ABSTRAK
PENDAHULUAN
Covid-19 merupakan infeksi Severe mendorong beberapa negara untuk
akut respiratory syndrome coronavirus 2 menerapkan kebijakan lockdown dalam
(SARS-CoV-2). Yang secara klinis rangka mencegah penyebaran virus ini
bermanifestasi terutama pada sistem secara luas dan masif (Kementrian
pernapasan. Covid 19 memiliki tingkat Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
penularan yang cukup tinggi diberbagai Di Indonesia sendiri sampai bulan
belahan dunia sehingga WHO akhirnya April 2020 sudah lebih dari 5.000 orang
menetapkan status pandemi untuk penyakit telah terkonfirmasi positif covid 19.
infeksi ini. Hal tersebut bahkan telah Pemerintah Indonesia saat ini bekerja
keras mengurangi angka penularan dan identitas diri serta membentuk hubungan
angka kematian infeksi ini setiap harinya. baru (Santrock, 2011).
Salah satu upaya yang ditempuh adalah Berdasarkan situs yang bernama
Pemberlakukan Kebijakan Pembatasan Internet World Stats, diketahui bahwa
Sosial Berskala Besar (PSBB) salah satu jumlah penggunaan internet di dunia
bentuk implementasi kebijakan tersebut sampai bulan juni 2016 mencapai angka
adalah penerapan physical distancing 7.340.159.492 dan 50% dari populasi
(Kementrian Kesehtan Republik Indonesia, pengguna internet tersebut merupakan
2020). Physical Distancing sendiri dapat benua asia. Menurut Kominfo (2017)
didefinisikan sebagai upaya menjaga jarak Indonesia menduduki peringkat ke-6
fisik antara satu orang dengan yang lain pengguna internet terbanyak di dunia
dan membatasi aktivitas di luar rumah sedangkan peringkat pertama adalah
(Ahmed, Zviedrite an Uzicanin, 2018). negara china. Dengan meningkatnya
Implikasi kebijkan physical distancing penggunaan internet di dunia juga turut
tersebut secara kontekstual di lapangan berimbas di Indonesia. Menurut data yang
dapat berupa himbauan untuk bekerja / diliris oleh APJII (Assosiasi
belajar/ beribadah di rumah. Dalam sector Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia)
pendidikan, hal tersebut telah membuat jumlah pengguna internet di indonesia
remaja yang sedang menempuh jenjang pada tahun 2014 adalah sebesar 88,1 juta
pendidikan libur dari kegiatan tatap muka orang, angka tersebut naik dari 71,1 juta
di sekolah/ kampus dan menggantikannya ditahun sebelumnya. Diantaranya jumlah
dengan metode pembelajaran jarak jauh tersebut sekitar 50 juta adalah usia remaja,
berbasis internet (Kemetrian Kesehatan dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa
Republik Indonesia, 2020). Hal tersebut tidak sedikit penggunaan internet
berimbas pada remaja yang sedang dikalangan remaja (Broto, 2014). Adapun
menjalani pendidikan. Tentu saja remaja pravelenci angka kejadian penggunaan
pada saat ini banyak mengalami kebosanan internet selama pandemi covid 19 di asia
yang terjadi ketika mereka harus berada di berkisar antara 6,7% sampai 10,15%
rumah dengan waktu yang sangat lama. (RSJ.Dr. Radjiman Wediodiningrat, 2020).
Selain itu pandemi covid 19 ini juga Faktor faktor yang dapat mempengaruhi
membuat anak anak mulai jenuh dirumah terjadinya adiksi internet pada remaja
dan pingin segera kesekolah bermain diantaranya pola asuh dari orang tua,
dengan teman temanya, dan kemudian kondisi psikologis, pemakaian gadget di
anak anak akan kehilangan jiwa sosial, usia remaja, tekanan ekspektasi orang tua
jika di sekolah mereka biasa bermain dan terhadap prestasi sekolah, akses terhadap
berinteraksi dengan teman temannya tetapi internet (rumah, warnet, sekolah),
kali ini mereka tidak bisa dan hanya tingkatan kelas di sekolah, Bullying, dan
sendiri dirumah bersama orang tua, lama frekuensi penggunaan internet pada
interaksi dengan sesama teman guru dan remaja (RSJ.Dr. Radjiman
orang orang di sekolah akan menjadi Wediodiningrat, 2020). Sehingga
berkurang. Masa remaja ditandai dengan penggunaan internet dalam waktu lama
perubahan perubahan diantaranya berdampak negatif antara lain yang dapat
kebutuhan untuk beradaptasi dengan timbul adalah terhadap Pendidikan, saat
perubahan fisik dan psikologis, pencarian menggunakan internet, remaja terbiasa
hanya berinterakasi satu arah sehingga terganggu kesehatan mata ank,
dapat menjadikan remaja tersebut tertutup. menurunnya prestasi belajar anak karena
Kondisi ini dapat menyebabkan remaja ketika sedang bermain internet anak
sulit mengekspresikan diri ketika berada di merasa malas untuk belajar (Nurina,
lingkungan nyata termasuk terhadap teman 2017).
teman dan guru sekolah. Remaja yang Di saat pandemi covid 19 pemerintah
adiksi internet akan sulit berkonsentrasi maupun sekolah menganjurkan untuk
pada pelajaran karena pikirannya menjadi melakukan kegiatan pembelajaran jarak
terus menerus tertuju pada permainan jauh di rumah untuk memutus rantai
internet atau media sosial yang dia miliki. penularan virus. Media pembelajaran jarak
Remaja yang adiksi internet akan menjadi jauh yang utama digunakan adalah
cuek, acuh tak acuh dan kurang peduli internet, walaupun begitu, terdapat
terhadap kewajiwabannya sebagai pelajar. ancaman dan bahaya dampak negatif
Ia tidak peduli terhadap tugasnya, target penggunaan internet yang terlalu lama
prestasi yang harus ia raih, dan bahkan khususnya pada remaja. Oleh karena itu
jadwal ulangan hariannya (Rini, 2011). penulis merekomendasikan perlunya
Namun pada umumnya remaja juga tidak arahan dari para pendidik dalam
mampu memfilter hal hal baik ataupun menumbuhkan kemawasdirian untuk
buruk dari internet tersebut, sehingga menggunakan internet secara bijak bagi
remaja rentan terkena dampak negatif yang para remaja peserta didik, melalui edukasi
ditimbulkan oleh internet yakni terhadap tentang pentingnya regulasi dan kontrol
kesehatan, kepribadian, Pendidikan, penggunaan internet yang jelas oleh diri
keluarga dan masyarakat. Selain itu sendiri & orang tua atau wali dirumah
penggunaan internet yang terus menerus seperti pembatasan waktu penggunaan
juga berdampak terhadap kesehatan fisik internet, pemberlakuan waktu jeda
meliputi gangguan makan dan gangguan penggunaan digital, restriksi terhadap situs
tidur, penglihatan atau peurunan berat situs dan konten konten negatif dan lain
badan, gangguan pada mata seperti mata sebagainya. Edukasi cara membangun
kering dan mata kabur, nyeri punggung, komunikasi yang baik dan santun anatara
sindrom karpal tunnel, cedera otot orang yang lebih tua dan remaja dalam
berulang dan kelelahan kronis (Rosenberg penggunaan internet serta cara
KP, 2014). Sedangkan dampak positif dari pendampingan dalam melakukan proses
penggunaan internet pada remaja antara pembelajaran jarak jauh berbasis internet,
lain memudahkan remaja untuk surat serta selama pandemi covid 19 ini dimana
menyurat, berkirim pesan, chatting, proses pembelajaran dilakukan dengan
mengambil atau mengirim informasi dan internet, advokasi kepada pemangku
sarana untuk hiburan (Fauziawati, 2015). kebijakan dalam menutup akses situs
Selain itu menurut penelitian terdahulu pornografi, judi online, game online yang
dampak negative dari penggunaan internet menunjukkan kekerasan dan situs situs lain
yang terlalu lama yaitu berkurangnya yang bisa berdampak buruk terhadap
interaksi sosial secara langsung dengan remaja perlu terus dilaksanakan ( Ang RP,
teman teman, seringnya menunda nunda 2015).
pekerjaan, menunda mengerjakan tugas, Berdasarkan latar belakang diatas
mengalami insomnia atau susah tidur, penulis ingin mengetahui gambaran faktor
resiko adiksi pemggunaan internet pada laki ,6
remaja dalam masa pandemi covid-19. Total 92 10
0
METODE 2 Umur
Desain penelitian yang digunakan a. 13 Tahun 24 26
b. 14 Tahun 22 23
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
,9
sectional dimana semua data yang c. 15 Tahun 15 16
menyangkut variabel penelitian di ukur ,3
pada waktu yang bersamaan (Notoadmojo, d. 16 Tahun 18 19
2012). Populasi adalah wilayah ,5
generalisasi yang terdiri atas obyek atau e. 17 Tahun 3 3,
subyek yang mempunyai kualitas dan 2
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh f. 18 Tahun 10 10
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ,8
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016) Total 92 10
yang sebanyak 340 KK dengan jumlah 809 0
orang. Dalam penelitian ini, sampelnya Ansi
adalah remaja berusia 13-18 tahun yang etas
berada di wilayah provinsi jawa timur, San
jawa tengah, lampung, nusa tenggara barat gat 25
23
dan maluku yang berjumlah 92 orang. ring .0
Tehnik pengambilan sampling yang an
digunakan adalah accidental sampling, Rin 18
yaitu teknik pengambilan sampel 17
gan .5
berdasarkan ketersediaaan orang sesuai Sed 42
dengan responden yang yang bersedia dan 39
ang .4
mau memberikan respon dalam penelitian. Bes 10
Instrumen dalam penelitian ini 10
ar .9
menggunakan lembar kuisioner pengkajian san
komunitas pada remaja yang meliputi poin gat 3.
psikologis, social distancing, penggunaan 3
bes 3
internet, waktu lamanya penggunaan ar
internet. Data ditabulasi dengan
Tot 10
menggunakan uji Distribusi Frekuensi.
al 92 0.
0
HASIL PENELITIAN Sumber : Data Primer 2020
Tabel 1.1
No. Variabe F % Berdasarkan tabel 2.1 diatas
l didapatkan bahwa karakteristik umur
1 Jenis kelamin remaja dominan di umur 13 tahun
a. Pere 51 55 sebanyak 24 orang remaja dengan
presentasi 26% dan karakteristik remaja
mpu ,4
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagian
an besar berjenis kelamin perempuan yaitu
b. Laki- 41 44
sebanyak 51 orang dengan presentase pada hari
55,4%. Sedangkan yang berjenis kelamin yang sama
laki-laki hanya sebagian kecil sebanyak 41
dengan 23 25.0
orang dengan presentase 44,6%.
penutupan
Data khusus sekolah
setelah
penutupan 53 57.6
Tabel 2.2 karakteristik remaja yang sekolah
merasakan ansietas selama masa pandemi. pada saat
dianjurkan
Kategori F % dirumah saja 6 6.5
Ansietas oleh
Sangat pemerintah
23 25.0
ringan Total 92 100.0
Ringan 17 18.5 Sumber : Data Primer 2020
Sedang 39 42.4
Besar 10 10.9 Berdasarkan tabel 1.13
sangat didapatkan bahwa karakteristik
3 3.3
besar
dalam melakukan social distancing
Total 92 100.0
Sumber : Data Primer 2020 selama masa pandemi adalah
sebanyak 53 orang melakukan
Berdasarkan tabel 2.2
physical distancing setelah
diatas didapatkan bahwa
penutupan sekolah dengan
karakteristik remaja yang
presentase 57,6%.
merasakan sedih selama masa
pandemi ini yaitu sebanyak 39
Tabel 2.4 karakteristik remaja terhadap
orang dalam batas kategori sedang
orang tua yang akan kehilangan pekerjaan
dengan presentasi 42,4%.
selama masa pandemi.
Sedangkan remaja yang merasakan
sedih dengan kategori sangat Kategori F %
sangat sedikit
ringan sebanyal 23 orang dengan
sekali/ tidak 25 27.2
presentase 25%. sama sekali
Sedikit 7 7.6
Tabel 2.3 karakteristik remaja yang
melakukan social distancing sedang/beberapa 23 25.0
Banyak 33 35.9
Kategori F % sangat banyak 4 4.3
sebelum Total 92 100.0
penutupan 10 10.9 Sumber : Data Primer 2020
sekolah
Berdasarkan tabel 2.4 diatas dengan presentase 56,3% sebanyak
didapatkan bahwa karakteristik 52 orang remaja.
remaja terhadap orang tua yang
akan kehilangan pekerjaan selama Tabel 2.6 distribusi frekuensi waktu
masa pandemi ini adalaha sebnyak lamanya penggunaan internet pada remaja