Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
WHO (World Health Organization) tahun 2014 berpendapat bahwa
remaja adalah penduduk yang berusia 10-19 tahun. Pengguna internet di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari tahun 2014 yaitu
sekitar 34,9% dari jumlah populasi sedangkan pada tahun 2016 yaitu menjadi
51,7% dari jumlah populasi sebesar 256,2 juta jiwa. Kelompok usia
remaja yang menggunakan internet yaitu sebanyak 12,5 juta orang untuk
remaja yang berusia 15-19 tahun dan 768 ribu orang untuk remaja yang
berusia 10-15 tahun. Internet mempunyai berbagai jenis konten, salah satu
yang paling sering digunakan pengguana internet yaitu media sosial
sebanyak 129,2 juta pengguna (97,7%) (APJII, 2016).
Adapun pengguna medsos paling aktif adalah orang-orang Filipina.
Mereka rata-rata menghabiskan waktu 4 jam 15 menit per hari untuk mengakses
media sosial. Sementara teraktif kedua di medsos adalah orang-orang Kolumbia
yang main medsos sekitar 3 jam lebih 45 menit per harinya. Kebalikan dari itu
semua, orang Jepang cuma menghabiskan kurang dari satu jam di medsos tiap
harinya (51 menit). Namun angka ini juga meningkat 13 persen dibandingkan
tahun lalu
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang.
Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses
jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional  Ditjen Informasi dan
Komunikasi Publik (IKP) , Selamatta Sembiring mengatakan,  situs jejaring
sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia
menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan
India. Menurut Sembiring, di era globalisasi, perkembangan telekomunikasi dan
informatika (IT) sudah begitu pesat. Teknologi membuat jarak tak lagi jadi
masalah dalam berkomunikasi. Internet tentu saja menjadi salah satu medianya. 
“Indonesia menempati peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia. Posisi
Indonesia hanya kalah dari USA, Brazil, Jepang dan Inggris,” ujarnya
Perkembangan media sosial diIndonesia mencapai total 150 juta
pengguna, ini berarti mayoritas penggunaan internet bersosialisasi melalui media
sosial. Jumlah pengguna media sosial ini mencapai 56% dari jumlah total
penduduk Indonesia, dengan pengguna berbasis mobilenya mencapai 130 juta
( Websindo, 2019).
Menurut penetrasi pengguna internet dari jumlah penduduk untuk
Sulawesi utara ada 70% penduduknya yang terkoneksi internet dan hanya 30%
yang belum terjangkau akses internet. Penetrasi pengguna internet berdasarkan
kategori usia mempunyai presentase setiap usia yaitu diberikan 100% dan dibagi
dua yaitu pengguna internet dan bukan pengguna internet,dan untuk usia 15-19
tahun 91% pengguna internet dan 9% bukan pengguna internet,dari presentase
yang ada untuk umur 15-19 tahun yaitu usia remaja menduduki persentase
tertinggi (APJII, 2018).
Dampak penggunaan gadget antara lain yaitu pada remaja menggunakan
media sosial didalam gadget mereka, sehingga menimbulkan lebih banyak waktu
yang digunakan untuk bermain gadget Pemakaian smartphone dalam waktu lama
ini menyebabkan mereka memerlukan sekitar 60 menit lebih lama untuk tertidur
dari pada waktu biasanya. Dengan demikian, para remaja ini akan cenderung tidur
terlambat dari biasanya. Kecanggihan dan kemudahan yang disediakan
smartphone saat ini menyebabkan banyak orang terperangkap untuk selalu
beraktifitas menggunakan smartphone (Mawitjere, Onibala, & Ismanto, 2017)
Adanya kebiasaan remaja dalam keseharian dengan membawa ponsel
atau gadget kemanapun mereka beraktifitas, bahkan gawai tersebut dibawa
sampai ketempat tidur, apabila ini terjadi secara terus menerus, maka akan dapat
mengganggu pengaturan hormon melatonin, akibatnya adalah akan
menyebabkan penggunanya menjadi insomnia. Sebuah penelitian berkaitan
dengan pengguna media sosial, dilakukan pada remaja umur 16 tahun, mereka
rata- rata mengalami insomnia ringan dikarenakan menggunakan media sosial
pada durasi sedang yaitu sebanyak 3-4 jam/ hari (Syamsoedin et al., 2015).
Remaja yang aktif dalam media sosial rentan mengalami gangguan tidur.
Fasilitas yang sering mereka gunakan adalah chatting, browsing, dan
downloading. Kegiatan tersebut sering mereka lakukan karena remaja memiliki
keinginan untuk bersosialisasi yang tinggi sehingga mereka sering
menghabiskan waktu dimalam hari untuk mengakses media sosial dan bermain
game online. (Syamsoedin, 2015)
Tidur merupakan suatu proses fisiologis yang penting bagi kebutuhan
fisik manusia. Seseorang tidak bisa bertahan hidup tanpa memiliki kualitas dan
kuantitas tidur yang cukup, karena selama proses tidur terjadi pemulihan sel
tubuh untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi seperti semula. Beberapa
gangguan tidur yang sering di alami manusia antara lain insomnia, sleep Apnea,
parasomnia dan sebagainya (Krisna, 2016).
Insomnia adalah salah satu gangguan tidur dimana seseorang merasa sulit
untuk memulai tidur. Gangguan tidur yang terjadi yaitu lamanya waktu tidur
atau kuantitas tidur yang tidak sesuai. Selain itu gangguan tidur yang terjadi
berhubungan dengan kualitas tidur seperti tidur yang tidak efektif (Hidaayah &
Alif, 2016). Insomnia bukanlah sebuah penyakit melainkan suatu gejala
kelainan yang di dapat pada saat tidur, kesulitan atau gangguan tidur
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA SISWA SISWI

OLEH :

DIAH FEBRIANTI

NIM : 183145105085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022

Anda mungkin juga menyukai