan, setelah itu
tindakan tegas,” jelasnya.

Joner melanjutkan, sesuai arahan KLHK, setelah kawasan diambil negara, akan
dijadikan perhutanan sosial atau hutan kemitraan masyarakat. Wilayah KPH yang masuk
kawasan Register 18 Simalungung adalah Pasar Maligas, Ujung Padang, dan Hutabayu Raja
yang sudah didata tepatnya di Desa Marihat Mayang dan Desa Jawa Baru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit


HutaBayu sejak tahun 2010 -2019, Untuk mengetahui produksi perkebunan kelapa sawit
Gunung Bayu sejak tahun 2010-2019, Untuk mengetahui pengaruh perkebunan terhadap
tingkat kesejahteraan karyawan Perkebunan Kelapa Sawit Huta Bayu.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian Field
Reseach (Penelitian Lapangan) dan Library Reseach (Studi Kepustakaan). Untuk
menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu mengelompokkan data,
menganalisa data, menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian
ini diperoleh dalam proses perkembangan perkebunan Huta Bayu, pihak perkebunan
membuat disiplin bekerja sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pihak
perusahaan. Sehingga para karyawan tidak sembarangan bekerja. Perkebunan Huta Bayu juga
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat baik untuk menunjang perkembangan
perkebunan. Ppihak perkebunan Huta Bayu memiliki 1.061 Orang pekerja yang dapat
menunjang perkembangan perkebunan.

46
Perusahaan perkebunan Huta Bayu juga memberikan fasilitas sosial bagi para
karyawannya, diantaranya pemberian catu, kesehatan, fasilitas perumahan dan pendidikan.
Produksi yang dihasilkan perkebunan Huta Bayu merupakanMinyak Kelapa Sawit atau CPO
( Crude Palm Oil ) atau minyak mentah diproduksi melalui proses pengelolahan di pabrik
yang telah di sediakan untuk mengelola kelapa sawit yang di miliki perusahaan Huta Bayu.

Dan Inti sawit yang dihasilkan dapat diperoleh melalui pemisahan daging buah
selama peroses pengelolahan di pabrik. Perkebunan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan karyawannya maka perusahaan memberikan berbagai kelayakkan fasilitas
diantaranya tempat tinggal yang dilengkapi dengan listrik dan air bersih, kesehatan telah
tertera di jaminan Jamsostek meliputi asuransi kematian, kecelakaan kerja, dan pendidikan,
sarana ibadah serta adanya dana pensiun perkebunan (Dapenbun) dan setiap karyawan
perkebunan Huta Bayu dapat memegang Polis Asuransi Jiwasraya (kumpulan) tabungan
bekal pensiun buana putra.

1.2.5 MENGETAHUI DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP


PEMBANGUNAN DESA

Di samping itu, industri sawit merupakan sumber pendapatan dan penyedia lapangan kerja.
Peningkatan luas perkebunan sawit Indonesia yang sangat tinggi dari 1.126.677 ha di tahun
1990 menjadi 14,03 juta ha di tahun 2015 meningkatkan penyerapan tenaga kerja menjadi
lebih dari 16 juta orang yang bekerja pada sektor industri sebanyak 12 juta orang dan pekerja
langsung dan 4 juta petani swadaya pada subsektor perkebunan.

Dari sisi pendapatan, hasil kajian PASPI (2014) dan World Growth (2011) menunjukkan
bahwa perkebunan sawit mampu mengurangi kemiskinan, terutama di daerah pedesaan.
Pendapatan petani sawit di pedesaan bukan hanya lebih tinggi dibandingkan dengan
pendapatan petani non sawit, tetapi juga tumbuh dengan lebih cepat.

Untuk mengetahui dampak pengusahaan kelapa sawit bagi kesejahteraan masyarakat


dilakukan kajian fact finding pada 8 propinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia yaitu
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur. Kajian dilakukan pada akhir tahun 2016, dengan
menganalisis dampak kesejahteraan secara makro mencakup (a) perbandingan pendapatan
petani sawit dan petani pangan non sawit, (b) perbandingan tingkat kemiskinan daerah sawit

47
dan non sawit, (c) perbandingan IPM daerah sawit dan non sawit. Hasil fact finding tersebut
adalah sebagai berikut :

 Pada tahun 2015, total luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai
11,300,370 ha dengan rata-rata peningkatan 6.93% per tahun sejak tahun 2000. Total
luas lahan tersebut, sebanyak 40.49% diusahakan oleh perkebunan rakyat. Peningkatan
perkebunan sawit rakyat tersebut pada awalnya sepenuhnya didukung oleh program
Pemerintah melalui program PIR, yang merubah komposisi dari dominansi perkebunan
negara di tahun 1980an menjadi perkebunan besar swasta dan rakyat di tahun 2015.

 Namun perkembangan luas lahan belum diikuti dengan perkembangan produktivitas


terutama pada perkebunan sawit rakyat. Produktivitas kelapa sawit rakyat yang rendah
merupakan masalah yang dihadapi di seluruh sentra produksi kelapa sawit di Indonesia.
Pada tahun 2015, produktivitas CPO Indonesia sebesar 3,68 ton CPO/ha/tahun.
Rendahnya produktivitas kebun sawit Indonesia utamanya yang dimiliki dan dikelola
oleh petani swadaya (berkisar 2-3 Ton/Ha/Tahun). Hal tersebut disebabkan oleh
penggunaan bibit illegitimate, kurangnya informasi dan pengetahuan terhadap tata cara
berkebun yang baik (Good Agricultural Practice), ketiadaan sarana dan prasarana
berkebun yang memadai, serta akses pekebun ke lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit.

 Pendapatan merupakan salah satu indikator penting dalam analisis kesejahteraan,


yang dapat dilihat secara agregasi maupun disagregasi. Dalam hal ini secara agregasi
dampak diukur dengan perbandingan rata-rata pendapatan antara petani sawit dan petani
non sawit. Pada beberapa lokasi sentra sawit ditemukan bahwa perkembangan
perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Data juga
menunjukkan bahwa pendapatan petani sawit di provinsi sentra kelapa sawit lebih tinggi
dibandingkan UMP tertinggi di Indonesia.

 Peningkatan pendapatan petani sawit tersebut menyebabkan berkurangnya angka


kemiskinan. Walaupun belum terjadi di seluruh propinsi sentra, tingkat kemiskinan di
daerah sentra sawit lebih rendah dibandingkan daerah non sentra sawit.

48
 IPM merupakan salah satu indikator yang dianggap cukup komprehensif karena tidak
hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga kesehatan dan pendidikan. Aspek ekonomi
diukur dari purchasing power parity (PPP), kesehatan dari rata-rata angka harapan hidup
dan pendidikan dari lama sekolah dan angka melek huruf. Sama halnya dengan
pendapatan, IPM daerah sentra sawit juga lebih tinggi dibandingkan IPM daerah non
sentra sawit.

Namun perkembangan luas lahan belum diikuti dengan perkembangan produktivitas terutama
pada perkebunan sawit rakyat. Produktivitas kelapa sawit rakyat yang rendah merupakan
masalah yang dihadapi di seluruh sentra produksi kelapa sawit di Indonesia. Pada tahun 2015,
produktivitas CPO Indonesia sebesar 3,68 ton CPO/ha/tahun. Rendahnya produktivitas kebun
sawit Indonesia utamanya yang dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya (berkisar 2-3
Ton/Ha/Tahun). Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan bibit illegitimate, kurangnya
informasi dan pengetahuan terhadap tata cara berkebun yang baik (Good Agricultural
Practice), ketiadaan sarana dan prasarana berkebun yang memadai, serta akses pekebun ke
lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit.

Pendapatan merupakan salah satu indikator penting dalam analisis kesejahteraan,


yang dapat dilihat secara agregasi maupun disagregasi. Dalam hal ini secara agregasi dampak
diukur dengan perbandingan rata-rata pendapatan antara petani sawit dan petani non sawit.
Pada beberapa lokasi sentra sawit ditemukan bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Data juga menunjukkan bahwa pendapatan
petani sawit di provinsi sentra kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan UMP tertinggi di
Indonesia.

Peningkatan pendapatan petani sawit tersebut menyebabkan berkurangnya angka kemiskinan.


Walaupun belum terjadi di seluruh propinsi sentra, tingkat kemiskinan di daerah sentra sawit
lebih rendah dibandingkan daerah non sentra sawit.

Dampak ekonomi perubahan bentang alam terutama hutan, lahan, badan air, danau
dan sungai menutup, membatasi dan mengurangi kemampuan dan akses masyarakat adat,
perdesaan dan petani dalam meneruskan dan memelihara anugrah alam yang selama ini
menjadi alat dan faktor yang menjadi sumber mata pencharian, pangan dan papan mereka.

Bicara tentang sawit tidak melulu tentang keuntungan yang dihasilkan, melainkan bagaimana
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia. Banyak pihak yang memuji

49
karena perkebunan sawit membuka peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan
dengan penghasilan yang lumayan. Benar, para pekerja di perkebunan disebut-sebut
menerima pembayaran upah yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Tapi,
apakah hal ini menjamin bahwa sawit-sawit ini sudah cukup diterima di masyarakat awam
yang tidak mengerti proses dan menjalankan bisnis ini? Apa pengaruh perkebunan sawit bagi
masyarakat sendiri?

Kita tentu sudah pernah mendengar bahwa perkebunan sawit adalah salah satu
penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar serta termasuk salah satu faktor kerusakan
lingkungan. Pernyataan ini ditepis oleh pengelola perkebunan yang menyebutkan bahwa
image buruk yang beredar di pasaran tentang sawit Indonesia adalah tidak benar dan
merupakan black campaign bagi palm industry di tanah air. Mereka menganggap bahwa
tudingan itu ditujukan kepada sawit-sawit di Indonesia karena dunia barat merasa tertekan
dengan meningkatnya produksi CPO di tanah air. Tapi apakah hal ini merupakan pembelaan
atau hanya ingin menepis kenyataan?

Ekspansi perkebunan kelapa sawit yang terjadi besar-besaran di Indonesia memiliki pengaruh
yang sangat besar bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang menjadi basis berkembangnya
perkebunan seperti Sumatera dan Kalimantan. Banyak penduduk di dua pulau besar ini
menilai bahwa deforestasi yang terjadi di wilayah mereka akibat adanya pembukaan lahan
untuk perkebunan. Deforestasi ini dinilai dapat menghilangkan fungsi hutan serta merusak
ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada akibat penggundulan. Padahal hal ini dapat
disiasati dengan pengelolaan lingkungan dengan baik dengan tetap mengikuti standar
pengelolaan yang tidak merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan sebenarnya disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang


tidak dibarengi dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk kimia cenderung menyuburkan
pohon tapi tidak berpengaruh pada tanah. Sedangkan pupuk organik dibuat dari
mikroorganisme dengan mengedepankan bioteknologi yang berfokus pada kesuburan tanah.
Nah, salah satunya adalah pupuk Super MOAF® dari PT Propadu Konair Tarahubun
(Plantation Key Technology/PKT). Sebagai pengembang pupuk organik, perusahaan
teknologi sawit yang ramah lingkungan ini berkomitmen untuk menjaga kadar mineral pada
tanah serta mengedepankan asas ramah lingkungan demi kelangsungan hidup masyarakat
khususnya yang bertempat tinggal di area kebun.

50
Dari sisi ekonomi, sawit ini sudah pasti mendatangkan keuntungan karena hasil produksi
berupa minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) yang merupakan penyumbang devisa non-
migas bagi Indonesia. Prospek CPO yang cerah mendorong pemerintah untuk terus
melakukan perluasan areal perkebunan. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan
yang sudah lebih dahulu menggeluti bisnis ini tetapi membuka peluang bagi perkebunan
rakyat untuk membuktikan kualitas mereka tidak kalah saing dengan perusahaan sekelasnya.

Dalam perekonomian di Indonesia, CPO memegang peranan penting karena


komoditas ini memiliki prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu, CPO
adalah bahan baku minyak goreng untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Tidak hanya itu,
CPO ini juga merupakan bahan baku pembuatan sabun, kosmetik hingga es krim. Beberapa
keuntungan nyatanya adalah terbukanya lapangan pekerjaan sehingga mengurangi beban
pengangguran yang selama ini menjadi PR penting bagi pemerintah.

Untuk  membuat perkebunan Sawit, diperlukan lahan yang luas sehingga tidak dipungkiri
masyarakat menjual lahan mereka untuk suatu nilai uang demi pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Disinilah letak persoalan, semakin besar kebutuhan hidup semakin besar pula
dampak kerugian dari berbagai sisi kehidupan manusia.

Memang benar, dengan kehadiran perusahaan perkebunan Kelapa Sawit bermanfaat


bagi masyarakat setempat untuk memperoleh pekerjaan demi pemenuhan kebutuhan hidup.
Disisi lain, perlu diketahui bahwa segala sesuatu yang dilakukan di Planet ini pasti ada
dampak baik dan buruknya.

Sejauh ini, hanyalah dampak menguntungkan dari Sawit yang ditemui. Sementara dampak
negatif dari perkebunan kelapa sawit minim ditemukan informasinya. Padahal dampak
negatif yang di timbulkan dari pembukaan lahan secara besar-besaran untuk perkebunan
Kelapa Sawit beragam.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, masyarakat tidak peduli bahkan mengabaikan


berbagai bencana alam yang sering terjadi. Masyarakat berpikir bahwa bencana terjadi

51
BAB IV

PROSEDUR PENELITIAN DAN DOKUMENTASI

1.3.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

Metodologi :
1. Tempat dan Waktu
a. Tempat penelitian adalah Hutabayu raja kabupaten Simalungun
b. Waktunya selama 1 (satu)Minggu

2. Data dan Sumber Data


Data yang diperlukan berupa data primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara langsung, sedangkan data primer diperoleh dari Dinas/Instansi terkait.

3. Jalan Penelitian
a. Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan untuk memperkuat landasan teori
yang dapat mendukung naskah akademis ini, yang disarikan dari literatur atau buku-
buku karangan ilmiah maupun hasil penelitian sebelumnya uang sejenis

b. Penelitian lapangan (field research) tempat penelitian adalah Hutabayu Raja kabupaten
Simalungun dimana
sampel dalam kajian ini adalah kawasan perusahaan perkebunan, melalui wawancara
langsung. Sampel tersebut terdiri atas masyarakat dan perusahaan.

4. Definisi Operasional
1. Pengelolaan Berkelanjutan adalah :

”Upaya secara sadar dan terencana yang mengintegrasikan (sistem) aspek ekonomi,
sosial-budaya dan perlindungan daya dukung ekosistem dengan memperhatikan
generasi sekarang dan generasi akan datang.”

52
2. Perkebunan Kelapa Sawit adalah :

”Lahan yang ditanami kelapa sawit dan dengan penggunaan lahan terkait seperti
prasarana, jalan, wilayah tepian tebing dan pencadangan konservasi”.
3. Masyarakat Hukum Adat adalah :
”Sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama
suatu persekutuan hukum karena persamaan tempat tinggal ataupun atas dasar
keturunan”.

4. Masyarakat Adat adalah :


”Kelompok masyarakat yang secara turun temurun hidup diwilayah geografis tertentu
berdasarkan ikatan asal usul leluhur, mempunyai hubungan kuat dengan sumberdaya
alam dan memiliki sistem nilai yang menentukan peranata, ekonomi, politik, sosial
dan hukum yang ditegakkan oleh lembaga adat yang bersangkutan.”

5. Hukum Adat adalah :


”Hukum yang tidak tertulis / tertulis yang bersumber dari tradisi masyarakat dan
berlaku dalam wilayah adat masyarakat adat yang bersangkutan”.

6. Tanah Adat adalah :


”Tanah kepemilikan individu/kelompok yang berada di wilayah Kedamangan dan atau
di wilayah desa/kelurahan yang dikuasai berdasarkan hukum adat, baik berupa hutan
maupun bukan hutan dengan luas dan batas-batas yang jelas, baik milik perorangan
maupun milik bersama yang keberadaannya diakui oleh Damang Kepala  adat”

7. Kearifan Lokal adalah :


”Sebuah sistem pengetahuan masyarakat lokal yang didasarkan pada pola-pola kegiatan
atau perbuatan yang dilakukan oleh para warga masyarakat secara berulang-ulang dan
dianggap baik, yang pada dasarnya dapat bersumber pada adat istiadat setempat dan
masih berlaku dalam kehidupan masyarakat tersebut”.

8. Tata Ruang adalah :


Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

53
9. Amdal adalah :
”Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan”.

10. Klasifikasi Kebun adalah :


”Salah satu kegiatan pembinaan dalam mendorong perusahaan perkebunan untuk
pemanfaatan sumberdaya yang tersedia sehingga dapat dicapai produktivitas yang
optimal dan effisien”
11. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT/HCVF = high conservation value forest)
adalah : ” Kawasan perkebunan yang memiliki nilai-nilai penting terhadap aspek-aspek
keragaman
hayati, jasa-jasa lingkungan, sosial, dan budaya.
12. FPIC (Free, Prior, Informed Consent) adalah :
” Prinsip pengambilan keputusan yang keputusannya diberikan secara bebas.

1.3.2 KETERBATASAN PENELITIAN

Masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variable yang
penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik. Masalah dapat
diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancy) antara aktual
dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada (what is) dan seharusnya ada (should
be). Masalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang berjalan
pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau. perkiraan pada masa yang akan datang
Keadaan dan kegiatan pada saat ini bisa dilihat dalam konteks saat ini, juga dilihat
hubungannya dengan keadaan pada masa lalu atau kemungkinan perkembangannya pada
masa yang akan datang.Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Mulyono Abdurrahman (1996:
4-5), kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris learning disability.
Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability
artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah
ketidakmampuan belajar.
Isitilah kesulitan belajar digunakan untuk memberikan kesan optimis bahwa anak
sebenarnya masih mampu untuk belajar. I.G.A.K. Wardani (1995: 10) mengemukakan pada
kesulitan belajar adalah gangguan yang dialami seseorang dalam mempelajari bidang

54
akademik dasar tertentu sebagai akibat dari terganggunya sistem syaraf pusat atau pengaruh
tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan tersebut ditandai oleh kesenjangan antara
kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang ditunjukannya dalam mempelajari
bidang tertentu. Sedangkan menurut Clement (Mulyono Abdurrahman, 1996: 8) mengatakan
bahwa kesulitan belajar dipahami sebagai kondisi ketika anak memiliki kemampuan
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun menunjukan kegagalan dalam belajar yang
berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori,
pemusatan 11 perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik. Artinya
kemampuan aktualnya tidak sesuai dengan potensinya. Berdasarkan pendapat pada ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan hambatan yang dialami oleh
seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar (membaca, mennulis, dan berhitung)
yang disebabkan baik oleh faktor internal maupun eksternal.

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah:


1. Dalam penelitian ini, variable yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan terbatas
pada variable pelatihan dan kompensasi.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas karena waktu penelitian dalam
perkebunan tersebut sedikit terbatas.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya mengambil sampel yang lebih besar dari perkebunan
Hutabayu Raja kabupaten Simalungun yang ada dengan menambahkan uji beda antara
manajer dengan karyawan-karyawan lainya, dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih
memuaskan.
4.Peneliti hanya meneliti sebagian sawit karena sawit diperkebunan tersebut lumayan terjal
situasi dan kondisinya.
5.Jalan menuju perkebunan tersebut lumayan parah dan cuaca sangat tidak mendukung

1.3.3 POPULASI DAN SAMPEL


Ada dua obyek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu petani perkebunan kelapa sawit dan
aparat daerah terkait yaitu dinas terkait. Dalam hal ini sampel penelitian untuk petani
perkebunan adalah masyarakat di daerah penelitian yang terpilih yang merupakan petani
perkebunan kelapa sawit rakyat atau swadaya. Alasan pemilihan petani swadaya sebagai
sampel karena berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji
tahun 2014 luas lahan dan produktivitas petani swadaya lebih besar daripada petani plasma,
hal ini

55
menunjukkan bahwa petani kelapa sawit rakyat yang mengelola lahannnya secara
perorangan lebih banyak daripada petani kelapa sawit mitra perusahaan atau plasma.
Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Cluster Sampling sehingga masing-masing
daerah terpilih dapat mewakili. Stratified Cluster Sampling adalah metode sampling yang
diaplikasikan dalam sampling berstrata. Sesuai dengan prinsip strata yaitu membagi populasi
menjadi sub-populasi. Pertimbangan penggunaan metode ini adalah letak lokasi penelitian
yang berpencar dan keragaman karakteristik masyarakat yang dijadikan objek penelitian.
Pengambilan sampel didasarkan pada strata topografi wilayah yaitu lahan kering dan lahan
basah. Daerah terpilih adalah Kecamatan Wayserdang dan Kecamatan Mesuji Timur.
Kecamatan Wayserdang memiliki luas areal, jumlah produksi dan jumlah petani terbesar,
yaitu sebesar 6.888 ha, 297.000 ton, dan 9.003 petani. Selain itu Kabupaten simalungun juga
memiliki topografi lahan kering. Selain memiliki topografi lahan basah Kabupaten
simalungun merupakan kabupaten dengan luas areal lahan dan jumlah petani terbesar kedua
yaitu sebesar 4.081 Ha dan 3.125 petani. Dari masing-masing daerah yang terpilih sebagai
sampel, ditentukan proporsi (P) dari masing-masing sampel yaitu perkebunan berlahan basah
dan perkebunan berlahan kering.

1.3.4 TEKNIK ANALISIS DATA

Data primer diperoleh dengan mengajukan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan terstruktur
yang dijadikan sebagai bahan dasar penelitian dan wawancara kepada aparat terkait yang
terlibat dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
berbagai instansi atau dinas terkait, studi literatur, atau referensi lainnya. Selanjutnya data
diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Penelitian ini difokuskan pada dua
kecamatan sampel yaitu Kecamatan Wayserdang dan Kecamatan Mesuji Timur untuk
memperoleh gambaran tentang nilai tambah, dampak, serta hambatan dalam perkembangan
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji.

Ada dua obyek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu petani perkebunan kelapa sawit
dan aparat daerah terkait yaitu dinas terkait. Dalam hal ini sampel penelitian untuk petani
perkebunan adalah masyarakat di daerah penelitian yang terpilih yang merupakan petani
perkebunan kelapa sawit rakyat atau swadaya. Alasan pemilihan petani swadaya sebagai
sampel karena berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

56
Simalungun tahun 2014 luas lahan dan produktivitas petani swadaya lebih besar daripada
petani plasma, hal ini

Analisis data digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh agar menjadi lebih
sederhana. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian akan dikumpulkan, dianalisis dan
disajikan dalam bentuk tabel, gambar, ataupun grafik serta hitungan matematik. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis
dampak berganda (Multiplier Effect).

Analisis data digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh agar menjadi lebih
sederhana. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian akan dikumpulkan, dianalisis dan
disajikan dalam bentuk tabel, gambar, ataupun grafik serta hitungan matematik. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis
dampak berganda (Multiplier Effect).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.

1. Memiliki nilai penelitian: Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau
bermanfaat yang positif.
2. Memiliki fisibilitas: Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau
dijawab.
3. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
b) Batas-batas masalah yang jelas.
c) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
d) Adanya biaya yang diperlukan.
e) Tidak bertentangan dengan hukum.
f) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan
dengan tingkat kemampuan peneliti.
4. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik: Rumusan masalah penelitian yang baik,
antara lain:
a) Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
b) Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.

57
e) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi,
dan kepercayaan agama.
5. Sumber Masalah Penelitian: Sumber masalah penelitian, antara lain:
a) Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b) Pengamatan sepintas.
c) Pernyataan pemegang otoritas.
d) Perasaan intuisi.
e) Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

F. Bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Bentuk masalah penelitian dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah:

 Permasalahan deskripif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan


pernyataan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Contoh: Seberapa tinggi efektivitas penggunaan
metode diskusi dalam pembelajaran?
 Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.Contoh: Adakah perbedaan kemampuan dan
disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?
 Permasalah Asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.Contoh:
a) Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk PGSD UPI dengan panen
raya masyarakat petani? (simetris)
b) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap
kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (klausal/ sebab akibat)
c) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi. (reciprocal/ timbal balik)

58
G. Cara Merumuskan Masalah

1) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut


dijadikan dasar untuk dicari jawabannya atau pemecahannya.
2) Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah tidak bertele-tele,
tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
3) Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
Data di lapangan sangat penting untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan,
sebab tidak semua rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dijawab.
4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Rumusan
masalah yang baik akan mengantar pada kemudahan dalam merumuskan hipotesis
penelitian.
5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian, Judul penelitian harus
mencerminkan dari masalah yang akan diteliti.

H. Peran Data Sekunder

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a) Langkah awal merencanakan penelitian


b) Membantu merumuskan masalah
c) Menghindari plagiat
d) Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk
memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan
penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data
administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan
yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah
penelitian.
e) Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan
menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang
tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang
mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami
persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik
mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti

59
f) Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak. Sebelum kita
mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data
sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternative lain yang
mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya
informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih
mudah.
g) Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu
mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat
memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti
akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja

I. FaktorFaktor Permasalahan.

Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di


sekolah itu banyak dan beragam. Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan
dalam belajar, penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua
bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang
berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Menurut Dalyono (1997:239) menjelaskan
faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan dalam belajar, yaitu faktor intern atau faktor dari
dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang timbul dari luar siswa.

a. Faktor Intern

1) Sebab yang bersifat fisik : karena sakit, karena kurang sehat atau sebab cacat tubuh.

2) Sebab yang bersifat karena rohani : intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan
mental, tipe-tipe khusus seorang pelajar.

60
b. Faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga, yaitu tentang bagaimana cara mendidik anak, hubungan orang tua
dengan anak. Faktor suasana : suasana sangat gaduh atau ramai. Faktor ekonomi keluarga :
keadaan yang kurang mampu.

2) Faktor Sekolah, misalnya faktor guru, guru tidak berkualitas, hubungan guru dengan
murid kurang harmonis, metode mengajar yang kurang disenangi oleh siswa.

Faktor alat : alat pelajaran yang kurang lengkap.

Faktor tempat atau gedung. Faktor kurilulum : kurikulum yang kurang baik, misalnya bahan-
bahan terlalu tinggi, pembagian yang kurang seimbang. Waktu sekolah dan disiplin kurang.

A.Faktor psikologis :

kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar. Berbagai
masalah anak kesulitan belajar secara umum menyangkut kemampuan akademik dasar seperti
calistung (menggunting , melingkari dan mengukur). Hal ini menyebabkan anak kesulitan
belajar sulit untuk diidentifikasi hingga mereka masuk sekolah dan mengalamimasalah
prestasi akademis. Tanda anak yang mengidap kesulitan belajar antara lain:

a. Perkembangan terlambat Secara performance anak yang jauh tertinggal dengan teman
seusianya menjadi indikator adanya kelainan perkembangan pada anak berkesulitan belajar.
Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal: sulit mengerti kata -kata,
sulit berbicara sesuai dengan anak sebayanya. Keterlambatan ini juga bisa dilihat dari proses
pertumbuhanya, seperti terlambat berjalan atau terlambat berdiri. Hal lain, ketertinggalan
dalam memahami arah,mengenal bentuk huruf, pelafalan kata atau hitungan. Hasil studi
menunjukan anak yang terlambat perkembangannya juga mengalami keterlambatan di
sekolah.

b. Penampilan tak konsisten.anak kesulitan belajar mampu melakukan soal matematika dari
guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia takmampu untuk
menyelesaikannya. Kesulitan ini diprediksi karenakemampuan mengingatnya. Ketidak-
konsisten anak kesulitan belajarjuga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisanya
bagus, danbisa juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di rumahdaripada di
sekolah.

61
c. Kehilangan minat belajarsebenarnya anak kesulitan belajar suka belajar, namun antusia
menya kian berkurang begitu masuk sekolah karenamengalami gangguan pemrosesan
informasi yang butuh daya ingatdan pengorganisasian informasi dalam jumlah besar. Tanda
tandayang bisa dilihat dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan, sepertimengerjakan
tugas belum dan mengatakan akanmengerjakannya di sekolah.

d. Tak mencapai prestasi seperti yang diharapkanadanya kesenjangan antara potensi dan
prestasi yangditunjukan anak dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalami kesulitan
belajar. Misal, anak 9 tahun kelas empat SD, dengan IQ 139dengan kemampuanya bisa
menguasai materi kelas 5 bahkan kelas 6. Hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar
mandiri.

e. Masalah tingkah laku yang menetapanak kesulitan belajar umumnya mempunyai


masalahperilaku. Masalah perilaku ini, seperti cepat mengambek dan marah.anak yang
mengalami kesulitan persepsi visual dan bahasa akan sulitmemahami dan mengingat
informasi, sehingga sering terke san sukardiatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak
disadari oleh anak.kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secarainten
menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasilmengendalikan diri, namun di
rumah ada peruba han mood yangmencolok. Hal ini yang menyebabkan anak learning
disabilitiessering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak bertanggung jawab,dan tak mau
bekerja sama.

B.Faktor Kognitif

Murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus, seperti :


kemampuan membaca, menulis mendengarkan, berpikir dan matematis. Kasus kesulitan
membaca (dyslexia) yang sering ditemukan di sekolah merupakan contoh klasik kurang
berfungsinya aspek kognitif anak yang mengalami tuna cakap belajar. Kasuskasus ini
membuktikan bahwa anak tuna cakap belajar memiliki kemempuan kognitif yang normal,
akan tetapi kemempuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi
keterbelakangan akademik (academic retardation), yakni terjadinya kesenjangan antara apa
yang mestinya dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata.

C. Aspek Bahasa

Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengekspresikan diri, baik
secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain murid yang mengalami tuna cakap

62
belajar dalam aspek bahasa,cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami
bahasa (bahasa reseptif ) serta dalam mengekpresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif).

D. Aspek motorik

Masalah motorik murupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap
belajar yang behubungan dengan keulitan dalam keterampilan motorik-perseptual
(perceptual-motorproblem) yang deperlukan untuk mengembangakan keterampilan meniru
rancangan atau pola, kemampuan ini diperlukan untuk menggambar, menulis menggunakan
gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata, yang dalam
banyak hal koordinasi tersebut kurang dimanfaatkan murid yang mengalami tuna cakap
belajar.

E.Aspek Sosial dan Emosi

Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteistik social-emosional murid tuna
cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelebihan emosional ditunjukkan
sering berubahnya suasana hati dan temperamen yang menyebabkan lemahnya pengendalian
terhadap dorongan-dorongan.

Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kesulitan Belajar Jerome Rosner (1993) melihat bahwa
hal-hal yang paling umum, yang secara langsung berkaitan dengan masalah kesulitan
khususnya dalam ketunacakapan belajar murid di tingkat sekolah dasar ialah keterlambatan
dalam perkembangan ketermpilan perseptual dan kecakapan berbahasa. Selanjutnya, kephart
(1967) mengelompokkan penyebab ketuna cakapan belajar kedalam katagori utama yaitu :
Kerusakan Otak Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu
kasusencephalitis, meningitis, toksik. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi
otak yang diperlukan untuk prosis belajar pada anak remaja. Pada anak yang mengalami
minimal brain dysfunction pada saat lahir akan menjadi masalah besar pada saat anak
mengalami proses belajar.

63
F. Faktor Gangguan Emosional

Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga
menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf

G. Faktor Pengalaman Faktor pengalaman

mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman


lingkungannya. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh anak yang terbatas memperoleh
rangsangan lingkungan yang layak atau tidak memperoleh kesempatan menangani peralatan
atau mainan tertentu, kesempatan seperti ini dapat mempermudah anak dalam
mengembangkan keterampilan manipulatif dalam penggunaan alat tulis seperti pensil atau
bollpoint. Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan konisi sosial ekonomi
orang tua, sehingga seringkali juga berkaitan erat dengan masalah kekurangan gizi yang pada
akhirnya dapat mengganggu perkembangan dan keberfungsian otak. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendidikan Anak 1. Rumah atau Keluarga. Rumah adalah tempat pendidikan
pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap
pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu
melakukan ketaatan kepada Allah, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan
pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan kondisi rumahnya. Dalam
hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti Keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai
oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan
baik. Brecknridge dan Vincent mengemukakan pentingnya rumah bagi perkembangan
kepribadian anak yaitu sebagai berikut:

a. Rumah adalah tempat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan


psikologis anak,

b. Rumah adalah tempat untuk belajar,

c. Rumah adalah tempat untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dalam menerima dan


juga untuk menghadapi orang lain,

d. Rumah adalah tempat untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas.

64
.1. Sekolah. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak
dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya.
Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan
kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang
berbeda-beda. Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan
budaya serta kepribadian. Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi
panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang
baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung,
didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan
pemikiran anak. McDonald mengemukakan sebagai berikut sekolah adalah lingkungan yang
khusus untuk mengubah tingkah laku secara menetap dalam hubungan dengan seluruh
perkembangan pribadinya sebagai masyarakat. Seorang pendidik sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. pendidik yang memberikan pandangan
hidup yang keliru terhadap anak akan memberikan dampak atau pengaruh buruk terhadap
perkembangan kepribadian anak tersebut.

2. Lingkungan sosial (faktor sosiologis) Lingkungan sosial adalah semua perangsang dan
pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada seorang anak (contohnya tidak
hormat kepada guru, berbohong, mencontek, melanggar aturan atau norma-norma sosial).
Semakin pesatnya kemajuan dan semakin kompleksnya masyarakat sekarang, maka semakin
banyak juga anak yang tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap pelbagai perubahan
sosial yang ada.

3. Media Elektronik dan Cetak. Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan,
tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap
kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari
kedua media ini.

a. Radio dan Televisi Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar
wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun
kedua media tersebut bisa menimbulkan pengaruh negative terhadap kepribadian anak
misalnya melalui tayangan filmfilm horor atau mistik Menampilkan orang-orang yang tidak
menutup aurat dan mengajak anakanak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara
wanita dan laki-laki. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu banyak ditayangkan dan cukup
banyak diminati oleh kalangan muda dan orang dewasa. Acara televisi seperti itu sangat
65
berbahaya. Ia dapat menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, sehingga para pemuda
menjadi generasi yang labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.

 b. Internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari
internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai
kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus
yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap anak dengan
berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran.

c. Majalah dan Cerpen Anak Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam
membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah yang beredar baik majalah
anak-anak maupun majalah remaja, isinya banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup
konsumtif. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda,
sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka
dapatkan dari majalah. Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang
sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah
laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah,
karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan
kesatriaan.

d. Komik dan Novel. Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan
orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak
sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi
percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran,
serta cerita romantika picisan

4. Teman dan Sahabat. Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab
teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang
tua.

66
HASIL PENELITIAN

Bibit kelapa sawit tersebut kira kira berusia kurang lebih 2 Tahun
dan siap untuk ditanam kembali sebagai pengganti kelapa sawit yang
sudah tau atau disebut dengan (Replanting/Penanaman kembali)

67
Bibit kelapa sawit yang sudah ditanam harus dirawat untuk menjaga
agar bibit kelapa sawit terhidar dari Hama dan ulat ulat maka bibit
perlu di semprot agar ulat ulat yang ada pada bibit tersebut tidak
merusak pertumbuhan kelapa sawit.

68
Berikut gambar poho kelapa sawit yang sudah memiliki usia
kurang lebih dari 5 tahun,pohon kelapa sawit yang sudah me-
miliki usia kurang lebih dari 5tahun sudah dapat dipanen
tetapi meskipun begitu pohon kelapa yang sudah dapat dipanen
ini harus tetap dirawat loh agar buah dan pohon kelapa sawit tsb
dapat menghasilkan buah yang baik.

Dan ini gambar buah kelapa sawit yang siap untuk dipanen ,cara memanen
kelapa sawit haruslah dengan cara berhati-hati.

69
Setelah kelapa diambil dari pohonnya para karyawan pun menyusun
buah kelapa tersebut untuk dimasukkan kedalam bak pengangkut
kelapa sawit tersebut untuk dibawak ke Pabrik.

70
Buah kelapa sawit yang sudah di antar ke Pabrik kemudian
diolah sehingga menjadi minyka goreng dan dapat dipasarkan
dan dapat membantu perkembangan perekonomian terhadap masyarakat.

BAB V
PENUTUP
l. Kesimpulan

1.Kelapa sawit merupakan komoditi strategis nasional karena memiliki rantai pemanfaatan
yang panjang sehingga banyak sekali manfaat yang dapat diambil antara lain menggantikan
peran minyak bumi yang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-
renewable resources) sebagai bahan bakar dan menghasilkan berbagai produk turunan yang
dapat dimanfaatkan yang mengakibatkan meningkatnya industri pengolahan produk turunan
dari kelapa sawit. Banyaknya industri tersebut akan mengakibatkan banyak penyerapan
tenaga kerja dan menghasilkan peningkatan devisa bagi negara sehingga perekonomian di
Indonesia meningkat

2. Solusi dari masalah lingkungan yang diakibatkan perubahan penggunaan lahan oleh
perkebunan kelapa sawit yaitu dengan penerapan agroforestri.
3.Dengan adanya penanaman pohon kelapa sawit baik diperkebunan ataupun diladang sendiri
dapat membantu perkembanganperekonomian terhadap masyarakat baik pada masyarakat
simalungun maupun masyarakat lain.

ll.Saran
Dalam pelaksanaannya, penerapan penanaman/perawatan kelapa sawit di lahan perkebunan
memerlukan kerjasama dari beberapa pihak antara lain perusahaan, Departemen Kehutanan,
Dinas Kehutanana dan Perkebunan Daerah, dan masyarakat.

71
DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2008. Kelapa sawit. http://id.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit [29 Maret 2009].


[Anonim]. 2008. Pohon jelutung (dyera spp.) tanaman dwiguna konservasionis dan
menghidupi. http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1752 [30 Maret 2008] Arsyad S.
2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press. [Bank Mandiri] PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. 2008. Pandangan terhadap industri sawit. Makalah seminar Oktober 2008.
Barlowe R. 1978. Land Resources Economic, The Economics o Real Estate. 3rd edition. New
Jersey: Michigan State University. Candra A. 2003.
Konsep dasar penataan ruang dan pengembangan kawasan pedesaan. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota. Saefulhakim S, Nasoetion LI. 1994. Rural land use management for
economic development. Seminar on Agricultural Land Use Management, Organized by Asian
Productivity Organization (APO). Tokyo, 8-18 November 1994.

72
73

Anda mungkin juga menyukai