Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MARICULTURE
PEMILIHAN SPECIES DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA

DosenPengampu:
Dr. Ir. RetnoHartati, MSc.

Disusunoleh :

Ardhatama Zafron Dzakwan 26040118130109


Mohammad Khaiyul Imdad 26040118140108
Rafli Islami M 26040118140124
Rahma Nur Kharisma 26040118130159
Shania Rebecca Ayu Agatha 26040118130139

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya hingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
mariculture yang berjudul “Pemilihan Species danTeknologi Budidaya” ini dengan tepat
waktu.
Adapun penyusunan laporan ini adalah dengan maksud supaya dapat
menganalisisikan king kobia dan ikan bawal bintang. Laporan ini ditulis dari hasil
penyusunan literatur, yaitu buku-buku maupun jurnal yang berkaitan dengan tema yang telah
ditentukan oleh dosen dan asisten praktikum.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu dan asisten praktikum mata
kuliah mariculture yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, serta kepada rekan –
rekan yang telah menyusun laporan ini dengan baik.
Kami berharap dengan membaca laporan ini dapat member manfaat bagi kita semua.
Mungkin laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1..............................................................................................................Latar
Belakang..............................................................................................1
1.2..............................................................................................................Tujuan 2
1.3..............................................................................................................Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan king kobia...................................................................................3
2.1.1 Morfologi ikan king kobia................................................................3
2.1.2 Sistem pencernaan ikan king kobia..................................................3
2.1.3 Sistem reproduksi ikan king kobia...................................................3
2.1.4 Ekologi ikan king kobia....................................................................3
2.1.5 Habitat ikan king kobia.....................................................................4
2.2 Ikan bawal bintang ............................................................................4
2.2.1 Morfologi ikan bawal bintang..........................................................4
2.2.2 Sistem pencernaan ikan bawal bintang.............................................5
2.2.3 Sistem reproduksi ikan bawal bintang..............................................5
2.2.4 Ekologi ikan bawal bintang..............................................................5
2.2.5 Habitat ikan bawal bintang...............................................................5

III. MATERI DAN METODE


3.1. Waktu dan Tempat..............................................................................7
3.2. Alat dan Bahan...................................................................................7
3.2.1 Alat praktikum..................................................................................7
3.2.2 Bahan praktikum...............................................................................7
3.3 Metode.................................................................................................7

iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil....................................................................................................9
4.2. Pembahasan........................................................................................11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...16

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan king kobia ..........................................................................................9


2. Ikan bawal bintang....................................................................................10

v
vi
I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sub-sektor marikultur bukan hanya bakal berkontribusi secara signifikan bagi


kemajuan perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarkat, tetapi
juga bisa menjadi salah satu sektor unggulan (leading sector) yang dapat menghela
Indonesia menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaulat apabila dikelola secara
professional, menggunakan sains dan teknologi serta manajemen yang inovatif,
inklusif, dan ramah lingkungan; sebab, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
yang tiga perempat wilayahnya berupa laut, Indonesia memiliki potensi produksi
marikultur terbesar di dunia, sekitar 60 juta ton/tahun. Usaha marikultur bukan hanya
menghasilkan sumber pangan protein berupa berbagai jenis ikan, kekerangan
(moluska), dan crustacean (udang, lobster, kepiting, rajungan, dan lainnya). Tetapi
juga sumber bahan baku bagi industri farmasi, kosmetik, perhiasan (seperti kerang
mutiara), cat, film, biofuel, dan ratusan jenis industri lainnya, yang berasal dari micro
algae, macro algae, avertebrata, dan biota (organisme) laut lainnya.
Supaya sub-sektor marikultur mampu membuka lapangan kerja yang luas,
menghasilkan pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkualitas (inklusif), dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan (sustainable), Dahuri (2019)
mengusulkan beberapa hal perlu dilakukan antara lain revitalisasi seluruh usaha
marikultur yang ada untuk meningkatkan produkstivitas, efisiensi, dan keberlanjutan
bisnis yang ada, ekstensifikasi (perluasan) usaha marikultur di wilayah perairan laut
baru yang cocok untuk usaha marikultur perlu dilakukan dan diversifikasi spesies atau
komoditas budidaya. Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati perairan (aquatic
biodiversity) tertinggi di dunia mestinya Indonesia sudah membudidayakan banyak
biota perairan. Namun, hingga 2014 baru berhasil dibudidayakan tidak lebih dari 25
spesies. Sementara, Tiongkok dengan potensi keanekaragaman hayati perairan jauh
lebih rendah dari pada Indonesia telah mampu membudidayakan 125 spesies
organisme perairan.
Sebagai antisipasi dan untuk kepentingan jangka panjang, seruan Presiden
Jokowi untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan di laut lepas  di atas 12 mil
dari garis pantai ke arah laut lepas sangat bagus. Akan tetapi, karena letaknya dan
kondisi dinamika kelautan (oseanografis) yang lebih keras ketimbang usaha

1
marikultur di peraian laut dangkal (coastal waters), maka biaya produksi, transportasi,
logistik, dan pengamanan offshore aquaculture pasti lebih mahal dan memerlukan
teknologi yang lebih canggih (sophisticated) ketimbang usaha marikultur di coastal
waters atau di pantai. Oleh karena itu, pengembangan offshore aquaculture harus
menggunakan pendekatan "a big-push development", yakni: (1) unit usahanya harus
besar supaya memenuhi economy of scale (skala ekonomi) nya; (2) menggunakan
teknologi mutakhir (state of the art technology); (3) menerapkan integrated supply
chain management system (sistem manajemen rantai pasok terpadu) yang dapat
memastikan stabilitas pasokan dan harga; (4) menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan; dan (5) pengamanan dari
gelombang, cuaca buruk, bencana alam, pencurian, perampokan, dan bahaya lainnya
Untuk itu, sebagai salah satu sektor prioritas dalam lima tahun ke depan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan sektor budidaya
perikanan. Salah satunya, dengan meluncurkan komoditas ikan budidaya terbaru, king
cobia (kobia) (Rachycentron canadum) dan ikan bawal bintang (Trachinotus blochi).
1.2 TujuanPraktikum
1. Memahami biologi Ikan King Kobia dan Bawal Bintang.
2. Keistimewaan dan kekurangan masing-masing species.
3. Sistem budidaya, terutama pemilihan lokasi budidaya dan system budidayanya.

1.3 ManfaatPrakikum
1. Menambah wawasan tentang Ikan King Kobiadan Bawal Bintang.
2. Dapat mengetahui cara penentuan lokasi pembenihan dan pembesaran serta system
budidayanya

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan King Kobia


2.1.1. Morfologi Ikan King Kobia
Ikan king kobia merupakan ikan karnivora pelagik, dengan gerakan sangat
aktif; dapat berubah warna dimana pada keadaan normal dan stres berwarna hitam
dengan dua garis putih pada samping badan membujur dari leher sampai ke pangkal
ekor; sedangkan bila ditempatkan pada wadah yang berwarna terang maka warna
kulitnya akan berubah keabu-abuan. Ikan king kobia memiliki mulut lebar dengan
rahang yang lebih sempit, gigi terdapat didalam rahang di antara lidah dan mulut, dan
sirip ekor hitam dengan ujung-ujung putih, sirip perut berwarna putih, dan sirip dada
dan sirip-sirip lainnya berwarna hitam.

2.1.2. Sistem Pencernaan Ikan King Kobia


Ikan king kobia termasuk kelompok ikan karnivora. Makanan ikan ini yaitu kepiting,
cumi-cumi, dan ikan. Apabila dibudidayakan ikan king kobia diberi makan kepiting, ikan
rucah, dan pellet. Ikan karnivora memiliki lambung besar serta ususnya pendek, tebal dan
elastis. Ikan karnivora memiliki gigi yang menyergap, menahan dan merobek mangsa dan
jari-jari tapis insangnya menyesuaikan untuk menahan dan menggilas mangsa.

2.1.3. Sistem Reproduksi Ikan King Kobia


Reproduksi Ikan king kobia dengan melepaskan banyak telur kecil (1,2 mm) yang
mengapung ke dalam air, di mana mereka menjadi bagian dari plankton. Telur-telur tersebut
mengambang bebas mengikuti arus hingga menetas. Aktivitas pembiakan berlangsung harian
dari bulan April hingga September di lepas pantai, betina mampu bertelur hingga 30 kali
selama musim tersebut.

2.1.4. Ekologi Ikan King Kobia


Ikan king kobia mampu merubah warna dimana pada keadaan normal dan
stres (Jika berada di wadah berwarna terang, warna kulit yang semula gelap berubah
menjadi keabu-abuan). Ikan ini bergerak sangat aktif serta bersifat Euryhaline dan
3
Eurythermal. Ikan king kobia hidup soliter. Ikan ini mudah untuk diadaptasikan,
dipijah, dan dibesarkan dalam kondisi budidaya. Waktu pemeliharaannya pun relatif
lebih singkat dibandingkan dengan ikan laut lainnya (berat ikan 3 kg dalam 9 bulan).
King kobia dapat tumbuh hingga 2 meter panjangnya dengan berat 70 kilogram. Dari
segi konsumsi, king kobia juga memiliki keunggulan karena mengandung EPA, DHA,
dan asam lemak omega 3 lainnya. Kualitas dagingnya juga sempurna dengan tekstur
dagingnya yang putih.

2.1.5. Habitat Ikan King Kobia


Ikan king kobia ditemukan diperairan beriklim hangat hingga topis. Cobia biasanya
hidup menyendiri kecuali untuk kumpulan pemijahan tahunan, dan kadang-kadang
berkumpul di terumbu, bangkai kapal, pelabuhan. Cobia merupakan hewan pelagis, tetapi
dapat memasuki muara dan hutan bakau untuk mencari mangsa. Ikan king kobia memakan
kepiting, cumi-cumi, dan ikan. Ikan ini dіtеmukаn dі perairan beriklim hangat kе tropis dі
Samudra Atlantik Barat dаn Timur, dі ѕеluruh Karibia , dаn dі Samudra Hindia dі lepas
pantai India, Australia, dаn dі lepas pantai Pasifik Jepang. Suhu іnі eurythermal , mentolerir
bеrbаgаі suhu, dаrі 1,6 hingga 32,2 ° C. Inі јugа euryhaline , hidup dі salinitas 5,0 hingga
44,5 ppt.

2.2. Ikan Bawal Bintang


2.2.1. Morfologi Ikan Bawal Bintang
Bawal bintang memiliki nama latin Trachinotus blochii Pada saat dewasa ikan
ini memiliki bentuk tubuh gepeng dan ramping dengan ekor bercagak. Tubuh
berwarna putih keperakan dibagian lateral, ventral dan abu-abu kehijauan pada bagian
dorsal. Ikan ini dapat tumbuh dengan panjang mencapai 65 cm. Bawal bintang
memiliki posisi mulut sub terminal dengan dilengkapi gigi-gigi beludru halus
(viliform teeth). Sirip punggung diawali jari-jari keras yang sedikit terbenam ke dalam
tubuh sebanyak 7-9 dan di puncak punggung bermula jari-jari lemah yang memanjang
hampir menyentuh ekor sebanyak 19-21. Sirip dubur dimulai dengan 2-3 jari-jari
keras, tepat dibelakang urogenitalia dan disambung dengan 16-18 jari-jari lemah yang
memanjang hingga pangkal ekor. Sirip perut ada sepasang dan tepat dibawah sirip
dada yang menyerupai bendera dan tumbuh tepat dibelakang keping tutup insang
utama (operculum).

4
Permukaan tubuh ditutupi sisik-sisik kecil bertipe sisir (ctenoid), dilengkapi
dengan gurat sisi (lateral fin) yang melengkung mengikuti profil punggung dan
tersusun dari 130 – 140 keping sisik. Ikan bawal bintang tergolong ikan perenang
aktif dan mampu hidup dengan tingkat kepadatan cukup tinggi. Pada saat berumur
dibawah 10 hari, bentuknya lonjong, berwarna hitam dengan titik kuning pada bagian
badan tertentu. Namun, selanjutnya bentuk dan warna akan berubah secara berangsur-
angsur menjadi putih menyerupai induknya.

2.2.2. Sistem Pencernaan Ikan Bawal Bintang


Bawal Bintang termasuk ikan pemakan segala (omnivora), nilai dari plankton
terutama diatom dan alga hingga cacing merah, jentik nyamuk, maupun jenis udang-
udangan kecil.  Pada ikan dewasa dapat diberikan ikan rucah segar yang telah
dicincang serta dapat juga diberikan pellet ikan. Ikan herbivora tidak memiliki
lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat,
mudah mengembang, terdapat dibagian mulut alat pencernaan makanannya, dan
ususnya panjang berliku-liku serta dindingnya tipis. Ikan karnivora memiliki lambung
besar serta ususnya pendek, tebal dan elastis. Ikan omnivora memiliki sistem
pencernaan antara herbivora dan karnivora.

2.2.3. Sistem Reproduksi Ikan Bawal Bintang


Ikan bawal bintang biasanya memijah pada awal dan  selama musim hujan. Sebelum
musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang akan mencari tempat yang cocok untuk
melakukan pemijahan. Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk
betina. Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala
induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dan
induk jantan akan mengeluarkan  sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi diluar tubuh.
Pemijahan berlangsung malam hari bersamaan dengan datangnya air pasang. Telur bersifat
planktonis, dapat terbawa arus dan menetas di padang lamun atau celah-celah akar bakau
sebelum akhirnya kembali ke laut lepas atau dewasa di rerimbunan bungan karang.

2.2.4. Ekologi Ikan Bawal Bintang


Ikan bawal bintang adalah salah satu spesies ikan air laut tropis yang memilki
tingkat toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan dan tahan penyakit (Irwansyah
et al., 2018). Parameter ekologis yang cocok untuk pertumbuhan ikan bawal bintang
5
adalah memilihi suhu 28 – 32oC, salinitas 29 -32 ppt, DO  6,8-8,4 ppm, dan pH  : 7,8
– 8,0. Hidupnya bergerombol didaerah yang aliran sungainya deras, tetap
ditemukan  pula di daerah yang aliran sungainya tenang, terutama saat benih. Untuk
menciptakan lingkungan yang baik  bagi bawal ada banyak hal  yang harus
diperhatikan, terutama dalam mamilih lahan usaha, di antaranya ketinggian tempat,
jenis tanah, dan air.

2.2.5. Habitat Ikan Bawal Bintang


Habitat alami ikan Bawal Bintang adalah pada air laut murni (salinitas
normal), namun ikan ini dapat juga hidup di air payau. Tempat yang disukai adalah
laut terutama di daerah berkarang. Ikan bawal bintang adalah ikan pelagis yang
memiliki habitat di daerah terumbu karang, dekat pantai dan bebatuan di perairan
tropis dari indo pasifik barat sampai pasifik tengah. Di Australia ikan bawal bintang
ditemukan di barat daya Australia bagian barat dan sekitar bagian utara. Populasi
bawal bintang juga terdapat di Laut Merah, Afrika Barat sampai ke pulau Marshall
dan samoa, Utara Jepang bagian selatan dan selatan Australia.
Bawal bintang menghabiskan seluruh hidupnya di air laut murni. Bawal
bintang memijah sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan terutama bulan
purnama. Ikan ini tergolong ikan pelagis yang sangat aktif karena selalu bergerak
(berputar) dipermukaan, sehingga dalam budidaya memerlukan lokasi/tempat yang
memadai. Selain itu ikan bawal bintang mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi
dan mudah dibudidayakan. Ikan bawal bintang banyak terdapat di daerah tropis
maupun subtropis. 

6
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Selasa, 8-22 Spetember 2020
Tempat : Rumah Mahasiswa Masing-masing

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat Praktikum
Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop, HP, charger,
dan wifi.
3.2.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah video yang dapat diunduh dari
link berikut:
1) Ikan King Kobia, ‘Salmon’ Lokalnya Indonesia https://www.youtube.com/watch?
v=thqjXjDdgvo
2) king kobia komoditas baru perikanan budidaya
https://www.youtube.com/watch?v=kvoFNKaqkbQ
3) Webinar KING KOBIA Harta Terpendam Akuakultur Indonesia, edited
https://www.youtube.com/watch?v=KhYCWhnzbog
4) Webinar King Kobia Harta Terpendam Akuakultur Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=7T4uwCWfDcM
5) Panduan Lengkap Budidaya Ikan Bawal Bintang

7
https://www.pertanianku.com/panduan-lengkap-budidaya-ikan-bawal-bintang/
6) Dan sumber-sumber lain
3.3 Metode
Prosedur pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Link video diatas ditonton dan dibuat catatan poin-poin penting
2. Penelusuran pustaka (terutama dari jurnal) dilakukan terhadap biologi, ekolog, ikan
King Kobia dan Ikan Bawal Bintang. Catat informasi penting tentang biologi
(morfologi, anatomi, sistem pencernaan, sistem reproduksi), ekologi (kebutuhan
kualitas air untuk hidup, misal salinitas, suhu, pH) dan habitatnya.
3. Kedua spesies dibandingkan berdasarkan informasi-informasi yang didapat dari
sumber-sumber diatas,
a) Keistimewaan dan kekurangan masing-masing species
b) Jelaskan pembenihan dan pembesaran masing-masing species dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
 Pemilihan lokasi pembenihan dan pembesaran
 Pemilihan teknologi pembenihan dan pembesaran, misalkan apakah dengan
system RSA atau inland mariculture atau cage culture dsb.
 Sesuai dengan pokok bahasan kuliah, praktikum ini hanya menitik beratkan
pada pemilihan species, pemilihan lokasi dan system budidaya dan kebutuhan
kualitas air untuk budidaya ikan king kobia dan bawal bintang. Untuk pakan
dan penyakit boleh dibahas, tapi sedikit saja.

8
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

A. Aspek Biologis Ikan King Cobia (Rachycentron canadum)

Gambar 1. Ikan King Cobia

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteicthyes
Order : Perciformes
Family : Rachycentridae
Genus : Rachycentron
Spesies : Rachycentron canadum (Linnaeus, 1766)
 Panjang : 80 – 100 cm (Panjang maksimum 180 cm)
 Berat : 12 – 15 kg (Durasi perkembangan sekitar 20 bulan)
 Sumber Makanan : Kepiting, ikan rucah, pelet (budidaya)

9
 Usia Kematangan Awal : Jantan (1 tahun) ; Betina (2 tahun)
 Morfologi : 1. Mempunyai badan memanjang dengan potongan
melintang agak bundar
2. Badan berwarna cokelat gelap dan bagian bawah
badan
berwarna kekuningan
3. Mulut lebar dengan rahang yang lebih sempit
4. Gigi terdapat didalam rahang di antara lidah dan
mulut
5. Sirip ekor hitam dengan ujung-ujung putih, sirip
perut
berwarna putih, dan sirip dada dan sirip-sirip
lainnya berwarna hitam
 Tingkah laku : 1. Mampu merubah warna dimana pada keadaan
normal
dan stres (Jika berada di wadah berwarna terang,
warna kulit yang semula gelap berubah menjadi
keabu-abuan)
2. Mampu bergerak sangat aktif
3. Bersifat Euryhaline dan Eurythermal
 Informasi lain:
1. Satu-satunya spesies dalam Genus & famili-nya (Rachycentron/Rachycentridae)
2. Hidup soliter
3. Mengandung Asam amino esensial lengkap, DHA dan EPA lebih tinggi dari
salmon (80-90 %) dan kaya akan omega 6 dan omega 9.
4. Tekstur daging bersifat tender dan juicy

B. Aspek Biologis Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

10
Gambar 2. Ikan Bawal Bintang

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Pisces
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Characidae
Genus : Trachinotus
Species : Trachinotus blochii
 Panjang : ± 65 cm
 Berat : 350 – 500 gram (Durasi perkembangan 7 – 9 bulan)
 Sumber Makanan : Ikan kecil, udang, pelet (budidaya)
 Usia Kematangan Awal : Jantan dan betina (> 1 tahun)
 Morfologi : 1. Mempunyai bentuk badan sedikit oval dan pipih
2. Identik dengan warna putih keperakan dengan
sedikit
corak warna kuning
3. Mulut sub terminal dengan gigi halus
4. Sirip dada kehitaman, sirip perut putih sedangkan
sirip
lainnya kuning kehitaman
5. Ujung maxilla bagian belakang sampai di depan
mata.
6. Mata relatif kecil, garis tengah mata lebih kecil
daripada
panjang moncong.
 Tingkah laku : 1. Tahan terhadap penyakit

11
2. Mampu hidup pada kepadatan yang tinggi
3. Pertumbuhannya dapat terhambat ketika terjadi
persaingan oksigen di kepadatan yang terlalu tinggi
4. Perenang aktif
5. Ikan karnivora yang memangsa ikan, udang, dan
biota
air lainnya.
 Habitat : Hidup di perairan sekitar pantai, teluk, dan daerah
sekitar terumbu karang.

4.2 Pembahasan
 Ikan King Kobia

Ikan king kobia (Rachycentron canadum), memiliki panjang maksimum 2 m dan


berat maksimum 78 kg, cobia memiliki tubuh memanjang, fusiform (berbentuk gelendong)
dan kepala lebar dan pipih. Matanya kecil dan rahang bawah menonjol sedikit melewati
bagian atas. Gigi vili berserat melapisi rahang, lidah, dan atap mulut. Tubuh ikan king kobia
halus dengan sisik-sisik kecil. Warnanya coklat tua, gradasi menjadi putih di perut dengan
dua garis horizontal coklat tua di sisi-sisi. Garis-garis tersebut lebih menonjol selama
pemijahan menjadi gelap dan warna latar belakang menjadi terang. Ikan king kobia memiliki
sirip dada besar, sirip punggung pertama memiliki enam hingga sembilan duri yang pendek,
kokoh, dan tajam. Nama keluarga Rachycentridae, dari kata Yunani rhachis ("tulang
belakang") dan kentron ("sengatan"), terinspirasi oleh duri punggung ini. Kobia dewasa
memiliki ekor bercabang dua, kobia remaja berpola dengan garis hitam dan putih yang
mencolok dan memiliki ekor membulat.
Ikan king kobia ditemukan diperairan beriklim hangat hingga topis. Cobia
biasanya hidup menyendiri kecuali untuk kumpulan pemijahan tahunan, dan kadang-kadang
berkumpul di terumbu, bangkai kapal, pelabuhan. Cobia merupakan hewan pelagis, tetapi
dapat memasuki muara dan hutan bakau untuk mencari mangsa. Ikan king kobia memakan
kepiting, cumi-cumi, dan ikan.
Reproduksi Cobia dengan melepaskan banyak telur kecil (1,2 mm) yang
mengapung ke dalam air, di mana mereka menjadi bagian dari plankton. Telur-telur tersebut
mengambang bebas mengikuti arus hingga menetas. Aktivitas pembiakan berlangsung harian

12
dari bulan April hingga September di lepas pantai, betina mampu bertelur hingga 30 kali
selama musim tersebut.
Cobia sudah banyak dibudidayakan dan dikenal sebagai ikan salmonnya
Indonesia, Cobia dijual secara komersial dan memiliki harga yang relatif tinggi karena
teksturnya yang keras dan rasanya yang enak.
 Ikan Bawal Bintang

Ikan bawal adalah spesies ikan yang hidup di perairan pesisir Timur Tengah, Asia
Selatan, dan Asia Tenggara. Ikan bawal memiliki ciri ciri tubuh datar, sirip ekor bercabang,
dan sirip dada yang panjang. Bawal biasanya berwarna perak / putih, dengan sedikit sisik
kecil. Mereka dapat tumbuh hingga 4–6 kg.
Ikan bawak biasanya berkelompok di atas dasar berlumpur, berasosiasi dengan
spesies ikan seperti Nemipterus dan Leiognathus. Bawal dewasa memakan ctenophora, salps,
medusa, dan kelompok zooplankton lainnya. Populasi bawal bertelur dari akhir musim dingin
hingga musim panas dengan puncak dari bulan April hingga Juni.
Ikan bawal menjadi komoditas unggulan di Indonesia. Ikan bawal banyak
dikonsumsi di kawasan Indo-Asia-Pasifik karena rasa dagingnya lembut dan berminyak saat
dimasak.

 Spesies yang dikembangkan


Ikan  Bawal  Bintang  merupakan salah satu ikan  konsumsi yang bernilai
ekonomis. Keunggulan ikan Bawal  Bintang  adalah  mudah  dibudidayakan,  tidak
memerlukan waktu yang lama dalam membesarkan untuk mencapai ukuran konsumsi dan
mempunyai harga yang relatif tinggi. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan dalam
budidaya bawal bintang yaitu :
Pemilihan induk ikan
Iduk ikan bawal bintang harus diseleksi ikan besar dengan kualitas terbaik. Induk
ikan yang baik yaitu ikan dewasa berusia lebih dari 6 bulan, berbadan bagus, sehat, dan tidak
ada kecacatan, serta memiliki berat badan di atas 1.100 gram agar telur diproduksi lebih
banyak.
Persiapan kolam
Budidaya ikan bawal bintang harus menggunakan air laut karena ikan ini hidup di
laut. Pemeliharaan ikan bawal bintang dapat menggunakan keramba. Pemeliharaan bibit ikan
menggunakan media yang tidak terlalu besar yaitu ukuran 2,5 × 1,25 × 1,25 m dengan

13
kepadatan 500 ekor berukuran 5 cm. Bahan pembuatannya bisa menggunakan waring dan
jaring. Sementara itu, buat penggelondongan dan pembesaran ikan, menggunakan media
besar, yaitu ukuran 7 × 3,5 × 3,5 m dengan menggunakan waring dan jaring yang lebih tebal.
Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan pada saat ikan dalam keadaan segar. Waktu yang
disarankan sekitar pukul 6 - 9 pagi dan 3 - 5 sore hari. Benih ikan harus secara hati-hati
dipindahkan ke dalam kolam agar ikan tidak stres. Bibit ikan sebelum dituangkan kekolam
biasanya menggunakan wadah plastik, pada saat penuangan dilakukan dengan perlahan dan
plastik harus didalam air kolam. Sebelumnya parameter air seperti suhu air pembibitan harus
disesuaikan dengan air kolam terlebih dahulu. Jangan terburu-buru dalam melakukan
penebaran benih karena bibit ikan sangat mudah sakit.
Pemberian pakan ikan
Budidaya ikan bawal bintang akan tinggi hasilnya dan berkualitas baik jika pakan
yang diberikan memiliki gizi sempurna. Ikan bawal bisa tumbuh dengan cepat dengan pakan
terbaik. Pakan ikan bawal bintang biasanya berupa pelet. Frekuensi pemberian pakan
diberikan 2 kali sehari dengan berbagai  ukuran  disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Untuk mengetahui pertumbuhan ikan bawal bintang yang dibudidayakan  dan
menentukan jumlah pakan yang diberikan dilakukan pengambilan data (Sampling) setiap 1
bulan sekali.  Selain  itu dilakukan pemilahan ukuran (Grading) dengan tujuan untuk
menyeragamkan ukuran ikan sehingga tidak terjadi persaingan makan.
Panen ikan
Pemanenan dilakukan setelah ikan telah mencapai ukuran minimal 500 gram
dengan lama pemeliharaan 6-7 bulan.  Pemanenan  sebaiknya dilakukan   pada pagi atau sore
hari karena pada saat tersebut suhu  relatif rendah. Sebelum melakukan pemanenan  ikan
bawal bintang  dipuasakan  terlebih  dahulu   (tidak  diberi   pakan)   selama  12 - 48  jam
sebelum ikan dipanen.
Penyakit yang menyerang ikan bawal bintang biasanya disebabkan oleh bakteri.
Tindakan  pencegahan  yang dapat  dilakukan  yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan
cara pergantian jaring dan pencucian jaring setiap satu bulan sekali, pemberian makanan
yang cukup baik  jumlah  maupun  nutrisinya.  Adapun pengobatan  dilakukan   dengan  cara
perendaman ikan, melalui  makanan,  dan penyuntikan.   

14
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Ikan king kobia merupakan ikan karnivora pelagik, dengan gerakan yang sangat aktif.
Ikan king kobia termasuk kelompok karnivora. Reproduksi Ikan king kobia dengan
melepaskan banyak telur kecil (1,2 mm) yang dapat mengapung ke dalam air. Sedangkan
untuk ikan bawal bintang yaitu memiliki tubuh ramping dengan ekor bercagak. Ikan ini
termasuk jenis omnivora. Ikan bawal bintang biasanya memijah pada awal dan selama
musim hujan.
2. Keistimewaan king kobia yaitu dapat tumbuh sangat cepat dengan berat mencapai 4-6
kilogram dalam setahun. Selain itu, ikan tersebut mudah diadaptasikan, dipijah, dan
dibesarkan dalam kondisi budidaya. Sedangkan kekuranganya yaitu agak sulit dalam pasar
ekspor. Keistimewaan ikan bawal bintang yaitu pertumbuhan yang cepat dan tahan
terhadap penyakit sedangkan kekuranganya yaitu efisiensi pakan yang kurang baik.
3. Sistem budidaya dan lokasi budidaya ditentukan berdasarkan sifat dari spesies tersebut dan

15
yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan yaitu pemilihan induk ikan, persiapan kolam,
penebaran benih, pemberian pakan , pemantauan selama proses pertumbuhanya serta
proses pemanenan.

DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL Lampung). 2020. Laporan Tahunan
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut 2019. Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Lampung, 339 hlm.
https://www.melekperikanan.com/2020/03/mengenal-ikan-bawal-bintang-trachinotus.html
https://ecogreenpark.co.id/morfologi-klasifikasi-dan-habitat-ikan-bawal-
bintang/#Morfologi_Ikan_Bawal_Bintang
https://studyaquaculture.wordpress.com/2013/04/01/biologi-ikan-bawal-bintang/
https://ilmudaninformasisite.wordpress.com/2016/06/26/ikan-bawal-bintang/
https://perikanan38.blogspot.com/2019/12/mengenal-ikan-king-cobia.html#super
https://www.youtube.com/watch?v=thqjXjDdgvo
https://www.youtube.com/watch?v=kvoFNKaqkbQ
https://www.youtube.com/watch?v=KhYCWhnzbog
https://www.youtube.com/watch?v=7T4uwCWfDcM
16
https://www.pertanianku.com/panduan-lengkap-budidaya-ikan-bawal-bintang/
Irwansyah, Raza’i, T. S., dan Wulandari, R. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat pada Saluran Pencernaan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii). Intek
Akuakultur. 2 (2) : 25-32.
Kordi, M. G. H. dan A. Tamsil. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan.
Penerbit Andi, Yogyakarta, 190 hlm.
Setianingsih, L., L. Santoso, dan S. Saputra. 2019. Effects of Diets with Different Protein
Level for Cobia (Rachycentron canadum) Growth in Controlled Tank. E – Jurnal
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 7(2): 845-858.
Sudrajat, A. 2015. Budidaya 26 Komoditas Laut Unggul Edisii Revisi. Penebar Swadaya,
Jakarta, 188 hlm.
Prihatiningsih, N. Mukhlis dan S. T. Hartati. 2015. Parameter Populasi Ikan Bawal Putih di
Pulau Tarakan Kalimantan Timur. Jurnal Perikanan., 7(3):165-174
Yastrif. 2018. Pengaruh Pemberian Pakan dengan Formulasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Ikan Kobia (Rachycentron canadum). Skripsi Universitas
Sriwijaya.

17

Anda mungkin juga menyukai