OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN/KEBIDANAN
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya
tiga kali atau lebih dalam sehari.
Pada kegiatan ini, mahasiswa akan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang
mengalami diare, salah satu caranya adalah dengan pengobatan tradisional.
B. Pelaksanaan Pembinaan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan orang tua klien mampu melakukan
perawatan diare yang dialaminya di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan di harapkan orang tua klien mampu :
a. Melakukan pengobatan tradisional
b. Membuat obat-obat tradisional untuk merawat kesehatan dengan masalah diare.
C. Isi
Materi
Terlampir
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah dan Demonstrasi
b. Tanya Jawab
KEGIATAN PENYULUHAN
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Keluarga dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Keluarga dapat mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir dengan
tertib dan kooperatif
3. Evaluasi Hasil
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah
Menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda
adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
B. Etiologi
Menurut Mansjoer, 2001 penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor adalah :
1 Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia, aeromonas,
dsb.
Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protzoa
(Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur
(candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis media
akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2 Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3 Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4 Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C. Manifestasi Klinis
Menurut Ngastiyah, 1997, tanda dan gejala pada diare adalah :
a. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan
berkurang atau tidak ada.
b. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
c. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
d. Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak
asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
e. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun
cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
D. Komplikasi
Menurut Ngastiyah, 1997 : 145 , Akibat diare kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktasi
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
E. Penatalaksanaan
a. Medik
Dasar pengobatan diare adalah :
Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
Dietetik (cara pemberian makanan)
Obat-obatan.
b. Keperawatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan
Beri cairan atau air minum lebih banyak dari biasanya
Beri oralit
Berikan makanan yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang
F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya,
dengan melakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah
putih.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
G. Pencegahan
Menurut Nasri Noor, 1997 pada dasarnya ada tiga tingkatan pecegahan penyakit
secara umum yaitu:
a. Pencegahan tinkat pertama (primary prevention)
Promosi kesehatan dan pencegahan khusus
b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Diagnosis dini serta pengobatan yang tepat
c. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention) Pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi
A. Penatalaksanaan
Cara : Remas-remas daun cincau di dalam air masak , kemudian saring lalu biarkan
beberapa saat sampai membentuk agar-agar. Kemudian makan sekaligus
2 Penatalaksanaan
Beberapa hal yang perlu dikerjakan oleh ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita diare dirumah :
a. Gunakan cairan rumah tangga yang di anjurkan,seperti:larutan oralit,makanan cair
(seperti sup air tajin) dan air matang
b. Berikan cairan tersebut sebanyak yang anak mau
c. Berikan bubur atau campuran tepung lainya.bila mungkin di campur dengan kacang-
kacangan,sayur,daging atau ikan,tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.
d. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
e. Berikan makanan segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan
baik,dorong aanak untuk makan. Berikan makanan sedikitnya 6 kali shari
f. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/295009580/Satuan-Acara-Penyuluhan-Diare