Disusun Oleh :
RISCHA SAFITRI
NIM : P27825020039
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Penyehatan Udara”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
proses penyelesain makalah ini, terutama dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat Agus Marjianto, S.Si.T., SKM., M.Kes yang telah
membimbing penyusunan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Rischa Safitri
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
baik berupa pengendalian non teknis maupun teknis. Pengendalian secara non
teknis merupakan bentuk peran serta pemerinta dalam membuat berbagai
peraturan atau regulasi sebagai standar pengendalian pencemaran udara.
Sementara pengendalian secara teknis adalah bentuk pengendalian melalui
penggunaan berbagai alat untuk mengendalikan gas buang yang dihasilkan, baik
berupa pengembangan teknologi yang sudah ada (rekayasa teknologi) atau inovasi
teknologi baru dalam mengendalikan pencemaran udara.
1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk untuk memperluas pengetahuan tentang
pencemaran udara beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada
lingkungan dan kesehatan manusia?
4. Bagaiman cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya
pencemaran udara?
5. Alat apa yang digunakan untuk mengeliminasi polusi udara?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
a. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
b. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut
gas-gas vulkanik.
c. Proses pembusukan sampah organik, dll
2. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
a. Hasil pembakar bahan bakar fosil.
b. Debu/serbuk dari kegiatan industri
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
2.4. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global
atau tidak langsung dalam kurun waktu lama. Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemar primer dan pencemar sekunder :
1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung
dari sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung
dari sumber tertentu, dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari:
1) Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon
teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau CO2) karena ia
merupakan hasil dari pembakaran.
2) Senyawa sulfur, yaitu oksida.
3) Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida,
hidrokarbon terklorinasi dan bromin.
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik,
dapat berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di
atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses
4
kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying)
maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi
karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi
foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan
NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b. Derajat fotoaktivasi
c. Kondisi iklim
d. Topografi lokal dan adanya embun.
2.5. Zat-zat Pencemaran Udara
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara
lain: Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,
Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan
kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur
terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar
pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
5
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan
dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel,
yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada
di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan
cair dan melayang berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-
layang di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna.
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di
atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas,
AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot
(aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran
pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan
timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup
oleh manusia.
8. Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan
bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
6
2.6. Dampak terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam,
antara lain:
hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika
ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan
yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari
5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam ini antara lain:
7
stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari
lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet
yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu
merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini
dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom
klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan
Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September
sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak
mengalami kerusakan yang parah. Lapisan ozon yang berada
di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat
sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada
lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B
matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta
penyakit pada tanaman.
3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan
panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih
panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (green house effect).
Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di
bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-
rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola
iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
8
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
• Pencairan es di kutub
• Perubahan iklim regional dan global
• Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca adalah permukaan bumi akan
menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan
memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan
atmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut
terhalang dan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di
seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan global).
Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca
membuat suhu didalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila
dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi
matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar
2.7. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam
tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar
dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai
adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia,
tanaman, dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat
menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan atau
pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam
9
paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999)
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel
yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis
penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak mlibatkan
penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga
uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai
dengan sesak napas.
b. Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silica ini banyak terdapat di industry besi baja,
keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir,
menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya
sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma
broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya,
penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan
batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran
berbagai macam silikat terutama. Selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif
bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan
dan manusia. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1) Karbon monoksida (CO)
10
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur.
Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO),
dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2) Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3) Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4) Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-
orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan
tubuh
5) Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak.
6) Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar
dan memperkecil paru-paru.
7) Nox
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
2.8. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara lain:
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan
putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan
karena penurunan jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
11
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada
kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan
dan candi-candi. Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan
timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut.
Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi
dan permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya
pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
2.9. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
a. Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan
tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi
pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
b. Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam
tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya
pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan,
seperti beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang
merupakan produsen bagi rantai makanan di laut.
3. Pemanasan global
• Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap
jenis tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya.
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetik (perubahan sifat organisme).
12
2.10. Pencegahan Pencemaran Udara
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat
dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan
yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya
gangguan kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion
pada permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat.
Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga
menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya
kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau
dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven
yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya.
Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode
adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak
dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.
c. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas
menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas
diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang
rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan
proses oksidasi panas yang disebut inceneration. Iceneration
merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
13
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu
pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel
yang ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar
tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja
yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya
disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu
banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh
jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon, Dacron,
fiberglass, polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
b. Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan
udara kotor dalam jumlah yang relatif besar. Alat ini menggunakan
arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa
tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif sedangkan di
tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding silinder, diberi muatan negatif.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relatif besar dapat
dengan menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone
Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau
udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon
dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan
14
akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas
oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota
maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung
program langit biru (prolabir). Program penghijauan ini seharusnya
merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi
aktif.
f. Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan
dengan kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas
oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan
bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan,
maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera
dapat keluar dalam ruangan.
15
i. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon
pelindung.
j. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara
sembarangan.
k. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam
penyemprotan ruang.
l. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
m. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
n. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan
beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
a. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran
lingkungan.
b. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk
membersihkan lingkungan dari polutan.
c. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai
tempat/pabrik daur ulang.
d. menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak
atau pabrik yang menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran
udara.
e. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi
tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya
musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan
bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
3. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan
programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran,
khususnya pencemaran udara, yaitu;
a. Program Langit Biru yang dicanangkan sejak Agustus 1996.
Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah
tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
16
b. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
c. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan
menggantinya dengan energi alternatif lainnya.
d. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua
dan tidak layak pakai.
e. Larangan menggunakan gas CFC.
f. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro
difenil trikhloro etana).
g. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
h. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan
perlindungan lapisan ozon.
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Environment Elimination
Elimination air of emission adalah membuang atau mengeliminasi zat
buangan atau polutan yang ada diudara. Polutan atau zat buangan merupakan
masuknya makhluk hidup, zat, energy, atau komponen lain ke dalam lingkungan
yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan dan membahayakan kesehatan
makhluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property
oleh kegiatan manusia.
18
menghilangkan sumber aspek lingkungan yang menyebabkan dampak linkungan
penting pada proses. Banyak industry di Negara maju sudah mengalihkan teknologi
lamanya ke Negara berkembang . Negara Negara maju melakukan perancangan
teknologi terbaru dengan menghilangkan sumber sumber pencemar lingkungan.
Kepentingan dari berbagai kalangan termasuk pemerintah, masyarakat dan pihak
lainnya mendorong mereka segera menerapkan teknologi yang ramah lingkungan
sekaligus mampu meminimalisirkan dampak.
Menara Semprot (Spray Tower) yang diletakkan pada cerobong asap pabrik.
Semprot menara atau ruang semprot adalah bentuk teknologi pengendalian polusi
udara yang bertujuan untuk menghilangkan gas buangan atau polutan yang terdapat
pada asap yang ditimbulkan oleh aktivitas produksi industri. Spray tower terdiri
dari pembuluh silinder kosong terbuat dari baja atau plastik dan nozel yang
menyemprotkan cairan ke dalam cerobong asap. Aliran gas inlet biasanya
memasuki bagian bawah menara dan bergerak ke atas, sementara cairan
disemprotkan ke bawah dari satu tingkat. Aliran gas masuk dan cairan dalam arah
yang berlawanan disebut aliran arus berlawanan.
19
untuk memaksimalkan jumlah tetesan halus berdampak pada partikel polutan dan
untuk menyediakan luas permukaan yang besar untuk menyerap gas.
Secara teoritis, semakin kecil tetesan terbentuk, efisiensi pengumpulan yang
lebih tinggi dicapai untuk kedua polutan gas dan partikulat. Namun, tetesan cairan
harus cukup besar untuk tidak dilakukan dari scrubber dengan aliran gas keluar
digosok. Oleh karena itu, menara semprot menggunakan nozel untuk menghasilkan
tetesan yang biasanya 500-1000 m dengan diameter. Meskipun ukurannya kecil,
tetesan ini adalah besar dibandingkan dengan yang dibuat di scrubber venturi yang
10-50 pM dalam ukuran. Kecepatan gas tetap rendah, 0,3-1,2 m / s (1-4 ft / s) untuk
mencegah tetesan kelebihan dari yang dilakukan menara.
Untuk mempertahankan kecepatan gas rendah, menara semprot harus lebih
besar dari scrubber lain yang menangani tingkat aliran gas aliran serupa. Masalah
lain yang terjadi di semprot menara adalah bahwa setelah tetesan jatuh jarak pendek,
mereka cenderung menggumpal atau memukul dinding menara. Akibatnya, luas
permukaan cairan total untuk kontak berkurang, mengurangi efisiensi koleksi
scrubber. Selain konfigurasi lawan arus aliran, aliran dalam menara semprot dapat
berupa cocurrent atau crosscurrent di konfigurasi.
20
cairan disemprotkan di setiap bagian bisa bervariasi, biasanya dengan cairan bersih
(jika cairan daur ulang yang digunakan) disemprotkan pada set terakhir dari
semprotan.
Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar
akibat adanya tekanan. Gas membumbung ke atas, sementara dari atas
disemprotkan air melalui pipa air yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang
keluar merupakan butiran-butiran halus yang memenuhi menara. Karena adanya
gaya berat, butiran-butiran air akan turun sementara gas naik bersama udara. Gas
yang terkandung dalam udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian
ditampung dan dialirkan ke tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali.
Udara dan gas yang bersih keluar melalui cerobong atas.
Menara tower ini mampu digunakan hingga 3 sampai 4 tahun. Perawatannya
pun tidak rumit. Cukup dengan pengecekan minimal 6 bulan sekali, kemudian
dilakukan platting jika ada tanda-tanda akan terjadi korosi.
3.2.2 Alat pengendali partikulat (Gravity Settling Chambers)
Digunakan sebagai penangkap debu awal untuk menghilangkan
(menangkap) partikel dengan ukuran besar. Prinsip penyisihan partikulat dalam
Gravity Satlling adalah gas yang mengandung partikulat dialirkan melalui suatu
ruang (chamber) dengan kecepatan rendah sehingga memberikan waktu yang cukup
bagi partikulat untuk mengendap secara gravitasi ke bagian pengumpul debu (dust
collecting hopper).
21
3.2.3 Alat Pengendali Partikulat Electrostatic Presipitator (ESP)
Electrostatic precipitator (ESP) menggunakan medan listrik voltase tinggi untuk
memberikan muatan listrik terhadap partikulat Partikulat yang sudah bermuatan
bergerak melewati permukaan pelat pengumpul yang bermuatan berlawanan,
sehingga partikulat akan tertarik. Pengendali Partikulat Electrostatic Presipitator
(ESP) menempel di pelat pengumpul. Jenis-Jenis ESP :
- Negatively charged dry precipitators
Jenis ini paling sering digunakan di PLTU batu bara, pabrik semen,
atau kraft
- Negatively charged wetted-wall precipitators Jenis ini sering digunakan
untuk mengumpulkan mist atau partikulat yang sedikit basah
- Positively charged two-stage precipitators
Jenis ini digunakan untuk menyisihkan mist
3.2.4 Alat Pengendali Partikulat Fabric Filters Pulse Jet Fabric Filter
- Kantung-kantung filter ditopang oleh kawat logam
- Aliran gas yg mengandung partikulat mengalir mengitari bagian luar dari
kantung, dan dust cake berakumulasi pada
- Alat Pengendali Partikulat , Fabric Filters Pulse Jet Fabric Filter bagian
permukaan luar-
- Jika dibutuhkan pembersihan, udara bertekanan diinjeksikan pada
bagian atas tiap kantung.
- Udara terkompressi menghasilkan tekanan yg mendorong tiap kantung
ke bawah sehingga dust cake terlepas
22
Kelebihan dan Kekurangan Fabric Filters
- Diaplikasikan untuk penyisihan partikulat dengan efisiensi tinggi (99% -
99.5%)
- Dapat menyisihkan partikulat segala jenis ukuran
- Kinerja fabric filters biasanya tidak tergantung komposisi kimia partikulat,
tetapi fabric filter tidak digunakan untuk gas yang mengandung senyawa
korosif yang bisa merusak filter bag
- Tidak digunakan untuk partikulat yang basah atau lengket karena akan
terakumulasi di permukaan filter dan menghambat pergerakan gas
- Fabric filters harus didesain dengan hati-hati jka terdapat partikulat yang
mudah terbakar atau mudah meledak
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Polusi berarti masuknya bahan pencemar (polutan) sebagai akibat dari kegiatan
manusia atau proses alam yang ditemukan ditempat, saat, dan jumlah yang
tidak selayaknya.
2. Polutan atau zat buangan merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energy,
atau komponen lain ke dalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya
tatanan lingkungan dan membahayakan kesehatan makhluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property oleh kegiatan
manusia.
3. Jenis-jenis Bahan Pencemar :
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (NO2)
- Sulfur dioksida (SO2)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (O3)
- Benda partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
4. Elimination air of emission adalah membuang atau mengeliminasi zat buangan
atau polutan yang ada diudara.
5. Metode elimination air of emission :
- Teknologi Spray Tower
- Gravity Settling Chambers
- Electrostatic Presipitator
- Fabric Filters Pulse Jet Fabric Filter
6. Cara Mengatasi Polusi Udara dengan Tanaman :
- Daun selandang darah (Hemigraphis Alternataa).
- Daun Ivi (Hadera Helix), beragam tanaman Hoya (Hoya Cornosa)
24
- Asparaga (Asparagus Densiflorus) dan the tanaman palida
(Tradescantia Pallida).
25
Daftar Pustaka
Huki, Luci. Manfaat Udara bagi Kehidupan dan Fungsi Unsur Udara. http://manfa
at-pengetahuan.blogspot.com/2013/12/manfaat-udara-bagi-kehidupan-
dan-fungsi.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-penyehatan-udara.html
http://penyehatan-udara/elimination-of-air-pollution-emission
26