Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : PENYEHATAN UDARA

DOSEN : ROSTINA S, SST., M.KES

MAKALAH DAMPAK DARI FAKTOR RESIKO CEMARAN DI UDARA

MEYSI ISMI UTAMI MUS

PO714221221024

D.IV TINGKAT II A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

SANITASI LINGKUNGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kita Haturkan Kepada Allah SWT atas segala berkatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak ataupun Dosen yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. saya sangat berharap semoga
tugas review ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar tugas ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini

Makassar, 25 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Sampul
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pencemaran udara...............................................................................................3
B. Dampak pencemaran udara................................................................................3
C. Faktor resiko pencemaran udara.........................................................................7
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pencemaran udara adalah masalah yang setiap tahunnya selalu


terjadi. Hal ini terjadi akibat dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
serta kebakaran hutan. Meningkatnya jumlah aktivitas manusia pada zaman
modern saat ini, sehingga memerlukan peningkatan teknologi. Peningkatan
teknologi dengan semakin banyaknya pabrik-pabrik industri, pembangkit listrik
dan kendaraan bermotor yang setiap harinya menghasilkan zat polutan sebagai
pencemar udara. Alhasil udara bersih yang sebagai sumber pernapasan menjadi
tercemar yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia dan juga
dapat merusak lingkungan ekosistem
Udara bersih memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam
melakukan aktivitas, terutama pada aktivitas di luar ruangan. Semakin pesatnya
kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan
transportasi, sehingga pencemaran udara dapat terjadi di luar ruangan (outdoor
pollution) yang berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan
proses alami oleh makhluk hidup.
Berbagai hal dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara, terutama
aktivitas yang kita lakukan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan berbagai
aktivitas manusia menggunakan alat yang seringkali mengeluarkan asap dan juga
udara kotor yang membuat udara bersih yang ada menjadi tercemar.
Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa
penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam
udara atau atmosfer bumi. Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer
tersebut bisa berupa karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (No2),

1
chlorofluorocarbon (CFC), sulfur dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda
Partikulat, Timah (Pb), dan Carbon Diaoksida (CO2). Unsur-unsur tersebut bisa
disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis bahan pencemar udara.
Di Indonesia, terutama di kota-kota berpenduduk padat seperti Jakarta,
polusi udara menjadi perhatian lebih. Akibat pertumbuhan ekonomi di Jakarta
lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya, maka telah mendorong gaya hidup
sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakatnya.
Kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) juga
angkutan umum meningkat, sehingga porsi ruas jalan yang lebih besar dibanding
moda lingkungan transportasi lainnya
Berdasarkan WHO atau World Health Organization atau Organisasi
Kesehatan Dunia, tingkat pencemaran udara yang ada di dunia saat ini sudah
sangat mengkhawatirkan. Dimana terdapat setidaknya 98 persen kota yang
memiliki penduduk di atas 100.000 orang dengan penghasilan rendah maupun
menengah tidak memiliki udara yang memenuhi standar kualitas udara yang
dibuat WHO. Namun, untuk negara yang memiliki penghasilan tinggi
persentasenya menurun menjadi 52 persen.
Udara telah menjadi salah satu faktor yang mempunyai peranan penting
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan
kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara perlu dilakukan untuk
menjaga fungsinya dan mempertahankan kelestarian serta keberlangsungan
kehidupan

B. Rumusan masalah

1. Apa dampak dari pencemaran secara fisik, kimia dan biologi


2. Jelaskan mengenai faktor resiko pencemaran secara fisik, kimia, dan biologi
3. Bagaimana cara penanggulangannya dari segi fisik, kimia, dan biologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi


atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga
melampaui baku mutu udara yang telah ditetapkan . Sumber pencemaran
udara dapat dibagi menjadi 3 yaitu: sumber perkotaan dan industri; sumber
pedesaan/pertanian; sumber alami. Sumber perkotaan dan industri ini berasal
dari kemajuan teknologi yang mengakibatkan banyaknya pabrik-pabrik
industri, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor
Sumber pencemaran udara untuk wilayah pedesaan/pertanian yaitu
dengan penggunaan pestisida sebagai zat senyawa kimia (zat pengatur tumbuh
dan perangsang tumbuh), virus dan zat lain-lain yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman atau bagian tanaman. Sedangkan sumber
alami berasal dari alam seperti abu yang dikeluarkan akibatgunung berapi,
gas-gas vulkanik, debu yang bertiupan akibat tiupan angin, bau yang tidak
enak akibat proses pembusukan sampah organik dan lainnya.

B. Dampak pencemaran udara

1. Fisik
a. Suhu
Suhu udara yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan hingga hypotermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat stroke

3
b. Pencahayaan
Nilai pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.
c. Kelembapan
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme
d. Kebisingan
Pengaruh kebisingan intensitas tinggi terjadinya kerusakan pada indera
pendengaran yang dapat menurunkan pendengaran baik yang bersifat
sementara maupun permanen atau ketulian
e. Kecepatan aliran udara
Kecepatan aliran udara dapat menyebabkan kerusakan pada benda,
seperti bangunan, pohon, dan peralatan. Selain itu, kecepatan udara
juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti asma, iritasi
mata, dan kulit kering
2. Kimia
a. Partikel debu diameter 2,5µ (PM2,5) dan Partikel debu diameter 10µ
(PM10)
PM2,5 dan PM10 dapat menyebabkan pneumonia, gangguan sistem
pernapasan, iritasi mata, alergi, bronchitis khronis. PM2,5 dapat
masuk kedalam paru yang berakibat timbulnya emfisema paru, asma
bronchial, dan kanker paru-paru serta gangguan kardiovaskular atau
kardiovascular (KVS).
b. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan
gangguan fungsi paru, menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada
saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lendir, memicu asma

4
dan bronkhitis kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit
kepala

c. Nitrogen dioksida (NO2)


Nitrogen dioksida (NO2) dapat menimbulkan gangguan sistem
pernapasan seperti lemas, batuk, sesak napas, bronchopneumonia,
edema paru, dan cyanosis serta methemoglobinemia
d. Karbon monoksida (CO)
1) Efek toksik CO menyebabkan kegagalan transportasi O2 ke
jaringan dan mengakibatkan anoksia jaringan, gangguan sistem
syaraf pusat (kehilangan sensitifitas ujung jari, penurunan daya
ingat, pertumbuhan mental buruk terutama pada balita, berat badan
bayi lahir rendah, kematian janin dan gangguan kardiovaskular).
2) Gejala yang muncul akibat keracunan gas CO, antara lain pusing,
mual, gelisah, sesak napas, sakit dada, bingung, pucat, tidak sadar,
kegagalan pernapasan dan kematian
e. Karbon dioksida (CO2)
1) Pada konsentrasi di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan,
dapat menyebabkan mengantuk, sakit kepala, dan menurunkan
aktivitas fisik.
2) Pada konsentrasi 3% (30.000 ppm), bersifat narkotik ringan dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah serta gangguan
pendengaran.
3) Pada konsentrasi 5% (50.000 ppm), menyebabkan stimulasi
pernapasan, pusing-pusing, dan kesulitan pernapasan yang diikuti
oleh sakit kepala.

5
4) Pada konsentrasi >8% (80.000 ppm,) dapat menyebabkan sakit
kepala, berkeringat terus menerus, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama 5-10 menit.
f. Timbal (Plumbum = Pb)
1) Gangguan pada sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal.
2) Dalam konsentrasi tinggi, dapat menyebabkan konvulsi/kejang,
koma, bahkan kematian.
3) Pajanan pada anak-anak atau janin dapat lebih parah, karena
menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, penurunan kecerdasan,
mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku.
g. Ozon (O3)
1) menghirup ozon menyebabkan peradangan dan iritasi pada
jaringan yang melapisi saluran udara manusia, sehingga
menyebabkan dan mengurangi berbagai gejala.
2) Paparan ozon mengurangi produktivitas tanaman secara
keseluruhan, merusak sel dan menyebabkan rusaknya jaringan
daun. Akibatnya, paparan ozon mengurangi kemampuan tanaman
untuk berfotosintesis dan memproduksi makanannya sendiri.
h. Hidrokarbon (HC)
1) Dampak langsung hidrokarbon terhadap kesehatan manusia antara
lain iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, mual dan
muntah, kesulitan bernapas, kerusakan paru-paru, dan kematian.
2) Hidrokarbon juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan,
antara lain polusi udara, perubahan iklim, kematian tumbuhan dan
hewan, kerusakan tanah, dan kerusakan air
3. Biologi
a. Jamur dan bakteri
1) Penyakit yang berhubungan dengan bioaerosol dapat berupa
penyakit infeksi seperti flu, hipersensitivitas (asma, alergi), dan

6
juga toxicosis yaitu toksin dalam udara di ruangan yang
terkontaminasi sebagai penyebab gejala Sick Building
Syndrome/SBS. Gejala SBS antara lain sakit kepala, kehilangan
konsentrasi, tenggorokan kering, iritasi mata dan kulit.
2) Beberapa bentuk penyakit yang berhubungan dengan SBS yaitu
iritasi mata dan hidung, kulit dan lapisan lendir yang kering,
kelelahan mental, sakit kepala, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut/ISPA, batuk, bersin-bersin, dan reaksi hipersensitivitas.
3) Gejala fisik yang biasa dijumpai akibat kontaminan biologis adalah
batuk, dada sesak, demam, menggigil, nyeri otot, dan reaksi alergi
seperti iritasi membran mukosa dan kongesti saluran napas atas.
Salah satu bakteri kontaminan udara dalam ruang yaitu Legionella
sp., menyebabkan Legionnaire’s disease

C. Faktor resiko pencemaran udara

1. Fisik
a. Suhu
1) Durasi energy matahari yang diterima atmosfer
2) Pelenyapan energi dalam atmosfer oleh pemantulan, pemencaran
dan penyerapan.
3) Albedo di permukaan tanah.
4) Sifat fisik permukaan tanah.
5) Himpunan panas permukaan (radiasi atmosferik terrestrik).
6) Adanya pertukaran panas.
7) Adanya masukan udara panas atau dingin dari arus udara.
8) Adanya pengangkutan panas ke atas atau ke bawah.
9) Penggunaan bahan bakar biomassa

7
10) Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
11) Kepadatan hunian
12) Bahan dan struktur bangunan
13) Kondisi Geografis
14) Kondisi Topografi
b. Pencahayaan
Intensitas cahaya yang terlalu rendah, baik cahaya yang bersumber
dari alamiah maupun buatan
c. kelembaban
1) Konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai,
dan dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya
pencahayaan baik buatan maupun alami.
2) Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat
bergantung pada beberapa faktor yaitu suhu, tekanan udara,
pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran dan vegetasi
d. Kebisingan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan pendengaran
akibat bising antara lain Intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan,
lamanya waktu pemaparan bising, kerentanan individu, jenis kelamin,
usia, kelainan di telinga tengah, area tempat kerja, lamanya bekerja
dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
e. Kecepatan aliran udara
1) Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak cukup, sesuai
persyaratan kesehatan).
2) Tidak ada pemeliharaan AC secara berkala.
2. Kimia

8
1. Partikel debu diameter 2,5µ (PM2,5) dan Partikel debu diameter 10µ
(PM10)
Secara umum PM2,5 dan PM10 timbul dari pengaruh udara luar
(kegiatan manusia akibat pembakaran dan aktifitas industri). Sumber
dari dalam rumah antara lain dapat berasal dari perilaku merokok,
penggunaan energi masak dari bahan bakar biomasa, dan penggunaan
obat nyamuk bakar.

2. Sulfur dioksida (SO2)


1) Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi dan
batu bara.
2) Merokok di dalam rumah
3. Nitrogen dioksida (NO2)
1) Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi dan
batu bara.
2) Merokok di dalam rumah.
4. Karbon monoksida (CO)
1) Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi, dan
batu bara.
2) Merokok di dalam rumah.
5. Karbon dioksida (CO2)
1) Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi, dan
batu bara
2) Merokok di dalam rumah
3) Kepadatan penghuni dalam ruang tinggi
6. Timbal (Plumbum = Pb)
1) Cat yang bahan dasarnya mengandung Pb

9
2) Gas timbal dapat pula berasal dari luar rumah

7. Ozon (O3)
Penggunaan bahan perusak ozon (BPO) yang mengandung atom klor
dan brom. BPO yang memberikan kontribusi paling besar terhadap
kerusakan lapisan ozon terutama adalah kelompok klorofluorokarbon
(CFC) yang banyak digunakan pada kegiatan industry maupun
domestik
8. Hidrokarbon (HC)
1) Orang yang tinggal atau bekerja di dekat jalan raya atau industri
akan memiliki risiko paparan hidrokarbon yang lebih tinggi.
2) Orang yang merokok akan memiliki risiko paparan hidrokarbon
yang lebih tinggi karena asap rokok mengandung hidrokarbon.
3) Orang yang berolahraga di luar ruangan pada hari-hari yang cerah
dan berangin akan memiliki risiko paparan hidrokarbon yang lebih
tinggi karena konsentrasi hidrokarbon di udara biasanya lebih
tinggi pada hari-hari tersebut
3. Biologi
1) Serangga
2) Bakteri
3) Kutu binatang peliharaan
4) Jamur
5) Serbuk sari yang masuk kedalam ruang
6) Bakteri Legionella yang berasal dari soil borne yang menembus
dalam ruang
7) Alga yang tumbuh dekat kolam/danau masuk ke dalam ruangan
melalui hembusan angin

10
8) Serangga di luar ruang yang dapat menembus bangunan tertutup
9) Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang dengan kelembaban
tinggi, maka spora jamur akan meningkat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis risiko pencemaran udara adalah proses untuk menilai risiko kesehatan
dan lingkungan yang disebabkan oleh polutan udara. Analisis risiko ini dapat
digunakan untuk membuat keputusan tentang kebijakan dan tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi pencemaran udara dan melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan
B. Saran
Dengan menerapkan analisis risiko pencemaran udara secara efektif, kita dapat
mengurangi dampak negatif pencemaran udara dan melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Jainal, dkk. 2019. Pengaruh dampak pencemaran udara terhadap kesehatan
untuk menambah pemahaman masyarakat awam tentang bahaya polusi udara.
Online. https://snf.fmipa.unri.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/18.-OFMI-
3002.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2019. Keterkaitan pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon. Online.
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/Keterkaitan_pemanasan
_global_dan_kerusakan_lapisan_ozon.oke.pdf. Diakses pada tanggal Oktober
2023
Anonim. 2020. Dampak ozon terhadap kesehatan dan lingkungan. Online.
https://translate.google.com/translate?u=https://ww2.arb.ca.gov/resources/fact-
sheets/health-effects-ozone&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search.
Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2020. BAB I: PENDAHULUAN. Online.
http://scholar.unand.ac.id/24894/2/BAB%201.pdf. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2023
Anonim. 2021. BAB I (PENDAHULUAN). Online.
http://scholar.unand.ac.id/23717/2/BAB%201%20%28PENDAHULUAN
%29.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Anonim. 2022. Pemantauan kualitas udara. Online.
https://dlh.tegalkota.go.id/pemantauan-kualitas-udara/#:~:text=Udara
%20merupakan%20salah%20satu%20faktor,mempertahankan%20kelestarian
%20serta%20keberlangsungan%20kehidupan. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2023
Dlh Admin. 2019. Sumber penyebab dan pencemaran udara. Online.
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sumber-penyebab-dan-
pencemaran-udara-48. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023

12
Menteri kesehatan republic Indonesia. 2011. Peraturan menteri kesehatan republic
Indonesia nomor 1077/menkes/per/V/2011 tentang pedoman penyehatan udara
dalam ruang rumah. Online.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.
%201077%20ttg%20Pedoman%20Penyehatan%20Udara%20Dalam
%20Ruang%20Rumah.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
Nadhil ahmad, dkk. 2021. Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap rasio kelembaban
dan entalpi. Online.
https://jurnal.ft.umi.ac.id/index.php/losari/article/download/311/190/
#:~:text=Tinggi%20rendahnya%20kelembaban%20udara%20di,penyinaran
%20dan%20vegetasi%20(1). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023
R Rahma. 2021. Faktor pencemaran udara. Online.
https://www.gramedia.com/literasi/faktor-pencemaran-udara/. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2023
Uin Suska. 2021. BAB II LANDASAN TEORI. Online. https://repository.uin-
suska.ac.id/18459/7/7.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2023

13

Anda mungkin juga menyukai