Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN TIDUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Keperawatan Gerontik

Oleh:
Farizka Ari Aisyah
(195070209111005)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KASUS
Seorang lansia laki-laki usia 74 tahun tinggal di Panti selama 8 bulan terakhir. Klien
mengeluh sering lemas, pusing dan merasa mudah capek setiap hari, khususnya ketika mengikuti
kegiatan olahraga maupun prakarya lainnya. Dari hasil pengkajian wawancara didapatkan data bahwa
klien biasanya baru bisa tidur jam 11 malam dan sering terbangun jam 2 atau 3 dini hari kemudian
tidak bisa tidur lagi. Dari hasil observasi klien tampak pucat dan lemah. Klien mengatakan biasanya
akan merokok di teras jika sudah tidak bisa tidur, kadangkala akan membaca buku atau mendengarkan
radio di teras wisma. Klien juga terlihat murung dan sering menyendiri. Klien mengatakan sering
kangen cucunya meskipun setiap seminggu sekali melakukan video-call. Klien terbiasa tidur sendiri di
rumah sebelumnya namun sekarang harus berbagi sekamar berdua dengan penghuni lainnya, merasa
terganggu dengan teman sekamarnya yang tidur mengorok. Kebiasaan lansia adalah minum kopi
sehari dua kali pagi dan malam hari masing-masing satu gelas, memiliki hobi membaca ketika tidak
ada kegiatan dan sebelum tidur.

Sebutkan dan deskripsikan factor apa saja yang mungkin mempengaruhi gangguan tidur pada lansia
diatas:
Jawab:

No Faktor Komponen Deskripsi

1. Faktor intrinsik Usia : Pada kasus :


Klien memiliki kebiasan tidur pada jam 11 malam dan
sering terbangun pada jam 2 atau 3 dini hari
Penjelasan :
Klien berusia 74 tahun terdapat beberapa perubahan.
Salahs satu perubahan adalah produksi hormon
melatonin berkurang, hal ini dapat berpengaruh pada
peningkatan pada fase NREM tidur lansia sehingga fase
REM tidur lansia berkurang (Bukit, 2014).

2. Faktor ekstrinsik Faktor lingkungan : Pada kasus :


Klien terbiasa memiliki kamar sendiri, sejak di panti
klien merasa tidak nyaman karena harus berbagi kamar
dengannya. Apalagi, teman sekamar klien memiliki
kebiasaan tidur mengorok.
Penjelasan :
Gangguan tidur pada lansia umumnya dari suara bising
dari berbagai sumber, suhu ruangan panas, sorot lampu
terlalu terang (Pada et al., 2010).

Faktor gaya hidup : Pada kasus : Gaya hidup kurang baik yaitu kebiasaan
merokok dan membaca buku ketika tidak bisa tidur.
Klien mengonsumsi kopi 2x dalam sehari di waktu pagi
dan malam.
Kopi memiliki kandungan kafein yang dapat
menyebabkan gangguan pada kebutuhan tidur lansia
Penjelasan :
Kebiasaan minum minuman yang mengandung xanthine
dan kafein (seperti kopi, teh) di senja atau sore hari,
kebiasaan merokok merupakan gaya hidup tidak sehat
(Bukit, 2014).

Faktor psikologis : Pada kasus :


Klien cenderung terlihat murung dan menyendiri, klien
memiliki perasaan kangen terhadap cucunya
Penjelasan :
Dampak dari faktor lingkungan menyebabkan klien
mengalami kesulitan tidur hal ini akan berdampak pada
proses psikologis meliputi depresi, cemas, tidak
konsentrasi, koping tidak efektif (Bukit, 2014).

Sumber :
Bukit, E. K. (2014) ‘Kualitas Tidur Dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia Yang
Dirawat Inap Di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit, Medan 2003’, Jurnal Keperawatan Indonesia,
9(2), pp. 41–47. doi: 10.7454/jki.v9i2.159.

Bulechek, M.Gloria, Butcher, E. a. (2013) Nursing Intervention Classification (NIC). 6th edn.
Langford Lane: Kidlington, Oxford OX5 IGB.

Keliat, P. D. B., Suzana, H. M. and Tahlil, T. (eds) (2017) NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.

Nurjanah, I. and T, R. D. (eds) (2016) Nursing Outcame Classification (NOC). Elsevier.

Pada, I. et al. (2010) ‘Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kecamatan Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo’.
FORMAT PENGKAJIAN

LANSIA ADAPTASI TEORI


MODEL CAROL A MILLER
Tanggal Pengkajian : 04 Desember 2020

1. IDENTITAS KLIEN :
Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 74 tahun
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Alamat asal : Malang

2. DATA KELUARGA :
Nama : -
Hubungan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
3. STATUS KESEHATAN SEKARANG :
 Keluhan utama
Klien mengeluh sering lemas, pusing, mudah capek setiap hari dan sulit tidur
 Pengetahuan usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
Klien mengatakan biasanya akan merokok di teras jika sudah tidak bisa tidur, kadangkala
akan membaca buku atau mendengarkan radio di teras wisma
 Obat-obatan: -

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT


PROSES MENUA) : FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : √
Perubahan BB : √
Perubahan nafsu makan : √
Masalah tidur : √
Kemampuan : √
ADL
KETERANGAN :Klien mengatakan mudah lelah dan kesulitan untuk tidur (tidur hanya 4 jam
dalam sehari, mulai dari jam 11 malam-3 dini hari), klien tampak pucat dan
lemah

2. Integumen
Ya Tidak

Lesi / luka : √
Pruritus : √
Perubahan pigmen : √
Memar : √
Pola penyembuhan lesi : √
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah kulit

3. Hematopoetic
Ya Tidak

Perdarahan abnormal : √
Pembengkakan kel. Limfe : √
Anemia :

KETERANGAN : Klien tidak mengalami perdarahan

4. Kepala
Ya Tidak

Sakit kepala : √
Pusing : √
Gatal pada kulit kepala : √
KETERANGAN : Klien mengatakan pusing, lemas dan merasa mudah capek
setiap hari, khususnya ketika mengikuti kegiatan olahraga maupun
prakarya

5. Mata
Ya Tidak
Perubahan penglihatan : √
Pakai kacamata : √
Kekeringan mata : √
Nyeri : √
Gatal : √
Photobobia : √
Diplopia : √
Riwayat infeksi : √
KETERANGAN: Tidak ada masalah pada pemeriksaan mata

6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : √
Discharge : √
Tinitus : √
Vertigo : √
Alat bantu dengar : √
Riwayat infeksi : √
Kebiasaan membersihkan telinga : √
Dampak pada ADL : Tidak ada gangguan
KETERANGAN: Tidak terdapat masalah pada pemeriksaan telinga

7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : √
Discharge : √
Epistaksis : √
Obstruksi : √
Snoring : √
Alergi : √
Riwayat infeksi : √
KETERANGAN : Klien tidak mengalami gangguan pada hidung dan penciuman

8. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : √
Kesulitan menelan : √
Lesi : √
Perdarahan gusi : √
Caries : √
Perubahan rasa : √
Gigi palsu : √
Riwayat Infeksi : √
Pola sikat gigi : Klien gosok gigi 2x/hari saat mandi
KETERANGAN : Tidak ada masalah pada kesehatan mulut dan tenggorokan
9. Leher
Ya Tidak

Kekakuan : √
Nyeri tekan : √
Massa : √
KETERANGAN : Tidak ada masalah dengan leher klien

10. Pernafasan
Ya Tidak

Batuk : √
Nafas pendek : √
Hemoptisis : √
Wheezing : √
Asma : √
KETERANGAN : Klien tidak mengalami ganguan pada sistem pernapasan

11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : √
Palpitasi : √
Dipsnoe : √
Paroximal nocturnal : √
Orthopnea : √
Murmur : √
Edema : √
KETERANGAN : Klien tidak mengalami gangguan
kardiovaskuler

12. Gastrointestinal
Ya Tidak

Disphagia : √

Nausea / vomiting : √

Hemateemesis : √

Perubahan nafsu makan : √

Massa : √
Jaundice : √

Perubahan pola BAB : √

Melena : √

Hemorrhoid : √

Pola BAB : tidak terkaji


KETERANGAN : Klien tidak mengalami gangguan gastrointertinal

13. Perkemihan
Ya Tidak
Dysuria : √
Frekuensi : tidak terkaji
Hesitancy : √
Urgency : √
Hematuria : √
Poliuria : √
Oliguria : √
Nocturia : √
Inkontinensia : √
Nyeri berkemih : √
Pola BAK : Klien mengatakan BAK di kamar mandi
KETERANGAN : Klien melakukan BAK secara mandiri dan tidak mengalami
gangguan

14. Reproduksi (perempuan)

Ya Tidak

Lesi : √
Discharge : √
Postcoital bleeding : √
Nyeri pelvis : √
Prolap : √
Riwayat menstruasi :
Aktifitas seksual : √
Pap smear : √
KETERANGAN : Klien tidak ada gangguan
reproduksi
Ya Tidak
15. Muskuloskeletal
Nyeri Sendi : √
Bengkak : √
Kaku sendi : √
Deformitas : √
Spasme : √
Kram : √
Kelemahan otot : √
Masalah gaya berjalan : √
Nyeri punggung : √
Pola latihan : Klien mengikuti kegiatan olahraga dan prakarya
Dampak ADL : ADL Klien tidak terganggu
KETERANGAN : Klien tidak mengalami gangguan muskuloskeletal

16. Persyarafan
Ya Tidak
Headache : √
Seizures : √
Syncope : √
Tic/tremor : √
Paralysis : √
Paresis : √
Masalah memori : √
KETERANGAN : Klien tidak megalami gangguan persyarafan

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : √
Depresi : √
Ketakutan : √
Insomnia : √
Kesulitan dalam mengambil keputusan : √
Kesulitan konsentrasi : √

Mekanisme koping : Klien ketika tidak bisa tidur akan merokok di teras jika sudah
tidak bisa tidur, kadangkala akan membaca buku atau
mendengarkan radio di teras wisma
Persepsi tentang kematian :tidak terkaji
Dampak pada ADL : -
Spiritual
 Aktivitas ibadah : tidak terkaji
 Hambatan :-
KETERANGAN : Klien mengalami sulit untuk tidur

6. LINGKUNGAN :
 Kamar : kondisi kamar rapi, klien berbagi kamar dengan teman di panti
 Kamar mandi : kamar mandi di wisma klien terdapat pegangan, lantai depan kamar
mandi kering dan ada keset
 Dalam rumah : di dinding ada pegangan
 Luar rumah : lingkungan sekitar kamar terdapat pegangan di setiap
lorong sehingga lansia bisa berpegangan

7. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
A. Stresor
 Stresor fisiologis : Usia 74 tahun (penurunan produksi hormon melatonin),
lemas, pusing, mudah capek ketika mengikuti kegiatan olahraga/prakarya
 Stresor Psikologis : Klien tampak murung dan menyendiri ketika kangen cucu
dan tidak nyaman sekamar berdua di wisma apalagi teman klien memiliki kebiasaan
mengorok saat tidur
 Hobi/kegemaran : Membaca buku

 Kebiasaan positif : Membaca buku, mendengarkan radio ketika tidak bisa tidur

 Kebiasaan negatif : Merokok, minum kopi 2x/hari 1 gelas di pagi dan 1 gelas di
malam hari
B. Pengetahuan lansia tentang kesehatan : Tidak terkaji
C. Riwayat Pengobatan dan efek samping
 Jenis pengobatan : Klien tidak menjalani jenis pengobatan tertentu

 Efek samping obat : Tidak bisa dikaji

8.NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES


1. Kemampuan ADL

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)


Skor
Dengan
No Kritera Mandiri Yang
Bantuan
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 5-10 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Total 100

2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai


Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun...................................Hari
:................................................
Musim : ............................ Bulan :
.............................................
Tanggal :
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara:...................................Panti :
………………………………..
Propinsi: ………………….. Wisma :
……………………………..
Kabupaten/kota :
…………………………………………………….
3 Registrasi 3 5 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, lampu, kertas),
kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Lampu 3). Kertas
4 Perhatiandankalkulasi 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian kurangi
7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65
5 Mengingat 3 5 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke-
2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri


3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk

Total 30 30
nilai
Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

KESIMPULAN : Klien tidak mengalami gangguan kognitif

3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
1 4 Desember 2020 12 detik

Rata-rata Waktu TUG

Interpretasi hasil

Interpretasi hasil: Klien mampu berdiri kemudian jalan kembali dalam kurun waktiu 12
detik (resiko jatuh sedang)
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh
>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6 bulan
>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam mobilisasi dan
melakukan ADL

(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss &


Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991)
4. GDS

Pengkajian Depresi

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0

sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 0

(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)

Interpretasi : Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi


Hasil pengkajian : klien tidak mengalami depresi, klien dapat hidup dan berteman dengan
orang banyak tanpa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

1. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah 2 0

dan jenis makanan yang dikonsumsi


2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 0

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol 2 0

setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat 2 0

makan makanan yang keras


6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4 0
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih 1 0

setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2 0

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, 2 0
memasak atau makan sendiri
Total score 0
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

Hasil pengkajian: Klien tidak mempunyai gangguan pada status nutrisi

1. Hasil pemeriksaan Diagnostik


No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil
Diagnostik Pemeriksaan
2. Fungsi sosial lansia

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) ADAPTATION 2
saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya membicarakan PARTNERSHIP 2
sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima dan GROWTH 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 2
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya meneyediakan RESOLVE 2
waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 10
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skor 2 2). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

Hasil pengkajian: klien senang bersosialisasi dengan lingkungannya

POHON MASALAH
Lansia > 60 tahun

Faktor instrinsik Faktor ekstrinsik

Gaya hidup
Stressor Fisiologis : Usia Stressor Psikologis Lingkungan
Kurang informasi
/pemahaman
Penurunan produksi hormon Jauh dari cucu
Berbagi kamar mengatasi keluhan
melatonin

Mekanisme koping tidak


Penurunan REM tidur
efektif Suara bising dari
teman yang mengorok
Sleep hygiene tidak adekuat (konsumsi kopi)

Murung dan menyendiri Perilaku tidak sehat


Mudah terbangun di malam hari Perasaan tidak
nyaman
Konsumsi kopi 2x
Penurunan kuantitas tidur sehari 1 gelas di
MK : Hambatan Rasa Nyaman pagi hari dan 1 gelas
malam hari dan
MK : Insomnia
mekanisme koping
yang tidak efektif
Kurang energi (merokok)

Mudah capek saat beraktivitas

MK : Perilaku Kesehatan
Cenderung Berisiko
MK : Keletihan

PERENCANAAN RUMUSAN INTERVENSI


No Masalah Keperawatan NOC NIC

1. Insomnia (00095) Tidur (0004) Peningkatan tidur (1850)


Pengajaran individu (5606)
2. Hambatan Rasa Nyaman (00214) Status kenyamanan Manajemen lingkungan
lingkungan (2009) kenyamanan (46482)

3. Perilaku Kesehatan Cenderung Perilaku promosi kesehatan Pendidikan Kesehatan (5510)


Berisiko (00188) (1062)

4. Keletihan (00093) Kelelahan : Efek yang Manajemen energi (0180)


mengganggu (0008)

ANALISA DATA

Analisa data Etiologi Masalah


Ds: Faktor instrinsik : stressor fisiologis Insomnia
- Klien biasanya tidur jam 11

malam terbangun jam 2 atau
3 dini hari kemudian tidak Stressor fisiologis
bisa tidur lagi ↓
- Klien mengeluh sering
Penurunan produksi hormon melatonin
lemas, pusing dan merasa

mudah capek setiap hari
khususnya saat mengikuti Penurunan REM tidur
kegiatan olahraga maupun

prakarya
Sleep hygiene tidak adekuat (konsumsi
- Klien mengatakan sulit tidur
kopi di malam hari)


DO :
- Stressor fisiologis : usia Mudah terbangun di malam hari
klien 74 tahun

- Pola tidur klien berubah :
Penurunan kuantitas tidur
interupsi jumlah jam tidur
klien -> klien tertidur hanya ↓
4 jam saat tidur malam,
Insomnia
setelah itu terbangun
- Kuantitas tidur malam : jam
11 malam hingga 3 dini hari
-> hanya 4 jam (jam tidur
ideal : 7 jam)
- Sleep hygiene tidak adekuat :
kebiasaan konsumsi kopi 2x
sehari masing-masing 1
gelas di pagi dan malam hari
- Klien tampak pucat dan
lemah

DS : Faktor ekstrinsik lingkungan: tidak Hambatan rasa nyaman


Klien mengatakan terbiasa tidur nyaman tidur berbagi kamar
sendiri dirumah, namun

sekarang harus berbagi kamar
Suara bising dari sekamar klien
berdua dengan penghuni lainnya
mengorok
dipanti, klien juga terganggu

dengan temannya yang tidur
mengorok Perasaan tidak nyaman


DO :
Murung dan menyendiri
- Stressor psikologis : Klien
tampak murung dan ↓

menyendiri ketika kangen Hambatan rasa nyaman


cucu

- Klien tampak video call


apabila kangen dengan
cucu

DS : Lansia Perilaku kesehatan


cenderung berisiko
Klien mengatakan bahwa klien ↓

akan merokok jika tidak bisa Faktor ekstrinsik


tidur di teras wisma, kadangkala

juga membaca buku atau
Gaya hidup
mendengarkan radio

DO :
Kurangnya informasi
- Kurang informasi

mengatasi keluhan
insomnia : klien merokok Mekanisme koping tidak efektif


- Perilaku tidak sehat :
Konsumsi kopi 2x/hari Perilaku tidak sehat

masing-masing 1 gelas di ↓
waktu pagi dan malam hari
Merokok dan mengonsumsi kopi

Perilaku kesehatan cenderung


berisiko

DS : Faktor instrinsik : stressor fisiologis Keletihan

- Klien mengeluh sering ↓


lemas, pusing dan merasa Stressor fisiologis
mudah capek setiap hari,

khususnya ketika
mengikuti kegiatan Penurunan produksi hormon melatonin

olahraga maupun prakarya ↓


lainnya
Penurunan REM tidur
DO : ↓
- Klien tampak pucat dan Sleep hygiene tidak adekuat (konsumsi
lemah kopi di malam hari)

- Kuantitas tidur klien jam ↓


11 malam dan terbangun
pada jam 3 dini hari -> Mudah terbangun di malam hari
hanya 4 jam (Ideal jam

tidur 7 jam)
Penurunan kuantitas tidur

Insomnia

Kurang energi

Mudah capek saat beraktivitas

Keletihan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Dx 1 : Insomnia b.d stressor fisiologis usia 74 tahun menyebabkan produksi hormon melatonin
menurun, sleep hygiene tidak adekuat dan d.d perubahan pola tidur (jumlah jam tidur hanya 4 jam
di waktu malam kemudian terbangun), kuantitas tidur klien hanya jam 11 malam hingga 3 dini
hari (jam tidur ideal selama 7 jam)

2. Dx 2 : Hambatan rasa nyaman b.d faktor lingkungan : klien tidak nyaman tidur berbagi kamar,
suara bising dari teman sekamar mengorok d.d klien merasa tidak nyaman, murung dan
cenderung menyendiri

3. Dx 3 : Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang pemahaman terkait mengatasi keluhan
d.d merokok, konsumsi kopi 2x sehari masing-masing 1 gelas di pagi hari dan 1 gelas di malam
hari

4. Dx 4 : Keletihan b.d kurangnya kuantitas tidur d.d klien mengeluh sering lemas, pusing dan
merasa mudah capek setiap hari, klien tampak pucat dan lemah
INTERVENSI

1. Dx 1 : Insomnia b.d stressor fisiologis usia 74 tahun menyebabkan produksi hormon melatonin menurun, sleep hygiene tidak adekuat dan d.d
perubahan pola tidur (jumlah jam tidur hanya 4 jam di waktu malam kemudian terbangun), kuantitas tidur klien hanya jam 11 malam hingga 3
dini hari (jam tidur ideal selama 7 jam) (Keliat, Suzana and Tahlil, 2017).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kuantitas tidur klien mengalami peningkatan
NOC: Tidur (0004) (Nurjanah and T, 2016) NIC

Skala outcome 1 2 3 4 5 Peningkatan Tidur (1850)(Bulechek, M.Gloria, Butcher, 2013)


Jam tidur 1. Tentukan pola tidur/aktivitas klien
2. Monitor pola tidur klien dan catat kondisi fisik/ psikososial keadaan yang
Pola tidur
mengganggu tidur
Kualitas tidur
3. Sesuaikan lingkungan untuk meningkatkan tidur
Perasaan segar setelah tidur 4. Dorong klien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk memfasilitasi
perpindahan dari terjaga menuju tidur
Tidur dari awal sampai habis
5. Bantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur
di malam hari secara konsisten
Keterangan penilaian 6. Anjurkan klien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman
1: sangatberat/tidak pernah menunjukkan yang mengganggu tidur (minum kopi di waktu malam hari)
2: berat/jarang menunjukkan 7. Ajarkan klien bagaiamana melakukan relaksasi otot autogenik atau
3: cukup/ kadang menunjukkan
bentuk non-farmakologis lainnya yang dapat memicu tidur
4: Ringan/sering menunjukkan
5: Tidak ada/konsisten 8. Anjurkan untuk tidur siang
9. Ajarkan klien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi
terjadinya gangguan pola tidur
10. Dorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung (zat) penekan
tidur REM
Pengajaran individu (5606)
1. Membina hubungan baik dengan klien
2. Pertimbangkan kebutuhan pembelajaran klien
3. Nilai tingkat pemahaman klien mengenai kebutuhan istirahat tidur
4. Nilai kemampuan klien dalam menerima pengajaran
5. Identifikasi tujuan
6. Atur lingkungan yang tepat
7. Berikan materi mengenai sleep hygene dengan media yang tepat
(gambar, demo dll)
8. Berikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur •
Berikan waktu untuk klien dapat bertanya

2. Dx 2 : Hambatan rasa nyaman b.d faktor lingkungan : klien tidak nyaman tidur berbagi kamar, suara bising dari teman sekamar mengorok d.d
klien merasa tidak nyaman, murung dan cenderung menyendiri (Keliat, Suzana and Tahlil, 2017)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien merasa nyaman dengan lingkungannya
NOC: Status kenyamanan : Lingkungan (2009) (Nurjanah NIC
and T, 2016)

Skala outcome 1 2 3 4 5 Manajemen lingkungan : kenyamanan (46482)(Bulechek, M.Gloria,


Lingkungan yang kondusif Butcher, 2013)
untuk tidur 1. Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam mengelola lingkungan dan
Keterangan penilaian
kenyamanan yang optimal
1: Sangat tertanggu
2. Pertimbangan penempatan pasien di kamar dengan beberapa tempat tidur
2: Banyak terganggu
(teman sekamar dengan masalah lingkungan yang sama bila
3: Cukup terganggu
memungkinkan)
4: Sedikit terganggu
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
5: Tidak terganggu
3. Dx 3 : Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang pemahaman terkait mengatasi keluhan d.d merokok, konsumsi kopi 2x sehari
masing-masing 1 gelas di pagi hari dan 1 gelas di malam hari (Keliat, Suzana and Tahlil, 2017)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan perilaku kesehatan cenderung berisiko mengalami penurunan
NOC: NIC

Perilaku Promosi Kesehatan (1602) (Nurjanah and T, 2016) Pendidikan Kesehatan (5510)(Bulechek, M.Gloria, Butcher, 2013)

Keterangan penilaian 1. Tekankan pentingnya pola makan yang sehat, tidur, berolahraga bagi
individu, keluarga dan kelompok yang meneladani nilai dan perilaku ini
1: Tidak pernah menunjukkan dari orang lain terutama pada anak – anak
2: Jarang menunjukkan 2. Rencana tindak lanjut jangka panjang untuk memperkuat perilaku
kesehatan/adaptasi terhadap gaya hidup
Skala outcome 1 2 3 4 5
3. Rancang dan implementasikan untuk strategi guna menilai outcome
Menggunakan perilaku yang klien secara berkala selama dan setelah berakghirnya program
menghindari risiko (merokok,
konsumsi kopi) 4. Menyiapkan materi terkait manajemen sleep hygiene yang meliputi
kebiasaan tidur (jam tidur, jadwal tidur), mendukung rutinitas yang baik
Keseimbangan aktifitas dan
sebelum tidur (misal : membaca buku sebelum tidur), jelaskan makanan
istrirahat
dan minuman yang dapat mengganggu tidur (konsumsi kopi), lingkungan
yang nyaman untuk tidur
Mempertahankan tidur yang
adekuat

3: Kadang – kadang menunjukkan

4: Sering menunjukkan

5: Secara konsisten menunjukkan


4. Dx 4 : Keletihan b.d kurangnya kuantitas tidur d.d klien mengeluh sering lemas, pusing dan merasa mudah capek setiap hari, klien tampak
pucat dan lemah (Keliat, Suzana and Tahlil, 2017)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keletihan yang dialami klien berkurang
NOC: Kelelahan: Efek yang mengganggu (0008)(Nurjanah NIC
and T, 2016)

Skala outcome 1 2 3 4 5 Manajemen Energi (0180) (Bulechek, M.Gloria, Butcher, 2013)

Penurunan energi 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan perkembangan
Gangguan dengan aktifitas
sehari-hari 2. Gunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan
3. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis
Gangguan aktivitas fisik
maupun non-farmakologis dengan tepat
Gangguan pada rutinitas 4. Monitor waktu dan lama istirahat/tidur pasien
5. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen
Keterangan penilaian
waktu untuk mencegah kelelahan
1: Berat 6. Bantu pasien untuk membatasi tidur siang dengan menyediakan kegiatan

2: Cukup berat yang mendorong pasien untuk terjaga, dengan cara yang tepat

3: Sedang

4: Ringan

5: Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA

Bukit, E. K. (2014) ‘Kualitas Tidur Dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia Yang Dirawat Inap Di Ruang Penyakit Dalam Rumah
Sakit, Medan 2003’, Jurnal Keperawatan Indonesia, 9(2), pp. 41–47. doi: 10.7454/jki.v9i2.159.

Bulechek, M.Gloria, Butcher, E. a. (2013) Nursing Intervention Classification (NIC). 6th edn. Langford Lane: Kidlington, Oxford OX5 IGB.

Keliat, P. D. B., Suzana, H. M. and Tahlil, T. (eds) (2017) NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.

Nurjanah, I. and T, R. D. (eds) (2016) Nursing Outcame Classification (NOC). Elsevier.

Pada, I. et al. (2010) ‘Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo’.

Anda mungkin juga menyukai