Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP


INTERNA 1 RSUD KOTA MALANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns. Ike Nesdia R., S.Kep., M.Kep

Oleh: Kelompok 1

1. Farizka Ari Aisyah 195070209111005


2. Bella Cendie Asteria 195070209111006
3. Rahani Ayu Amalia 195070209111011
4. Wardatul Ummah 195070209111021
5. Dinda Amalia Okvie P 195070209111022
6. Sunarmi 195070209111023
7. Inggit Fatharani Ashari 195070209111026
8. Anis Mahruniya 195070209111027
9. Nabilah Alwafi Tali Sukma 195070209111028
10. Vita Azlina 195070209111030
11. Muhammad Irbat Malan 195070209111033
12. Hidah Rohmahwati 195070209111034
13. Zuhliqatin Nauratuz Z 195070209111039
14. Syahda Juvenil P 195070209131001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kami mampu menyelesaikan Laporan Praktikum
Pengkajian Sasaran Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Interna 1 RSUD Kota
Malang ini dengan Ridho-Nya serta dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan-Nya tugas ini
mampu kami selesaikan sesuai tempo yang telah diberikan. Segala kesulitan, kepenatan,
kejenuhan, dan kemalasan telah mampu kami perangi dalam menyusun Laporan ini
dengan harapan hasil baik yang akan kami peroleh nantinya. Laporan ini ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Dalam penyusunan Laporan ini tentunya penyusun tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, sehingga penyusun mengucapkan terimakasih terhadap segala bantuan
yang diberikan kepada penyusun. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Ns. Ike Nesdia R., S.Kep., M.Kep selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan, penulis memohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan ini. Akhirnya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 06 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat........................................................................................................................ 1
BAB II..................................................................................................................................... 2
HASIL PENGKAJIAN............................................................................................................. 2
2.1 Sasaran Keselamatan Pasien 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Benar....................2
2.2 Sasaran Keselamatan Pasien 2: Meningkatan Komunikasi yang Efektif.....................2
2.3 Sasaran Keselamatan Pasien 3: Meningkatkan keamanan Obat-obatan diwaspadai..2
2.4 Sasaran Keselamatan Pasien 4: Memastikan Lokasi Prosedur Pembedahan Benar. .2
2.5 Sasaran Keselamatan Pasien 5: Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan...........2
2.6 Sasaran Keselamatan Pasien 6: Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh..............2
BAB III.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 3
3.1 SKP 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Benar............................................................3
3.2 SKP 2: Meningkatan Komunikasi yang Efektif.............................................................3
3.3 SKP 3: Meningkatkan keamanan Obat-obatan diwaspadai.........................................3
3.4 SKP 4: Memastikan Lokasi Prosedur Pembedahan Benar..........................................3
3.5 SKP 5: Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan...................................................3
3.6 SKP 6: Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh.....................................................3
BAB IV.................................................................................................................................... 4
PENUTUP.............................................................................................................................. 4
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 4
4.2 Saran................................................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 5
Lampiran Wawancara Pengkajian Sasaran Keselamatan Pasien..........................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
Dengan dilaksanakan pengkajian fungsi manajemen keperawatan ini diharapkan akan
memberikan manfaat kepada mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam melaksanakan pengkajian sasaran keselamatan
pasien di lapangan
b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru di lapangan dalam hal pengkajian
sasaran keselamatan pasien

1
BAB II
HASIL PENGKAJIAN

2.1 Sasaran Keselamatan Pasien 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Benar


Dari hasil wawancara didapatkan bahwa bentuk identifikasi pasien di ruangan
menggunakan 3 identitas, yaitu nama, tanggal lahir, dan rekam medis. Gelang tersebut
meliputi gelang identitas dan gelang resiko. Gelang identitas terdiri dari gelang warna biru
untuk pasien laki-laki dan warna merah muda untuk pasien perempuan. Sedangkan gelang
resiki yaitu berwarna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh, merah digunakan oleh
pasien yang memiliki alergi tinggi terhadap obat dan warna hijau digunakan oleh pasien
dengan alergi latek dan gelang ungu untuk pasien dengan DNR. Untuk mengidentifikasi
sebelum melakukan tindakan keperawatan seperti pemberian obat, darah atau produk
darah, perawat menanyakan nama pasien.
contoh : selamat siang pak, boleh bapak menyebutkan namanya siapa, tanggal lahir,
selanjutnya perawat meminta izin untuk melihat gelangnya. Setelah cocok antara nama dan
gelang identitas kemudian perawat melakukan tindakan pemberian obat, darah dan
melakukan transfusi darah sesuai dengan identiatas.

2.2 Sasaran Keselamatan Pasien 2: Meningkatan Komunikasi yang Efektif


Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sistem pelaporan pasien ruangan yang
dilakukan oleh perawat ke dokter menngunakan via telpon dengan prosedur singkat sebagai
berikut:
- Perawat melakukan asesmen terlebuh dahulu sebelum menelpon dokter
- Perawat menyiapkan segala sesuatu (rekam medik, hasil pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan penunjang lainnya )
- Perawat menghubungi dokter dan menyampaikan pesan dengan menggunakan teknik
SBAR.
- Setelah mendapat instruksi dari dokter perawat mencatat dalam CPPT, setelah
mencatat perawat membaca kembali (read back) instruksi yang diberikan tadi, apabila
ada pemberian obat maka baiknya dikomunikasi secara speling. Setelah itu mencatat di
CPPT dengan melengkapi tanggal, jam, nama serta tanda tangan dari perawat tersebut.
Keesokan harinya dokter memverifikasi di lembaran CPPT dengan membubuhi nama
dan tanda tangan.

2
2.3 Sasaran Keselamatan Pasien 3: Meningkatkan keamanan Obat-obatan diwaspadai
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ruang ini adalah ruangan bangsal yang
tidak tersedia obat-obatan high alert. Apabila ada pasien yang menggunakan obat high alert
maka obat tersebut telah diberi label dari farmasi dengan tullisan “High Alert” berwarna
merah. Ruangan ini melaksanakan 6B ysng sesuai kebijakan RS

2.4 Sasaran Keselamatan Pasien 4: Memastikan Lokasi Prosedur Pembedahan Benar


Dari hasil wawancara didapatkan bahwa prosedur persiapan pasien sudah sesuai
dengan kebijakan yang berlaku di RS, yaitu: pasien dijelaskan terkait prosedur operasi oleh
DPJP/operator, sebelum pasien dilakukan operasi pasien diberi marking site/penandaan
lokasi operasi, sebelum pasien dibawa ke kamar operasi dilakukan premedikasi di ruangan
premedikasi dan diidentifikasi kembali, di ruangan operasi juga menggunakan check list
berupa sign in, time out dan sign out. Dimana check list diatas adalah sebuah proses untuk
melakukan verifikasi praoperasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar dan fungsional

2.5 Sasaran Keselamatan Pasien 5: Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan


Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa diruangan selalu melaksananakan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi diantaranya sebagai berikut
- Ruangan sediakan fasilitas untuk cuci tangan (hand wash dan handrup)
- Semua petugas di ruangan kami selalu budayakan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen
cuci tangan
- Semua petugas rutin melakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan di ruagan dan
datanya kami berikan ke komite PPI
Budaya cuci tangan ini juga selalu disosialisasikan dan edukasi ke pasien dan
keluarga pasien. Ruangan menyeediakan fasilitas hand wash di setiap tempat tidur pasien
dan di pintu masuk ruangan dan juga memasang banner di tempat cuci tangan agar mudah
di pahami oleh setiap pasien maupun pengunjung rumah sakit.

2.6 Sasaran Keselamatan Pasien 6: Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh


Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa Semua pasien yang ada di ruangan
selalu dilakukan asesmen terkait resiko jatuh. Form asesmen ada di lembar rekam medis.
Setelah dilakukan asesmen apabila skoringnya menunjukkan resiko tinggi, maka dilakukan
intervensi pencegahan resiko jatuh diantaranya sebagai berikut:
- Memasang gelang berwarna kuning
- Memberikan edukasi terkait pembatasan mobilisasi

3
- Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien misalnya memasang pembatas tempat
tidur, menghindari lantai yang licin, dan bantu pasien dalam mobilisasi.
Untuk pelaksanaan asesmen pasien dilakukan pada saat pasien masuk, namun
pada kondisi-kondisi tertentu dilakukan asesmen lagi, misalnya pasien dengan post operasi,
pasien post amputasi, pasien yang diberikan obat sedasi, pasien yang mengalami
penurunan kesadaran.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SKP 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Benar


3.2 SKP 2: Meningkatan Komunikasi yang Efektif
3.3 SKP 3: Meningkatkan keamanan Obat-obatan diwaspadai
3.4 SKP 4: Memastikan Lokasi Prosedur Pembedahan Benar
3.5 SKP 5: Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan
3.6 SKP 6: Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh

5
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

7
Lampiran Wawancara Pengkajian Sasaran Keselamatan Pasien
Narasumber: M. Irbat Malan

1. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien


Supervisor : Assalamualaikum Pak Maaf mengganggu waktunya, perkenalkan
saya supervisor, ingin bertanya mengenai sasaran keselamatan pasien yang
diterapkan di ruangan bapak. Apakah bapak bersedia ?
Karu : Waalaikum salam…Iya saya bersedia
Supervisor : Baik terima kasih kalau begitu bisa kita muali sekarang
Karu : Iya, bisa
Supervisor : Apakah di ruangan bapak ada bentuk identifiaksi pasien?
Karu : Iya, Ada
Supervisor : Bagaimana bentuk identifikasi pasien di ruangan?
Karu : Di ruangan saya pasien di identifikasi menggunakan tiga identitas,
yaitu nama, tanggal lahir, dan rekam medik.
Supervisor : Dimana saya bisa melihat identias tersebut dan bentuk identitasnya
seperti apa?
Karu : Identitas pasien yang kami gunakan adalah berupa gelang yaitu ada
2 yaitu gelang identitas dan gelang resiko. Gelang identitas terdiri dari
gelang warna biru untuk pasien laki-laki dan warna merah muda untuk pasien
perempuan. Sedangkan gelang resiki yaitu berwarna kuning untuk pasien dengan
resiko jatuh, merah digunakan oleh pasien yang memiliki alergi tinggi terhadap obat
dan warna hijau digunakan oleh pasien dengan alergi latek dan gelang ungu
untuk pasien dengan DNR.
Supervisor : Bagaimana cara memasang gelang kepada pasien
Karu : Setelah mendapatkan lembaran rekam medik dan gelang dari bagian
admintion, perawat menghampiri pasien dan menjelaskan tentang prosedur
penggunaan gelang identitas. Dimana pasien diinfokan terkait penggunaan
gelang, pasien dijelaskan selama di RS gelang harus selalu terpasang tidak bisa
terlepas, apabila gelang rusak dan tidak terbaca maka segera lapor dan diganti dan
menjelaskan ke pasien bahwa pada gelang terdapat identitas nama, tanggal lahir,
dan rekam medik .kami juga menjelaskan kepada pasien bahwa perawat akan selalu
menanyakan identitas pasien setiap melakukan tindakan, untuk itu pasien diminta
kooperatif dalam melaksananakan hal ini.
Supervisor : Bagaimana diruangan saudara mengidentifikasi sebelum pemberian
obat, darah atau produk darah
Karu : Dalam mengidentifikasi pasien, perawat menanyakan nama pasien,

8
contoh : selamat siang pak, boleh bapak menyebutkan namanya siapa, tanggal
lahir, selanjutnya perawat meminta izin untuk melihat gelangnya. Setelah cocok
antara nama dan gelang identitas kemudian perawat melakukan tindakan pemberian
obat, darah dan melakukan transfusi darah sesuai dengan identiatas.

2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)


Supervisor : Bagaimana sistem pelaporan pasien via telpon di ruangan bapak
Karu : Bila ada pasien yang dilaporkan oleh perawat ke dokter
menggunakan via telpon dengan prosedur singkat sebagai berikut :
- Perawat melakukan asesmen terlebuh dahulu sebelum menelpon dokter
- Perawat menyiapkan segala sesuatu (rekam medik, hasil pemeriksaan
laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya )
- Perawat menghubungi dokter dan menyampaikan pesan dengan menggunakan
teknik SBAR.
- Setelah mendapat instruksi dari dokter perawat mencatat dalam CPPT, setelah
mencatat perawat membaca kembali (read back) instruksi yang diberikan tadi,
apabila ada pemberian obat maka baiknya dikomunikasi secara speling. Setelah
itu mencatat di CPPT dengan melengkapi tanggal, jam, nama serta tanda tangan
dari perawat tersebut. Keesokan harinya dokter memverifikasi di lembaran CPPT
dengan membubuhi nama dan tanda tangan.
-
3. Standar III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
Supervisor : Bagaimana kewaspadaan pengggunaan obat di ruangan ini
Karu : Diruanag ini dalah ruangan bangsal biasa yang tidak tersedia obat-
obat high alert. Apabila ada pasien yang menggunakan obat-obat high alert maka di
order dengan menggunakan resep. Apabila ada obat high alert maka obat tersebut
telah dilabel dari farmasi dengan high alert berwarna merah.
Supervisor : Bagaimana pelaksana 5B/6B/7B di ruangan ini?
Karu : ruangan menyesuaikan kebijakan RS menggunakan 6B

4. Sasaran IV : Kepastian tentang tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
Supervisor : Bagaimana persiapan pasien sebelum ke ruang Bedah
Karu : Sesuai dengan kebijakan yang berlaku di RS ini, setiap pasein yang
akan di operasi mempunyai prosedur sebagai berikut:
- Pasien dijelaskan terkait prosedur operasi oleh DPJP (operator)
- Sebelum pasien dilakukan operasi, pasien diberi marking site atau penandaan
lokasi operasi

9
- Sebelum pasien di bawa ke kamar operasi dilakukan premedikasi di ruangan
premedikasi dan diidentifikasi kembali.
Supervisor : Bagaimana dengan di ruangan operasi nanti?
Karu : Kalau di ruangan operasi nanti menggunakan check list berupa sign
in, time out dan sign out. Dimana check list diatas adalah sebuah proses untuk
melakukan verifikasi praoperasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar dabn
fungsional.

5. Standar V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Supervisor : Bagaimana ruangan ini melaksanakan pencegahan infeksi
Karu : Di ruangan kami selalu melaksananakan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi diantaranya sebagai berikut
- Kami sediakan fasilitas untuk cuci tangan (hand wash dan handrup)
- Semua petugas di ruangan kami selalu budayakan cuci tangan 6 langkah dan 5
momen cuci tangan
- Kami rutin melakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan di ruagan dan datanya
kami berikan ke komite PPI
Supervisor : Apakah cuci tangan ini berlaku hanya untuk petugas saja?
Karu : Budaya cuci tangan ini juga kami sosialisasikan dan edukasi ke
pasien dan keluarga pasien. Kami sediakan fasilitas hand wash di setiap tempat
tidur pasien dan di pintu masuk ruangan. Kami juga memasang banner di
tempat cuci tangan agar mudah di pahami

6. Sasaran VI : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Supervisor : Bagaimana pelaksanaan identifikasin resiko jatuh pada pasien di
ruangan ini?
Karu : Semua pasien yang ada di ruangan kami, kami lakukan asesmen
terkait resiko jatuh. Form asesmen ada di lembar rekam medic. Setelah kami
lakukan asesmen apabila skoringnya menunjukkan resiko tinggi, maka kami akan
melakukan intervensi pencegahan resiko jatuh diantaranya sebagai berikut:
- Memasang gelang berwarna kuning
- Memberikan edukasi terkait pembatasan mobilisasi
- Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien misalnya memasang pembatas
tempat tidur, menghindari lantai yang licin, dan bantu pasien dalam mobilisasi.
Supervisor : Apakah asesmen resiko jatuh dilaukan sekali saja atau bagaimana
Karu : Asesmen pasien kami lakukan pada saat pasien masuk, namun

10
pada kondisi-kondisi tertentu kami akan melakukan asesmen lagi, misalnya pasien
dengan post operasi, pasien post amputasi, pasien yang diberikan obat sedasi,
pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

11

Anda mungkin juga menyukai