Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


“Manufaktur dan Sumber Daya Alam”

Dosen Pengampu : Hamdani, S.E, M.Si, Ak.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4
CHRISTIN AGAPE TAMPUBOLON (1810313620027)
RANI SEPTI CHRISTIN (1810313620004)

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis yang
membahas tentang “Manufaktur dan Sumber Daya Alam”.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
pemahaman yang baik bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki
masih kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Manufaktur dan Sumber Daya Alam...................................................... 3

2.2 Sumber Daya Alam untuk Manufaktur..................................................................... 4

2.3 Green Manufacturing................................................................................................ 4

2.4 Langkah-langkah Menuju Manufaktur Berkelanjutan atau Manafaktur Hijau......... 5

2.5 Tantangan Implementasi Green Manufacturing....................................................... 6

2.6 Analisis SWOT......................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 10

3.2 Saran......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan
tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi untuk dijual. Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan
industri sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat
digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu.
Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkan maupun
kinerja industri secara keseluruhan.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh di bawah China dan India.
Tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap mampu bertengger di atas (rata-rata) 6
persen dalam tiga tahun berlakangan .dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia
termasuk tiga besar Dunia. Jumlah kelas menengah warga pun mencapai 36 juta orang
dan relatif produktif. Sementara industri manufaktur menjadi komponen penting dalam
pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia, pertumbuhan industri manufaktur meningkat sebanyak 6,4 persen dan telah
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto nasional sebanyak 20,8 persen atau
Rp1.714 triliun pada tahun 2013. Target pertumbuhan manufaktur dapat dicapai lebih
optimal apa bila para pelaku industri manufaktur mengimplementasikan teknologi yang
andal dan menerapkan teknologi inovasi untuk meningkatkan kapasitas produksi yang
berkualitas kelas dunia.
Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber
daya alam terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan
lain sebagainya, dimana sumberdaya alam ada yang dapat di perbaharui maupun yang
tidak dapat diperbaharui. Indonesia merupakan negara dengan keragaman sumberdaya
alam yang melimpah dengan dilewati oleh garis katulistiwa yang menjadikan wilayah
Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga berdampak pada luasnya hutan hujan tropis
yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, selain itu Negara Indonesia memilik banyak
gunung api yang masih aktif berdampak pada kesuburan tanah, Indonesia juga dihimpit
oleh dua samudera menambah keragamannya sumber hayati yang tersedia. Melimpahnya

1
sumber daya alam yang tersedia belum banyak dimanfaatkan secara menyeluruh oleh
berbagai pihak. Dimana pembangunana yang semakin meningkat, dan diiringi dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang berdapak pada peningkatan kebutuhan masyarakat
terhadap sumber daya yang semakin meningkat.
Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan meningkatnya jumlah penduduk
menjadikan meningkatnya kebutuhan dan semakin beragamnya kebutuhan hidup,
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan beberapa peluang usaha
oleh mereka yang peka terhadap perubahan dan dalam pengolahan hasil bumi yang ada di
sekitar lingkungan dengan munculnya industri-industri, mulai dari industri pangan,
industri pengolahhan, sampai industri pemenuhan kebutuhan lainnya. Pembangunan di
berbagai sektor industri-industri, seperti sektor pertanian dan pertambangan, serta
kelautan yang memiliki peluang besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Pembangunan sektor industri pengolahan (manufaktucturing industri) sering mendapat
prioritas utama di dalam perencanaan pembangunana yang dominan diterapkan oleh
negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Manufaktur dan Sumber Daya Alam ?


2. Bagaimana konsep Sumber Daya Alam untuk Manufaktur ?
3. Bagaimana konsep Green Manufacturing ?
4. Bagaimana langkah-langkah menuju Manufaktur Berkelanjutan atau Manafaktur
Hijau ?
5. Bagaimana tantangan dalam implementasi Green Manufacturing?
6. Bagaimana Analisis SWOT Green Manufacturing ?

1.3 Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melaksanakan dan memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis. Selain itu, tujuan dan manfaat dari
penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan memberikan pemahaman
secara singkat bagi para pembaca tentang Manufaktur dan Sumber Daya Alam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manufaktur dan Sumber Daya Alam

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu
medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini
melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-
komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga
menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan
rekayasa atau teknik.

Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti
membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang.
Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang
lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara
umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa
bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga
dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi
output.Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh
perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok
perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi yang bernilai tambah lebih besar.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia,
misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan
mikroba (jasad renik). Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun
serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus
dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.

Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan,
hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik

3
lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.

2.2 Sumber Daya Alam untuk Manufaktur

Konsep pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dalam bentuk renewable material
(resources) and renewable energy menuju keberlanjutan manufaktur pada dasarnya mengacu
kepada sifat ketersediaan sumber daya alam itu sendiri. Terdapat 2 (dua) sifat mendasar yang
umumnya kita temui pada setiap sumber daya alam yang digunakan oleh manufaktur dalam
setiap kegiatannya yaitu:

1. SDA habis pakai (non renewable resources); yaitu SDA yang penggunaanya secara
terus menerus, sementara ketersediaannya makin lama makin berkurang (depletion);
atau SDA yang proses regenerasinya jauh lebih lama dibanding proses
penggunaannya dan atau pemanfaatannya. Contoh SDA habis pakai yaitu sumber
daya alam tak terbarukan (non renewyable resources); batubara dan bahan bakar
fosil.
2. SDA tidak habis pakai (sustainable resources / renewable resources); yaitu SDA
yang ketersediaannya selalu ada dan tidak pernah habis terpakai. Contoh SDA tak
habis pakai atau sumber daya alam terbarukan (renewable resources) adalah; energi
matahari, angin, air, tanah, udara, vegetasi, hewan, dan manusia.

2.3 Green Manufacturing

Manufaktur merupakan salah satu elemen penting dari pembangunan berkelanjutan


karena memproduksi barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Manufaktur adalah sistem input-output, di mana sumber daya adalah input dan
ditransformasikan melalui proses manufaktur menjadi produk atau produk setengah jadi
(Sangwan dan Mittal, 2015). Suatu Manufaktur berkelanjutan pasti membutuhkan Sumber
daya alam yang memadai untuk proses produksinya. Oleh sebab itu muncullah istilah Green
Manufacturing. Sustainability dapat diperoleh dengan melakukan konsep Green (Dornfeld,
2014; Tseng, dkk., 2013). Sustainable Manufacturing sendiri diartikan sebagai "penciptaan
produk yang bernilai ekonomis melalui proses yang meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan, menghemat energi dan sumber daya alam, serta melestarikan sumber daya alam

4
dan energi untuk menjamin ketersediaannya di masa yang akan datang. Proses yang
dilakukan juga harus aman bagi karyawan, masyarakat, dan konsumen." Sustainable
Manufacturing merupakan evolusi dari sistem manufaktur mulai dari sistem manufaktur yang
tradisional, kemudian lean manufacturing yang fokus pada pengurangan pemborosan (waste
reduction based), green manufacturing dengan 3R, hingga akhirnya pada konsep sustainable
manufacturing dengan pendekatan 6R pada siklus hidup produk (Gambar 1). Penerapan
Sustainable Manufacturing mengarah pada tercapainya pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) sebagaimana dikemukakan oleh Komisi Dunia tentang
Lingkungan dan pembangunan (David A. Dornfeld, 2013) diartikan sebagai "pembangunan
yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Konsep green meliputi proses pembuatan produk dengan penggunaan material minimal
dan proses yang meminimasi dampak negatif terhadap lingkungan, hemat energi dan sumber
daya alam, aman bagi karyawan, masyarakat, dan konsumen, dengan tetap bernilai ekonomis
(Dornfeld, 2013; Rehman dkk., 2013). Istilah green juga dapat digunakan untuk
menunjukkan atau mengacu pada rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak dari sebuah
proses atau sistem manufaktur terhadap lingkungan jika dibandingkan dengan kondisi awal,
seperti pengurangan limbah berbahaya yang dihasilkan, mengurangi penggunaan pendingin
(coolant) pada proses permesinan, atau mengubah campuran energi yang digunakan sehingga
memungkinkan untuk penggunaan sumber energi terbarukan (Dornfeld, 2013).

2.4 Langkah-langkah Menuju Manufaktur Berkelanjutan atau Manafaktur Hijau

Berdasarkan rekomendasi OECD; Andrew Wyckoff (2012) menyatakan bahwa;


terdapat 7 (tujuh) langkah yang dapat dilakukan pada tahap persiapan, pengukuran dan
perbaikan kegiatan manufaktur menuju manufaktur berkelanjutan atau manufaktur hijau.

Tahap persiapan :

1. Melakukan pemetaan (mapping) terhadap seluruh kegiatan manufaktur yang


menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan hidup, dan membuat prioritas
pengelolaan lingkungan hidup.

5
2. Memilah dan memilih indicator dampak penting lingkungan hidup yang diprakirakan
akan terjadi untuk segera dilakukan pengelolaan guna perbaikan bisnis atau usaha
manufaktur dan melakukan perbaikan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Tahap pengukuran:

3. Mengukur input yang digunakan dalam setiap tahapan proses-proses produksi;


lakukan proses identifikasi bagaimana material dan komponen-komponen bahan baku
digunakan dalam proses produksi yang nantinya diperkirakan dapat mempengaruhi
kinerja lingkungan (environmental performance).
4. Melakukan penilaian terhadap elisiensi pemanfaatan fasilitas dan utilitas operasional
manufaktur, termasuk dampak pencemaran udara, air dan tanah.
5. Melakukan evaluasi terhadap semua produk yang dihasilkan: lakukan identifikasi dan
mengevaluasi factor- factor konsumsi energy yang digunakan, daur ulang (recycling)
material dan penggunaan kembali (reusing) bahan-bahan berbahaya yang akan
menentukan produk ramah lingkungan dan sistem manufaktur berkelanjutan.

Tahap perbaikan:

6. Memahami data hasil pengukuran-pengukuran; membaca dan mengartikan indicator


serta memahami trend kinerja pekerja dan kinerja lingkungan manufaktur.
7. Mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja lingkungan manufaktur; menyeleksi
peluang-peluang untuk memperbaiki kinerja pekerja dan kinerja lingkungan
manufaktur dan membuat rencana tindak atau aksi untuk melaksanakannya,

Tujuh langkah tersebut di atas penting untuk mengapresiasi sustainable manufacturing


yang bukan menjadi tujuan akhir atau hasil akhir, namun terkait dengan pembelajaran
berkelanjutan, inovasi dan perbaikan. Selanjutnya, setelah menyelesaikan 7 langkah tersebut
di atas, maka lakukan peninjauan kembali terhadap proses-proses secara berkala (baik kurun
waktu bulan atau tahun) guna perbaikan terhadap system dan aktivitas manufaktur secara
berkelanjutan.

2.5 Tantangan Implementasi Green Manufacturing

1. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk dapat dimulainya kegiatan proyek-
proyek baru dalam industri. Harus disadari bahwa ketersediaan sumber daya alam yang

6
digunakan oleh industry manufaktur sangat terbatas baik kuantitas maupun kualitas.
Untuk merancang proyek-proyek baru ataupun merancang produk-produk baru harus
memperhitungkan aspek kelangkaan (scarsities) bahan baku maupun energy. Sehingga
dengan dmikian, maka manajemen manufaktur harus mencari alternative-alternatif
sumber daya alam atau bahan baku substitusi agar manufaktur dapat beroperasi secara
berkelanjutan. Sebagai contoh: industri otomotif harus berupaya mencari bahan bakar
alternative (dari ekstraksi vegetasi dan bukan bergantung pada energy fossil) yang dapat
digunakan pada rancangan produknya di masa yang akan datang.
2. Masalah cara kerja organisasi dan budaya kerja personil yang sangat lamban. Disadari
bahwa tidak jarang personil dalam organisasi manufaktur tidak memiliki kesadaran
tentang pentingnya lingkungan/ekologi manufaktur yang harus diimplemenasikan dalam
proses produksi dan pengembangan produk. Sehingga menghasilkan kualitas kerja dan
kualtas produk yang tidak diterima oleh konsumen global yang menginginkan produk-
produk ramah lingkungan yang diproduksi oleh manufaktur yang ramah lingkungan.
3. Isu manufaktur hijau yang tidak dapat dimengerti atau tidak mampu dipahami secara
utuh oleh para manajer, karyawan dan operator. Disadari pula bahwa tidak jarang para
manajer dalam organisasi manufaktur tidak memiliki kesadaran tentang pentingnya
lingkungan/ekologi manufaktur yang harus diimplemenasikan dalam perencanaan
produk, proses produksi dan pengembangan produk. Sehingga menghasilkan kualitas
kerja dan kualtas produk yang tidak diterima oleh konsumen global yang menginginkan
produk-produk ramah lingkungan yang diproduksi oleh manufaktur hijau.
4. Sistem akuntansi yang ada tidak mampu merefleksikan nilai atau harga ekologi yang
dimanfaatkan oleh manufaktur. Sistem kalkulasi dan akuntansi yang ada pada
kebanyakan manufaktur di Indonesia yang tidak mampu merefleksikan nilai atau harga
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang diinternalisasikan kedalam biaya produksi.
Sebagai contoh: kegiatan manufaktur yang menggunakan sumber daya alam nitrogen
(udara) yang diambil dari alam bebas tidak memperhitungkan biaya pencemaran yang
harus dibayarkan kepada lingkungan (melalui pajak yang dipungut oleh pemerintah)
untuk kemudian biaya pencemaran tersebut dimanfaatkan untuk merehabilitasi kerusakan
lingkungan.
5. Tim perancang produksi sering mengalami ketakutan dan kekhawatiran dalam
mengkompromikan kualitas produk, masalah efisiensi produksi dengan aspek
kepentingan ekologi manufaktur. Tidak jarang tim perancang produksi (research and
development) sering mengalami ketakutan dan khawatir terhadap pimpinan manajemen

7
manufaktur jika mengkaitkan aspek kualitas produk dan efisiensi yang tinggi dengan
kepentingan lingkungan manufaktur. Sebagai contoh: memproduksi sepatu berbahan
kulit sapi yang penyamakannya tanpa menggunakan bahan kimia B3 (bahan merusak
lingkungan) ketakutan kepada pimpinan, karena proses memakan waktu dan
menimbulkan biaya tinggi.

2.6 Analisis SWOT

Analisis SWOT Green Manufacturing

Strenght (kekuatan) :

• Produk konsumsi energi yang lebih sedikit,


• Lebih sedikit limbah
• Jejak karbon yang lebih rendah
• Minimalkan kerusakan lingkungan
• Kinerja lingkungan dan keuangan konstruksi dan proses pembangunan bisa ditingkatkan.
• Mengurangi polusi, mengurangi lingkungan biaya penanganan.
• Meningkatkan dan meningkatkan kesadaran staf dan pengetahuan tentang praktik hijau
dan kebijakan hijau
• Meningkatkan positif publik tentang image perusahaan (daya saing pasar korporat)
• Jaringan rantai pasokan dapat ditingkatkan, biaya transaksi, risiko dan emisi dapat
dikurangi

Weakness (kelemahan) :

• Kurangnya pengetahuan (keberlanjutan social faktor)


• Kurangnya kerangka kerja terstruktur (membantu tim proyek)
• Kurangnya informasi dan ketidakmampuan untuk mengawasi setelah pemberian
kontrak. (mengintimidasi tugas pelaksanaan praktis kriteria lingkungan)
• Kurangnya dana, kurangnya kesadaran, kurangnya penelitian dan pengembangan,
kurangnya pemahaman, informasi, komitmen, dan permintaan, kebijakan yang tidak
memadai, peraturan, insentif dan kurangnya kepemimpinan

8
Opportunity (peluang) :

• Meningkatkan dan menciptakan peluang bisnis dengan investor internasional


• Bangun keahlian pengadaan ramah lingkungan, perluas alat dan menetapkan persyaratan

Threat (ancaman) :

• Kurangnya permintaan klien


• Keengganan dalam kontraktor

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan


suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan
integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen
semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor
manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.

Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang
berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan
sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin
diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung,
gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur
adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang
mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.Kegiatan manufaktur
dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan
(manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok
perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi yang bernilai tambah lebih besar.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan
manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik). Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang
beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan
pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan
keseimbangan tersebut.

10
Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan,
hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya
alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam
bersifat terbatas.

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan


dalam mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis yang membahas tentang Manufaktur
dan Sumber Daya Alam. Namun, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih
mendalam pada makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Reni Amaranti, Drajad Irianto, dan Rajesri Govindaraju. 2017. Green Manufacturing : Kajian
Literatur.

Reda Rizal. 2018. Manufaktur Berkelanjutan (Sustainable Manufacturing), Manufaktur Hijau


(Green Manufacturing).

http://adiseptiyawan.blogspot.com/2015/10/makalah-sumber-daya-alam.html

https://www.scribd.com/document/354485985/Manufaktur-Makalah-Print

https://eprints.uny.ac.id/53141/2/BAB%201%2013413244014.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai