PENCEGAHAN DIARE
Nama :
Npm :
Kelas : Keperawatan
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sasaran : Masyarakat
Penyuluh :
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang diare diharapkan klien mengetahui
tentang pencegahan diare.
2. Tujuan khusus
a. Pengertian diare
Menurut WHO (2013) diare merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami
buang air dengan frekuensi sebanyak 3 atau lebih perhari dengan konsistensi tinja
dalam bentuk cair.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
(Oksfriani jufri.2017).
b. Jenis diare
- Diare akut adalah buang air encer lebih dari tiga kali sehari,baik disertai lendir dan
darah maupun tidak. Diare akut terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat sewaktu-waktu gejalanya dapat berat. Sebagian besar diare akut
< 48-72 jam disebabkan oleh infeksi atau keracunan makanan.
- Diare kronis adalah diare menahun (kronis) atau juga bisa disebut persisten
kejadiannya lebih kompleks. Secara umum sebagian besar diare karena infeksi
sembuh dalam 2-3 minggu, diare yang berlanjut lebih dari 2 minggu di sertai
kehilangan berat badan atau tidak bertambah berat badannya selama masa
tersebut, dan diare yang berlangsung lebih lama membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut. (Suandi.1999).
c. Penyebab diare
- Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak.
Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang sebagai berikut:
a. Infeksi bakteri oleh kuman E.coli.Salmonella,Vibrio Cholerae (kolera),dan
serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik
(memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh lemah) seperti
pseudomonas.
b. Infeksi basil (disentri)
c. Infeksi virus enterovirus dan adenovirus
d. Infeksi parasite oleh cacing (askaris)
e. Infeksi jamur (candidiasis)
f. Infeksi akibat organ lain,seperti radang tonsil,bronchitis,dan radang
tenggorokan
g. Keracunan makanan
- Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat. Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam
susu formula menyebabkan diare.
b. Malabsorpsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut
tryglyserida. Tryglyserida dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak
menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi
kerusakan mukosa usus,diare dapat terjadi dan muncul karena lemak tidak
terserap dengan baik.
- Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang
tercemar,basi,beracun,terlalu banyak lemak,mentah(sayuran),dan kurang matang.
- Faktor psikologis
Rasa takut,cemas,dan tegang,jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare
kronis. (widjaja.2010)
d. Pencegahan diare
Menurut Kemenkes RI (2010) cara yang benar dan tepat dalam mencegah terjadinya
diare pada balita yaitu dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan
diteruskan sampai 2 tahun, membuang tinja dengan benar, dan memberikan makanan
pendamping ASI sesuai umur. Selain itu, dengan memberikan minum air yang sudah
direbus dan menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan dengan air dan
sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah BAB, BAB di jamban, serta memberikan
imunisasi campak merupakan tindakan pencegahan diare balita.
Menurut Kemenkes RI (2011) pengendalian diare balita di Indonesia dilakukan mulai
dari tingkat puskesmas. Kegiatan yang dilakukan yaitu LINTAS Diare (Lima
Langkah Tuntaskan Diare) yang terdiri atas pemberian oralit dengan osmlaritas
rendah, pemberian zinc, pemberian ASI/makanan, pemberian antibiotika hanya atas
indikasi dan pemberian nasihat. (Oksfriani jufri.2017).
e. Penanganan diare
Penanganan diare dengan penggantian cairan dan elektrolit secepat mungkin. Bila
masih memungkinkan secara oral sebagai pertolongan pertama beri cairan rumah
tangga seperti air sayur, air matang, atau teh. Disamping itu beri cairan elektrolit
berupa larutan gula garam atau oralit buatan pabrik diberikan sesuai patokan (sesuai
umur penderita dan berat ringannya dehidrasi).
Cara pembuatan larutan gula garam sebagai berikut : satu sendok teh gula pasir,
seperempat sendok teh garam dilarutkan dalam satu gelas air matang 200 cc.
(Ika puspitasari.2010).
C. Media
- Laptop
- Leaflet
D. Metode penyuluhan
- Ceramah
- Tanya jawab
E. Setting tempat
Keterangan :
: laptop
: penyuluh
: klien
F. Pengorganisasian
Penyuluh :
G. Kegiatan penyuluhan
H. Evaluasi
Daftar Pustaka
Jufri,Oksfriani.2017.Diare Balita Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta:Deepublish.
Widjaja.2010. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka.