Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA KONSELING

MANAJAMEN GEJALA DIARE PADA PASIEN DEWASA


DENGAN HIV/AIDS

-Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Keperawatan HIV-


OLEH
KELOMPOK 4
EKA NUR JANNAH 195070209111003
WAHYU FAJRI RAMADHAN 195070209111004
FARIZKA ARI AISYAH 195070209111005
I'IN EKA SAFITRI 195070209111007
BELLA NOVE KHIRRIA 195070209111010
NAZLA ASRIN DWI PERTIWI 195070209111012
DINDA AMALIA OKVIE PUTRI 195070209111022
SUNARMI 195070209111023
VITA AZLINA 195070209111030
WENDA DWI ASMOKO 195070209111031
SYAHDA JUVENIL PROFITAMELA 195070209131001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

SATUAN ACARA KONSELING


Topik : Konseling Manajemen Gejala Pada Pasien Dewasa Dengan HIV/AIDS
Sub Topik : Konseling mengatasi diare pada pasien HIV dewasa
Sasaran : Klien dan keluarga
Tempat : Ruang konseling poli VCT
Hari/Tanggal : 12 Oktober 2020
Waktu : 45 menit

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan konseling manajemen gejala pada pasien dewasa dengan HIV/AIDS
selama 45 menit diharapkan klien dan keluarga mampu memahami pentingnya perhatian
pada tanda gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan HIV/AIDS khususnya pada kasus
diare serta bagaimana tatalaksana yang bisa dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk
menangani gejala-gejala yang muncul serta memotivasi klien dalam menjalani prosedur
pengobatan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberi konseling selama 45 menit diharapkan sasaran dapat:
1. Mengungkapkan masalah/ keluhan yang dialami dari adanya HIV/AIDS
2. Mengetahui manifestasi HIV/AIDS pada orang dewasa.
3. Mengetahui penyebab terjadinya diare pada orang HIV/AIDS
4. Mengetahui tatalaksana tanda dan gejala HIV/AIDS sesuai dengan keluhan fisik yang
dialami (diare).

III. Materi (terlampir)


Mengatasi keluhan fisik pada pasien HIV dewasa akibat diare

IV. Metode
Konseling dan pemaparan materi melalui PPT

V. Kegaiatan konseling
No Susunan Kegiatan Konseling Kegiatan pasien Waktu
Kegiatan

1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 3 menit


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Memastikan identitas klien dan
4. Menyampaikan tujuan memperhatikan
konseling 3. Menjawab
5. Kontrak waktu pertanyaan

2. Isi 1. Menggali masalah fisik apa 1. Mendengarkan 30 menit


yang sedang dialami oleh klien 2. Menjawab
2. Menggali seberapa parahnya 3. Berdiskusi
masalah tersebut mengganggu
klien
3. Menggali persepsi klien
tentang asal mula terjadinya
masalah tersebut
4. Menggali upaya apasajakah
yang telah dilakukan oleh klien
untuk mengatasi masalahnya
tersebut
5. Menjelaskan definisi infeksi
oportunistik
6. Menjelaskan penyebab
terjadinya diare.
7. Menjelaskan beberapa cara
pencegahan dan penanganan
diare.
8. Menanyakan apakah klien bisa
melakukan penanganan sendiri
9. Menanyakan adakah keluarga
atau orang terdekat yang bisa
dimintai tolong untuk
membantu
10. Membantu klien memilih
beberapa alternatif cara
penanganan yang bisa
dilakukan
3. Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Mendengarkan 12 menit
tentang penjelasan yang telah 2. Menjawab
disampaikan 3. Bertanya
2. Menyimpulkan materi, 4. Menjawab
pertanyaan dan jawaban salam
3. Memotivasi pasien untuk
semangat menjalani
pemeriksaan.
4. Mengucapkan salam

VI. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kelompok konselor & klien pada posisi yang sudah direncanakan
2) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
3) Pre Planning telah disetujui
4) PPT telah tersedia
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2) Klien dapat mengikuti konseling sampai selesai
3) Klien berperan aktif selama kegiatan berjalan, mau terbuka dan berdiskusi dengan
konselor
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan konseling, klien dapat:
1) Mengetahui definisi infeksi oportunistik
2) Mengetahui penyebab diare yang dialaminya.
3) Mengetahui cara pencegahan dan penanganan diare.
4) Memilih cara yang paling mungkin dilakukannya untuk mengatasi diarenya.
VII. Lampiran Materi
a. Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang tidak berdampak pada orang
dengan imunitas normal namun dapat menyebabkan masalah bagi orang dengan
penurunan sistem kekebalan tubuh seperti pada orang dengan HIV/AIDS. Infeksi
oportunistik ditimbulkan oleh patogen dari luar tubuh (bakteri, jamur, virus atau
protozoa) atau oleh mikrobiota dari dalam tubuh namun dalam keadaan normal yang
terkendali sistem imun. Penurunan fungsi sistem imun akan menjadi kesempatan
patogen untuk menimbulkan manifestasi penyakit.

b. Diare pada Penderita HIV

Diare Kronik
 Definisi diare kronik : buang air besar dengan tinja cair tiga kali atau lebih sehari
secara terus-menerus selama lebih dari 1 bulan.

Penyebab
 Parasit: Parasit cryptosporidium (lihat LI 502) atau microsporidium menye-
babkan diare yang terjadi pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah
menurun di AS sejak terapi anti- retroviral (ART) dipakai.
 Obat: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal
ini sering berlaku dengan antiretroviral nelfinavir, ritonavir, Kaletra/Aluvia, ddI
dan tipranavir, serta foskarnet dan interferon alfa.
 Penyebab lain: Penggunaan antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam
perut dan usus, yang mengakibatkan diare. Diare juga dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan mencerna produk susu (intoleransi laktosa), oleh masalah
pankreas, atau oleh stres emosional.
Penilaian Dehidrasi
- Penilaian dehidrasi, dari dehidrasi berat – dehidrasi ringan/ sedang – tanpa
dehidrasi. Dehidrasi terjadi karena pasien kekurangan cairan dan elektrolit.
Berikut penilaian dehidrasi :
Penanganan dehidrasi

- Tanda peritonitis adalah adanya keluhan nyeri abdomen, pada pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri tekan, nyeri lepas pada semua abdomen, adanya chess board
phenomen.
- Pada USG, bila peritonitis disebabkan oleh TB maka dijumpai gambaran
pembesaran kelenjar pada aorta, asites, pnebalan mukosa usus besar.
- Pengobatan TB menggunakan OAT kategori 1 dengan panduan 2HREZ/4HR
- Pemeriksaan lab untuk kasus diare, selain dilakukan untuk mendapatkan parasit,
perlu dilakukan pemeriksaan BTA dengan menggunakan sample tinja.
- Quinolon diberikan bila pasien belum pernah mendapat antibiotik sebelumnya.
Jika pasien pernah mendapat antibiotik berulang untuk episode diare maka
pilihan pertama adalah eritromisin dengan pertimbangan bahwa penyebabnya
adalah kampilobakter atau metronidasol untuk klostridium:
 Kalsium laktat 1500 mg/hari, serat halus (agar-agar) dapat digunakan untuk
menurunkan volume cairan diare dan merubah konsistensi tinja lebih padat
 Loperamid dapat diberikan pula jika terjadi diare massif dengan syarat harus
diikuti dengan pengobatan terhadap penyebab diare
 Pengobatan diare spesifik berdasarkan kuman patogen yang umum
- Pemberian ARV mengikuti panduan pemberian ARV bersamaan infeksi
opotunistik
Kriptosporidiosis: saat ini tidak ada pengobatan efektif kecuali ARV. Yang
terpenting adalah menjaga cairan dan elektrolit, dan obat antidiare seperti
Loperamid.

c. Penanganan Diare Mandiri


 Lakukan pola hidup sehat, yakni dengan tidur yang cukup, olahraga teratur, dan
hindari stres
 Terkait makanan
- Hindari makanan yang diolah dengan tidak higienis
- Makanan yang dihindari :
 produk susu (susu atau keju)
 masakan yang digoreng

 makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang

 makanan pedas

 makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-
buahan atau sayur-mayur mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
- Makanan yang dianjurkan :
 pisang
 nasi putih

 saus apel
 sereal

 roti tawar bakar atau biskuit kering

 makaroni atau mi biasa

 telur rebus

 bubur gandum

 kentang rebus tumbuk

 yoghurt (walau ini produk susu, ma- kanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri
yang dipakai untuk mem- buatnya)
 Perbanyak minum air putih
 Hindari mengkonsumsi sembarang obat diare

Lampiran SOP Cuci tangan

Suatu prosedur universal precaution sebelum dan setelah kontak dengan


1. Pengertian
pasien.
Sebagai acuan pedoman petugas agar dapat melaksanakan cara mencuci tangan
2. Tujuan
dengan baik dan benar.

3. Kebijakan Tentang: Instruksi Kerja Cara Mencuci Tangan.

4. Prosedur 1. Alat:
a. Washtafel sebagai tempat mencuci tangan atau bak cuci dengan kran air
mengalir
b. Lap bersih atau tissue.

2. Bahan:
a. Sabun cuci tangan (Hand soap) atau sabun desinfektan.

5. Langkah- 1. Basahkan kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan dengan air
langkah
mengalir, kemudian ambil sabun.
2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut, kemudian gosok
juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tissue, kemudian matikan kran dengan
tissue dan tangan bersih terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2003.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman manajemen program pencegahan


penularan HIV dan Sifilis dari ibu ke Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2015.

Marcelena R, Rengganis I. Kapita Selekta Kedokteran : Infeksi HIV/AIDS. Jilid 2. Edisi 4.


Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hlm 573-83.

Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

Susanto dan Ari, 2013. Penyakit Kulit dan Kelamin. Yogyakarta : Nuha Medika

http://spiritia.or.id/informasi/detail/112 diakses pada 8 Oktober 2020


SKENARIO ROLE PLAY

Seorang pasien usia 35 th datang ke poli VCT bersama ibunya dengan keluhan BAB cair
selama 3 bulan hilang timbul dan sempat ada keluhan penurunan berat badan. Klien sudah
tidak mengaami demam tetapi diare tersebut masih menjadi masalah untuk klien. Klien
adalah seorang ibu rumah tangga. Kemudian pasien dilakukan pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan Lab. serum HIV, dan didapatkan hasil pasien (+) mengidap HIV.

Pasien dan : Siang suster…


Keluarga
Perawat : Siang, ibu, mari silahkan duduk.
Pasien dan : (duduk)
Keluarga
Perawat : Sebelumnya dengan ibu siapa namanya?
Pasien dan : saya Ibu K sus dan Ini anak saya N
keluarga
Perawat : Baiklah Baiklah ibu K dan ibu N, sebelumnya perkenalkan nama saya
perawat…….. yang akan membantu bapak ibu disini untuk menjelaskan
bagaimana penyakit yang saat ini diderita bapak. Untuk waktunya
mungkin sekitar 30 menit ya bu. Apa ibu bersedia?
Pasien : Iya sus, saya bersedia.
Perawat : Baik bu. Jadi begini seperti apa yang sudah disampaikan
oleh dokter, bahwa ibu ini positif terkena penyait HIV. Apa
ibu sudah tahu tentang penyakit yang ibu derita sekarang?
Pasien : Saya sudah tahu sus, itu penyakit menular yang menyerang sistem
kekebalan tubuh kan sus?
Perawat : Iya betul sekali bu. Lalu untuk keluhan saat ini apa yang ibu rasakan?
Pasien : Saya sudah 3 bulan ini BAB cair sus, hilang timbul sih tapi mengganggu,
dan badan terasa letih. Itu kenapa ya suster?
Perawat : Itu tandanya ibu mengalami diare. Diare yang ibu alami saat ini itu
terjadi bisa karena infeksi oportunistik, dimana infeksi ini terjadi karena
sistem kekebalan tubuh yang lemah. Infeksi yang terjadi juga bisa terjadi
karena ibu sebelum makan tidak cuci tangan. Karena sekarang sistem imun
ibu tidak sekuat sebelumnya, karena itu sesederhana makanan yang ibu konsumsi tidak bersih
maka bisa menyebabkan diare. Usaha apa yang sudah ibu lakukan mungkin ada?
Pasien : Lalu bagaimana cara mengatasinya sus? Karena saya sangat terganggu. Jika
terlalu sering BAB karena saya punya anak di rumah yang diurus juga. Ini semua karena
suami saya sus. Saya tidak tau kalau ternyata dia sering bermain perempuan diluar sana.
Sekarang suami saya sudah meninggal. Saya sudah coba coba obat herbal tapi gak bisa sus.
Perawat : Saat diare, tubuh akan mengalami dehidrasi karena tubuh terus
mengeluarkan cairan lewat buang air besar yang sering. Untuk itu, ibu
perlu tetap menjaga hidrasi tubuh dengan minum banyak cairan, seperti air
putih atau teh jahe yang bisa dijadikan alternatif asupan cairan saat diare.
Selain itu ibu juga harus mengkonsumsi makanan sehat supaya dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bisa juga dengan cuci tangan yang
baik dan benar bu, apakah ibu sudah diajarkan?
Pasien : belum sus, bagaimana cuci tangan yang baik dan benar?
Perawat : baiklah akan saya ajarkan cuci tangan 6 langkah. 1. Basahi tangan kemudian
Tuang
sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar, 2. Usap dan gosok juga
kedua punggung tangan secara bergantian, 3. Gosok sela-sela jari tangan
hingga bersih, 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi
saling mengunci, 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, 6.
Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan,
kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan. Lakukan selama 40-60
detik ya pak untuk prosesnya. Coba sekarang bapak dan ibu
mempraktikan ulang.

Pasien : Baik sus, seperti ini ya sus?


Perawat : Ya benar sekali ibu.
Pasien : Selain itu sus nafsu makan saya juga menurun sus, kalau saya makan
tidak berselera.
Perawat : Walaupun tidak berselera, ibu harus tetap makan dengan cara dalam
porsi kecil namun sering untuk menjaga kesehatan pencernaan. Lakukan pola
hidup sehat, yakni dengan tidur yang cukup, olahraga teratur, dan hindari stres Terkait
makanan:
- Hindari makanan yang diolah dengan tidak higienis
- Makanan yang dihindari :
 produk susu (susu atau keju)
 masakan yang digoreng

 makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang

 makanan pedas

 makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-
buahan atau sayur-mayur mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
- Makanan yang dianjurkan :
 pisang
 nasi putih

 saus apel

 sereal

 roti tawar bakar atau biskuit kering

 makaroni atau mi biasa

 telur rebus

 bubur gandum

 kentang rebus tumbuk

 yoghurt (walau ini produk susu, ma- kanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri
yang dipakai untuk mem- buatnya)
2. Perbanyak minum air putih
3. Hindari mengkonsumsi sembarang obat diare

Kalau ibu biasanya di rumah adanya makanan apa saja bu? Tidak msti semuanya
dimakan juga buu sesuai yang ibu suka dan ada di rumah saja.
Keluarga : ooh begitu ya sus, saya suka sih sus pisang, nasi putih selalu ada setiap hari
di rumah. Biskuit juga ada sus dan tlur rebus juga ada. Tapi kalau untuk roti, saus apel dan
sereal seperti itu saya tidak terlalu suka dan tidak pernah beli juga sus.
Perawat : iya bu, tidak apa apa itu juga sudah cukup dan tetap menghindari makan
makanan yang tidak dianjurkan yang sudah saya paparkan sebelumnya ya bu. begitu apa ada
lagi yang ingin ibu tanyakan?
Pasien : tidak ada sus, terimakasih banyak ya sus
Perawat: baik bu, bisa ibu ulang tadi apa saja yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi diare
ibu selama di rumah?
Pasien : dengan makan makanan seperti nasi putih pisang, telur rebus dan biskuit sus.
Dan saya harus menghindari makanan produk susu dan keju, berlemak yang digoreng,
makanan pedas, dan makanan yang mengandung banyak serat. Dan juga saya harus
membiasakan cuci tangan ya sus seperti ini (mempraktekan cuci tangan) dan memakan
makan yang higienis.
Perawat : iya bu betul. Bagaimana apa ada yang masih ingin ditanyakan?
Pasien : oh ini sus, saya agak kurang suka dengan kuning telur sus, apa boleh jika
saya hanya cukup makan putih telurnya saja>
Perawat : oh iyaa buu boleh, silahkan yang penting ibu bisa menikmatinya ya
Pasien : iyaa terimakasih ya sus
Perawat : ibu juga harus selalu semangat ya bu demi keluarga ibu. Mulai sekarang
mulai biasakan pola hidup sehat ya bu dengan berolahraga dan makan makanan yang bergizi
juga higienis. Jika ibu sedang merasa down jnagan ibu pendam sendiri. Ibu bisa bercerita
pada orang orang yang ibu percaya atau yang ibu rasa nyaman untuk bercerita. Kita kan
sudah berusha ya bu dengan obat, jadi jangan lupa juga untuk memulai gaya hidup yang lebih
sehat ya bu demi keluarga.
Pasien : iya sus, benar sekali saya smapai sekarang semangat karena masih ada ibu
dan anak anak saya yang menyayangi saya sus jadi saya akan berusaha untuk mengubah pola
hidup yang lebih sehat lagi sus dan rutin meminum obatnya. Terimakasih ya sus saya sangat
banyak dibantu dalam konseling kali ini.
Perawat : iya sama sama bu, jika ada yang ingin ditanyakan lagi atau merasa
ada keluhan lain ibu bisa datang lagi kesini yaa untuk berobat atau sekedar
konsultasi pun tidak apa apa
Pasien : baik sus, terimakasih saya pamit dulu
Perawat : iya bu sama sama
Keluarga : mari sus
Pasien

Anda mungkin juga menyukai