PO714221221024
D.IV TINGKAT II A
SANITASI LINGKUNGAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kita Haturkan Kepada Allah SWT atas segala berkatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak ataupun Dosen yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. saya sangat berharap semoga
tugas review ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar tugas ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Sampul
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pencemaran udara...............................................................................................3
B. Dampak pencemaran udara................................................................................3
C. Faktor resiko pencemaran udara.........................................................................7
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
chlorofluorocarbon (CFC), sulfur dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda
Partikulat, Timah (Pb), dan Carbon Diaoksida (CO2). Unsur-unsur tersebut bisa
disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis bahan pencemar udara.
Di Indonesia, terutama di kota-kota berpenduduk padat seperti Jakarta,
polusi udara menjadi perhatian lebih. Akibat pertumbuhan ekonomi di Jakarta
lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya, maka telah mendorong gaya hidup
sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakatnya.
Kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) juga
angkutan umum meningkat, sehingga porsi ruas jalan yang lebih besar dibanding
moda lingkungan transportasi lainnya
Berdasarkan WHO atau World Health Organization atau Organisasi
Kesehatan Dunia, tingkat pencemaran udara yang ada di dunia saat ini sudah
sangat mengkhawatirkan. Dimana terdapat setidaknya 98 persen kota yang
memiliki penduduk di atas 100.000 orang dengan penghasilan rendah maupun
menengah tidak memiliki udara yang memenuhi standar kualitas udara yang
dibuat WHO. Namun, untuk negara yang memiliki penghasilan tinggi
persentasenya menurun menjadi 52 persen.
Udara telah menjadi salah satu faktor yang mempunyai peranan penting
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan
kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara perlu dilakukan untuk
menjaga fungsinya dan mempertahankan kelestarian serta keberlangsungan
kehidupan
B. Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencemaran udara
1. Fisik
a. Suhu
Suhu udara yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan hingga hypotermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat stroke
3
b. Pencahayaan
Nilai pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.
c. Kelembapan
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme
d. Kebisingan
Pengaruh kebisingan intensitas tinggi terjadinya kerusakan pada indera
pendengaran yang dapat menurunkan pendengaran baik yang bersifat
sementara maupun permanen atau ketulian
e. Kecepatan aliran udara
Kecepatan aliran udara dapat menyebabkan kerusakan pada benda,
seperti bangunan, pohon, dan peralatan. Selain itu, kecepatan udara
juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti asma, iritasi
mata, dan kulit kering
2. Kimia
a. Partikel debu diameter 2,5µ (PM2,5) dan Partikel debu diameter 10µ
(PM10)
PM2,5 dan PM10 dapat menyebabkan pneumonia, gangguan sistem
pernapasan, iritasi mata, alergi, bronchitis khronis. PM2,5 dapat
masuk kedalam paru yang berakibat timbulnya emfisema paru, asma
bronchial, dan kanker paru-paru serta gangguan kardiovaskular atau
kardiovascular (KVS).
b. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan
gangguan fungsi paru, menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada
saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lendir, memicu asma
4
dan bronkhitis kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit
kepala
5
4) Pada konsentrasi >8% (80.000 ppm,) dapat menyebabkan sakit
kepala, berkeringat terus menerus, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama 5-10 menit.
f. Timbal (Plumbum = Pb)
1) Gangguan pada sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal.
2) Dalam konsentrasi tinggi, dapat menyebabkan konvulsi/kejang,
koma, bahkan kematian.
3) Pajanan pada anak-anak atau janin dapat lebih parah, karena
menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, penurunan kecerdasan,
mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku.
g. Ozon (O3)
1) menghirup ozon menyebabkan peradangan dan iritasi pada
jaringan yang melapisi saluran udara manusia, sehingga
menyebabkan dan mengurangi berbagai gejala.
2) Paparan ozon mengurangi produktivitas tanaman secara
keseluruhan, merusak sel dan menyebabkan rusaknya jaringan
daun. Akibatnya, paparan ozon mengurangi kemampuan tanaman
untuk berfotosintesis dan memproduksi makanannya sendiri.
h. Hidrokarbon (HC)
1) Dampak langsung hidrokarbon terhadap kesehatan manusia antara
lain iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, mual dan
muntah, kesulitan bernapas, kerusakan paru-paru, dan kematian.
2) Hidrokarbon juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan,
antara lain polusi udara, perubahan iklim, kematian tumbuhan dan
hewan, kerusakan tanah, dan kerusakan air
3. Biologi
a. Jamur dan bakteri
1) Penyakit yang berhubungan dengan bioaerosol dapat berupa
penyakit infeksi seperti flu, hipersensitivitas (asma, alergi), dan
6
juga toxicosis yaitu toksin dalam udara di ruangan yang
terkontaminasi sebagai penyebab gejala Sick Building
Syndrome/SBS. Gejala SBS antara lain sakit kepala, kehilangan
konsentrasi, tenggorokan kering, iritasi mata dan kulit.
2) Beberapa bentuk penyakit yang berhubungan dengan SBS yaitu
iritasi mata dan hidung, kulit dan lapisan lendir yang kering,
kelelahan mental, sakit kepala, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut/ISPA, batuk, bersin-bersin, dan reaksi hipersensitivitas.
3) Gejala fisik yang biasa dijumpai akibat kontaminan biologis adalah
batuk, dada sesak, demam, menggigil, nyeri otot, dan reaksi alergi
seperti iritasi membran mukosa dan kongesti saluran napas atas.
Salah satu bakteri kontaminan udara dalam ruang yaitu Legionella
sp., menyebabkan Legionnaire’s disease
1. Fisik
a. Suhu
1) Durasi energy matahari yang diterima atmosfer
2) Pelenyapan energi dalam atmosfer oleh pemantulan, pemencaran
dan penyerapan.
3) Albedo di permukaan tanah.
4) Sifat fisik permukaan tanah.
5) Himpunan panas permukaan (radiasi atmosferik terrestrik).
6) Adanya pertukaran panas.
7) Adanya masukan udara panas atau dingin dari arus udara.
8) Adanya pengangkutan panas ke atas atau ke bawah.
9) Penggunaan bahan bakar biomassa
7
10) Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
11) Kepadatan hunian
12) Bahan dan struktur bangunan
13) Kondisi Geografis
14) Kondisi Topografi
b. Pencahayaan
Intensitas cahaya yang terlalu rendah, baik cahaya yang bersumber
dari alamiah maupun buatan
c. kelembaban
1) Konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai,
dan dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya
pencahayaan baik buatan maupun alami.
2) Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat
bergantung pada beberapa faktor yaitu suhu, tekanan udara,
pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran dan vegetasi
d. Kebisingan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan pendengaran
akibat bising antara lain Intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan,
lamanya waktu pemaparan bising, kerentanan individu, jenis kelamin,
usia, kelainan di telinga tengah, area tempat kerja, lamanya bekerja
dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
e. Kecepatan aliran udara
1) Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak cukup, sesuai
persyaratan kesehatan).
2) Tidak ada pemeliharaan AC secara berkala.
2. Kimia
8
1. Partikel debu diameter 2,5µ (PM2,5) dan Partikel debu diameter 10µ
(PM10)
Secara umum PM2,5 dan PM10 timbul dari pengaruh udara luar
(kegiatan manusia akibat pembakaran dan aktifitas industri). Sumber
dari dalam rumah antara lain dapat berasal dari perilaku merokok,
penggunaan energi masak dari bahan bakar biomasa, dan penggunaan
obat nyamuk bakar.
9
2) Gas timbal dapat pula berasal dari luar rumah
7. Ozon (O3)
Penggunaan bahan perusak ozon (BPO) yang mengandung atom klor
dan brom. BPO yang memberikan kontribusi paling besar terhadap
kerusakan lapisan ozon terutama adalah kelompok klorofluorokarbon
(CFC) yang banyak digunakan pada kegiatan industry maupun
domestik
8. Hidrokarbon (HC)
1) Orang yang tinggal atau bekerja di dekat jalan raya atau industri
akan memiliki risiko paparan hidrokarbon yang lebih tinggi.
2) Orang yang merokok akan memiliki risiko paparan hidrokarbon
yang lebih tinggi karena asap rokok mengandung hidrokarbon.
3) Orang yang berolahraga di luar ruangan pada hari-hari yang cerah
dan berangin akan memiliki risiko paparan hidrokarbon yang lebih
tinggi karena konsentrasi hidrokarbon di udara biasanya lebih
tinggi pada hari-hari tersebut
3. Biologi
1) Serangga
2) Bakteri
3) Kutu binatang peliharaan
4) Jamur
5) Serbuk sari yang masuk kedalam ruang
6) Bakteri Legionella yang berasal dari soil borne yang menembus
dalam ruang
7) Alga yang tumbuh dekat kolam/danau masuk ke dalam ruangan
melalui hembusan angin
10
8) Serangga di luar ruang yang dapat menembus bangunan tertutup
9) Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang dengan kelembaban
tinggi, maka spora jamur akan meningkat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis risiko pencemaran udara adalah proses untuk menilai risiko kesehatan
dan lingkungan yang disebabkan oleh polutan udara. Analisis risiko ini dapat
digunakan untuk membuat keputusan tentang kebijakan dan tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi pencemaran udara dan melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan
B. Saran
Dengan menerapkan analisis risiko pencemaran udara secara efektif, kita dapat
mengurangi dampak negatif pencemaran udara dan melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan
11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Jainal, dkk. 2019. Pengaruh dampak pencemaran udara terhadap kesehatan
untuk menambah pemahaman masyarakat awam tentang bahaya polusi udara.
Online. https://snf.fmipa.unri.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/18.-OFMI-
3002.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2019. Keterkaitan pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon. Online.
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/Keterkaitan_pemanasan
_global_dan_kerusakan_lapisan_ozon.oke.pdf. Diakses pada tanggal Oktober
2023
Anonim. 2020. Dampak ozon terhadap kesehatan dan lingkungan. Online.
https://translate.google.com/translate?u=https://ww2.arb.ca.gov/resources/fact-
sheets/health-effects-ozone&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search.
Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2020. BAB I: PENDAHULUAN. Online.
http://scholar.unand.ac.id/24894/2/BAB%201.pdf. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2023
Anonim. 2021. BAB I (PENDAHULUAN). Online.
http://scholar.unand.ac.id/23717/2/BAB%201%20%28PENDAHULUAN
%29.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2022. Pemantauan kualitas udara. Online.
https://dlh.tegalkota.go.id/pemantauan-kualitas-udara/#:~:text=Udara
%20merupakan%20salah%20satu%20faktor,mempertahankan%20kelestarian
%20serta%20keberlangsungan%20kehidupan. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2023
Dlh Admin. 2019. Sumber penyebab dan pencemaran udara. Online.
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sumber-penyebab-dan-
pencemaran-udara-48. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
12
Menteri kesehatan republic Indonesia. 2011. Peraturan menteri kesehatan republic
Indonesia nomor 1077/menkes/per/V/2011 tentang pedoman penyehatan udara
dalam ruang rumah. Online.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.
%201077%20ttg%20Pedoman%20Penyehatan%20Udara%20Dalam
%20Ruang%20Rumah.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Nadhil ahmad, dkk. 2021. Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap rasio kelembaban
dan entalpi. Online.
https://jurnal.ft.umi.ac.id/index.php/losari/article/download/311/190/
#:~:text=Tinggi%20rendahnya%20kelembaban%20udara%20di,penyinaran
%20dan%20vegetasi%20(1). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
R Rahma. 2021. Faktor pencemaran udara. Online.
https://www.gramedia.com/literasi/faktor-pencemaran-udara/. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2023
Uin Suska. 2021. BAB II LANDASAN TEORI. Online. https://repository.uin-
suska.ac.id/18459/7/7.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2023
13