Disusun Oleh:
AGUS TRIONO
NIM. 175070209111073
Halaman
ii
3.6 Tindakan pada Keluarga.......................................................................60
3.7 Tindakan Kolaborasi.............................................................................60
3.8 DISCHARGE PLANNING.....................................................................62
3.9 Evaluasi................................................................................................65
3.10 Rencana Tindak Lanjut.........................................................................65
iii
6.4 Kondisi Klinis Terkait (Patofisiologi)......................................................94
6.5 Patofisiologi..........................................................................................95
6.6 Tujuan Asuhan Keperawatan...............................................................95
6.7 Tindakan Keperawatan.........................................................................96
6.8 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)........................................100
6.9 Evaluasi..............................................................................................102
6.10 Rencana Tindak Lanjut.......................................................................104
iv
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1: DEFISIT PERAWATAN DIRI
1.1 Pengertian
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri. Diagnosa ini dispesifikan menjadi salah satu atau lebih dari (NANDA,
2018) :
1. Mandi; ketidakmampuan melakukan pembersihan diri saksama secara
mandiri.
2. Berpakaian; ketidakmapuan untuk mengenakan atau melepaskan
pakaian secara mandiri.
3. Makan; ketidakmampuan makan secara mandiri.
4. Eliminasi; ketidakmampuan untuk melakukan secara mandiri tugas yang
berkaitan dengan eliminasi fecal dan urin.
1.2 Penyebab
1. Gangguan muskuloskletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan / atau psikotik
5. Penurunan motivasi / minat (SDKI, 2017).
1
1.3 Tanda Gejala
Subjektif
1. Menolak melakukan perawatan diri
Objektif
1. Tidak mampu mandi / mengenakan pakaian / makan / kekamar
mandi / eliminasi.
2. Minat melakukan perawatan diri kurang (SDKI, 2017).
2
- Ketidakmampuan mencapai toilet
- Ketidakmampuan naik ke toilet
- Ketidakmampuan untuk duduk di toilet
Hambatan mobilitas
fisik
Afektif:
NOC: Pembuatan Keputusan
NOC: Kepuasan klien: lingkungan fisik
Psikomotor:
NOC: Perawatan diri: eliminasi
NOC: Perawatan diri: berpakaian
NOC: Perawatan diri: makan
NOC: Perawatan diri: mandi
3
1.6 Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada klien
Mandi
NIC:
- Bantuan perawatan diri: mandi/ kebersihan
- Perawatan telinga
- Perawatan mata
- Perawatan kaki
- Perawatan rambut dan kulit kepala
- Perawatan kuku
- Perawatan kesehatan mulut
Berpakaian
NIC:
- Bantuan perawatan diri: berpakaian/ berdandan
- Managemen lingkungan
Makan
NIC:
- Pemberian makan
- Pemeliharaan kesehatan mulut
- Bantuan perawatan diri: pemberian makan
- Terapi menelan
Eliminasi
NIC:
- Bantuan perawatan diri: eliminasi
- Managemen saluran cerna
- Managemen lingkungan
-
b. Tindakan pada keluarga
Mandi
NIC:
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan emosional
- Pengaturan tujuan saling menguntungkan
- Pengajaran individu
Berpakaian
4
NIC:
- Pengajaran: individu
Makan
NIC:
- Pengajaran: individu
- Peningkatan latihan
Eliminasi
NIC:
- Pengajaran: individu
Eliminasi
NIC:
- Managemen cairan
- Managemen pengobatan
- Managemen nutrisi
- Bantuan pasien untuk pemberian analgesik
- Pemberian enema
- Managemen nyeri
5
1.8 Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi
Dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x...jam, MANDI
diharapkan klien tidak menunjukkan tanda deficit perawatan diri Bantuan perawatan diri :
mandi/kebersihan
Kriteria Hasil :
1. Tentukan jumlah dan tipe
NOC: Status Perawatan Diri terkait dengan bantuan yang
diperlukan
NO Indikator Skala Skala Keterangan skala target 2. Letakkan handuk, sabun,
Awal Target deodoran, alat bercukur, dan
acesoris lain yang di
1 Mandi 5 1: Sangat terganggu perlukan di sisi tempat tidur
2 Berpakaian 2: Banyak terganggu atau kamar mandi
3. Sediakan lingkungan yang
3 Makan 3: Cukup terganggu terapeutik dengan
4 Mempertahankan 4: Sedikir terganggu memastikan kehangatan,
suasana rileks, privasi, dan
kebersihan diri 5: Tidak terganggu pengalaman pribadi
4. Fasilitasi pasien untuk
menggosok gigi dengan
tepat
5. Fasilitasi pasien untuk mandi
sendiri, dengan tepat
6. Monitor integritas kulit pasien
7. Berikan bantuan sampai
NOC: Perawatan Diri : Mandi pasien benar-benar mampu
merawat diri secara mandiri
6
NO Indikator Skala Skala Keterangan
saat ini Target Skala target
Perawatan telinga
1 Masuk ke kamar 5 1: Sangat terganggu 1. Monitor fungsi auditori
2. Monitor tumpukan serumen
mandi 2: Banyak terganggu yang berlebihan
2 Menggunakan air 3: Cukup terganggu 3. Bersihkan telinga luar
dengan menggunakan
untuk mandi 4: Sedikir terganggu washlap yang di balut ke jari
3 Mendapatkan 5: Tidak terganggu tangan
4. Intruksikan klien untuk
persediaan mandi membersihkan telinga
4 Membasuh wajah 5. Angkat serumen yang
berlebihan dengan memutar
Membasuh badan bagian ujung lap sembari
Mandi dalam menarik daun telinga
kebawah
showe/bak
Perawatan mata
1. Monitor kemerahan, eksudat,
atau ulserasi pada mata
2. Lepaskan lensa kontak
dengan baik
3. Beri penutup mata alternative
untuk diplopia
4. Beri salep mata yang sesuai
7
5. Pakai pelembab ruangan
yang sesuai
perawatan kaki
1. Monitor tingkat hidrasi kaki
2. Periksa kulit untuk
mengetahui adanya iritasi,
retak lesi, katimumul,
kapalan, kecacatan atau
edema
3. Berikan rendaman kaki, jika
diperlukan
4. Keringkan sela jari dengan
seksama
5. Oleskan lotion
6. Bersihkan kuku
8
3. Sikat dan sisirkan rambut
dengan menggunakan sisir
bergigi jarang atau dengan
jari tangan, sesuai kebutuhan
Perawatan kuku
1. Monitor atau bantu {individu}
membersihkan kuku sesuai
dengan kemampuan
perawatan diri individu
2. Memonitor atau bantu
pemangkasan kuku sesuai
dengan kemampuan
perawatan diri individu
3. Memonitor perubahan
9
1 Memilih Baju 5 1: Sangat terganggu mengenai ketersediaan
pilihan pakaian
Memakai pakaian 2: Banyak terganggu
2. Sediakan pakaian pribadi,
2 bagian atas / bawah 3: Cukup terganggu dengan tepat
3. Jaga privasi saat pasien
3 Mengancingkan baju 4: Sedikir terganggu
berpakaian
4 Menggunakan kaus 5: Tidak terganggu 4. Letakkan pakaian kotor ke
tempat pencucian
kaki
5. Beri pasien riasan, jika perlu
5 Memakai sepatu
Melepas pakaian atas /
Manajemen lingkungan
bawah 1. Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien
2. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
3. Berikan kamar terpisah,
seperti di indikasikan
10
2 Memotong makanan 2: Banyak terganggu 2. Identifikasi adanya reflex
menelan jika di perlukan
3 Memakan makanan 3: Cukup terganggu
3. Atur lingkungan yang
menggunakan tangan/ 4: Sedikir terganggu menyenangkan selama
makan
sendok 5: Tidak terganggu
4. Lakukan kebersihan mulut
4 Minum menggunakan sebelum makan
5. Atur makanan sesuai dengan
cup / gelas
kesenangan pasien
5 Menelan makanan/
minuman
6 Menghabiskan Pemeliharaan kesehatan mulut
1. Lakukan perawatan mulut
makanan
secara rutin
2. Monitor tanda dan gejala
glossitis serta stomatitis
3. Berikan pelumas untuk
melembabkan bibir dan
mukosa oral, sesuai
kebutuhan
4. Monitor gigi yang meliputi
warna, kebersihan da nada
tidaknya tanda debris
5. Dorong dan bantu pasien
berkumur-kumur
11
Bantuan perawatan diri :
pemberian makan
1. Monitor kemampuan pasien
untuk menelan
2. Pastikan posisi pasien yang
tepat untuk memfasilitasi
mengunyah dan menelan
3. Berikan bantuan fisik, sesuai
kebutuhan
4. Berikan kebersihan mulut
sebelum makan
5. Berikan pengalas makan
6. Monitor berat badan pasien,
dengan tepat
Terapi menelan
1. Tentukan kemampuan
pasien untuk memfokuskan
perhatian pada
belajar/melakukan tugas
makan dan menelan
2. Hilangkan distraksi dari
lingkungan sekitarsebelum
bekerja dengan pasien
dalam proses belajar
menelan
12
3. Sediakan privasi bagi pasien,
jika di inginkan atau ada
indikasi
4. sediakan/gunakan alat bantu,
NOC: Perawatan Diri : Eliminasi sesuai kebutuhan
NO Indikator Skala Skala Keterangan
saat ini Target Skala target
ELIMINASI
1 Respon saat kandung 5 1: Sangat terganggu Bantuan perawatan diri:
kemih penuh 2: Banyak terganggu eliminasi
2 Mengosongkan 3: Cukup terganggu 1. lepaskan baju yang di
kandung kemih atau 4: Sedikir terganggu perlukan sehingga bisa
melakukan eliminasi
bowel 5: Tidak terganggu 2. bantu pasien ke toilet atau
3 Membasuh diri setelah tempat lain untuk eliminasi
pada interval waktu tertentu
eliminasi 3. pertimbangkan respon
pasien terhadap kurangnya
privasi
4. beri privasi selama eliminasi
5. ganti pakaian setelah
eliminasi
6. monitor integritas kulit pasien
13
1. Catat tanggal buang air
besar terakhir
2. Monitor buang air besar
termasuk frekuensi,
konsistensi, bentuk, volume,
dan warna, dengan cara
yang tepat
3. Monitor bising usus
4. Laporkan peningkatan
frekuensi dan/atau bising
usus bernada tinggi
5. Lapor berkurangnya bising
usus
6. Monitor adanya tanda-gejala
diare, konstipasi, dan
impaksi
7. Evaluasi inkontinensia fekal
seperlunya
8. Catat masalah BAB yang
sudah ada sebelumnya, BAB
rutin, dan penggunaan
laksatif
9. Masukkan supositoria rektal,
sesuai dengan kebutuhan
Manajemen lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang
14
aman bagi pasien
2. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
3. Berikan kamar terpisah,
seperti di indikasikan
15
No. Diagnosa Rencana Tindakan keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx. Keperawatan
Tgl
Defisit Perawatan MANDI Menentukan jumlah S = ….
Diri : Bantuan perawatan diri : bantuan yang diperlukan O=
mandi/kebersihan mandi/kebersihan Meletakkan handuk, sabun, Klien menunjukkan
deodoran dll yang di kegiatan
[Tindakan pada 1. Tentukan jumlah dan tipe terkait
perlukan di sisi tempat tidur membersihkan diri
pasien] dengan bantuan yang diperlukan
atau kamar mandi
8. Letakkan handuk, sabun,
Menyediakan lingkungan Tubuh klien tampak
deodoran, alat bercukur, dan
yang terapeutik dengan bersih
acesoris lain yang di perlukan di
memastikan kehangatan,
sisi tempat tidur atau kamar mandi
suasanan rileks dan privasi Klien dapat makan
9. Sediakan lingkungan yang
Memfasilitasi pasien untuk dengan atau tanpa
terapeutik dengan memastikan
mengosok gigi bantuan
kehangatan, suasana rileks,
Memfasilitasi pasien untuk
privasi, dan pengalaman pribadi
mandi sendiri Klien memakai
10. Fasilitasi pasien untuk menggosok
Memonitor integritas pasien pakaian dengan atau
gigi dengan tepat
Memberikan bantuan tanpa bantuan
11. Fasilitasi pasien untuk mandi
sampai pasien benar-benar
sendiri, dengan tepat
mampu merawat diri secara
12. Monitor integritas kulit pasien
mandiri
13. Berikan bantuan sampai pasien
benar-benar mampu merawat diri
secara mandiri
Memonitor fungsi auditori
Memonitor tumpukan
Perawatan telinga serumen yang berlebihan
1. Monitor fungsi auditori Membersihkan telinga luar
2. Monitor tumpukan serumen yang dengan menggunakan
berlebihan washlap
16
3. Bersihkan telinga luar dengan Mengintruksikan klien untuk
menggunakan washlap yang di membersihkan telinga
balut ke jari tangan Mengangkat serumen yang
4. Intruksikan klien untuk berlebihan
membersihkan telinga
5. Angkat serumen yang berlebihan
dengan memutar bagian ujung lap
sembari menarik daun telinga
kebawah
Memonitor kemerahan,
eksudat, atau ulserasi pada
Perawatan mata mata
1. Monitor kemerahan, eksudat, atau Melepaskan lensa kontak
ulserasi pada mata Memberi penutup mata
2. Lepaskan lensa kontak dengan alternative untuk diplopia
baik Memberikan salep mata
3. Beri penutup mata alternative Memberikan pelembab
untuk diplopia ruangan
4. Beri salep mata yang sesuai
5. Pakai pelembab ruangan yang
sesuai Memonitor tingkat hidrasi
kaki
perawatan kaki memeriksa kulit untuk
1. Monitor tingkat hidrasi kaki mengetahui adanya iritasi,
2. Periksa kulit untuk mengetahui retak lesi, katimumul,
adanya iritasi, retak lesi, kapalan, kecacatan atau
katimumul, kapalan, kecacatan edema
atau edema Memberikan rendaman kaki
3. Berikan rendaman kaki, jika Mengeringkan sela jari
diperlukan Mengoleskan lotion
17
4. Keringkan sela jari dengan Membersihkan kuku
seksama
5. Oleskan lotion
6. Bersihkan kuku Memonitor kondisi rambut
dan kulit kepala, termasuk
kelainan-kelainannya
Mencuci dan kondisikan
Perawatan rambut dan kulit kepala rambut, memijatkan
1. Monitor kondisi rambut dan kulit shampoo dan kondisioner
kepala, termasuk kelainan- kekulit kepala dan rambut
kelainannya menyikat dan sisirkan
2. Cuci dan kondisikan rambut, rambut dengan
memijatkan shampoo dan menggunakan sisir bergigi
kondisioner kekulit kepala dan jarang atau dengan jari
rambut tangan
3. Sikat dan sisirkan rambut dengan
menggunakan sisir bergigi jarang
atau dengan jari tangan, sesuai
kebutuhan
Memonitor atau bantu
{individu} membersihkan
kuku
Perawatan kuku Memonitor atau bantu
1. Monitor atau bantu {individu} pemangkasan kuku
membersihkan kuku sesuai Memonitor perubahan kuku
dengan kemampuan perawatan
diri individu
2. Memonitor atau bantu
pemangkasan kuku sesuai
dengan kemampuan perawatan
diri individu
18
3. Memonitor perubahan Menginformasikan pasien
mengenai ketersediaan
pilihan pakaian
Menyediakan pakaian
BERPAKAIAN pribadi
Bantuan perawatan diri : Berpakaian/ Menjaga privasi saat pasien
berdandan berpakaian
1. Informasikan pasien mengenai Meletakkan pakaian kotor
ketersediaan pilihan pakaian ke tempat pencucian
2. Sediakan pakaian pribadi, dengan Memberi pasien riasan
tepat
3. Jaga privasi saat pasien
berpakaian
4. Letakkan pakaian kotor ke tempat
pencucian
5. Beri pasien riasan, jika perlu Menciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien
Menyingkirkan benda-
Manajemen lingkungan benda berbahaya dari
1. Ciptakan lingkungan yang aman lingkungan
bagi pasien Memberikan kamar terpisah
2. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
3. Berikan kamar terpisah, seperti di Mengidentifikasi diet yang di
indikasikan sarankan
Mengidentifikasi adanya
reflex menelan jika di
perlukan
Mengatur lingkungan yang
MAKAN menyenangkan selama
Pemberian Makan makan
19
6. Identifikasi diet yang di sarankan Melakukan kebersihan
7. Identifikasi adanya reflex menelan mulut sebelum makan
jika di perlukan Mengatur makanan sesuai
8. Atur lingkungan yang dengan kesenangan pasien
menyenangkan selama makan
9. Lakukan kebersihan mulut Melakukan perawatan mulut
sebelum makan secara rutin
10. Atur makanan sesuai dengan Memonitor tanda dan gejala
kesenangan pasien glossitis serta stomatitis
Memberikan pelumas untuk
melembabkan bibir dan
mukosa oral
Pemeliharaan kesehatan mulut Memonitor gigi yang
6. Lakukan perawatan mulut secara meliputi warna, kebersihan
rutin da nada tidaknya tanda
7. Monitor tanda dan gejala glossitis debris
serta stomatitis Mendorong dan membantu
8. Berikan pelumas untuk pasien berkumur-kumur
melembabkan bibir dan mukosa
oral, sesuai kebutuhan
9. Monitor gigi yang meliputi warna,
kebersihan da nada tidaknya
tanda debris
10. Dorong dan bantu pasien
berkumur-kumur Memonitor kemampuan
pasien untuk menelan
Memastikan posisi pasien
yang tepat untuk
Bantuan perawatan diri : pemberian memfasilitasi mengunyah
makan dan menelan
7. Monitor kemampuan pasien untuk Memberikan bantuan fisik,
20
menelan sesuai kebutuhan
8. Pastikan posisi pasien yang tepat Memberikan kebersihan
untuk memfasilitasi mengunyah mulut sebelum makan
dan menelan Memberikan pengalas
9. Berikan bantuan fisik, sesuai makan
kebutuhan Memonitor berat badan
10. Berikan kebersihan mulut sebelum pasien, dengan tepat
makan
11. Berikan pengalas makan
12. Monitor berat badan pasien, Menentukan kemampuan
dengan tepat pasien untuk memfokuskan
perhatian pada
belajar/melakukan tugas
Terapi menelan makan dan menelan
5. Tentukan kemampuan pasien Menghilangkan distraksi
untuk memfokuskan perhatian dari lingkungan
pada belajar/melakukan tugas sekitarsebelum bekerja
makan dan menelan dengan pasien dalam
6. Hilangkan distraksi dari proses belajar menelan
lingkungan sekitarsebelum Menyediakan privasi bagi
bekerja dengan pasien dalam pasien, jika di inginkan atau
proses belajar menelan ada indikasi
7. Sediakan privasi bagi pasien, jika Menyediakan/menggunakan
di inginkan atau ada indikasi alat bantu
8. sediakan/gunakan alat bantu,
sesuai kebutuhan
Melepaskan baju yang di
perlukan sehingga bisa
melakukan eliminasi
Membantu pasien ke toilet
21
ELIMINASI atau tempat lain untuk
Bantuan perawatan diri: eliminasi eliminasi pada interval
waktu tertentu
7. lepaskan baju yang di perlukan
Mempertimbangkan respon
sehingga bisa melakukan
pasien terhadap kurangnya
eliminasi
privasi
8. bantu pasien ke toilet atau tempat
Memberi privasi selama
lain untuk eliminasi pada interval
eliminasi
waktu tertentu
Menganti pakaian setelah
9. pertimbangkan respon pasien
eliminasi
terhadap kurangnya privasi
Memonitor integritas kulit
10. beri privasi selama eliminasi
pasien
11. ganti pakaian setelah eliminasi
12. monitor integritas kulit pasien
22
15. Monitor adanya tanda-gejala fekal seperlunya
diare, konstipasi, dan impaksi Mencatat masalah BAB
16. Evaluasi inkontinensia fekal yang sudah ada
seperlunya sebelumnya, BAB rutin, dan
17. Catat masalah BAB yang sudah penggunaan laksatif
ada sebelumnya, BAB rutin, dan Memasukkan supositoria
penggunaan laksatif rektal, sesuai dengan
18. Masukkan supositoria rektal, kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan
Menciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien
Menyingkirkan benda-
benda berbahaya dari
lingkungan
Manajemen lingkungan Memberikan kamar terpisah
4. Ciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien
5. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
6. Berikan kamar terpisah, seperti di
indikasikan
23
dengan kebutuhan pada orang lain, sesuai
3. Fasilitasi pengambilan keputusan dengan kebutuhan
kolaboratif Memfasilitasi pengambilan
Dukungan emosional keputusan kolaboratif
1. Buat pernyataan yang mendukung Membuat pernyataan yang
dan berempati mendukung dan berempati
2. Dukung penggunaan mekanisme Mendukung penggunaan
pertahanan yang sesuai mekanisme pertahanan
3. Dengarkan/dorong ekspresi yang sesuai
keyakinan dan perasaan Mendengarkan/mendorong
ekspresi keyakinan dan
perasaan
24
yang positif istilah yang positif
3. Dukung penerimaan terkait Mendukung penerimaan
dengan tujuan parsial yang terkait dengan tujuan parsial
memuaskan yang memuaskan
4. Evaluasi kembali tujuan dan Mengevaluasi kembali
rencana, dengan cara yang tepat tujuan dan rencana
Pengajaran individu
1. bina hubungan baik
2. identifikasi tujuan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan Membina hubungan baik
pembelajaran Mengidentifikasi tujuan
3. tentukan urutan untuk menyajikan yang diperlukan untuk
informasi mencapai tujuan
4. pilih metode dan strategi pembelajaran
pengajaran yang tepat Menentukan urutan untuk
5. pilih material pendidikan yang menyajikan informasi
sesuai Memilih metode dan strategi
6. berikan lingkungan yang kondusif pengajaran
untuk belajar Memilih material pendidikan
7. sertakan keluarga dengan cara Memberikan lingkungan
yang tepat yang kondusif untuk belajar
Menyertakan keluarga
BERPAKAIAN
Pengajaran individu
1. bina hubungan baik
25
2. identifikasi tujuan yang diperlukan Membina hubungan baik
untuk mencapai tujuan Mengidentifikasi tujuan
pembelajaran yang diperlukan untuk
3. tentukan urutan untuk menyajikan mencapai tujuan
informasi pembelajaran
4. pilih metode dan strategi Menentukan urutan untuk
pengajaran yang tepat menyajikan informasi
5. pilih material pendidikan yang Memilih metode dan strategi
sesuai pengajaran
6. berikan lingkungan yang kondusif Memilih material pendidikan
untuk belajar Memberikan lingkungan
7. sertakan keluarga dengan cara yang kondusif untuk belajar
yang tepat Menyertakan keluarga
MAKAN
Pengajaran individu
1. bina hubungan baik
2. identifikasi tujuan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan Membina hubungan baik
pembelajaran Mengidentifikasi tujuan
3. tentukan urutan untuk menyajikan yang diperlukan untuk
informasi mencapai tujuan
4. pilih metode dan strategi pembelajaran
pengajaran yang tepat Menentukan urutan untuk
5. pilih material pendidikan yang menyajikan informasi
26
sesuai Memilih metode dan strategi
6. berikan lingkungan yang kondusif pengajaran
untuk belajar Memilih material pendidikan
7. sertakan keluarga dengan cara Memberikan lingkungan
yang tepat yang kondusif untuk belajar
Menyertakan keluarga
Peningkatan latihan
1. libatkan keluarga/orang yang
memberi perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan
program latihan
2. beri penguatan terjadwal untuk
meningkatkan motivasi individu
Melibatkan keluarga/orang
yang memberi perawatan
dalam merencanakan dan
meningkatkan program
latihan
Memberi penguatan
ELIMINASI
Pengajaran Individu terjadwal untuk
1. bina hubungan baik meningkatkan motivasi
2. identifikasi tujuan yang diperlukan
individu
untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3. tentukan urutan untuk menyajikan
informasi
4. pilih metode dan strategi
pengajaran yang tepat Membina hubungan baik
5. pilih material pendidikan yang Mengidentifikasi tujuan
27
sesuai yang diperlukan untuk
6. berikan lingkungan yang kondusif mencapai tujuan
untuk belajar pembelajaran
7. sertakan keluarga dengan cara Menentukan urutan untuk
yang tepat menyajikan informasi
Memilih metode dan strategi
pengajaran
Memilih material pendidikan
Memberikan lingkungan
yang kondusif untuk belajar
Menyertakan keluarga
28
3. Beritahu dokter jika tindakan tidak efektifitas tindakan
berhasil atau jika keluhan pasien pengontrolan nyeri yang
saat ini berubah signifikan dari pernah digunakan
pengalaman nyeri sebelumnya sebelumnya
4. Gunakan pendekatan multidisiplin Memberitahu dokter jika
untuk manajemen nyeri, jika tindakan tidak berhasil atau
sesuai jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya
29
penghentian, laju dasar dan dosis jenis narkotik yang akan
yang dibutuhkan sesuai dengan digunakan
respon pasien Mengkolaborasikan dengan
4. Konsultasikan dengan ahli nyeri di pasien dan keluarga untuk
klinik bagi pasien yang megalami memilih tipe alat infus PCA
kesulitan dalam mencapai yang sesuai
pengontrolan nyeri Mengkonsultasikan dengan
pasien, anggota keluarga
dan dokter untuk
menyesuaikan interval
penghentian, laju dasar dan
dosis yang dibutuhkan
sesuai dengan respon
pasien
Mengkonsultasikan dengan
ahli nyeri di klinik bagi
pasien yang megalami
BERPAKAIAN kesulitan dalam mencapai
Managemen nyeri pengontrolan nyeri
1. Lakukan pengkajian komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, Melakukan pengkajian
onset/durasi, frekuensi, kualitas, komprehensif yang meliputi
intensitas atau beratnya nyeri dan lokasi, karakteristik,
factor pencetus onset/durasi, frekuensi,
2. Evaluasi bersama pasien dan tim kualitas, intensitas atau
kesehatan lainnya, mengenai
30
efektifitas tindakan pengontrolan beratnya nyeri dan factor
nyeri yang pernah digunakan pencetus
sebelumnya Mengevaluasi bersama
3. Beritahu dokter jika tindakan tidak pasien dan tim kesehatan
berhasil atau jika keluhan pasien lainnya, mengenai
saat ini berubah signifikan dari efektifitas tindakan
pengalaman nyeri sebelumnya pengontrolan nyeri yang
4. Gunakan pendekatan multidisiplin pernah digunakan
untuk manajemen nyeri, jika sebelumnya
sesuai Memberitahu dokter jika
tindakan tidak berhasil atau
jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya
Menggunakan pendekatan
multidisiplin untuk
Bantuan pasien untuk mengontrol manajemen nyeri
pemberian analgesik
1. Berkolaborasi dengan dokter,
pasien dan anggota keluarga
31
dalam memilih jenis narkotik yang
akan digunakan Mengkolaborasikan dengan
2. Kolaborasi dengan pasien dan dokter, pasien dan anggota
keluarga untuk memilih tipe alat keluarga dalam memilih
infus PCA yang sesuai jenis narkotik yang akan
3. Konsultasikan dengan pasien, digunakan
anggota keluarga dan dokter Mengkolaborasikan dengan
untuk menyesuaikan interval pasien dan keluarga untuk
penghentian, laju dasar dan dosis memilih tipe alat infus PCA
yang dibutuhkan sesuai dengan yang sesuai
respon pasien Mengkonsultasikan dengan
4. Konsultasikan dengan ahli nyeri di pasien, anggota keluarga
klinik bagi pasien yang megalami dan dokter untuk
kesulitan dalam mencapai menyesuaikan interval
pengontrolan nyeri penghentian, laju dasar dan
dosis yang dibutuhkan
sesuai dengan respon
pasien
Mengkonsultasikan dengan
ahli nyeri di klinik bagi
pasien yang megalami
MAKAN kesulitan dalam mencapai
pengontrolan nyeri
Managemen nyeri
1. Lakukan pengkajian komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, Melakukan pengkajian
onset/durasi, frekuensi, kualitas, komprehensif yang meliputi
intensitas atau beratnya nyeri dan lokasi, karakteristik,
factor pencetus onset/durasi, frekuensi,
32
2. Evaluasi bersama pasien dan tim kualitas, intensitas atau
kesehatan lainnya, mengenai beratnya nyeri dan factor
efektifitas tindakan pengontrolan pencetus
nyeri yang pernah digunakan Mengevaluasi bersama
sebelumnya pasien dan tim kesehatan
3. Beritahu dokter jika tindakan tidak lainnya, mengenai
berhasil atau jika keluhan pasien efektifitas tindakan
saat ini berubah signifikan dari pengontrolan nyeri yang
pengalaman nyeri sebelumnya pernah digunakan
4. Gunakan pendekatan multidisiplin sebelumnya
untuk manajemen nyeri, jika Memberitahu dokter jika
sesuai tindakan tidak berhasil atau
jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya
Menggunakan pendekatan
Manajemen Nutrisi multidisiplin untuk
1. Tawarkan manakan ringan yang manajemen nyeri
padat gizi
2. Pastikan diet mencakup makanan Menawarkan manakan
33
tinggi kandungan serat untuk ringan yang padat gizi
mencegah konstipasi
Memastikan diet mencakup
3. Monitor kalori dan asupan
makanan tinggi kandungan
makanan
serat untuk mencegah
konstipasi
34
pemberian enema, dan
prosedur tindakannya, serta
efek samping yang mungkin
timbul
Melakukan pemberian
enema sesuai dengan SOP
Managemen pengobatan
1. Tentukan obat apa yang
diperlukan, dan kelola menurut
resep dan/ protokol
2. diskusikan masalah keuangan Mendiskusikan bersama
35
obat, baik efek terapeutik
dan efek samping
Memantau kepatuhan
pasien terhadap
pengobatan yang diberikan
dan kendala yang dialami
klien dalam melaksanakan
regimen pengobatan
36
1.9 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
NIC: Perencanaan pulang
- Bantu pasien/ keluarga/ orang terdekat lainnya untuk
mempersiapkan kepulangan
- Tentukan kemampuan pasien untuk pulang
- Kolaborasi dengan dokter, pasien/ keluarga/ orang terdekat
lainnya, dan anggota tim kesehatan lainnya dalam merencanakan
kelanjutan perawatan kesehatan
- Koordinasikan upaya dari berbagai penyedia layanan kesehatan
untuk memastikan kepulangan tepat waktu
- Identifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pasien
dan care giver utama setelah kepulangan
- Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di dalam catatan
keperawatan
- Rumuskan rencana perawatan pemeliharaan untuk tindak lanjut
setelah pemulangan
- Susun rencana evaluasi setelah kepulangan, dengan tepat
- Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri, yang tepat
- Atur pemberian dukungan kepada care giver, dengan tepat
- Diskusikan sumber daya finansial jika perawatan kesehatan
diperlukan setelah kepulangan
- Koordinasikan rujukan yang relevan kepada penyedia layanan
kesehatan.
37
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Pengetahuan Tindakan Pencegahan berulang Pertemuan keluarga Rencana Tindak Lanjut
Objektif
Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi
Pengertian Apakah anda Penam Apakah anda Nutrisi Makanan apa Pengawa Siapa yang akan 1. Menentukan Adakah
defisit mengalami kesulitan pilan rapi mengalami yang kira-kira san Obat menjadi PMO pasien? sarana fasilitas
perawatan
diri dalam melakukan Tidak kesulitan dalam menjadika anda pelayanan kesehatan
perawatan diri? ada bau Mandi, mengalami kesehatan yang mudah
badan berpakaian, kesulitan dalam Support Tindakan apa yang yang mudah dijangkau
Kulit, makan, atau buang air? system dilakukan keluarga dijangkau klien dan
Penyebab
defisit
Menurut anda apa rambut, buang air? Apakah anda untuk mempermudah keluarga?
perawatan yang menyebabkan dan kuku bisa makan klien melakukan
diri perawatan diri anda bersih secara mandiri? perawatan diri? Apakah
kurang? Jika klien mengalami 2. Menentukan obat sudah
Obat Adakah obat kesulitan dalam jadwal diminum
Tanda &
Gejala Bagaimana anda yang menjadikan perawatan diri, minum obat sesuai
Defisit mengetahui anda kesulitan adakah anggota jadwal?
perawatan perawatan diri anda buang air? keluarga yang bisa (cek sisa
diri telah terpenuhi ? Adakah efek membantu? obat)
samping obat
Penata Jika anda merasa yang membuat
laksanaan kurang melakukan anda merasa
perawatan diri, apa lemah?
yang akan anda
lakukan ? Lingku Bagaimana anda
ngan dan keluarga
Komplikasi Apakah muncul menciptakan
masalah baru yang lingkungan yang
38
anda rasakan akibat dapat
dari kurangnya memudahkan
perawatan diri anda untuk
anda? melakukan
perawatan diri?
Pencegah
an
Apa yang dapat
anda lakukan agar
perawatan diri anda
dapat terpenuhi?
39
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
PPNI.2017. Standar Diagnosis Keperawatan indonesia:Definisi dan indikator
diagnostik.Jakarta: PPNI
40
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2: NYERI AKUT
2.1 Pengertian
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(International Association for The Study of Pain) awitan yang tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau
2.2 Penyebab
Agen cedera Biologis (misalnya inflamasi, iskemia, neoplasma)
1. Mengeluh nyeri
Obyektif:
1. Tampak meringis
2. Bersikap proktetif (misalnya waspada, posisi menghindar nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
41
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
dan bradikinin) sebagai vasodilator yang kuat -> edema, kemerahan dan nyeri serta
perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik, -> proses transmisi (transmission)
yakni ketika energi listrik mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A
dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari spinal
cord -> ke otak melalui spinothalamic tracts -> thalamus dan pusat-pusat yg lebih
42
Pathway Nyeri Akut
Otak
(Korteks Somatosensorik)
↓
Persepsi Nyeri
↓
Nyeri Akut
43
2. Ansietas
Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas. Stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik
yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik
dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau
menghilangkan nyeri.
3. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.
Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan
mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan makna
dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya.
4. Usia
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini
dapat mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak
yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri.
5. Efek plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet,
kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas gula,larutan
salin normal, dan atau air biasa. Karena plasebo tidak memiliki efek farmakologis,
obat ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorfin
dalam sistem kontrol desenden, sehingga menimbulkan efek penurunan nyeri.
44
Pasien menyebutkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 – 10. Titik 0 berarti
tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak tertahankan. NRS
digunakan jika ingin menentukan berbagai perubahan pada skala nyeri, dan juga
menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan. Jika pasien
mengalami disleksia , autism, atau geriatri yang demensia maka ini bukan metode
yang cocok.
45
Putus asa
Fokus menyempit
Sikap melindungi area nyeri
Perilaku proktetif
Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Keluhan tentang intensitas menggunakan standar nyeri
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri
46
2.9 Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada klien
- Mengkaji nyeri
- Mengontrol lingkungan
- Meningkatkan istirahat
pencegahan nyeri
kondisi klien.
47
Dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x...jam, NIC: Manajemen Nyeri
diharapkan skala nyeri pada klien berkurang. 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
Kriteria Hasil : meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
NOC: Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor
NO Indikator Skala Keterangan skala target pencetus.
Target 2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
1 Nyeri yang dilaporkan 1: Berat
3. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
2 Panjangnya episode 2: Cukup berat
terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
nyeri 3: Sedang
tidur, nafsu makan).
3 Ekspresi nyeri wajah 4: Ringan
4. Ajarkan teknik non farmakologi (seperti,
4 Tidak bisa beristirahat 5: Tidak ada
relaksasi, terapi bermain, terapi aktivitas).
5 Kehilangan nafsu makan
5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
NOC: Kontrol Nyeri membantu penurunan nyeri.
NO Indikator Skala Keterangan skala target 6. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
Target penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
1 Menggunakan tindakan 1: Tidak pernah
ketidaknyamanan akibat prosedur.
pengurangan nyeri tanpa menunjukkan
7. Libatkan keluarga dalam modalitas
analgetik 2: Jarang menunjukkan
penurun nyeri.
2 Menggunakan analgesik 3: Kadang-kadang
yang direkomendasikan menunjukkan
3 Melaporkan perubahan 4: Sering menunjukkan
48
terhadap gejala nyeri 5 : Secara konsisten NIC : Pemberian Analgesik
pada profesional menunjukkan 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
kesehatan dan derajat nyeri sebelum pemberian
4 Melaporkan nyeri yang obat.
terkontrol 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi.
3. Cek riwayat alergi.
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu.
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri.
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal.
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur.
8. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat.
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping).
49
50
2.11 Rencana Tindak lanjut
Diagnosa Rencana Tindakan Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan keperawatan
Nyeri Akut Manajemen Nyeri Mengkaji nyeri S = ….
1. Lakukan Pengkajian Mengkaji pengalaman nyeri O=
nyeri secara Mengobservasi reaksi nonverbal Skala nyeri
Mengontrol lingkungan
komprehensif (lokasi, Lokasi
Mengurangi faktor presipitasi
akarkteristik, durasi, Mengajarkan distraksi Karakteristik
frekuensi, kualitas, Mengajarkan relaksasi Durasi
faktor presipitasi) Mengajarkan guided imagery Frekuensi penyebab
2. Observasi reaksi non Meningkatkan istirahat
Grimace +/-
verbal dari Mengobservasi tanda-tanda vital
Kolaborasi farmakologis Merintih +/-
ketidaknyamanan
TTV
(grimace, lokasi nyeri,
TD
defence mekanism,
menyeringai, gelisah, Nadi
menagis, dll) Suhu
3. Gunakan teknik RR
kokmunikasi terapeutik A=
untuk mengetahui Masalah belum teratasi
pengalaman nyeri Masalah teratasi sebagian
pasien Masalah teratasi
P=
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi
6. Ajarkan teknik
nonfarmakolgoi
51
(distraksi, relaksasi,
guided imagery , dll)
7. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
8. Tingkatkan istirahat
9. Observasi tanda-tanda
vital
10. Kolaborasi penanganan
nyeri secara famakologi
52
2.12 Discharge planning
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Pengetahuan Tindakan Pencegahan berulang Pertemuan keluarga Rencana Tindak Lanjut
Objektif
Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi
Pengertian Bagaimana anda Napas Apa yang anda Nutrisi Makanan apa Pengawa Siapa yang akan 1. Menentukan Puskesmas
Nyeri mengetahui bahwa dalam lakukan bila anda yang bisa -san Obat menjadi PMO pasien? sarana atau rumah
penyakit/nyeri yang Relaks merasakan nyeri meningkatkan pelayanan sakit ?
anda rasakan asi hebat ? daya tahan tubuh kesehatan
berulang ? Posisi Support Apa yang akan PMO yang mudah
Obat Apa yang anda system lakukan bila pasien dijangkau
Penyebab Apa yang anda lakukan bila lupa malas minum obat 2. Menentukan
Nyeri lakukan bila minum obat ? Apa yang keluarga jadwal
mengalami nyeri lakukan agar minum obat
lama lebih dari 3 Lingku- Bagaimana mendapatkan
minggu atau disertai ngan upaya anda dukungan untuk
dengan gangguan untuk pengobatan sampai
tidur menciptakan tuntas ?
lingkungan yang
Tanda & Berapa lama anda sehat untuk
Gejala Nyeri akan minum obat mengurangi nyeri
jika mengalami nyeri ?
seperti ini ?
53
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Pengetahuan Tindakan Pencegahan berulang Pertemuan keluarga Rencana Tindak Lanjut
Objektif
Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi Objektif Evaluasi
Diagnosis lakukan untuk
nyeri memastikan bahwa
- Visual Analog anda terkena
Scale (VAS) / penyakit ini ?
Skala analog
visual
- Numerical
Rating Scale
(NRS) (Skala
numeric
angka)
- Faces Scale
(Skala Wajah)
54
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018-
2020. Jakarta : EGC.
55
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 3: HIPERTERMI
3.1 Pengertian
Suhu inti tubuh di atas kisaran normal karena kegagalan termoregulasi
3.2 Penyebab
a. Proses infeksi
b. Hipertiroid
c. Stroke
d. Dehidrasi
e. Trauma
f. Prematuritas
56
1. Pengetahuan : manejemen penyakit akut
faktor-faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi
tanda dan gejala
pilihan pengobatan yang tersedia
penggunaan obat-obat resep yang benar
efek terapi obat
efek samping obat
Afektif
2. Status kenyamanan fisik
kesejahteraan fisik
intake cairan
suhu tubuh
Psikomotor
3. Menejemen diri : penyakit akut
monitor tanda dan gejala
patuhi pengobatan yang direkomendasikan
patuhi prosedur yang direkomendasikan
monitor efek terapi pengobatan
monitor efek samping pengobatan
menyeimbangkan aktivitas dan tidur
57
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Hipertermia Evaluasi Termoregulasi Perawatan Demam
Skala Indikator capaian
1. Pantau suhu dan TTV
Outcome Keterangan
Keseluruhan Awal Target Akhir 2. Monitor warna kulit dan suhu
Merasa 1 5 1: sangat 3. Monitor asupan dan keluaran
merinding terganggu 4. Beri obat atau cairan IV ( m/ antipiretik,
saat dingin
Berkeringat 2: banyak agen anti bakteri )
1 5 terganggu
saat panas 5. Tutup pasien dengan selimut atau
Menggigil 1 5 3: cukup
saat dingin pakaian ringan
1 5 terganggu
Denyut nadi 6. Dorong konsumsi cairan
Tingkat 1 5 4: sedikit
pernapasan terganggu 7. Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan
58
Evaluasi Kontrol Resiko Hipertermi Pengaturan suhu
Keteranga
Indikatorcapaian 1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam,
Skala Outcome n
sesuai kebutuhan
Keseluruhan Aw Tar Ak 2. Pasang alat monitor suhu secara kontinu
al get ir 3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR,
- Mencariinfroma 5 1 1: tidak sesuai kebutuhan
si terkait pernah 4. Monitor suhu dan warna kulit
5 1
hipertermi menunjuk 5. Monitor danlaporkan adanya tanda dan
- Mengidentifikas 5 1 kan gejala dari hipotermia dan hipertermia
i factor resiko 5 1 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
2: jarang
hipertermi adekuat
5 1 menunjuk
- Mengenali 7. Instruksikan pasien, khususnya lansia,
kan
factor resiko 5 1 mengenai tindakan mencegah
terkait 3: kadang- hipotermia karena paparan dingin
5 1
hipertermi kadang 8. Diskusikan pentingnya termoregulasi
- Mengidentifikas 5 1 menunjuk 9. Informasikan pasien mengenai indikasi
i tanda dan kan adanya kelelahan akibat panas dan
gejala 4: sering penanganan emergensi yang tepat
hipertermi menunjuk sesuai kebutuhan
- Mengenali kan 10. Informasikan mengenai indikasi adanya
kondisi tubuh hipotermiadan penanganan yang tepat
5: secara
yang dapat 11. Sesuaikan suhu lingkungan untuk
konsisten
mempercepat kebutuhan pasien
menunjuk
produksi panas 12. Berikan antipiretik sesuai kebutuhan
59
- Memonitor kan
perubahan
status
kesehatan
- Melakukan
tindakan
mandiri untuk
mengontrol
suhu tubuh
- Menyesuaikan
suhu untuk
menghangatka
n (tubuh)
60
3.6 Tindakan pada Keluarga
Ajarkan tanda dan gejala hipertermia pada klien dan keluarga:
Kulit memerah
Mencegah dehidrasi
Menggunakan antipiretik
61
Agen anti menggigil
Rasional : untuk mengontrol termoregulasi pasien
62
3.8 DISCHARGE PLANNING
63
Form Discharge Planning IDEAL
Nama :
No Reg :
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
- Ajarkan pasien dan - Ajarkan pasien dan - Ajarkan pasien dan - Ajarkan pasien dan keluarga
keluarga tentang keluarga tentang keluarga tentang kondisi tentang kondisi dan minta
kondisi dan minta kondisi dan minta dan minta pasien pasien mengulangnya
pasien mengulangnya pasien mengulangnya - Mendiskusikan progress
- Mendiskusikan mengulangnya - Mendiskusikan progress pencapaian tujuan antara
progress pencapaian - Mendiskusikan pencapaian tujuan antara pasien,keluarga,dan dokter
tujuan antara progress pencapaian pasien, keluarga,dan - Menjelaskan obat-obatan
pasien,keluarga,dan tujuan antara dokter kepada pasien dan keluarga
dokter pasien,keluarga,dan - Menjelaskan obat-obatan Pagi :
- Menjelaskan obat- dokter kepada pasien dan Siang:
obatan kepada pasien - Menjelaskan obat- keluarga Sore :
dan keluarga obatan kepada Pagi : Malam:
Pagi : pasien dan keluarga Siang: - Melibatkan pasien dan
Siang: Pagi : Sore : keluarga dalam praktik
Sore : Siang: Malam: perawatan,yaitu:
Malam: Sore : - Melibatkan pasien dan
- Melibatkan pasien dan Malam: keluarga dalam praktik
keluarga dalam praktik - Melibatkan pasien perawatan,yaitu:
perawatan, yaitu: dan keluarga dalam
praktik perawatan,
aitu:
64
DISCHARGE PLANNING KRS
No. Reg:
Nama :
JenisKelamin:
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkandari RS dengan keadaan :
65
3.9 Evaluasi
Evaluasi keperawatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Semua evaluasi keperawatan dilakukan dengan
membandingkan respon actual pasien terhadap hasil yang diharapkan dari
rencana keperawatan yang telah dilakukan.
Pengaturan suhu
Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
Pasang alat monitor suhu secara kontinu
Monitor tekanan darah, nadi dan RR, sesuai kebutuhan
Monitor suhu dan warnakulit
Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipotermia dan
hipertermia
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
66
Instruksikan pasien, khusus nya lansia, mengenai tindakan mencegah
hipotermia karena paparan dingin
Diskusikan pentingnya termoregulasi
Informasikan pasien mengenaiindikasi adanya kelelahan akibat panas
dan penanganan emergensi yang tepat sesuai kebutuhan
Informasikan mengenai indikasi adanya hipotermia dan penanganan
yang tepat
67
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 4: KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS
4.1 Pengertian
Ketidakefektifan pola napas adalah suatu kondisi dimana Inspirasi
dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat (NANDA,2018)
4.2 Penyebab
1. Hambatan pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas ( misalnya nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan )
3. Deformitas tulang dada
4. Gangguan neuromuskular
5. Gangguan neurologis
6. Imaturitas Neurologis
7. Deformitas dinding dada
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan invasi diafragma ( kerusakan saraf C5 keatas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
68
Adalah keadaan diamana terjadinya perubahan frekuensi napas,
perubahan dalamnya inspirasi, perubahan irama napas, rasio antara
durasi inspirasi dengan durasi ekspirasi (Djojodibroto, 2014).
69
4.4 Kondisi Klinis Terkait
Lingkungan (Ketinggian, Polusi Udara, Allergen, Suhu), Gaya Hidup dan kebiasaan
(Merokok, Nutrisi, Obat-obatan dan Alkohol) Emosi, Trauma atau cedera
70
ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak ada gangguan) : kedalaman
inspirasi dan kemudahan bernafas ekspansi dada simetris.
3. Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernafasan :ventilasi,
yang dibuktikan oleh indicator berikut (sebutkan 1-5 :
gangguanekstrem, berat, sedang, ringan, tidak ada gangguan).
Penggunaan otot aksesoris, suara nafas tambahan, orthopnea.
71
4.6 TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
72
bantu nafas 5 kincir, peluit, harmonika, balon)
- Retraksi dinding
5 2. Monitor pernafasan
dada 1 2: Berat
- Pernafasan bibir 5 Monitor kecepatan, iraama, kedalaman, dan
1 3: Cukup
dengan kesulitan berbafas
mulut 5
1 4: ringan
mengerucut
Catat pergerakan dada, catat
5
- Sianosis 1 5: tidak ada ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
- Dispnue saat 5
1 bantu nafas dan retraksi pada otot
istirahat
5
- Diaforesis 1 supraclviculas dan intercosta
- Mengantuk
1
5 Monitor suara nafas tambahan seperti
- Gangguan
5 ngorok atau mengi
kesadaran 1
- Akumulasi 5
Monitor pola nafas (misal, bradipneu,
1
sputum takipneu, hiperventilasi, pernafasan kusmaul,
- Atelektasis 5
1
- Perasaan kurang
pernafasan 1:1, apneustik, respirasi biot, dan
5
istirahat 1 pola ataxic)
- Suara nafas 5
1 Monitor saturasi oksigen pada pasien yang
tambahan
5 tersedasi (seperti, SaO2, SvOp,
- Gangguan 1
ekspirasi 5 SpO2)sesuai dengan protokolyang ada
1
- Mendesah
5 Palpasi kesimetrian ekspansi dada
- Respirasi agonal 1
- Mendengkur 5
Perkusi torak anterior dan posterior, dari
- Jari tabuh/ 1
apeks kebasis paru, kanan dan kiri
clubbing 5
1
73
fingers 1 5 Catat lokasi trakea
- Pernafasan
1 5 Monitor kelelahan otot-otot diapragma
cuping
hidung 1 dengan pergerakan parasoksikal
- Demam 3. Pengaturan posisi
- batuk
Tempatkan (pasien diatas matras/tempattidur
traupetik
Berikan matras yang lembut
Jelaskan pada pasien bahwa badan pasien
akan dibalik
Dorong pasien untuk terlibat dalam
perubahan posisi
Monitor status oksigenasi (pasien sebelum
dan setelah perubahan posisi)
Berikan obat sebelum membalikkan badan
pasien, dengan tepat
Tempatkan pasien dalam posisi treupetik
yang sudah dirancang
Masukkan posisi tidur yang diinginkan
kedalam rencana keperawatan jika tidak ada
kontra indikasi
Posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran
74
Evaluasi status pernafasan: pertukaran gas tubuh yang tepat
Imobilisasi atau sokong bagian tubuh yang
Skala Outcome Indikator capaian
Keterangan
Keseluruhan Awal Target Akhir
terkena dampak dengna tepat
- tekanan parsial 1 5 1: deviasi berat dari Tinggikan bagian tubuh yang terkna dampak
oksigen di darah kisaran normal 4. Manajemen asma
arteri (PaO2)
2: deviasi cukup Tentukan dasar ststus pernafasan sebagai
- tekanan parsial 1 5
berat dari
karbondioksida di titik pembanding
kisaran normal
darah (PaCO2) Dokumentasikan pengukuran dasar dalam
- pH arteri 3: deviasi sedang
1 5
- tidal karbondioksida
catatan klinik
dari kisaran
akhir 1 5 normal Bandingkan status saat ini dengan status
- saturasi oksigen
1 5 4: deviasi ringan
sebelumnya untuk mendeteksi perubahan
- hasil rontgen dada
- keseimbangan ventilasi 1 5
dari kisaran dalam status pernafasan
normal
dan perfusi Monitor puncak dari jumlah aliran pernafasan
1 5
5: tidak ada deviasi (PERF) dengan tepat
dari kisaran
Didik pasien untuk menggunakan PERF
normal
meter dirumah
Monitor reaksi asma
- Sianosis 1 5 1: Sangat berat
- Dispnue saat istirahat Tentukan pemahaman klien/keluarga
1 5 2: Berat
- Dispnea saat aktivitas mengenai penyakit dan manajemen
ringan 1 5 3: Cukup
instruksikan pada klien/keluarga mengenai
- Mengantuk
pengobatan anti inflamasi dan bronkodilator
75
- Gangguan kesadaran 1 5 4: ringan dan penggunaannya dengan tepat
- Perasaan kurang
1 5 5: tidak ada Ajarkan teknik yang tepat untuk
istirahat
- Stridor
Auskultasi suara nafas, catat area-area
1 5 5: tidak ada
- Suara nafas penurunan atau tidak adanya ventilasi dan
tambahan 1 5
suara nafas tambahan
- Takikardi
1 5
- Penurunan Kelole pemberian obat nyeri yang tepat untuk
tekanan darah 1 5 mencegah hipoventilasi
- Disritmia
1 5 Ambulasi tiga sampai empat kali perhari
- Edema
pulmonal 1 5 dengantepat
- Penurunan
tingkat 1 5
76
kesadaran 1 5
- Sekresi mukus
1 5
- Edema fasial 6. Resusitasi
- Rasa gatal 1 5
seluruh tubuh
Evuluasi ketiadaan respon pasien untuk
- Edema kulit menentukan tindakan yang tepat
yang disertai
1 5 Panggil bantuan jika tidak ada pernafasan
gatal (hives)
- Pengelupasan 1 5 atau pernafasan tidak normal dan tidak ada
kulit
1 5
respon
- Petekie
Lakukan panggilan code sesuai standar
- Eritemia 1 5
- Peningkatan institusi
1 5
temperatur Sediakan Automated external defiblator(AED)
kulit 1 5
- Demam
Tempelkan AED dan implementasiakan
- Menggigil 1 5 langkah-langkah spesipik
- Mual/ nausea
1 5 Pastikan pemberian defibrilasi dengan cepat,
- Muntah
- Diare 1 5 sesuai dengan kebutuhan
- Kram Lakuakan resusitasi jantung paru (RJP) yang
1 5
abdomen
memfokuskan pada kompresi dada secara
- Hemolisis sel 1 5
darah merah komplit diantara kompresi, minimalkan
1 5
- Peningkatan intrupsi dalam kompresi dan menghindari
bilirubin 1 5
- Pembesaran
ventilasi berlebih
limpa 1 5 Pastikan jalan nafas pasien terbuka
77
- Pembesaran 1 5 Minimalkan interval diantara waktu
nodus limfe
1 5 berhentinya kompresi dada dan pemberian
- Nyeri sendi
- Nyeri otot 1 5 kejutan listrik/shock, jika ada indikasi
- Syok Lakukan tidndakan penyelamatan pada
anafilaktik
kasus yang paling banyak menyebkan henti
jantung (missal henti jantung dan henti nafas.
Evaluasi keparahan syok: anafilaktik
- Penurunan 1 5 1: Berat
tekanan darah
2: Cukup berat
sistolik
- Penurunan 1 5 3: sedang
tekanan darah
diastolik 4: ringan
- Sesak nafas
1 5 5: tidak ada
- Suara nafas
mengi 1 5
(wheezing)
1 5
- Pernafasan
Stridor 1 5
- Aritmia
1 5
- Laryngospasm
e
78
- Bronkospasme 1 5
- Penurunan
1 5
oksigen arteri
- Akral hangat, 1 5
kulit
kemerahan 1 5
- Edema bibir,
kelopak mata,
lidah 1 5
- Angioderma
1 5
- Penurunan
tingkat 1 5
kesadaran
1 5
- Rhinitis
- Edema pada 1 5
tangan dan
kaki 1 5
- Bengkak pada
1 5
genital
- Parastesia 1 5
- Pruritus
1 5
- Muntah
- Diare 1 5
- Kram
1 5
abdomen
- Penurunan
urin output
- panik
79
80
4.7 Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Manajemen jalan nafas
Buang secret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk
atau menyedot lendir
Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
Instuksikan bagaiman agar bisa melakukan batuk efektif
Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inheler sesuai resep, dan
sebagaimana mestinya
2. Monitor pernafasan
Monitor tingkat kelelahan, kecemasan dan kekurangan udara pada
paien
Monitor kemampuan batuk efektif pasien
Monitor keluhan sesak nafas pasien termaksuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak nafas tersebut
Berikan bantuan terafi nafas jika diperlukan (misal nebulizer)
3. Pengaturan posisi
Minimalisir gesekan dan cedera ketika memposisikan dan
membalikkan pasien
Gunakan papan untuk kaki/footboard bagi pasien menuju tempat
tidur
Tempatkan barang secara berkala dalam jangkauan pasien
Tempatkan perubahan posisi tempat tidur dalam jangkauan pasien
Tempatkan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien
4. Bantuan ventilasi
Bantu dalam hal perubahan posisi dengan sering dan tepat
Bantu dengan menggunakan dorongan spinometer yang sesuai
Posisikan untuk Minimalkan upaya bernafas (misalnya mengangkat
kepala tempat tidur dan memberikan over bed table bagi pasien
untuk bersandar
5. Manajemen pengobatan
Kembangkan strategi bersama pasien untuk meningkatkan
kepatuhan mengenai regimen obat yang diresepkan
Ajarkan pasien/anggota keluarga mengenai metode pemberian obat
yang sesuai
Ajarkan pasien/keluarga mengenai tindakan dan efek samping yang
diharapkan dari obat
81
Berikan pasien/anggota keluarga mengenai informasi tertulis dan
visual untuk meningkatkan pemahaman diri mengenai pemberian
obat yang tepat
Bantu pasien/keluarga dalam membuat penyesuaian gaya hidup
yang diperlukan terkait dengan pemakaian obat-obatan tertentu
dengan cara yang tepat.
82
4. Aktivitas dan istirahat untuk mengurangi kebutuhan metabolik, keletihan dan kerja
pernapasan, meningkatkan pola napas yang lebih efektif
5. Memotivasi untuk latihan napas (misalnya meniup balon)
6. Ajarkan napas abdomen perlahan – lahan, ini dapat membantu ekspansi paru
7. Hindari merokok dan asap rokok, serta lakukan gaya hidup yang sehat
8. Istirahat yang cukup serta rutin berolahraga
4.10 Evaluasi
Evaluasi keperawatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Semua
evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan respon actual pasien terhadap
hasil yang diharapkan dari rencana keperawatan yang telah dilakukan.
• Terapi O2
g. Terapi ventilasi
83
h. Drainage dada
Daftar Pustaka
Amin H.N, Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC,NOC Dalam Berbagai Kasus. Mediaction
Jogja
Bulleck, G.M, dkk. 2013. Nursing Interventions Classifications.United Kingdom.
Elsevier
Moorhoed, dkk, Nursing Outcomes Classifications, United Kingdom. Elsevier
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPP PPNI.
Priscilla LeMone.(2011). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking In Patient
Care Vol 4, 2011. Keperawatan Medikal Bedah Vol 4, Wuri Pratiani
(penerjemah), 2016, EGC, Jakarta, Indonesia, 2016.
84
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 5: KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS
5.1 Pengertian
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan nafas untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.
5.2 Penyebab
- Mukus berlebihan
- Benda asing dalam jalan nafas
- Sekresi yang tertahan
- Spasme jalan nafas
Polusi udara, kebiasanaan merokok, paparan debu, virus, bakteri, asap dan
gas-gas kimiawi akibat kerja, infeksi saluran pernafasan akibat jamur,
bakteri, virus dan prozoa dan yang bersifat genetik
85
Eksudat dan serous masuk alveoli
5.5 Patofisiologi:
Seseorang yang mengalami kecanduan terpapar dengan asap, prilaku merokok,
debu, polusi udara, asap dan gas-gas kimiawi contohnya dari kendaraan bermotor atau
cerobong pabrik yang kemudian terhirup dalam waktu yang terus-menerus dan lama
akibatnya akan terjadi infeksi di saluran pernapasan akibat jamur, protozoa, dan yang
bersifat genetik sehingga masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan yang
kemudian terdapat eksudat dan serous yang masuk ke alveoli melalui pembuluh darah.
Selanjutnya eksudat dan serous tersebut masuk dalam alveoli di paru-paru yang akan
menyebabkan peningkatan leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi didalam organ
paru. Dalam waktu yang lama dan terus-menerus ini maka konsolidasi didalam paru
mengalami peningkatan sehingga terjadi traksi otot dada, sputum menjadi mengental
dan meningkat, serta adanya batuk produktif. Ciri-ciri diatas merupakan tanda-tanda
terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
86
5.6 Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif
- Pasien dan keluarga mengetahui tentang gangguan pada pernafasan
b. Psikomotor
- Pasien mampu melakukan tehnik nafas dalam
- Pasien mampu melakukan tehnik batuk efektif
c. Afektif
- Irama dan kedalaman napas menjadi normal
- Sesak hilang
- Tidak ada ronchi
- Pasien merasa nyaman
87
5.7 Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas NOC: NIC:
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan Respiratory status : Ventilation Airway Suction
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk Respiratory status : Airway patency 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
mempertahankan kebersihan jalan nafas Aspiration Control 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
Batasan Karakteristik : 3. Informasikan pada klien dan keluarga tentang
Tidak ada batuk Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama suctioning
Suara nafas tambahan …….. klien menunjukkan keefektifan jalan nafas 4. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
Perubahan frekuensi nafas dengan 5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
Perubahan irama nafas Kriteria Hasil : memfasilitasi suksion nasotrakeal
Sianosis Mendemonstrasikan batuk efektif dan 6. Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis 7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
Penurunan bunyi nafas dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
Dispneu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) 8. Monitor status oksigen pasien
Sputum dalam jumlah yang berlebihan Menunjukkan jalan nafas yang paten 9. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
Batuk yang tidak efektif (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, 10. Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
Orthopneu frekuensi pernafasan dalam rentang normal, menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Gelisah tidak ada suara nafas abnormal)
Mata terbuka lebar Mampu mengidentifikasikan dan Airway Managemen
Faktor yang berhubungan dengan: mencegah faktor yang penyebab. 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
Lingkungan : perokok pasif, mengisap aspa, thrust bila perlu
merokok Indikator 1 2 3 4 5 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi Kemudahan bernapas 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan
buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di Frekuensi dan irama 4. Pasang mayo bila perlu
alveolus, adanya benda asing di jalan nafas. pernapasan 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Fisiologis: Jalan napas alergik, asma, penyakit paru Pergerakan sputum 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
obstruktif kronik, hiperplasi dinding bronchial, keluar dari jalan napas 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
infeksi, disfungsi neuromuskular Pergerakan sumbatan 8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
keluar dari jalan napas
10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Keterangan: keseimbangan.
1: Deviasi berat dari kisaran normal 12. Monitor respirasi dan status O2
2: Deviasi cukup berat dari kisaran normal
3: Deviasi sedang dari kisaran normal
88
4: Deviasi ringan dari kisaran normal
5: Tidak ada deviasi dari kisaran normal
89
5.8 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
a. Evaluasi kesiapan untuk pulang. Faktor yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Status pernapasan yang stabil
2. Masukan nutrisi dan pertumbuhan yang adekuat
3. Kebutuhan obat yang stabil
4. Rencana pengobatan medis yang realistik untuk dirumah
5. Jika pasien anak-anak orang tua dan pemberi asuhan lain dapat memberi
perawatan yang diperlukan
6. Sarana di rumah : sediakan sarana untuk memonitor status pernapasan di
rumah
7. Jika pasien anak-anak orang tua atau keluarga memiliki dukungan sosial dan
finansial yang dibutuhkan
8. Sediakan kebutuhan perawatan dirumah dan istirahat yang adekuat
b. Beri instruksi pemulangan kepada keluarga ataupun orang tua sebagai berikut :
1. Penjelasan tentang penyakit
2. Bagaimana memantau tanda-tanda distress pernapasan dan masalah medis
lainya
3. Kapan harus memanggil dokter
4. Bagaimana melakukan resusitasi jantung paru
5. Penggunaan peralatan dan pemantauan
6. Bagaimana memberi dan memantau efek pengobatan
7. Pencegahaninfeksi
8. Pentingnya daerah bebas rokok
9. Aktifitas perkembangan yang tepat
10. Sumber di komunitas dan sarana pendukung yang ada
a. Lakukan program tindak lanjut untuk memantau kebutuhan pernapasan, nutrsi,
perkembangan dan kebutuhan khusus lainya yang sifatnya terus menerus
1. Membuat janji kunjungan pemeriksaan tindak lanjut yang pertama, beri catatan
tertulis tentang kapan janji itu harus dilaksanakan
2. Buat rujukan untuk kunjungan keperawatan di rumah sesuai yang dibutuhkan.
5.9 Evaluasi
a. Klien mampu:
a. Menunjukkan perilaku tercapainya bersihan jalan nafas; rata-rata respirasi
normal, irama nafas normal
90
b. Menunjukkan kepatenan jalan nafas dengan tidak adanya suara tambahan di
paru, tidak ada dispnea, tidak sianosis.
c. Pengeluaran sekret efektif
d. Fungsi paru dalam batas normal
b. Keluarga mampu:
1. Memahami mengenal masalah bersihan jalan nafas yang tidak efektif yang
dihadapi pasien
2. Mampu menjelaskan cara merawat klien dengan masalah bersihan jalan nafas
tidak efektif
3. Mampu mendemonstrasikan cara merawat klien dengan masalah bersihan
jalan nafas tidak efektif.
4. Mampu melaporkan adanya tanda kekambuhan pada pasien yang mengalami
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
91
Daftar Pustaka
92
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)
6.1 Pengertian
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
6.2 Penyebab
Asupan diet kurang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Ketidakmampuan makan
b. Gaya hidup dan kebiasaan terkait kurangnya pengetahuan/informasi akan
pentingnya nutrisi yang adekuat
c. Adanya anoreksia, nausea dan vomitus.
d. Ketidakmampuan mencerna dan mengabsorbsi nutrien karena penyakit seperti
adanya obstruksi saluran cerna, Diabetes Melitus maupun peningkatan kebutuhan
metabolisme seperti pada kasus kanker
e. Gangguan psikososial : stres, cemas, kebudayaan/kepercayaan
f. Faktor ekonomi : ketidakmampuan memperoleh makanan kaya nutrisi
93
n. Kurangnya informasi/mis informasi
94
6.4 Kondisi Klinis Terkait (Patofisiologi sampai dengan Diagnosis Keperawatan)
95
6.5 Patofisiologi
Penyakit saluran cerna yang dapat bermacam-macam seperti infeksi, trauma, dan
neoplastik yang mungkin terjadi pada sebagian atau keseluruhan saluran cerna
menyebabkan penurunan peristaltik lambung berdampak pada refluks duodenum ke
lambung merangsang mual dan muntah serta perasaan cepat kenyang sesaat seterlah
makan.
Gangguan psikososial seperti stres dan kecemasan menyebabkan keluhan berupa
indigesti, anoreksia, gangguan motorik usus/peristaltik, konstipasi, maupun diare.
Adanya kepercayaan atau budaya yang hanya mengkonsumsi makanan tertentu
dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi jika diikuti dengan keterbatasan
pengetahuan dan informasi terkait makanan lain dengan kandungan nutrisi serupa
sebagai pengganti.
Faktor ekonomi mempengaruhi intake makanan dari segi porsi maupun
komposisi/kandungan nutrisi yang menyebabkan pemenuhan nutrisi tidak sesuai
kebutuhan.
96
6.7 Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada Klien
97
dipertahankan.
Batasi aktifitas fisik yang sesuai untuk
NOC: Status Nutrisi meningkatkan berat badan.
NO Indikator Skala Keteranganskala target
Target Manajemen Nutrisi
1 Energy 5 1: Sangat menyimpang Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien
2 Rasio berat badan / 5 dari rentang normal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
tinggi badan 2: Banyak menyimpang Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan
dari rentang normal yang dimiliki pasien.
3: Cukup menyimpang Tentukan apa yang menjadi prefrensi makanan bagi
dari rentang normal pasien.
4: Sedikit menyimpang Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
dari rentang normal (membahas pesoman diet dan piramida makanan.
5: Tidak menyimpang Bantu pasien untuk menentukan pedoman atau
dari rentang normal piramida makanan yang paling cocok untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi.
NOC: Status Nutrisi: Asupan nutrisi
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
NO Indikator Skala Keteranganskala target
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi.
Target
Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
1 Asupan kalori 5 1: Tidak adekuat
mengkonsumsi makanan misalnya bersih,
2 Asupan protein 5 2: Sedikit adekuat
berventilasi, santai dan bebas dari bau yang
3 Asupan lemak 5 3:Cukup adekuat
98
4 Asupan karbohidrat 5 4:Sebagian besar menyengat.
5 Asupan serat 5 adekuat Lakukan perawatan mulut sebelum makan
6 Asupan vitamin 5 5: Sepenuhnya adekuat Anjurkan pasien untuk duduk dengan posisi tegak di
7 Asupan mineral 5 kursi jika memungkinkan.
8 Asupan zat besi 5 Pastikan makanan disajikan dengan cara menarik
9 Asupan kalsium 5 dan suhu yang paling cocok untuk konsumsi secara
10 Asupan natrium 5 optimal.
Anjurkan pasien terkait kebutuhan diet yang sesuai
NOC: Status nutrisi: Pengukuran biokimia
kondisi sakit
NO Indikator Skala Keteranganskala target
Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
Target
1 serum albumin 5 1: Sangat menyimpang
Pemberian Nutrisi Total Parenteral (TPN)
2 serum kreatinin 5 dari rentang normal
- Pastikan insersi intravena cukup paten untuk
3 hematocrit 5 2: Banyak menyimpang
pemberian nutrisi intravena
4 hemoglobin 5 dari rentang normal
- Monitor kebocoran, infeksi dan komplikasi metabolik
5 gula darah 5 3: Cukup menyimpang
(hiperlipidemia, trombositopenia)
6 kolesterol 5 dari rentang normal
- Pertahankan teknik steril ketika mempersiapkan
7 trigliserida 5 4: Sedikit menyimpang
dan memberikan cairan nutrisi total parenteral
8 urin kreatinin 5 dari rentang normal
- Hindari penggunaan jalur intravena untuk cairan
9 BUN 5 5: Tidak menyimpang
infus lainnya (transfusi darah, dan pengambilan
dari rentang normal
darah)
99
- Monitor masukan dan output cairan (balance cairan)
- Pertahankan intake nutrisi oral walaupun sedikit
ketika memungkinkan
- Dorong pemberian nutrisi bertahap, dari parenteral
menuju enteral sesuai indikasi
c. Tindakan Kolaborasi
- Berikan obat—obatan (misalnya antiemetik) jika diperlukan
- Konsultasi/rujukan dengan ahli gizi tentang kebutuhan nutrisi/diet harian sesuai target berat badan pasien yang sudah ditentukan
- Konsultasikan dengan dokter dan terapis bila ada gangguan menelan dan peningkatan konsistensi makanan secara bertahap
- Monitor kadar albumin, protein total, glukosa darah, profil lipid dan elektrolit darah
- Pemberian Nutrisi Total Parenteral dan Enteral (NGT) jika diperlukan
100
6.8 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
a. Sejak Waktu Penerimaan Pasien
Lakukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan kesehatan untuk pasien pulang
(status gizi pasien, kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi, adanya
intoleransi/alergi makanan, preferensi makanan pasien) dengan menggunakan
riwayat keperawatan, rencana perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan
fungsi kognitif yang dilakukan secara terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi dirumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat gangguan kesehatan
yang dialami, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Bersama-sama pasien dan keluarga kaji faktor-faktor lingkungan dirumah yang dapat
mengganggu pemenuhan nutrisi pasien.
d. Berkolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan yang lain dalam mengkaji
perlunya rujukan untuk mendapat perawatan dirumah atau ditempat pelayanan yang
lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan yang lain (ahli gizi) tentang berbagai
kebutuhan klien tentang nutrisi setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus-menerus. Tentukan tujuan pulang
yang relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman.
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan dirumah
h. Persiapan sebelum hari kepulangan pasien
1) Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik dirumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi (misalnya ciptakan kondisi yang optimal pada saat
mengkonsumsi makanan misalnya bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari bau
yang menyengat).
2) Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan dimasyarakat
kepada pasien dan keluarga (misalnya bantu pasien mengakses program-progam
gizi komunitas seperti: kupon makanan, makanan yang diantar kerumah,dsb).
3) Lakukan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin
setelah pasien dirawat di rumah sakit ( contoh : tanda dan gejala, komplikasi,
informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan perawatan media
101
dalam perawatan lanjutan, diet antara lain: makanan yang mengandung serat
untuk mencegah konstipasi, menyediakan makanan berprotein tinggi,
menyarankan menggunakan bumbu atau rempah-rampah sebagai alternatif untuk
garam, menambah atau mengurangi kalori, menambah atau mengurangi vitamin,
mineral atau suplemen latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan
penyakit yang dijalani) pasien mungkin dapat diberikan leaflet atau buku saku
tentang nutrisi.
i. Pada hari kepulangan Pasien:
1) Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu
berkaitan perawatan yang berhubungan dengan nutrisi dirumah sesuai pilihan
yang dipilih.
2) Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan,
atau alat-alat khusus yang diperlukan (pesan harus ditulis sedini mungkin).
3) Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang
ke rumah.
4) Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh
barang-barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
5) Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih
tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik pasien yang telah
ditanda tangani dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk
mengembalikan barang-barang yang berharga tersebut kepada pasien. Hitung
semua barang-barang berharga yang ada.
6) Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Aperiksa
kembali instruksi sebelumnya.
7) Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih
perlu membayar sisa tagihan biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi
keruangan tersebut.
8) Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang barang pasien.
Berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan
kereta dorong.
9) Bantu pasien untuk pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan
menggunakan mekanika tubuh dan tekhnik yang benar. Iringi pasien masuk
kedalam lembaga dimana sumber transportasi merupakan hal yang
diperhatikan.
10) Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu keluarga
memindahkan barang-barang pribadi pasien kedalam kendaraan tersebut.
102
11) Kembali ke unit dan beritahuan departemen penerimaan dan departemen lain
yang berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
12) Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang.
13) Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.
6.9 Evaluasi
Hari/Tan No
Tanda
ggal/ Dx Evaluasi
tangan
Jam Kep
1. S: Pasien mengatakan kram dan nyeri perut, mual dan
muntah berkurang dan nafsu makan mulai meningkat
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
Energy 2 3 5
103
NOC: Status Nutrisi: Asupan nutrisi
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
Asupan kalori 2 3 5
Asupan protein 2 3 5
Asupan lemak 2 3 5
Asupan karbohidrat 2 3 5
Asupan serat 2 3 5
Asupan vitamin 2 3 5
Asupan mineral 2 3 5
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
serum albumin 2 3 5
hemoglobin 2 3 5
gula darah 2 3 5
kolesterol 2 3 5
trigliserida 2 3 5
urin kreatinin 2 3 5
BUN
2 3
5
104
6.10 Rencana Tindak Lanjut
No Rencana Tindak Lanjut
1 Managemen Gangguan Makan Berikan obat—obatan (misalnya
antiemetik) jika diperlukan
Menentukan apa yang menjadi
preferensi makanan bagi pasien
Menimbang berat badan klien secara
rutin (pada hari yang sama setelah
BAB/BAK)
Memonitor intake dan asupan cairan
secara tepat.
105
Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Edisi
Keenam Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia.
Herdman, H. T., & Kamitsuru, S. (Eds.). (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC.
Sue, M., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Edisi Kelima Nursing
Outcomes Classification (NOC). Edisi Bahasa Indonesia.
106
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 7: RESIKO JATUH
7.1 PENGERTIAN
Resiko jatuh merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan rentan jatuh, yang
dapat menyebabkan bahaya fisik dan gangguan kesehatan.
Lingkungan
- Lingkungan yang berkelompok - Kurang pencahayaan
- Pemajanan pada kondisi cuaca - Ruang yang tidak dikenal
tidak aman - Penggunaan restrein
- Kurang material antislip di kamar - Penggunaan karpet yang tidak
mandi rata/ terlipat
Fisiologis
- Perubahan kadar gula darah
- Penurunan kekuatan ekstremitas - Pusing saat menolehkan leher
bawah - Hambatan mobilitas
- Diare - Inkontinensia
- Kesulitan gaya berjalan - Mengantuk
- Pusing saat mengekstensikan - Urgensi berkemih
leher
Lain-lain
- Konsumsi alcohol - Kurang pengetahuan tentang
faktor yang dapat diubah
Populasi berisiko
- Usia ≥65 tahun - Hidup seorang sendiri
- Usia ≤2 tahun - Jenis kelamin laki-laki berusia <1
107
- Riwayat jatuh tahun
7.3 PATOFISIOLOGI
Kejadian jatuh pada pasien dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko terkait
stabilitas badan yang ditentukan atau dibentuk oleh:
1. Sistem sensori
Gangguan sistem sensori yang berperan di dalamnya adalah: visus (penglihatan),
pendengaran, fungsi vestibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau
perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Semua penyakit
telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. Vertigo tipe perifer yang diduga
karpena adanya perubahan fungsi vestibuler akibat proses manua. Neuropati
perifer dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu fungsi propriosep tif
(Tinetti, 1992). Gangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir sepertiga
penderita mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik. Gangguan
sensori dapat berupa katarak, glaukoma, gangguan visus pasca stroke dan
retinopati pada pasien diabetes melitus.
2. Sistem saraf pusat ( SSP )
SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik.
Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal, sering
108
diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik (Tinetti, 1992).
3. Kognitif
Pada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan meningkatkan risiko
jatuh.
4. Ganguan sistem Kardiovaskuler
Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipertensi, gagal jantung dan infark
miokard akut dapat menyebabkan syncope, dan keadaan tersebut sering
menyebabkan jatuh pada pasien.
5. Obat – obatan
Beberapa jenis obat yang diresepkan memiliki efek samping pusing, mengantuk
yang dapat memepengaruhi keseimbangan dan mobilisasi. Jenis-jenis obat
tersebut antara lain :
- Diuretik/ anti hipertensi
- Anti depresan
- Sedative
- Antipsikotik
- Obat-obatan hipoglikemi
6. Muskuloskeletal ( Reuben, 1996; Tinetti, 1992; Kane, 1994; Campbell, 1987;
Brocklehurs, 1987 ).
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar – benar
murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh.Gangguan
muskuloskeletal. Menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan
dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses menua
tersebut antara lain disebabkan oleh:
a. Kekakuan jaringan penghubung
b. Berkurangnya massa otot
c. Perlambatan konduksi saraf
d. Penurunan visus / lapang pandang
e. Kerusakan proprioseptif
Yang kesemuanya menyebabkan:
1) Penurunan range of motion ( ROM ) sendi
2) Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah
3) Perpanjangan waktu reaksi
4) Kerusakan persepsi dalam
5) Peningkatan postural sway ( goyangan badan )
109
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang
pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal.Kaki tidak dapat menapak
dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi
mengakibatkan seorang lansia susah / terlambat mengantisipasi bila terjadi
gangguan seperti terpleset, tersandung, kejadian tiba – tiba, sehingga
memudahkan jatuh.
110
7.4 PATHWAY TERJADINYA RESIKO JATUH
Faktor Resiko
Sistem Sensori Sistem Saraf pusat Muskuloskletal Faktor Resiko Ekstrinsik
Intrinsik
Penurunan
kewaspadaan
JATUH
111
7.5 TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
112
Ambulasi 14. Gunakan teknik untuk memindahkan pasien
dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya
Indikator 1 2 3 4 Keterangan 15. Gunakan teknik yang tepat untuk memindahkan
1. Menopang berat 1: Sangat pasien dari dan ke kursi roda, tempat tidur,
badan terganggu toilet dan sebagainya
2. Berjalan dengan 16. Sediakan tempat duduk toilet yang ditinggikan
langkah yang 2: Banyak
untuk memudahkan perpindahan
efektif tergganggu
17. Sediakan kursi dengan ketinggian yang tepat,
3. Berjalan dengan dengan sandaran tangan dan punggung yang
pelan 3: Cukup
terganggu mudah dipindahkan.
4. Berjalan dengan 18. Sediakan matras tempat tidur dengan pinggiran
cepat 4: Sedikit yang lurus untuk memudahkan perpindahan
5. Berjalan menaiki 19. Gunakan pegangan tangan dengan panjang
terganggu
tangga dan tinggi yang tepat untuk mencegah jatuh
6. Berjalan 5: Tidak dari tempat tidur, sesuai kebutuhan
menuruni tangga terganggu 20. Sediakan permukaan tempat tidur yang dekat
dengan lantai sesuai kebutuhan
Kondisi saat ini: 21. Tempatkan busa di tempat duduk pasien untuk
Target untuk ditingkatkan menjadi: mencegah pasien terjatuh dengan tepat
22. Sediakan bel atau lampu pemanggil
23. Tandai ambang pintu dan dari batas jalan pintu
Ambulasi Kursi Roda sebelum tangga
24. Pindahkan barang-barang yang letaknya
Indikator 1 2 3 4 Keterangan rendah yang membahayakan pasien
1. Berpindah dari & 1: Sangat 25. Sediakan lampu pada malam hari di sisi
ke kursi roda terganggu samping tempat tidur pasien
2. Menjalankan 26. Hindari meletakkan segala sesuatu yang tidak
kursi roda 2: Banyak
teratur
dengan aman tergganggu 27. Sediakan pencahayaan yang cukup untuk
3. Menjalankan meningkatkan pandangan
kursi roda dalam 3: Cukup
terganggu 28. Sediakan alas kaki yang tidak licin untuk
jarak dekat, memfasilitasi kemudahan menjangkau alas kaki
sedang, jauh 4: Sedikit 29. Orientasikan pasien pada lingkungan fisik
4. Menjalankan 30. Hindari pengaturan ulang pada lingkungan fisik
terganggu
kursi roda yang tidak perlu
113
melewati pintu 5: Tidak 31. Ajarkan keluarga mengenai faktor resiko yang
keluar masuk terganggu berkontribusi terhadap adanya kejadian jatuh
dan bagaimana keluarga dapat menurunkan
Kondisi saat ini: faktor resiko ini
32. Instruksikan keluarga tentang pentingnya
Target untuk ditingkatkan menjadi: pegangan tangan untuk tangga, kamar mandi,
dan jalur untuk berjalan
33. Instruksikan pasien untuk memakai kacamata
Keseimbangan sesuai dengan yang diresepkan saat keluar dari
Indikator 1 2 3 4 Keterangan tempat tidur
1. Mempertahankan 1: Sangat 34. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
keseimbangan terganggu tentang pengaturan obat-obatan yang
saat duduk tanpa berkontribusi pada kejadian jatuh, misalnya
sokongan pada 2: Banyak obat hipotensi ortostatik)
punggung tergganggu
2. Mempertahankan Pencegahan Jatuh
keseimbangan 3: Cukup 1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
dari posisi duduk terganggu berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
ke posisi berdiri riwayat perilaku di masa lalu
4: Sedikit 2. Identifikasi hal-hal yang membahayakan di
3. Mempertahankan
terganggu lingkungan
keseimbangan
ketika berjalan 5: Tidak 3. Singkirkan bahan berbahaya di lingkungan jika
4. postur diperlukan
terganggu
4. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
Kondisi saat ini: bahan bahan berbahaya dan beresiko
5. Bantu pasien saat melakukan perpindahan ke
Target untuk ditingkatkan menjadi: dalam lingkungan yang lebih aman
6. Inisiasi dan atau lakukan program skrining
terhadap bahan yang membahayakan
lingkungan
Pengetahuan: Pencegahan Jatuh
Terapi Latihan: Mobilitas Pergerakan Sendi
Indikator 1 2 3 4 Keterangan 1. Tentukan batasan pergerakan sendi dan
1. Penggunaan alat 1: Tidak ada efeknya terhadap fungsi sendi
bantu yang benar pengetahuan 2. Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik dalam
114
2. Penggunaan 2: Pengetahuan mengembangkan dan menerapkan sebuah
perangkat terbatas program latihan
keselamatan 3. Tentukan level motivasi pasien untuk
yang benar 3: Pengetahuan meningkatkan atau memelihara pergerakan
3. Alas kaki yang sedang sendi
tepat 4. Jelaskan pada pasien dan keluarga manfaat
4. Penggunaan 4: Pengetahuan Lathan pergerakan sendi
grab bars yang banyak 5. Monitor adanya kecenderungan nyeri dan
benar 5: Pengetahuan ketidaknyamanan selama pergerakan atau
5. Penggunaan aktifitas
sangat banyak
pencahayaan 6. Inisiasi pengukuran kontrol nyeri sebelum
lingkungan yang memulai latihan sendi
benar 7. Pakai baju yang tidak menghalangi pegerakan
6. Tahu kapan sendi
meminta bantuan 8. Lindungi pasien dari trauma selama latihan
professional 9. Bantu pasien mendapatkan posisi yang optimal
7. Penggunaan untuk pergerakan
prosedur 10. Dukung untuk latihan ROM aktif sesuai jadwal
perpindahan yang teratur dan terencana
yang aman 11. Lakukan ROM aktif dan pasif sesuai indikasi
8. Latihan 12. Instruksikan keluarga untuk mendukung
mengurangi terlaksananya ROM aktif dan pasif
resiko jatuh 13. Lakukan latihan ROM dengan bantuan sesuai
9. Obat yang indikasi
diresepkan yang 14. Bantu pasien membuat jadwal latihan ROM
meningkatkan 15. Sediakan instruksi petunjuk latihan
resiko jatuh 16. Bantu untuk melakukan pergerakan sendi yang
10. Kondisi kronis ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri yang bisa
yang ditoleransi, ketahanan dan pergerakan sendi
meningkatkan 17. Dukung pasien untuk duduk di tempat tidur di
resiko jatuh samping tempat tidur, atau di kursi, sesuai
11. Penyakit akut toleransi
yang 18. Dukung ambulasi jika memungkinkan
meningkatkan 19. Sediakan dukungan positif dalam melakukan
resiko jatuh latihan sendi.
115
12. Perubahan
tekanan darah Terapi Latihan Keseimbangan
yang 1. Tentukan kemampuan pasien untuk
meningkatkan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
resiko jatuh membutuhkan keseimbangan
13. Strategi ambulasi 2. Evaluasi fungsi sensorik (misalnya; penglihatan,
yang aman pendengaran dann propriosepsi)
14. Strategi untuk 3. Berikan kesempatan untuk mendiskusikan
menjaga faktor-faktor yang mempengaruhi ketakutan
permukaan lantai akan jatuh
yang aman 4. Instruksikan pasien mengenai pentingnya terapi
latihan dalam menjaga dan meningkatkan
Kondisi saat ini: keseimbangan
5. Bantu pasien untuk berpartisipasi dalam latihan
Target untuk ditingkatkan menjadi: peregangan sambil berbaring,duduk atau berdiri
6. Bantu pasien untuk pindah ke posisi
duduk,menstabilkan tubuh dengan tangan
Perilaku pencegahan jatuh diletakkan di sisi atas tempat tidur/kursi,dan
Indikator 1 2 3 4 Keterangan mengayun tubuh diatas lengan yang
1. Meminta bantuan 1: Tidak pernah menyokong
2. Menempatkan menunjukkan 7. Bantu untuk berdiri (atau duduk) dan mengayun
penghalang tubuh dari sisi ke sisi untuk menstimulasi
untuk mencegah 2: Jarang mekanisme keseimbangan
jatuh menunjukkan
3. Menggunakan Pengaturan posisi
pegangan tangan 3: Kadang- 1. Tempatkan pasien diatas matras/tempat tidur
seperti yang kadang terapeutik
diperlukan menunjukkan 2. Berikan matras yang lembut
4. Menggunakan 3. Jelaskan pada pasien bahwa pasien akan
4: Sering dibalik
alat bantu
menunjukkan 4. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan
dengan benar
5. Menggunakan posisi
5: Secara
prosedur 5. Tempatkan pasien dalam posisi teraupetik
konsisten yang sudah dirancang
pemindahan menunjukkan
yang aman 6. Posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran
116
Kondisi saat ini: tubuh yang tepat
7. Tempatkan barang secara berkala dalam
Target untuk ditingkatkan menjadi:
jangkauan
8. Tempatkan perubahan posisi tempat tidur
dalam jangkauan
Kemampuan berpindah
Indikator 1 2 3 4 Keterangan Monitor tanda-tanda vital
1. Berpindah dari 1: Sangat 1. Monitor tekanan darah, madi, suhu dan status
satu permukaan terganggu pernapasan
ke permukaan 2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala
yang lain sambil 2: Banyak hipotermia dan hipertermia
berbaring tergganggu 3. Monitor keberadaan dan kualitas nadi
2. Berpindah dari 4. Monitor terkait dengan adanya tiga tanda
tempat tidur ke 3: Cukup Cushing reflex (misalnya, tekanan nadi lebar,
kursi terganggu bradikardia dan peningkatan tekana darah
3. Berpindah dari sistolik)
4: Sedikit
kursi ke tempat 5. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
terganggu tanda-tanda vital
tidur
4. Berpindah dari 5: Tidak
kursi roda ke terganggu Terapi latihan ; ambulasi
toilet 1. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki
5. Berpindah dari yang memfasilitasi pasien untuk berjalan dan
toilet ke kursi mecegah cedera
roda 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah,
yang sesuai
Kondisi saat ini: 3. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur
untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh
Target untuk ditingkatkan menjadi: 4. Instruksikan pasien untuk memposisikan diri
sepanjang proses pemindahan
5. Gunakan sabuk (untuk) berjalan (gait belt)
Koordinasi Pergerakan untuk membantu perpindahan dan ambulasi,
Indikator 1 2 3 4 Keterangan sesuai kebutuhan
1. Kontraksi 1: Sangat 6. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai
kekuatan otot kebutuhan
terganggu
2. Kontrol gerakan 7. Terapkan/sediakan alat bantu (tongkat, walker,
117
3. Keseimbangan 2: Banyak atau kursi roda) untuk ambulasi, jika pasien
gerakan tergganggu tidak stabil
4. Gerakan ke arah 8. Intruksikan pasien/caregiver mengenai
yang diinginkan 3: Cukup pemindahan dan tehnik ambulasi yang aman
5. Gerakan dengan terganggu 9. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi
waktu yang dengan jarak tertentu dan dengan sejumhlah
diinginkan 4: Sedikit staf tertentu
6. Gerakan dengan terganggu 10. Bantu pasien untuk membangun pencapaian
kecapatan yang 5: Tidak yang realitas untuk ambulasi jarak.
diinginkan
terganggu
7. Gerakan dengan
ketepatan yang
diinginkan
Kondisi saat ini:
Target untuk ditingkatkan menjadi:
118
7.6 TINDAKAN KOLABORASI
1. obat-obatan kolaborasi dengan dokter (perawat melihat efek samping obat yang
memungkinkan terjadinya jatuh)
2. penglihatan menurun perawat kolaborasi dengan dokter mata, pasien bisa
menggunakan kacamata dan perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat
menyebabkan jatuh, sehingga pasien dapat berjalan sendiri, misalnya pada
malam hari.
3. konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada pasien
dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional dan
kolaborasi dengan fisioterapis jika pasien butuh fisioterapi.
4. konsultasikan dengan tim dan farmasi (tinjau ulang medikasi).
7.8 EVALUASI
evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat, kebiasaan berkemih dan telaah pasien
yang bermkemungkinan mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan,
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
119
7.9 RENCANA TINDAK LANJUT
waktu (hari, tanggal, jam) melaksanakan
S : Data subyektif berupa keluhan pasien dan keluarga yang berhubungan dengan
kemampuan meminimalkan kejadian jatuh, juga mencakup pemahaman klien
dan keluarga terhadap edukasi yang telah diberikan sebelumnya.
O : Data objektif berupa (saat ini)
Hasil verifikasi terhadap keluhan yang disampaikan klien dan keluarga
Keadaan umum klien, status kesadaran, ttv, prosedur medis yang
berpotensi meningkatkan jatuh (infus, oksigen dll)
Perubahan kondisi klien sesuai dengan skala outcome yang ditentukan
sebelumnya
Skala kategori risiko jatuh klien
Kemampuan pemenuhan adl (secara mandiri maupun dengan bantuan
keluarga)
Kemampuan mobilisasi, kemampuan orientasi terhadap lingkungan,
kemampuan menggunakan alat bantu (jika ada), pemahaman klien dan
keluarga terhadap intervensi meminimalkan jatuh.
kondisi eksternal aktual yang berpotensi meningkatkan kejadian jatuh pada
klien
DAFTAR PUSTAKA
120
PPNI. 2017. Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indikator
diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
Pemprov Sumbar .2016. Pedoman Panduan Resiko Jatuh.Sumatera Barat
Budiono et al. Pelaksanaan Program Manajemen Pasien dengan Risiko Jatuh di
Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1,
2014
Hardivianty, C. Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning Di Rumah Sakit PKU
Muhamadiyah Gamping Yogyakarta. Proceeding Health Architecture,
1(1) 17 Mei 2017
121
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 8: GANGGUAN POLA TIDUR
8.1 PENGERTIAN
Interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal
122
parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror),
gangguan transisi bangun-tidur(misalnya: mengigau), parasomnia yang terkait
dengan tidur REM (misalnya: mimpi buruk), dan lainnya (misalnya: bruksisme).
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu,
seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu,
hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari
tanggung jawab pada siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau
sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik
system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM.
Alternatif pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti: amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin
hidroklorida.
5. Apnea Saat Tidur dan Mendengkur
Apnea saat tidur atau sleep adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada
saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras,
sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit
kepala di siang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti
hipertensi atau aritmia jantung. Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya
rintangn dalam pengairan udara di hudung dan mulut pada waktu tidur, biasanya
disebabkan oleh adenoid, amandel atau mengendurnya otot di belakang mulut.
6. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur, atau
biasa disebut isilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis: enuresa
noktural: merupakan amengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol
saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.
8.3 PATOFISIOLOGI
Terjadinya gangguan pola tidur dapat dibagi menjadi beberapa proses, antara lain:
123
1. Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodic limb
movement disorders)/mioklonus nortuknal.
Lesi pada pusat kontrol pacemaker batang otak menyebabkan gerakan anggota
gerak badan secara streotipik, berulang selama tidur. Paling sering terjadi pada
anggota gerak kaki baik satu atau kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu jari
kaki dan fleksi sebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara
0,5-5 detik, berulang dalam waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terus-
menerus dalam beberapa menit atau jam. Bentuk tonik lebih sering dari pada
mioklonus. Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidur sehingga
menyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus. Insidensi 5% dari orang
normal antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50 tahun. Berat
ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakan yang terjadi selama
tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan, 25-50 gerakan/jam: sedang, danlebih dari 50
kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit seperti mielopati kronik, neuropati,
gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea, ketergantungan
obat, anemia.
2. Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/Ekboms syndrome
Sindrom ini ditemukan pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson,
wanita hamil. kelainan ini diduga diantara lesi batang otak hipotalamus. Rasa
sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat
berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki secara periodik
disertai dengan rasa nyeri akibat kejang otot M. tibialis kiri dan kanan sehingga
penderita selalu mendorong-dorong kakinya.
3. Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea).
Nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur. Mendengkur ini
berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50
detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atau
hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi
retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat pasien terjaga danrespirasi
kembali normal secara reflek. Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien
sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali
untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak
enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan
gangguan kongenital saluran nafas, dysotonomi syndrome, adenotonsilar
hypertropi. Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal defek, hipotiroid,
atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK, hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari
malformation.
124
4. Paska trauma kepala
Pada gambaran polysomnography tampak penurunan fase REM dan peningkatan
sejumlah fase jaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa fase koma (trauma kepala)
sangat berperan dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir
menunjukkan pasien tampak selalu mengantuk berlebih sepanjang hari tanpa
diikuti oleh fase onset REM.
5. Gangguan tidur irama sirkadian
Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur
badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal
fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidur-bangun, dimana
sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama
sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami
peregseran. Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian
antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama
sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami gangguan
irama sirkadian adalah tumor pineal.
125
8.4 PATHWAY TERJADINYA GANGGUAN POLA TIDUR
126
8.5 TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
127
pilihan, pengalaman masa lalu,
&kontraindikasi sebelum memilih strategi
relaksasi tertentu
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 4. Berikan deskripsi detail terkait intervensi
1. Kesulitan 1: Berat relaksasi yang dipilih
memulai tidur 5. Ciptakan lingkungan yang tenang & tanpa
2. Tidur yang 2: Cukup distraksi (lampu redup & suhu lingkungan
terputus berat yang nyaman jika memungkinkan)
3. Tidur yang tidak 6. Dorong klien untuk mengambil posisi yang
3: Sedang nyaman dengan pakaian longgar dan mata
tepat
4. Apnea saat tidur 4: Ringan tertutup
5. Ketergantungan 7. Spesifikkan isis intervensi relaksasi
pada bantuan 5: Tidak ada 8. Dapatkan perilaku yang menunjukkan
tidur terjadinya relaksasi (misaknya bernafas
6. Buang air kecil dalam, menguap, pernafasan perut,atau
malam hari bayangan yang menenangkan)
7. Mengorok 9. Minta klien untuk rileks & merasakan sensasi
8. Nyeri yang terjadi
10. Gunakan suara yang lembut dengan irama
Kondisi saat ini: yang lambat untuk setiap kata
11. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi
Target untuk ditingkatkan menjadi: pada klien
12. Dorong klien mengulang praktik teknik
relaksasi jika memungkinkan.
13. Antisipasi kebutuhan penggunaan
relaksasi
14. Dorong pengulangan teknik praktik-praktik
tertentu secara berkala
15. Berikan waktu yang tidak terganggu karena
mungkin saja klien tertidur
16. Dorong control sendiri ketika relaksasi
dilakukan
17. Evaluasi laporan individu terkait relaksasi
untuk digunakan individu dengan tepat
Kelelahan : Efek Yang mengganggu 18. Evaluasi dan dokumentasikan respon
128
Indikator 1 2 3 4 Keterangan terhadap terapi relaksasi
7. Gangguan 1: Berat Peningkatan Tidur
dengan aktivitas 1. Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi
sehari hari 2: Cukup Berat pasien misalnya apnea, sumbatan jalan
8. Nafsu makan nafas,nyeri atau ketidaknyamanan dan
3: Sedang
menurun frekuensi buang air kecil dan psikologisnya
9. Gangguan 4: Ringan misalnya ketakutan atau cemas serta
hubungan keadaan yang mengganggu tidur.
interpersonal 5: Tidak ada 2. Sesuaikan lingkungan (misalnya cahaya,
10. Gangguan kebisingan, suhu, , kasur dan tempat tidur)
aktivitas fisik 3. Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas
11. Malaise waktu tidur
12. Lethargy 4. Monitor makanan sebelum tidur dan intake
Kondisi saat ini: minuman yang dapat mengganggu tidur
5. Ajarkan pasien untuk merelaksasi otot
Target untuk ditingkatkan menjadi: autogenik
6. Mulai / terapkan langkah langkah
kenyamanan seperti pijat, atur posisi dan
Tingkat Kelelahan sentuhan efektif
Indikator 1 2 3 4 Keterangan
1. Kelelahan 1: Berat
2. Gangguan Manajemen Energi
Konsentrasi 2: Cukup berat 1. Kaji status fisiologis pasien yang
3. Sakit kepala menyebabkan kelelahan sesuai dengan
3: Sedang konteks usia dan perkembangan
4. Nyeri sendi / otot
5. Tingkat stres 4: Ringan 2. Tentukan persepsi pasien / orang terdekat
6. Penurunan dengan pasien mengenai penyebab
motivasi 5: Tidak ada kelelahan
3. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan
Kondisi saat ini: baik secara farmakologis maupun non
farmakologi dengan tepat
Target untuk ditingkatkan menjadi: 4. Gunakan instrumen yang valid untuk
mengukur kelelahan.
5. Monitor asupan sumber energi / intake yang
Status Kenyamanan : Lingkungan adekuat
129
Indikator 1 2 3 4 Keterangan 6. Monitor sumber kegiatan olahraga dan
1. Penyediaan 1: Tidak adekuat kelelahan emosional yang dialami pasien
pencahayaan 7. Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
2. Penggunaan 2: Sedikit pasien yang dapat mempengaruhi fungsi
sistem alarm adekuat kognitif, pemantauan diri dan aktivitas klien
personal 8. Bantu pasien untuk membatasi tidur siang
3: Cukup dengan kegiatan yang dapat membuat
3. Pengaturan
suhu ruangan adekuat pasien cepat terjaga
4. Pengurangan 4: Sebagian 9. Lakukan ROM aktif / pasif untuk
kebisingan menghilangkan ketegangan otot.
besar adekuat
5. Tempat tidur
5: Sepenuhnya
posi rendah
adekuat Manajemen Lingkungan Kenyamanan
6. Penyusunan
barang-barang 1. Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
sesuai mengelola lingkungan dan kenyamanan yang
kebutuhan optimal
7. Sistem majemen 2. Mudahkan transisi pasien dan keluarga
perawatan dengan adanya sambutan hangat
ditempat dilingkungannya yang baru
Kondisi saat ini: 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
Target untuk ditingkatkan menjadi: 4. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
5. Hindari gangguan yang tidak perlu dan
berikan untuk waktu istirahat
Tingkat Depresi 6. Pertimbangkan penempatan pasien di kamar
Indikator 1 2 3 4 Keterangan dengan beberapa tempat tidur (teman
1. Perasaan 1: Berat sekamar dengan masalah lingkungan yang
depresi sama)
2. Gangguan 2: Cukup Berat 7. Berikan pilihan sedapat mungkin untuk dapat
konsentrasi melakukan kegiatan dan kunjungan sosial
3: Sedang 8. Pertimbangkan sumber tidak nyaman seperti
3. Kelelahan
4. Insomnia 4: Ringan balutan yang lembab, posisi selang, balutan
5. Kebersihan yang tertekan, seprai kusut, maupun
pribadi yang 5: Tidak ada lingkungan yang menganggu
buruk 9. Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman
130
6. Kehilangan 10. Sesuaikan pencahayaan sesuai kebutuhan
minat pada 11. Posisikan pasien untuk memfasilitasi
kegiatan kenyamanan seperti gunakan prinsip
7. Nafsu makan keselarasan tuhuh, immobilisasi bagian
menurun tubuh yang nyeri
8. Kesedihan 12. Cepat bertindak jika ada panggilan
9. Pikiran 13. Sediakan kamar terpisah jika terdapat
kematian preferensi dan kebutuhan pasien untuk
mendapatkan ketenagan dan istirahat.
Kondisi saat ini:
Target untuk ditingkatkan menjadi: Pengurangan Kecemasan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Koping 2. Nyatakan dengan jelas harapan prilaku klien
Indikator 1 2 3 4 Keterangan 3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
1. Mengidentifik 1: Tidak pernah yangakan dirasakan yang mungkin dialami
asi koping klien selama prosedur
yang efktif 2: Jarang 4. Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
dan tidak perawatan dan prognosis
3: Kadang- 5. Dorong keluarga untuk mendampingi klien
efektif
kadang dengan cara yang tepat
2. Melaporkan
pengurangan 4: Sering 6. Jauhkan peralatan perawatan dari
stes pandangan
3. Adaptasi 5: Konsisten 7. Berikan obyek yang menunjukkan perasaan
perubahan aman
lingkungan 8. Lakukan usapan punggung atau leher
4. Menggunaka dengan cara yang tepat
n sistem 9. Puji kekuatan atau perilaku yang baik secara
dukungan tepat
personal 10. Identifikasi saat terjadi perubahan tingkat
5. Peningkatan kecemasan
kenyamanan 11. Berikan aktifitas pengganti yang bertujuan
6. Penurunan untuk mengurangi tekanan
gejala fisik 12. Dukung penggunaan mekanisme koping
131
akibat stres. yang sesuai
Kondisi saat ini: 13. Intruksikan klien menggunakan tehnik
relaksasi
Target untuk ditingkatkan menjadi: 14. Kontrol stimulus kebutuhan klien secara
tepat
15. Atur penggunaan obat-obatan untuk
mengurangi kecemasan secara tepat
Peningkatan Koping
1. Bantu pasien dalam mengidentifikasi
kebutuhan jangka pendek dan jangka
panjang yang tepat
2. Dukung hubungan pasien dengan orang
yang memiliki tujuan yang sama
3. Bantu pasien memerikasa sumber-sumber
yang tersedia untuk memenuhi tujuannya
4. Berikan penilaian mengenai dampak
terhadap situasi kehidupan pasien terhadap
peran dan hubungan
5. Berikan penilain pemahaman pasien
terhadap proses penyakit
6. Gunakan pendekatan yang tenang dan
memberikan jaminan
7. Berikan suasana penerimaan
8. Sediakan informasi yang aktual mengenai
diagnosis, pennganan dan prognosis
9. Sediakan pilihan yang realistis mengenai
aspek perawatan.
10. Dukung siksp pasien terkait harapan yang
realistis
11. Dukung aktifitas sosial dan komunitas
12. Yurunkan stimulis yang dianggap sebagai
132
hanbatan dan ancaman
13. Dukung pasien untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kemampuan diri
14. Berikan penilain kemampuan penyesuaiaan
pasien terhadap perubahan dalam citra
tubuh
15. Instruksikan pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi sesuai kebutuhan
16. Dukung keluarga untuk memberikan
verbalisasi perasaaan, persepsi dan rasa
takut mengenai sakit anggota keluarga
133
8.6 TINDAKAN KOLABORASI
1. PENDEKATAN HUBUNGAN ANTARA PASIEN DAN DOKTER, TUJUANNYA:
• UNTUK MENCARI PENYEBAB DASARNYA DANPENGOBATAN YANG
ADEKUAT
• SANGAT EFEKTIF UNTUK PASIEN GANGGUAN TIDUR KRONIK
• UNTUK MENCEGAH KOMPLIKASI SEKUNDER YANG DIAKIBATKAN OLEH
PENGGUNAAN OBAT HIPNOTIK,ALKOHOL, GANGGUAN MENTAL
• UNTUK MENGUBAH KEBIASAAN TIDUR YANG JELEK
2. KONSELING DAN PSIKOTHERAPI
PSIKOTHERAPI SANGAT MEMBANTU PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PSIKIATRISEPERTI (DEPRESSI, OBSESSI, KOMPULSI), GANGGUAN TIDUR
KRONIK. DENGAN PSIKOTERAPI INI KITA DAPAT MEMBANTU MENGATASI
MASALAH-MASALAH GANGGUAN TIDUR YANG DIHADAPI OLEH PENDERITA
TANPA PENGGUNAAN OBAT HIPNOTIK.
3. KOLABORASI DENGAN DOKTER DAN FARMASI DALAM PENDEKATAN
FARMAKOLOGI
DIBERIKAN OBAT GOLONGAN SEDATIF HIPNOTIK.SEBELUM
MEMPERGUNAKAN OBAT HIPNOTIK, HARUS TERLEBIH DAHULU
DITENTUKAN JENIS GANGGUAN TIDUR MISALNYA, APAKAH GANGGUAN
PADA FASE LATENSI PANJANG (NREM) GANGGUAN PENDEK, BANGUN
TERLALU DINI, CEMAS SEPANJANG HARI, KURANG TIDUR PADA MALAM
HARI, ADANYA PERUBAHAN JADWAL KERJA/KEGIATAN ATAU AKIBAT
GANGGUAN PENYAKIT PRIMERNYA.
1. PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
Pembuatan leaflet edukasi pasien dan keluarga tentang gangguan pola tidur dan
penatalaksanaanya sehingga keluarga mampu merawat pasien dirumah nantinya
dengan kemampuan mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan pola tidur dan hal
yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. selain itu memeriksa order dokter tentang
obat- obatan yang diperlukan.
134
A : Analisis/Assesment (masalah dan diagnosis keperawatan klien yang
dianalisis/dikaji dari data subjektif dan objektif) bersifat dinamis, memerlukan
pengkajian ulang untuk menentukan diagnosa, rencana dan tindakan
P : Perencanaan/planning (perencanaan kembali), perencanaan kembali
tentang pengembangan tindakan keperawatan, baik sekarang maupun yang
akan datang, dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien berdasarkan
tujuan yang spesifik dan periode yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
135
8.8 Discharge Planning
Form discharge planning dan materi gangguan pola tidur.
MEKANISME KEGIATAN
METODE
1. Diskusi
2. Tanya jawab
MEDIA
1. Status pasien
2. Sarana dan prasarana
3. Leaflet (gangguan pola tidur)
PELAKSANAAN KEGIATAN
136
(sesuai materi)
4. KARU memeriksa kelengkapan
administrasi.
Pelaksanaan 1. PP 1 menyampaikan pendidikan Bed PP 1
kesehatan, melakukan demonstrasi pasien
dan redemonstrasi
2. PP I menanyakan kembali pada
pasien tentang materi yang telah
disampaikan
3. PP 1 mengucapkan terima kasih
4. Pendokumentasian
EVALUASI
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
137
MATERI GANGGUAN POLA TIDUR
A. Pengertian
Gangguan jumlah waktu tidur dan kualitas tidur akibat faktor eksternal.
B. Tanda dan gejala
1. Kesulitan berfungsi sehari- hari
2. Kesulitan memulai tidur
3. Kesulitan mempertahankan tetap tidur
4. Ketidakpuasan tidur
5. Tidak merasa cukup istirahat
6. Terjaga tanpa jelas penyebabnya
C. Dampak penurunan kualitas tidur bagi tubuh
1. Kelelahan pada tubuh sepanjang hari
2. Mengurangi kemampuan untuk fokus
3. Menurunkan tingkat penyembuhan luka
4. Halusinasi baik penglihatan ataupun pendengaran
D. Manfaat tidur yang cukup
1. Menjaga kesehatan fisik, mental dan emosional serta kemampuan kognitif
2. Upaya pemulihan fungsi dalam tubuh yang penting
E. Startegi
1. Menerapkan sleep hygene
a. Pertahankan bioritme
Kebiasaan tidur
Dukung rutinitas sebelum tidur
Betime snack (susu atau teh herbal hangat), membaca dan mendengarkan
musik untuk merangsang tidur, personal hygene sebelum tidur, berdoa,
berdzikir atau meditasi sebelum tidur
b. Minimalkan makanan dan minuman yang dapat menganggu tidur misalnya
alkohol, kopi sebelum tidur
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Batasi suara berisik
Jaga suhu ruangan agar nyaman
Selimut yang hangat jika terlalu dingin
Gunakan lampu seperlunya
Gunakan musik yang lembut
2. Manajemen sleep hygene
138
a. Atur posisi kepala tempat tidur sesuai kebutuhan
b. Tambahkan ekstra bantal sesuai kebutuhan
c. Obat untuk mengurangi nyeri (jika diindikasikan)
d. Gunakan kompres hangat/ dingin untuk mengurangi nyeri
e. Massage punggung atau kaki untuk relaksasi otot
f. Lakukan relaksasi otot progresif atau guided imagery
g. BAK sebelum tidur
h. Tempatkan pispot disamping tempat tidur atau pertahankan lingkungan ke
kamar mandi yang aman
3. Obat- obatan
(jika ada dijelaskan fungsi dan aturan penggunaan sesuai resep dari dokter)
4. Penggunaan herbal
Contoh melatonin (cherry, pisang, outmeal, susu hangat, roti tawar), teh camomile,
snack (susu, keju, yoghurt).
139
140
Nama Pasien :________________________
141
Nama pasien : ______________________
Catatan :
142
143