Anda di halaman 1dari 23

TUGAS ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN RHVAC

( HEATING )

Oleh :

AJI AMRULLAH ( 1715223028 )


I WAYAN SEPTIAN NADI PUTRA ( 1715223022 )
MADE WIDIAN GUNAWAN ( 1715223025 )

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA


UDARA

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil
menyelesaikan tugas makalah Analisis Dampak Lingkungan RHVAC yang mengenai
“HEATING” tepat pada waktunya.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Apabila ada kekurangan
ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam ejaan penulis mohon maaf.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Badung, 20 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan..................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................4
2.1 Pencemaran Lingkungan.......................................................................................4
2.2 RHVAC...................................................................................................................6
2.3 Sumber Polutan pada RHVAC.............................................................................9
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................13
3.1 Proses Pencemaran Oleh Heating.......................................................................13
3.2 Dampak Pencemaran terhadap Lingkungan Oleh Heating..............................13
3.3 Strategi yang Diusulkan Untuk Mengantisipasi Pencemaran Heating............14
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................17
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................17
4.2 Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di zaman yang serba modern ini, banyak dijumpai industri – industri
yang bergerak dalam berbagai bidang. Industri tersebut bergerak dalam skala
besar maupun kecil yang menampung banyak karyawan dengan latar belakang
ekonomi yang berbeda. Mayoritas dari mereka memiliki latar belakang ekonomi
menengah ke bawah. Sehingga, dengan adanya industri tersebut dapat menjadi
penopang ekonomi bagi mereka yang membutuhkan.
Banyak negara maju dan negara berkembang yang menjadikan industri
sebagai penyangga ekonomi terbesar bagi rakyatnya. Karena, industri memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dunia yang selalu mengalami
siklus. Contohnya adalah Indonesia, yang menjadikan pula industri sebagai
penopang ekonomi bagi rakyat yang menganggur dan miskin. Dengan adanya
industri yang semakin besar, maka akan menyerap tenaga kerja yang banyak
pula, sehingga pengangguran dan kemiskinan lambat laun akan berkurang, serta
akan membuat negara, seperti Indonesia menjadi negara industri dengan ikon
rakyatnya makmur dan sejahtera tanpa pengangguran dan kemiskinan.
Selain menolong keadaaan, industri mempunyai kontribusi yang besar
dalam pemanasan global. Industri merupakan pemasok emisi gas rumah kaca
terbesar, selain kendaraan bermotor dan gas pembakaran lainnya (Industri
menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global). Dan hal ini akan
mengakibatkan dampak lingkungan oleh RHVAC. Yang dimana kita mengetahui
salah satu unsurnya adalah heating ( pemanasan ).
Seperti keadaan sekarang, kegiatan industri didominasi oleh pabrik –
pabrik besar yang berproduksi setiap hari dengan sisa hasil pembakaran bahan
bakar fosil berupa gas 〖 CO 〗 _2 yang menimbulkan dampak besar terhadap
perubahan iklim.

1
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah kelompok
peneliti yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan perubahan iklim mengatakan bahwa pemanasan yang terus
meningkat ini akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di
muka bumi, terutama kelangsungan hidup manusia.

Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu


dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah
antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi
lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang
mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Apalagi masalah besar
yang dihadapi oleh masyarakat umum sekarang adalah dampak lingkungan yang
disebabkan oleh RHVAC. Yang mana kita ketahui hal ini sedang marak sekali
dimasyarakat terutama salah satunya yakni heating ( pemanasan ).

Maka dari itu dari latar belakang yang saya jelaskan saya akan
mengangkat pembahasan lebih lanjut mengenai heating yang dimana akan
berhubungan langsungdengan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh heating.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam permasalahan ini yakni :
1. Bagaimana Proses Pencemaran Oleh Heating ?
2. Bagaimana Dampak Pencemaran Lingkungan yang Diakibatkan Oleh
Heating ?
3. Bagaimana Strategi yang Diusulkan Untuk Mengantisipasi Pencemaran
Heating ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yakni :

2
1. Untuk mengetahui proses pencemaran oleh heating.
2. Untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
heating
3. Untuk mengetahui strategi yang diusulkan untuk mengantisipasi pencemaran
heating

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yakni :
1. Agar kita dapat mengetahui proses pencemaran oleh heating.
2. Agar kita dapat mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh heating
3. Agar kita dapat mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh heating

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan dapat diartikan sebagai masuknya zat, makhluk
hidup atau energi lain ke dalam air atau udara. Selain itu, pencemaran dapat juga
diartikan sebagai adanya perubahan komposisi pada media misalnya tanah, air
atau udara yang diakibatkan oleh beberapa faktor misalnya kegiatan manusia,
proses alam dan sebagainya yang berakibat pada penurunan kualitas media yang
dicemari tersebut.
Pencemaran lingkungan ialah satu dari berbagai faktor yang bisa
memengaruhi kualitas lingkungan. Pengertian pencemaran lingkungan menurut
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat(14):
“ Pencemaran lingkungan hidup merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.”
Makhluk hidup, zat, atau energi yg masuk kedalam lingkungan hidup
umumnya merupakan sisa dari aktivitas atau kegiatan manusia. Sisa dari aktivitas
atau kegiatan manusia disebut juga limbah. Maka dari itu dapat dikatakanbahwa
salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya
limbah yang sengaja dibuang ke dalam lingkungan. Pencemaran tersebut menjadi
sumber penyebab terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat.
Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat
kegiatan yang melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik (Damono, 2001).
Misalnya saja penggunaan kendaraan bermotor ataupun alat pengolah bahan
baku yang terkadang tidak sesuai dengan standarisasi lingkungan.

4
Kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungandapat
menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkandapat berakibat
terhadap jiwa manusia (Luthfi, Achmad. 2004).Faktor-faktor penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan sebagaihasil sampingan perbuatan manusia
meliputi (Luthfi, Achmad. 2004) :1)
1. Faktor Industrialisasi
a. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga
menghasilkan barang yang dapat digunakan.
b. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar
untuk menghasilkan energi.
c. Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampinganselama proses-
proses di atas.
2. Faktor Urbanisasi
a. Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dansistem transportasi.
b. Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah danhasil
samping selama proses-proses di atas.
3. Perkembangan/pertumbuhan penduduk yang pesat
a. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b. Meningkatnyakebutuhanpangandankebutuhanenergi.
c. Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan- bahan
untuk hidup
4. Faktor Cara Hidup.
a. Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehinggaterbuang
percuma.
b. Tuntutan akan kemewahan
c. Pemborosan energi

5
2.2 RHVAC
RHVAC adalah singkatan dari bahasa Inggris yaitu R yaitu Refrigeration,
H yaitu Heating, V yaitu Ventilation, AC yaitu Air Conditioning, lalu apa itu
HVAC-R artinya sama sama saja hanyat penempatan pada penyebutannya, lalu
apa perbedaannya dari dua singkatan tadi tidak ada perbedaan, perbedaanya
berada pada masing-masing huruf tersebut, R / Refrigeration atau dalam bahasa
Indonesia adalah Refrigerasi/Refrigerator/Kulkas yaitu adalah sebuah ilmu yang
membahas tentang mendinginkan suatu produk, H / Heating atau dalam bahasa
Indonesia adalah Pemanasan yaitu ilmu yang membahas tentang memanaskan
suatu produk, V / Ventilation atau dalam bahasa Indonesia adalah Ventilasi yaitu
ilmu yang membahas tentang cukup tidaknya suatu udara yang masuk kedalam
ruangan sesuai dengan kebutuhan suatu ruangan tersebut, dan AC / Air
Conditioning dalam bahasa Indonesia adalah Tata Udara yaitu suatu ilmu yang
membahas tentang cara menata udara disuatu ruangan untuk sesuai dengan
kebutuhan ruangan tersebut.
RHVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di
gedung-gedung, perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga
kelembaban udaranya, serta industri-industri besar yang memerlukan sistem
ventilasi yang baik.
Instrument-instrumen dari HVAC diantaranya adalah:
a) Chiller
Chiller adalah mesin refrigrasi yang berfungsi untuk menghilangkan panas
cairan pada sisi evaporatornya, yang selanjutnya akan didistribusikan pada
mesin penukar kalor FCU/AHU.
b) FCU/AHU
 Fan Coil Unit (FCU)
FCU adalah perangkat sederhana yang terdiri dari kumparan (Coil) dan
kipas. FCU digunakan untuk mengontrol suhu dalam ruangan yang

6
dikendalikan oleh on/off switch atau thermostat. Karena
kesederhanaannya FCU lebih ekonomis daripada AHU.
 Air Handling Unit (AHU)
AHU adalah alat yang digunakan untuk pengkondisian dan sirkulasi
udarasebagai bagian dari system HVAC. AHU biasanya berupa kotak
besar yang terbuat dari logam yang berisi blower, elemen pemanas atau
pendingin, filter, peredam suara.
c) Cooling tower
Cooling tower merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir. Cooling tower menggunakan penguapan
dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
dibuang ke atmosfir.

Berikut ini penjelasan lebih mendetail mengenai RHVAC yakni sebagai berikut :
1. Refrigeration
Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat
yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperatur dingin
(temperatur rendah). Sesuai dengan kegunaannya mesin pendingin terdiri
dari beberapa jenis antara lain : 1. Refrigerator untuk keperluan Industri. 2.
Lemari es / Kulkas. 3. Freezer (Pembekuan / pendingin makanan dan
minuman). 4. Penyejuk ruangan (AC/Air Conditioning). 5. Dispenser (untuk
menghasilkan air panas dan dingin). 6. Kipas angin penyejuk.
2. Heating
Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang
sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh
beberapa bagian penting antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan
hydronic.Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media

7
air bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat
pump, yang selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator
untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi.
Udara inilah yang digunakan untuk memanaskan ruangan.

3. Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu
ruangan dengan udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu,
kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap, karbon dioksida, panas, bakteri di
udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan. Ventilasi merupakan
salah satu penerapan teori mekanika fluida.
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural
ventilation. Forced ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan
bantuan fan atau kipas untuk mensirkulasikan udara di dalam ruangan.
Sistem ini banyak digunakan di perindustrian besar, gedung-gedung, dan
contoh yang paling dekat dengan kita adalah di dapur dan di kamar mandi.
Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap asap dari kompor dan
dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir
bau-bauan yang tidak sedap dari dalam kamar mandi.
Sedangkan untuk natural ventilation tidak diperlukan bantuan kipas
untuk mensirkulasikan udara. Biasanya hanya berupa jendela yang dibiarkan
terbuka di suatu ruangan.

4. Air Conditioning
Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin,
yang terdiri dari beberapa bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat
exchanger, dan katup ekspansi.

8
Adapun sedikit perbedaan antara AC yang biasa Anda gunakan di
rumah, dengan AC yang digunakan di perkantoran, gedung-gedung, atau
perindustrian. Ada satu media bernama liquid chiller yang digunakan.
Jadi prosesnya menjadi seperti berikut. Udara yang tersirkulasi diserap
panasnya melalui heat exchanger oleh liquid chiller di satu komponen
bernama Air Handling Unit (AHU). Sedangkan panas dari liquid chiller
diserap oleh refrigerant melalui heat exchanger yang lainnya. Jadi ada
semacam proses pendinginan bertingkat di dalamnya.
Ada satu alasan yang kuat mengapa AC yang digunakan di gedung-
gedung besar menggunakan liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di
dalam gedung bervolume besar, maka akan lebih jauh efisien jika
menggunakan media liquid chiller sehingga energi yang dibutuhkan untuk
operasional AC lebih rendah jika dibandingkan tanpa menggunakan liquid
chiller
.
2.3 Sumber Polutan pada RHVAC
Biasanya, cara paling efektif untuk mempertahankan kualitas udara ruang
adalah dengan menghilangkan sumber polutan atau mengurangi emisinya.
Beberapa sumber polutan, contoh
1. Sumber Tidak Bergerak
Merupakan sumber pencemar yang tidak mengalami perubahan posisi selama
menghasilkan zat pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam
kategori ini yaitu kegiatan industri, pembangkit tenaga listrik, pembakaran
insinerator, furnace, dan lain-lain. Sumber tidak bergerak dapat dikategorikan
menjadi:
A. Sumber titik
Merujuk kepada sebuah sumber yang berada pada titik yang tetap.
Contohnya cerobong asap, atau tangki penyimpanan yang memancarkan
zat pencemar udara.

9
B. Sumber area
Mengacu pada serangkaian sumber kecil yang bersama-sama dapat
mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contohnya adalah
penggunaan perapian di rumah untuk penghangat akan berdampak pada
satu area, meskipun masing-masing rumah menyumbang berbagai jenis
zat pencemar dalam jumlah yang kecil.

2. Sumber bergerak
Merupakan sumber pencemar yang mengalami perubahan posisi selama
menghasilkan zat pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam
kategori ini yaitu mobil, truk, bus, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang.

3. Suspensi dari penggunaan zat larutan kimia, seperti cat, hair spray, dan lain-
lain.
Pengunaan hair spray mengemisikan ozon yang juga berkontribusi sebagai zat
pencemar di udara.

4. Asbestos
Seperti yang kita ketahui asbestos biasanya dikenal di Indonesia dengan nama
asbes yang dimana berkaitan erat dengan heating ( pemanasan ). Serat
asbestos sangat halus dan ringan sehingga serat dapat berada di udara selama
beberapa jam pada saat terlepas dari bahan bangunan, dengan demikian dapat
terhirup oleh penghuni di rumah. Hal ini terkait dengan temuan adanya
hubungan antara gangguan kesehatan dengan pajanan asbestos, termasuk
asbestosis dan penyakit kanker yang jarang ditemukan yaitu mesothelioma.

Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and Health


(NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu
(Aditama, 2002):

10
a. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida,
bahan-bahan pembersih ruangan.
b. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan
bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat
gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi
lubang udara yang tidak tepat.
c. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid,
lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen
pembentuk gedung tersebut.
d. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan
produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat
pendingin beserta seluruh sistemnya.
e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta
buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

Produk-produk pembakaran dari kendaraan dan sumber lain yang berasal dari
luar gedung dapat masuk ke dalam gedung melalui system refrigeration,
heating, ventilation, and air conditioning (HVAC) suatu gedung. Hal ini
didukung oleh laporan The National Institute of Occupational Safety and
Health (NIOSH) 1984 yang menyatakan bahwa sebesar 50 % penyebab
pencemaran udara adalah ventilasi yang tidak adekuat, 11 % sumber polusi
udara dalam ruangan berasal dari kontaminan-kontaminan luar ruangan
(Godish, 1989).
Aditama (2002), menyatakan bahwa pencemaran udara dapat berasal dari
dalam gedung dengan sumber pencemaran diantaranya : aktivitas dalam
ruangan, frekuensi keluar masuk ruangan yang tinggi sehingga
memungkinkan masuknya polutan dari luar kedalam ruangan, penggunaan
pengharum ruangan, asap rokok, penggunaan pestisida dan pembersih
ruangan, mesin fotokopi, sirkulasi udara yang kurang lancer, suhu dan

11
kelembaban udara yang tidak nyaman. Mengendalikan sumber polutan
merupakan pendekatan yang paling efisien untuk menjaga kualitas udara
ruang dibandingkan dengan menambah jumlah udara ventilasi karena
penambahan udara ventilasi akan menambah biaya listrik.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses Pencemaran Oleh Heating


Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang
sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh beberapa
bagian penting antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic.
Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air
bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump,
yang selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator untuk
memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah
yang digunakan untuk memanaskan ruangan.

3.2 Dampak Pencemaran terhadap Lingkungan Oleh Heating


Adapun beberapa dampak pencemaran yang diakibatkan oleh heating yakni :
1) Mencairnya Es di Kutub
Naiknya suhu di udara dan di dalam laut akan membuat es di kutub-kutub
bumi mencair. Mencairnya es-es tersebut akan meningkatkan volume air
laut.
2) Terjadinya Wabah Penyakit
Karena kenaikan suhu akibat heating, sistem imun makhluk hidup akan
menurun sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Penyakit-penyakit ini
akan menjadi wabah yang mengkhawatirkan.
3) Kabut Asap
Heating akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, memicu terjadinya
kekeringan, dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Hal tersebut akan
menimbulkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan
kematian.

13
4) Krisis Air Bersih
Karena heating, sumber-sumber air di dalam tanah akan menguap. Selain itu,
sumber-sumber air tersebut juga akan tercemar sehingga krisis air bersih
tidak dapat dihindari.
5) Naiknya Permukaan Air Laut
Naiknya permukaan air laut disebabkan oleh mencairnya es di kutub-kutub
bumi. Lama-kelamaan, hal ini akan menyebabkan banjir di wilayah sekitar.
Bahkan, dapat membuat pulau-pulau kecil tenggelam.
6) Meningkatnya Suhu Air Laut
Terjadinya heating ditandai dengan kenaikan suhu di permukaan bumi,
termasuk di dalam laut. Hal ini dapat membuat makhluk hidup yang hidup di
dalamnya mati sehingga terjadi ketidakseimbangan ekosistem.

3.3 Strategi yang Diusulkan Untuk Mengantisipasi Pencemaran Heating


Adapun strategi yang digunakan untuk mengantisipasi pencemaran oleh heating
ini yakni :
a) Melakukan penghematan listrik
Dengan berhemat listrik secara tidak langsung kita telah mengurangi kadar
C02 pada lapisan atmosfer karena sebagian besar gas CO2 ini dihasilkan dari
pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.
b) Mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil
Seperti diketahui bersama kendaraan bahan bakar fosil, seperti mobil dan
motor merupakan penyumbang CO2 terbesar di perkotaan. Dengan
meningkatnya pemakaian kendaraan pribadi maka emisi karbondioksida yang
ditimbulkan makin besar pula. Untuk mengurangi penggunaan kendaraan
bahan bakar fosil, Anda bisa beralih menggunakan transportasi umum
c) Menanam pohon
Menanam pohon atau reboisasi merupakan langkah nyata untuk
menyeimbangkan kadar gas CO2 di lapisan atmosfer. Karena pohon akan

14
menyerap gas CO2 untuk melakukan proses fotosintesis dan akan melepaskan
oksigen ke udara. Tak cukup menanam pohon di taman pribadi, Anda juga
perlu menggelorakan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggal dan
sekitar.
d) Menggunakan Energi Alternatif
Kita dapat menggunakan energi alternatif guna meminimalisir hal – hal yang
dapat menjadi penyebab pemanasan global. Misalnya mengganti pemakaian
pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil dengan energi yang dikeluarkan
oleh sinar matahari, panas bumi, angin atau air.
e) Tidak menggunakan alat yang menghasilkan gas CFC
Gas CFC ini biasanya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara. Dan perlu
diketahui bahwa saat ini CFC menyumbangkan 20% proses terjadinya efek
rumah kaca. Maka dari itu, penggunaan CFC harus dihentikan. menghapus
penggunaan CFC secara menyeluruh.
f) Mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil
Kendaraan bahan bakar fosil, seperti mobil atau motor merupakan
penyumbang CO2 terbesar di perkotaan. Apalagi jika menggunakan
kendaraan pribadi. Dengan banyaknya pemakaian kendaraan pribadi maka
akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar fosil yang
menghasilkan emisi karbon dioksida. Tetapi jika kita mengurangi penggunaan
kendaraan, maka sedikitnya kita sudah mengurangi emisi karbon dioksida
yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut.
g) Melakukan Reuse, Reduce dan Recycle
 Reuse, merupakan cara pemanfaatan sampah atau memanfaatkan kembali
barang yang sudah tidak terpakai atau penggunaan barang – barang yang
tidak sekali pakai, jadi barang tersebut masih dapat digunakan dan
dimanfaatkan untuk pemakaian kedua dan seterusnya. Misalnya seperti
menggunakan kertas bekas untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan

15
sehari hari atau menggunakan sapu tangan yang bisa digunakan kembali
daripada menggunakan kertas tissue.
 Reduce, yaitu melakukan penghematan dan mengurangi sampah.
Misalnya hemat dalam menggunakan kertas dan tissue karena kertas dan
tissue terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan. Atau
bisa juga membeli produk yang berlabel ramah lingkungan dan
mengurangi pemakaian produk yang dikemas plastik atau styrofoam. Dan
berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang
akan mengganggu lapisan Ozon bumi.
 Recycle, yaitu mendaur ulang barang – barang yang sudah tidak dapat
digunakan menjadi barang yang memberikan manfaat. Misalnya dengan
cara memisahkan barang – barang yang berbahan organik dan bukan
organik terlebih dahulu. Lalu yang berbahan organik bisa dimanfaatkan
menjadi pupuk kompos dan yang bukan organik seperti botol plastik bisa
dikreasikan menjadi kotak pensil atau pot tanaman.

16
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertumbuhan industri yang semakin pesat di zaman modern ini
memiliki dampak positif maupun negatif dalam kehidupan manusia. Dampak
positif diantaranya dapat menolong keadaan. Artinya, industri yang digadang
– gadang sebagai sektor penopang perekonomian terbesar dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di suatu negara, Indonesia salah
satunya.
Sehingga, untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan secara besar –
besaran, berarti industri akan semakin ditingkatkan. Padahal dalam satu
industri saja mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan pemanasan
global. Apalagi industri yang semakin digalakkan lagi, menjadikan bumi
sebagai sasaran tepat dampak dari RHVAC.
Dampak besar adanya heating dapat diminimalkan dengan langkah nyata
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya, menanam
pohon di lokasi yang tandus, tidak berlebihan dalam menggunakan bahan
bakar, mendaur ulang barang bekas serta efisiensi energi, dan yang paling
penting penanaman kesadaran pentingnya menjaga lingkungan.

4.2 Saran
Dengan upaya meminimalkan dampak lingkungan RHVAC oleh heating
yang diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, akan menjadikan dampak
tidak terlalu berarti dalam kelangsungan hidup manusia di muka bumi.
Dimulai dengan langkah kecil tapi pasti, akan membuahkan hasil yang akan
mengurangi dampak heating baik itu bagi lingkungan maupun bagi makhluk
hidup.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Dessy. (2016). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ).


http://kiskis.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/analisis-mengenai-dampak-
lingkungan-amdal/. Diakses pada 24 April 2020

Hestia.
(2018).PencemaranLingkungan.https://www.cekkembali.com/pencemaran-
lingkungan/. Diakses pada 24 April 2020

Burke,Mae.
(2019).DiskusiRHVAC.https://diskusirhvac.blogspot.com/2019/09/pengertian-
rhvac.html. Diakses pada 24 April 2020

Yanu.
(2010).KualitasUdaraDalamRuang.https://udararuang.wordpress.com/tag/sumbe
r-polutan/. Diakses pada 24 April 2020

Kurniawan. (2011). TEKNIK-TEKNIK DASAR HVAC. http://dunia-


engineer.blogspot.com/2011/10/hvac.html. Diakses pada 24 April 2020

Juliana, Putri. (2016). Sumber-sumber Pencemar Udara.


https://blogs.itb.ac.id/pencemud1klp3/2016/03/04/sumber-sumber-pencemar-
udara/. Diakses pada 24 April 2020

Anda mungkin juga menyukai