Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SANITASI INDUSTRI PENCEMARAN AIR, LIMBAH,


SAMPAH, TANAH, DAN UDARA

DI SUSUN OLEH :

PUTRI SULISTIAWATI
PO7103122008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DII SANITASI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pencemaran Lingkungan di industri” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan penulis juga berterima kasih kepada Bapak
Saharudin, SKM, M. Sc. selaku Dosen mata kuliah Sanitasi Industri yang telah
memberikan tugas ini kepada kami

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sebelumya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
kedepannya.

Palu, 24 Januari 2024

Putri sulistiawati

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................................1

C. Tujuan Penulis.................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Pengertian Pencemaran Limbah Industri........................................................3

1. Pencemaran air industri..............................................................................3

2. Pencemaran limbah Sampah industry..........................................................4

3. Limbah tanah di industry.............................................................................5

4. Limbah udara di industry.............................................................................6

B. Sifat-sifat limbah............................................................................................7

1. Air limbah....................................................................................................7

2. Sampah industry..........................................................................................9

3. Tanah............................................................................................................9

4. Udara..........................................................................................................10

C. Dampak.........................................................................................................10

ii
1. Air..............................................................................................................10

2. Dampak pada limbah cair industry tahu....................................................10

3. Dampak sampah di industry.......................................................................11

4. Pencemaran tanah di industry....................................................................12

5. Pencemaran udarah di industry..................................................................12

BAB III.....................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari
jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat
penggunaan air dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Jumlah air limbah
yang dihasilkan oleh industri domestic yang tidak menggunakan proses basah
diperkirakan sekitar 50 m3 /ha/hari. Sebagai patokan dapat dipergunakan
pertimbangan bahwa 85%-95% dari jumlah air yang dipergunakan adalah berupa
air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakannya kembali. Tetapi air
tersebut dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya apabila diolah kembali
dengan baik (Nusanthary dkk 2012).

Tahu merupakan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat tidak hanya
di Indonesia tetapi di negara Asia lainnya. Selain rasanya enak, bergizi, proses
pembuatan tahu pun terbilang mudah. Industri kecil dan menengah
dikarakteristikkan sebagai industri dengan tingkat efisien energi rendah dan
tingkat pencemaran yang tinggi dikarenakan kurang atau tidak adanya sistem
penanganan limbah yang baik (Indah dkk 2014).

Keberadaan industri tahu cukup potensial dalam penyerapan tenaga kerja


yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, namun di sisi lain
juga dapat memberikan dampak negatif akibat air limbah yang dihasilkan dari
proses pembuatan tahu yang berpotensi merusak lingkungan (Matilda dkk 2016).

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dan faktor penyebab terjadinya pencemaran air di industry ?

2. Apa saja dampak yang terjadi Ketika terjadi pencemaran tanah?

3. Apa saja macam-macam sifat pencemaran air di industry

1
4. Apa saja jenis-jenis limbah di industry?

5. Apa dampak jika limbah industry tersebut lsngsung di buang begitu saja?

C. Tujuan Penulis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuana dari penulisan makalah


ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dan factor penyebab terjadinya pencemaran


lingkungan industry

2. Ingin mengetahui macam-macam dampak dari pencemaran industry seperti


tanah,air,udara

3. Unruk mengetahui sifat-sifat limbah

4. Untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan di industry

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Limbah di industri

1) Pengertian limbah di industri

Limbah adalah sisa buangan hasil dari suatu kegiatan produksi. Yang
dimaksud produksi bisa dalam skala domestik atau rumah tangga atau
produksi dalam skala yang lebih besar. Dari pengertian limbah ini, maka
limbah industri adalah sisa buangan yang dihasilkan dari proses produksi
pada suatu industri. Tentu saja karena sifatnya industri, maka jumlahnya
lebih besar daripada limbah skala domestik atau rumah tangga. Diperlukan
penanganan yang serius untuk limbah industri karena. dampaknya pada
lingkungan lebih besar daripada limbah domestik. Ada dual macam limbah
industri, yakni limbah dalam bentuk cair dan juga limbah dalam bentuk
padat yang biasa disebut sampah. Kedua jenis limbah industri ini tentu saja.
tidak sedikit yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.

Jika dilihat ukuran dan materinya, dampak limbah industri lebih


berbahaya dibanding limbah domestik. Akan tetapi jika limbah domestik
menjadi massal karena jumlahnya juga bisa berbahaya. Limbah industri
lebih berbahaya dikarenakan secara kuantitas memang besar dan terus
menerus dihasilkan dengan kandungan zat yang sama. Dapat kita
ilustrasikan bahwa sebuah pabrik menghasilkan suatu produk A1 secara
terus menerus, bahkan 24 jam, makal selamanya kandungan limbahnya akan
sama. Jika tidak dikelola dengan baik, maka lingkungan akan
menanggungnya secara terus menerus. Oleh karena itulah maka limbah
industri lebih berbahaya.

2) Dampak Limbah Industri 1. Limbah Industri Pangan

3
Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan
antara lain; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut).
Limbah usaha kecil pangan. dapat menimbulkan masalah dalam
penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein,
lemak, garam-garam, mineral, dan sisa sisa bahan kimia yang digunakan
dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri
tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila
pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.

Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan


dengan. Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan
seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang
langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan
ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan
lainnya.

3) Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan

Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya


membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair
yang dikeluarkan kelingkungan. sekitarnya. Air limbahnya bersifat
mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa
organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa
tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga,
air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan,
endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini
adalah Ilimbah bahan.Air limbah tahu adalah air dari sisa penggumpalan
tahu yang dihasilkan saat proses pembuatan tahu. Sisa Protein yang tidak
tergumpal dan bahan lain yang larut dalam air ditemukan dalam limbah cair
tahu yang dihasilkan karena tidak semua Protein mengendap selama proses

4
pengendapan pembuatan tahu. Limbah cair tahu yang dihasilkan berasal dari
proses pencucian, perendaman, penggumpalan, dan pencetakan tahu selama
proses pembuatan tahu (Putri et al., 2022).

Produksi tahu menghasilkan air limbah yang berasal dari proses


perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan, penyaringan, dan
pengepresan/pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan
oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari
gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). Cairan ini
mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Seringkali,
limbah ini dibuang secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu,
menyebabkan bau busuk dan mencemari lingkungan(Auliya, 2020).

B. Limbah Sampah industry.

Isu sampah, terutama sampah plastik, menjadi perhatian serius karena


produksi plastik mengalami peningkatan drastis yang mencapai 381 juta ton
di tahun 2018. Sebagian besar TPA di Indonesia sudah penuh. Sekitar 70%
dari total sampah dibuang ke TPA dan sulit untuk menemukan lahan yang
tersedia untuk TPA. Menurut BPS, sistem pemilahan sampah di Indonesia
11% memilah dan menggunakan kembali, 13% memilah dan membuang,
76% sampah tidak dipilah (BPS, 2018).

Peningkatan penduduk mempengaruhi volume sampah semakin


meningkat. Bahkan Indonesia termasuk dalam Negara yang mengalami
darurat sampah. Pengelolaan sampah masih merupakan tantangan besar bagi
pemerintah Provinsi Bali. Tantangan tersebut antara lain adalah kesadaran
masyarakat yang masih relatif rendah terutama masyarakat yang berjualan
di pasar, kurangnya sarana pengumpulan sampah, dan terbatasnya jumlah
petugas penyuluh kebersihan sehingga intensitas penyuluhan masih relatif
rendah (Mulyanto, 2013).

5
Sumber: Mulyanto. 2013. Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
(Sipengestu) Kelurahan Serengan dalam Kajian Sosiologi Hukum.Jurnal
Parental. Volume I.No 2. Diakses tanggal 5 Juli 2021

Adapun sumber – sumber sampah antara lain yaitu:


Berdasarkan sumbernya, sampah di KI mirip dengan sampah
perkotaan pada umumnya namun dalam kawasan yang terbatas, yaitu
• Sampah dari kegiatan dalam industri
• Sampah perkantoran
• Sampah pemukiman
• Sampah dari fasilitas umum
• Sampah taman dan sapuan jalan
Sampah dari Kegiatan Industri
terdiri dari sampah dari kantin, sampah taman, serta sampah dari
hasil proses kegiatan industri, seperti pengepakan atau bahkan sampah padat
dari bahan-bahan sisa proses serta sampah dari lokasi penunjang dalam
industri seperti kantor dsb.
Sampah Perkantoran.
Yang dimaksud perkantoran disini adalah perkantoran dalam
kawasan diluar industri. Perkantoran ini biasanya merupakan kantor
pengelola kawasan. Sampah Pemukiman.
Biasanya suatu Kawasan Industri penyediakan tempat tinggal bagi
karyawan-karyawannya. Baik berupa rumah permanen maupun penginapan
yang digunakan untuk para pegawai.
Sampah Fasilitas Umum.
Selain industri perkantoran, dan pemukiman, suatu Kawasan Industri
memberikan fasilitas umum yang dapat digunakan baik oleh anggotanya
maupun masyarakat sekitar industri. Fasilitas umum itu

C. Limbah tanah di industry

6
Pencemaran Tanah yaitu benda asing yang ditambahkan di suatu areal
lahan yang menyebabkan kualitas tanah di areal lahan tersebut kualitasnya
menurun atau membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan tanah
tersebut. Jenis bahan pencemar tanah dapat berupa bahan kimia,
mikroorganisme, bahan radioaktif. Semua bahan pencemar yang ada dalam
air juga mencemari tanah yang berkontak langsung dengan air tercemar
tersebut. Pencemaran limbah industri kertas (paper) dan bubur kertas (pulp)
yang belum menerapkan “clean industry” masih terus berlangsung di berbagai
daerah. Industri ini banyak menggunakan air dalam prosesnya. Limbah cair
tersebut masih banyak yang dibuang begitu saja di suatu hamparan ekosistem
dan mencemari tanah di lahan tersebut. Atau langsung dibuang ke sungai,
danau, atau laut yang mengakibatkan bertambahnya akumulasi bahan
pencemar di perairan.5 Limbah adalah zat, energi, dan atau komponen lain
yang dikeluarkan atau dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun
non-industri (Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali,
1988). Buangan industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan dari
proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair maupun gas
yang dapat menimbulkan pencemaran. Buangan non-industri adalah bahan
buangan sebagai hasil sampingan bukan dari industri, melainkan berasal dari
rumah tangga, kantor, restoran, tempat hiburan, pasar, pertokoan, rumah sakit
dan lain-lain yang dapat menimbulkan pencemaran. Limbah yang dihasilkan
oleh suatu kegiatan baik industri maupun nonindustri dapat menimbulkan gas
yang berbau busuk misalnya H2S dan amonia akibat dari proses penguraian
material-material organik yang terkandung di dalamnya. Selain itu, limbah
dapat juga mengandung organisme patogen yang dapat menyebabkan
penyakit dan nutrien terutama unsur P dan N yang dapat menyebabkan
eutrofikasi. Karena itu, pengolahan limbah sangat dibutuhkan agar tidak
mencemari lingkungan. Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi
industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri
kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat

7
yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd
dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah. Persoalan limbah industrialisasi juga menjadi persoalan
dikasus industri kecil. Hal ini mengacu persoalan unit pengolah yang tidak
ada karena berbagai pertimbangan, misal ketersediaan lahan, biaya mahal dan
kesadaran pelaku usaha industri kecil yang masih rendah. Realita ini terutama
mengacu nilai penting terkait manajemen lingkungan dan komitmen terhadap
penciptaan produk hijau yang ramah lingkungan karena bisa di daur.

D. Limbah udara di industry

Pencemaran udara merupakan kondisi dimana zat asing dalam bentuk


fisik, kimia atau biologi memiliki jumlah yang besar di atmosfer yang dapat
membahayakan Kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta dapat
mengganggu estetika, kenyamanan dan merusak property (Anjani, 2021).

Sumber: Anjani, A., 2021. https://www.detik.com. [Online] Available at:


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5748868/10-penyebab pencemaranuda
ra-apa-saja-itu/1 [Accessed 21 Juli 2022

Permasalahan pencemaran lingkungan terbesar yang dihadapi manusia dan


makhluk hidup lainnya saat ini adalah pencemaran udara. Asap pabrik
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya pencemaran udara. Gas
buang yang dihasilkan oleh proses produksi di suatu pabrik memiliki
kandungan yang berbahaya bagi lingkungan, terutama makhluk hidup (Rumah,
2021).

Sumber: Rumah, T. E., 2021. https://www.rumah.com. [Online] Available at:


https://www.rumah.com/panduanproperti/asap-pabrik-55893 [Accessed 21 Juli
2022].

8
Pencemaran udara yang terjadi dapat disebabkan dari sumber alami
maupun kegiatan manusia, yaitu asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik,
abu polutan letusan gunung berapi, limbah asap industry atau pabrik, limbah
pertanian, kegiatan pertambangan, aktivitas rumah tangga, kebakaran hutan,
timbunan sampah dan illegal logging (Anjani, 2021)

E. Sifat-sifat limbah

1. Air limbah

a) Berwarna keruh karena tingginya padatan tersuspensi.

b) Bau kecut berasal dari Amonia dan Hidrogen Sulfida yang merupakan
hasil dekomposisi senyawa Protein yang ada dalam limbah cair tersebut.

c) pH rendah karena digunakan cuka dalam proses pembuatan tahu.

d) Mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Proses pembuatan tahu


diperlukan perebusan kedelai selama kurang lebih setengah jam
kemudian dilakukan perendaman kedelai selama satu malam dan proses
fermentasi selama dua hari. Pada umumnya bahan-bahan organik yang
terkandung dalam industri tahu sangat tinggi, senyawa organik di dalam
air buangan tersebut dapat berupa Protein, Karbohidrat, Lemak dan
minyak. Di antara senyawa organik Protein dan Lemak yang paling besar
bisa mencapai 40- 60% Protein, 25-50% Karbohidrat, dan 10% Lemak.
Semakin lama jumlah dan bahan organik ini akan semakin banyak, dalam
hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit
diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut.
Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu Protein dan asam-asam
Amino dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut(Manesa,
2020).

Sumber: Manesa, Y. A. (2020). Analisis Nilai Tambah Home Industry


Tahu Dan Tempe Di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

9
Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 18(2), 167–180.
https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.v18i2.830

Air buangan industri tahu kualitasnya tergantung dari proses yang


digunakan. Pada umumnya konsentrasi ion Hidrogen buangan
industry tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari
limbah cair tahu yaitu Protein sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l,
sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan
meningkatkan total Nitrogen di perairan tersebut (Sayow et al., 2020).
Sumber: Sayow, F., Polii, B. V. J., Tilaar, W., & Augustine, K. D.
(2020). Analisis Kandungan Limbah Industri Tahu Dan Tempe Rahayu
Di Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Agri-
Sosioekonomi, 16(2), 245.

F. Sampah industry

Pada dasarnya jenis sampah dalam Kawasan Industri dibedakan menjadi 3,


yaitu:
 Sampah domestik organik
 Sampah domestik non organik
 Sampah sisa proses
1) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman,kaleng, kayu, dan sebagainya;

10
3) Sampah sisa proses, biasanya bahan ini masih dapat dipergunakan
kembali oleh industri tersebut atau dijual ke industri/ lapak yang
membutuhkan.
G. Tanah

Sifat tanah sangat menentukan dalam menunjang pertumbuhan dan


perkembangan tanaman, baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik
tanah antara lain tekstur, struktur, konsistensi dan permeabilitas tanah. Sifat
kimia tanah antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara. Kandungan
hara, terdiri dari kandungan nitrogen, fospor, kalium dan bahan organik.
Sifat biologi tanah antara lain mikroorganisme pengurai bahan organik di
dalam tanah. Perlu adanya analisis sifat tanah guna menunjang produktifitas
tanaman dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah berpasir di desa Noongan
Kecamatan Langowan Barat. Metode yang digunakan adalah metode survei
dengan pengamatan langsung di lapangan dan penentuan lokasi
pengambilan sampel tanah. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
pembuatan minipit dengan ukuran 50cm x 50cm x 50cm di lapang, untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah berpasir di Desa Noongan
Kecamatan Langowan Barat. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan
sejak bulan Febuari sampai bulan Maret 2016 dan dilaksanakan di Desa
Noongan yang merupakan sentra tanaman semusim di Kecamatan
Langowan Barat.
Sumber
H. Udara

a) Udara adalah campuran banyak gas


b) Udara tidak berbau, berasa, dan berwarna
c) Udara memiliki massa
d) Udara memiliki tekanan Udara menempati ruang..
I. Dampak

1. Air

11
Industri tahu berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan, industri tahu wajib melakukan upaya pencegahan pencemaran
air maka diperlukan suatu standar yang mengatur buangan limbah cair dari
usaha pabrik tahu. Ditinjau dari baku mutu air limbah yang telah ditetapkan
pemerintah, maka industri tahu memerlukan pengolahan limbah. Namun,
pada saat sekarang ini industri tahu masih banyak berupa industri kecil skala
rumah tangga yang tidak melengkapi unit pengolahan air limbahnya
J. Dampak pada limbah cair industry tahu

Dampak limbah cair industri tahu terhadap lingkungan hidup yaitu


rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan. Perairan merupakan salah
satu kebutuhan manusia dan juga makhluk hidup lainnya yang apabila
terjadi gangguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air dan
manfaatnya. Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat
menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di dalam
air limbah mungkin juga terdapat bahan zat-zat berbahaya dan beracun yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Jika dibiarkan terus-menerus, pencemaran limbah cair
tahu dapat mengancam kelangsungan hidup ekosistem di perairan dan
mengancam kesehatan manusia (Ashar, 2020).

Sumber: Auliya, A. (2020). Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu


dengan Menggunakan Biofilter. Tugas Akhir, 1–82.

Limbah cair industri tahu dapat mengakibatkan pencemaran di


lingkungan perairan dan menimbulkan bau tidak sedap serta jika limbah
tersebut langsung dialirkan ke sungai dapat menimbulkan pencemaran.
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga
menyebabkan pencemaran air tanah. Jika air sungai yang tercemar
digunakan oleh masyarakat dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang
berkaitan dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik dan air kotor seperti
gatal-gatal, diare, enteritis dan penyakit lainnya (Faryandi, 2020).

12
Sumbe: Putri, Y. E., Nggina, A. S., Tanul, T. T., Alus, A. H., &
Rofita, D. (2022).
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di
Ruteng, Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 4, 1707–1715
K. Dampak sampah di industry

Yang membuang limbah sampah secara ilegal adalah penyebab utama


pencemaran air di seluruh dunia. Pembuangan limbah secara ilegal dapat
mencemari badan air dan membahayakan kehidupan laut, sungai, dan
sekitarnya. Limbah yang akan dibuang dapat berupa bahan kimia, bahan
radioaktif, logam berat, air tercemar, gas, atau bahan berbahaya lainnya.
Limbah ini mencemari sungai dan air laut. Air yang dikonsumsi manusia
yang terkontaminasi limbah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang
berbahaya. Selain itu, limbah industri yang langsung dibuang atau ditimbun
di dalam tanah juga dapat mencemari tanah. Karena racun dan bahan kimia
tersebut dapat mempengaruhi kesuburan tanah, menyebabkan pencemaran
pangan, bahkan mempengaruhi produktivitas tanaman. Misalnya, menanam
tanaman di tanah yang terkontaminasi dapat menyebabkan molekul limbah
industri menumpuk di tanaman, lebih mencemari tanaman daripada tanah.
Paparan limbah juga dapat bergantung pada kondisi dan struktur di
sekitarnya. Misalnya, bagaimana kondisi tanah di sekitar area industri, arah
angin, jumlah pohon, dan letak sumber air? Hal ini karena beberapa produk
pengolahan limbah dapat menyebar melalui udara dan air ke daerah yang
jauh dari industri. Jika hal ini terjadi, limbah tersebut dapat membahayakan
hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang berada jauh dari lokasi industri.

L. Pencemaran tanah di industry

Pencemaran tanah terjadi ketika area permukaan atau bahkan bawah


tanah tercemar oleh polutan atau kontaminan. Pencemaran ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, baik dari aktivitas manusia maupun faktor

13
alamiah. Ada pencemaran yang terjadi secara alamiah dan ada pula yang
terjadi akibat aktivitas manusia. Pencemaran terjadi ketika bahan kimia
berbahaya seperti polutan dan kontaminan mencemari tanah. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan manusia dan juga flora dan
fauna. Kontaminan polutan pada tanah bisa disebabkan oleh faktor alamiah,
ketika kadar kontaminan tinggi dan masih berpotensi menimbulkan
pencemaran dan risiko. Meskipun terjadi secara alamiah, kontaminan yang
ada di tanah tetap berbahaya dan bisa menyebabkan dampak negatif pada
kehidupan.

M.Pencemaran udarah di industry

Pertumbuhan pembangunan industri, disamping memberikan


dampak positif, di sisi lain akan memberikan dampak negatif, berupa
pencemaran udara dan kebisingan, baik yang terjadi di dalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan
kesehatan manusia. Menurut cacatan World Bank (Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup, 1997), pada tahun 1990 sektor industri di Indonesia
memakai 22% bahan bakar minyak, 42% batu bara, dan 81% gas alam dari
konsumsi energi di Indonesia. Pembangkit tenaga listrik yang digunakan
sendiri (captive power plants) yang dimiliki sektor industri meliputi sekitar
33% dari jumlah total nasional listrik yang dibangkitkan, dan terutama
menggunakan bahan bakar minyak. Invetarisasi yang dilakukan Bapedal,
emisi yang berasal dari sektor industri di Jakarta mencakup 15% dari total
SPM (suspended particulate matter), 16% dari total NOx dan 63% dari total
SOx yang masuk ke udara, sedangkan di Surabaya masing-masing mencapai
28%, 43%, dan 88%.

Pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan


kendaraan bermotor diperkirakan akan meningkat 2 kali pada tahun 2000
dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada tahun 2020. Hasil studi UAQ-i
(Urban Air Quality Improvement Project) (2006) menunjukkan, pencemaran
udara berdampak terhadap perubahan iklim, disamping berdampak terhadap

14
lingkungan alami, kesehatan, dan ekonomi. Pencemaran udara di Kota
Semarang bersumber dari kualitas BBM, emisi kendaraan bermotor, sistem
transportasi dan manajemen lalu lintas, serta emisi industri dari sektor
industri, yang sebagian besar berasal dari jenis-jenis: industri logam,
peleburan besi dan galvanizing, barang dari logam, ban dan vulkanisir ban,
serta penggergajian kayu dan peternakan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Undang-undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009,


pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy, dana tau komponen lain ke dalam lignkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Adapaun faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Faktor Industrialisasi seperti, pertambangan, transportasi, penyulingan dan


pengolahan bahan hingga menghasilkan barang yang dapat digunakan

2. Faktor Urbanisasi seperti, pembukaan hutan untuk perkampungan, industri


dan sistem transportasi, penimbunan atau menumpuknya sisa sisa buangan/
sampah

3. Perkembangan/pertumbuhan penduduk yang pesat, sehingga mneingkatnya


kebutuhan

15
4. Faktor Cara Hidup, seperti penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan
sehingga terbuang percuma, tuntutan akan kemewahan, dan pemborosan
energi.

Pencemaran Lingkungan ada bermacam-macam yaitu pencemaran udara,


pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Macam-macam
pencemaran lingkungan tersebut masing-masing memiliki dampak bagi
manusia terutama kesehatan. Pencemaran udara dapat menyebabkan pusing,
mual, serangan jantung, penglihatan kabur, iritasi mata, iritasi saluran
pernapasan, kejang, kelumpuhan, radang ginjal, kanker paru-paru, kekurangan
darah. Pencemaran air dapat menyebabkan sakit pinggang dan tulang
punggung, gagal ginjal, kekurangan hormone kelenjar gondok, tekanan darah
tinggi, penyakit jantung. Pencemaran tanah dapat menyebabkan daratan tidak
dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia seperti untuk
pertanian, peternakan, kehutanan, pemukiman, dan lain-lain. Sedangkan
pencemaran suara (kebisingan) dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
bertambahnya metabolisme basal, kurang konsentrasi, susah tidur, gangguan
emosi dan ketulian.

B. Saran

1. Masyarakat

Dengan menulis makalah ini Masyarakat agar lebih sadar


akan pelestarian lingkungan dan sebaiknya Masyarakat menamabh wawasan
lingkungan yang luas dalam menjaga lingkungan.

2. Mahasiswa

Sebaiknya mahasiswa memperdalam wawasan lingkungan


maupun ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEL) yang mengarahpemelihar
aan dan pelestarian lingkungan

3. Makalah

16
Makalah ini agar lebih mempertatikan kata-kata yang kurang tepat
dan mengutamakan keselarasan pembahasan untuk berbaikan dan
kesempurnaan makalh yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, Y. E., Nggina, A. S., Tanul, T. T., Alus, A. H., & Rofita, D. (2022).

Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di


Ruteng, Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 4, 1707–1715

Auliya, A. (2020). Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Menggunakan

Biofilter. Tugas Akhir, 1–82.

Anjani, A., 2021. https://www.detik.com. [Online] Available at:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5748868/10 penyebab pencemaran

udara-apa-saja-itu/1 [Accessed 21 Juli 2022

Mulyanto. 2013. Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu (Sipengestu) Kelurahan

Serengan dalam Kajian Sosiologi Hukum.Jurnal Parental. Volume I.No 2.

Diakses tanggal 17 Januari 2024

17
Rumah, T. E., 2021. https://www.rumah.com. [Online] Available at:

https://www.rumah.com/panduanproperti/asap-pabrik-55893 [Accessed
21 Juli 2022].

Manesa, Y. A. (2020). Analisis Nilai Tambah Home Industry Tahu Dan Tempe Di

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 18(2), 167–180.

https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.v18i2.830

Sayow, F., Polii, B. V. J., Tilaar, W., & Augustine, K. D. (2020). Analisis
Kandungan Limbah Industri Tahu Dan Tempe Rahayu Di Kelurahan
Uner Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Agri-
Sosioekonomi, 16(2), 245.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.16.2.2020.28758
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sifat-sifat
Udara", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/
2024/01/15/210000669/sifat-sifat-udara
Auliya, A. (2020). Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Menggunakan
Biofilter. Tugas Akhir, 1–82
Putri, Y. E., Nggina, A. S., Tanul, T. T., Alus, A. H., & Rofita, D. (2022).
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di
Ruteng, Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 4, 1707–1715
.

18

Anda mungkin juga menyukai