Disusun Oleh :
1. Alda Sabrina Azizi Hasib P27825020001
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengendalian Infeksi Silang APD
Wajah” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten dosen, teman-teman, serta
semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berusaha dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan-
laporan praktikum penulis selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................i
Kata pengantar..................................................................ii
Daftar isi.............................................................................iii
Uraian Materi
A. Latar belakang...........................................................1
B. Tujuan Pratikum........................................................2
C. Metode Pratikum.......................................................2
D. Prosedur Pratikum....................................................
E. Hasil dan Kesimpulan...............................................
F. Logbook Harian.........................................................
G. Dokumentasi Pratikum.............................................
PENGENDALIAN INFEKSI SILANG
A. Latar Belakang
Infeksi silang dalam kedokteran gigi adalah penyebaran penyebab penyakit diantara
pasien, dokter gigi, dan petugas kesehatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan gigi
(Mulyanti,2012). Dalam menjalankan profesinya tenaga kesehatan gigi tidak lepas dari
kemungkinan untuk berkontak secara langsung atau tidak langsung dengan
mikroorganisme dalam rongga mulut (termasuk saliva dan darah) pasien. Sebagai hasil
pemajanan yang berulang kali terhadap mikroorganisme yang ada dalam rongga mulut,
insidensi terjangkit penyakit infeksi lebih tinggi pada praktik kedokteran gigi. Apabila
tidak dilakukan pengendalian Infeksi yang efektif dapat mengakibatkan orang lain,
termasuk keluarga tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan pasien lain,
menghadapi risiko terkena penyakit infeksi (Kemenkes RI, 2012).
Menurut Kementrian Kesehatan tahun 2012, infeksi silang dapat terjadi di tempat
pelayanan kesehatan gigi melalui 4 cara, diantaranya pasien ke tenaga pelayanan
kesehatan gigi, tenaga pelayanan kesehatan gigi ke pasien, pasien ke pasien dan tempat
pelayanan kesehatan gigi ke komunitas masyarakat, termasuk di dalamnya keluarga dari
tenaga pelayanan kesehatan gigi.
Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu bekerja sesuai dengan standar pelayanan kedokteran gigi di Indonesia, yaitu
melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Prosedur pelaksanaan tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tersebut harus dilaksanakan pada semua praktik
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di seluruh Indonesia. Dokter gigi harus dapat
memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di dalam lingkungannya mempunyai
pengetahuan dan mendapatkan pelatihan tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Hal tersebut termasuk kebersihan tangan, disinfeksi dan sterilisasi peralatan serta bahan
yang digunakan. Teknik pembersihan, 3 disinfeksi dan sterilisasi harus sesuai dengan
perkembangan keilmuan dan secara rutin dilakukan monitoring (Kemenkes RI,2012).
Setiap dental unit memiliki potensi sebagai perantara dalam proses infeksi silang
sehingga dokter gigi maupun pasien memiliki risiko tinggi terhadap paparan infeksi
silang (Guida et al., 2012 cit TH.Novia,2016).
Pusat kesehatan masyarakat merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang sangat penting di Indonesia yang memberikan pelayanan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan kepada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok dan langsung berada dalam
pengawasan administratif maupun teknis dari dinas kabupaten (Entjang,2000 cit Steven
2014)..
3. MILLATUN HASANAH
Face shield itu di kapan harus di ganti pada saat pelayanan perawatan gigi, apakah
setiap ganti pasien atau gimana. Bagaimana ciri2 face sheal rusak, sehingga harus
segera di ganti?
Jawaban:
Face shield harus diganti ketika selesai melakukan tindakan dari 1 pasien. Tetapi
penggunaan face shield bias berulang kali dengan syarat harus di disinfeksi terlebih
dahulu dengan alcohol 70%
F. Logbook Harian :
Tanggal Praktik : 12 April 2021-16 April 2021
Jam / Sesi Praktik : 07.30-16.30
No Uraian Kegiatan Paraf pembimbing
1 Presentasi Kelompok APD Wajah
2 Presentasi Kelompok APD Tangan
3 Presentasi Kelompok APD Kepala
4 Presentasi Kelompok APD Badan
5 Presentasi Kelompok APD Kaki
Note : kolom paraf pembimbing / pengawas dibuat kosongan, karena akan di paraf
pembimbing pada saat hardfile dikumpulkan
G. Foto Dokumentasi