Anda di halaman 1dari 11

CASE 3

Bagaimana cara melakukan manajemen perawatan paliatif?

Oleh :

Kelompok 4

 Nurmawati : 18 3145 105 075


 Ratu Ferawati : 18 3145 105 081
 Marni S Rafi : 18 3145 105 096
 Wilhelmina D. Sia : 18 3145 105 106
 Ahmad Ripai : 18 3145 105 072
 Indri Yuliastuti : A1c219078

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

S1 KEPERAWATAN
CASE 3
Bagaimana cara melakukan manajemen perawatan paliatif?
Seorang wanita berusia 33 tahun dirawat di rumah sakit karena batuk yang berkepanjangan
lebih dari satu bulan dan penurunan berat badan 10 kg dalam sebulan. Pemeriksaan X-ray dan
hasil tes dahak menunjukkan bahwa ada tuberkulosis di paru-parunya. Pemeriksaan fisik
menunjukkan RR 34x / menit, ronchi (+) di kedua paru-paru, berat badan 34 kg dan tinggi
155 cm. Klien mengeluh dispnea dan bertambah buruk ketika dia mencoba berjalan. Dia
merasa putus asa karena dia tidak bisa menjaga keluarganya seperti biasa, perawat
menyarankannya untuk melakukan dzikir.

1. Clarifying unfamiliar terms/ mengklarifikasi istilah atau konsep


a. Pemeriksaan X-ray atau Rontgen adalah salah salah satu teknik pencitraan medis yang
menggunakan radiasi elektromagnetik untuk mengambil gambar atau foto bagian
dalam tubuh.
b. Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh
cairan / mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi
c. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.

2. Problem definition/mendefinisikan permasalahan


1. Apa definisi paliatif care ?
2. Apa definisi dispnea ?
3. Bagaimana prinsip paliatif care ?
4. Bagaimana etiologi dispnea ?
5. Apa gejala dispnea ?
6. Bagaimana Sebab akibat dispnea ?

3. Brainstorming: langkah ini berisi jawaban singkat atau hipotesis dari


pertanyaan pada langkah ke-2

1. Paliatif care (perawatan paliatif) adalah pendekatan meningkatkan kualitas hidup


pasien dan keluarga
2. Dispnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika
melakukan aktifitas fisik
3. Prinsip paliatif care seperti fokus perawatan terhadap kualitas hidup, pendekatan
personal dan Peduli terhadap sesorang
4. Dispnea bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi
meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas antara
O2 dan CO2.
5. Gejala dispnea seperti nafas Pendek, Cepat, Dangkal, Nyeri, Tidak nyaman.
6. Disebabkan karena kondisi jantung dan paru-paru dan akibatnya tidak terpenuhi
pasokan oksigen ke paru-paru.

4. Analyzing the problem/menganalisis masalah

Manajemen Paliatif Care dan


Dispnea

Definisi dispnea

Definisi paliatif care Prinsip paliatif care

Etiologi Gejala

Sebab akibat

1. Definisi paliatif care

Perawatan paliatif (dari bahasa Latin”palliare,”untuk jubah) adalah setiap bentuk


perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala
penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang
ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya.

Definisi Perawatan palliative telah mengalami beberapa evolusi. menurut WHO


pada 1990 perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang
penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini
maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah
tidak respossif terhadap pengobatankuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan
dengan upaya kuratif apapun. Tetapi definisiPerawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun
kemudian sudah sangat berbeda.

Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa
ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau
lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan
kepada penderita itu. Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi
masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka.

Maka timbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif yang mencakup
pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog,
rohaniwan, relawan, dan profesilain yang diperlukan. Lebih lanjut, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola
dasar berikut ini :

 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal

 Tidak mempercepat atau menunda kematian.

 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

 Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.

 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

 Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

Palliative care merupakan sebuah pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas


hidup orang-orang dengan penyakit yang mengancam jiwa dan keluarga mereka dalam
menghadapi masalah tersebut, baik dari aspek fisik, psikologis, sosial maupun spiritual.
2. Prinsip paliatif care
Prinsip Palliative care secara umum merupakan sebuah hal penting dan bagian
yang tidak terpisahkan dari praktek klinis dengan mengikuti prinsip:
a. Fokus perawatan terhadap kualitas hidup, termasuk kontrol gejala yang tepat
b. Pendekatan personal, termasuk pengalaman masa lalu dan kondisi sekarang
c. Peduli terhadap sesorang dengan penyakit lanjut termasuk keluarga atau orang
terdekatnya
d. Peduli terhadap autonomy pasien dan pilihan untuk mendapat rencana
perawatan lanjut, eksplorasi harapan dan keinginan pasien
3. Definisi dispnea

Dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke


dalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dispnea adalah perasaan subyektif dimana seseorang merasa kekurangan


udara yang dibutuhkan untuk bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada
pasien dengan kelainan jantung dan paru – paru.

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan
pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),
kecemasan (Price dan Wilson, 2006).

4. Etiologi

1.         Sesak Nafas karena Faktor Keturunan

Pada asalnya memang seseorang tersebut memiliki paru – paru dan organ
pernapasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian
tubuh akan memulai fungsi tidak normal. Tetapi, ini tidak otomatis membuat tubuh
menderita, sebab secara alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem
pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul sebagai
reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja terlalu keras.
2.         Sesak Nafas karena Faktor lingkungan

Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Bekerja di


lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada
saluran hidung disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi
suplai oksigen.

3.         Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan

Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru – paru
dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan
bagi mikroba untuk berkembang biak. Masalah pada susunan tulang atau otot tegang
pada punggung bagian atas akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan
menuju paru – paru.

4.         Sesak Nafas karena ketidakstabilan emosi

Orang – orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri cenderung untuk
sering menahan nafas atau justru menarik nafas terlalu sering dan dangkal sehingga
terengah – engah. Dalam waktu yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap
produksi kelenjar adrenal dan hormon yang berkaitan langsung dengan sistem
pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan sesak nafas.
Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar akan bermanfaat dalam jangka
panjang baik terhadap fisik maupun emosi seseorang.

5. Gejala dispnea
Gejala utama dari sesak napas adalah kesulitan bernapas. Gejalanya
tergantung pada tingkat keparahan sesak napas.
Penderita sesak napas biasanya memiliki gejala napas sebagai berikut:

 Pendek
 Cepat
 Dangkal
 Nyeri
 Tidak nyaman

Gejala ini bisa berlangsung sesaat (akut) atau menjadi kronis. Orang yang
mengalami sesak napas akan merasakan sesak di dada hingga merasa seperti tercekik.
Sesak napas yang muncul mendadak atau ekstrem memerlukan perhatian medis
secepatnya.

6. Sebab akibat dispnea


Peyebab dispnea karena kondisi jantung dan paru-paru. Jantung dan paru-paru
berperan dalam menyampaikan oksigen ke jaringan dan mengangkut karbon dioksida
keluar, dan masalah dengan proses ini akan mengganggu pernafasan. Akibat kondisi
ini terjadi akibat tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru- paru yang meyebabkan
pernafasan menjadi cepat, pendek, dan dangkal.

5. Formulating learning issue/menetapkan tujuan belajar

1. Mengetahui perawatan paliatif ?

Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang
menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi
psikologis, psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih
tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan.

Di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada ketentuan dari Kementerian


Kesehatan yang menyatakan bahwa harus ada penerapan perawatan paliatif untuk
beberapa jenis penyakit serius. Namun sampai saat ini memang pelaksanaannya masih
terhambat dengan berbagai hal sehingga belum ada perawatan paliatif yang maksimal
yang bisa diterima pasien di rumah sakit.

Walaupun sampai saat ini perawatan paliatif seringnya dilakukan pada pasien
kanker, namun sebenarnya ada beberapa penyakit yang juga membutuhkan perawatan
ini, seperti:

 Penyakit yang diderita oleh orang dewasa, adalah Alzheimer, demensia, kanker,
penyakit kardiovaskuler (termasuk dengan serangan jantung), sirosis, penyakit
paru obstruktif kronis, diabetes, HIV/AIDS, gagal ginjal, Multiple Sclerosis,
Parkinson, dan TBC.
 Penyakit yang dialami oleh anak-anak, yaitu kanker, penyakit jantung dan
pembuluh darah, sirosis, ganggguan pada sistem imunitas, HIV/AIDS, meningitis,
penyakit ginjal, dan masalah pada sistem saraf.

2. Mengetahui prosedur perawatan paliatif?

Penyakit kronis yang dialami pasien telah menyebabkan berbagai hal.


Dampaknya tidak hanya pada kesehatan saja, namun mempengaruhi semua aspek
kehidupan pasien. Oleh karena itu, perawatan paliatif dilakukan untuk mengurangi
dampak lain yang mungkin timbul karena penyakit yang diserita pasien.

Gangguan fisik, seperti nyeri, susah tidur, napas menjadi pendek, tidak
nafsu makan, dan merasa sakit pada perut. Berbagai hal tersebut sering kali
dirasakan oleh pasien penyakit kronis yang sudah berada di stadium akhir. Lalu,
yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan konseling
gizi, melakukan terapi fisik, serta memberikan teknik bagaimana mengambil
napas dalam-dalam agar tubuh menjadi lebih rileks

Gangguan emosi dan sosial. Tentunya menderita suatu penyakit serius


akan membuat pasien merasa takut, marah, sedih, emosi tidak terkontrol, dan
depresi. Begitupun dengan keluarga pasien yang juga merasakan hal yang sama.
Dalam perawatan paliatif, hal ini dapat dikurangi dengan cara melakukan
konseling, membuat diskusi antar-sesama pasien yang memiliki riwayat penyakit
yang sama, dan pertemuan keluarga.

Masalah finansial. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika menderita sakit,


Anda dan keluarga tidak hanya harus siap mental dan fisik saja, namun dari segi
keuangan juga harus diperhatikan. Penyakit serius tentunya menyebabkan
pengeluaran untuk biaya pengobatan yang cukup besar. Oleh karena itu dalam
perawatan paliatif ini, tim perawat harus menjelaskan seberapa besar biaya yang
diperlukan untuk pengobatan, sebelum pengobatan tersebut dilakukan. Tidak
hanya itu, tim perawat paliatif juga harus memberikan konseling terkait keuangan.
Masalah spiritual. Ketika seseorang mengalami penyakit yang serius maka
mereka akan mencari kedamaian serta ketenangan. Tim perawat akan menolong
pasien untuk menemukan kedamaiannya, dan biasanya melibatkan tokoh masing-
masing agama yang dipercayainya.

3. Mengetahui manfaat perawatan paliatif?

Sudah ada berbagai penelitian yang melihat apakah perawatan paliatif


berhasil dan memberikan manfaat pada pasien dengan penyakit serius. Hasil dari
penelitian-penelitian tersebut sebagian besar menyatakan hal yang sama, yaitu
pasien yang bisa mengatasi gejala dan tanda yang muncul dari penyakit yang
sedang dideritanya, bisa mengontrol emosi, serta berkomunikasi dengan baik
ternyata cenderung memiliki pengalaman pengobatan yang lebih baik
dibandingkan sebaliknya.

4. Mengetahui cara Meredakan Dyspnea


Penanganan dyspnea tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya.
Namun, ada beberapa langkah awal yang bisa Anda lakukan ketika mengalami
dyspnea ringan, yaitu:

1. Bernapas lewat mulut

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan saat mengalami dyspnea adalah
bernapas melalui mulut. Cara ini dapat membantu Anda mendapatkan lebih banyak
oksigen, sehingga laju pernapasan akan melambat dan Anda dapat bernapas dengan
lebih efektif. Selain itu, bernapas melalui mulut juga dapat membantu Anda
melepaskan udara yang terperangkap di paru-paru.

2. Duduk dengan posisi tubuh codong ke depan


Beristirahat dan duduk dengan posisi condong ke depan juga dapat membantu
melegakan pernapasan dan membuat tubuh Anda lebih rileks. Untuk melakukannya,
pastikan Anda dalam keadaan tenang.
Caranya, duduk di kursi dengan kedua kaki berpijak ke lantai. Posisikan tubuh Anda
sedikit condong ke depan. Letakkan siku di atas lutut atau topanglah dagu Anda
dengan ke dua tangan. Pastikan otot leher dan bahu Anda tetap relaks.

3. Berdiri menyandar ke dinding


Berdiri menyandar ke dinding juga bisa Anda lakukan untuk meredakan
dyspnea. Caranya, berdirilah dengan menyandarkan bokong dan pinggul ke dinding.
Posisikan kaki Anda agar terbuka selebar bahu dan tangan berada di samping paha.
Condongkan tubuh Anda sedikit ke depan, lakukan cara ini dengan santai.

4. Lakukan pernapasan diafragma


Untuk melakukan teknik pernapasan ini, Anda cukup duduk di kursi dan
biarkan lutut, bahu, kepala, serta leher berada dalam keadaan relaks. Bernapaslah
dengan perlahan melalui hidung dan rasakan perut Anda mengembang ketika sedang
bernapas. Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut. Berikan penekanan lebih
ketika menghembuskan napas, dan jaga agar waktunya lebih panjang dari biasanya.
Anda dapat mengulangi teknik ini setiap lima menit.

6. Self study/mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)

Dalam hal ini, pasien yang menghadapi penyakit yang mengancam nyawa,
menjalani apa yang disebut perawatan paliatif (palliative care). WHO mendefinisikan
perawatan paliatif sebagai berikut:

- pendekatan untuk mencapai kualitas hidup pasien dan kematian yang bermartabat
- memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan kondisi pasien
- mencegah dan mengurangi penderitaan
- melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama, serta pengobatan nyeri dan
masalah-masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual. 

Anda mungkin juga menyukai