1 Data Demografi
No Variable Frekuensi Persen
1. Jenis kelamin
Laki-laki 262 50,6%
Perempuan 256 49,4%
Total 518 100 %
2. Umur
0<5 32 6,2%
5<13 34 12,7%
13<18 66 25,5%
18<45 211 66,2%
45<60 131 91,5%
60<90 44 8,5%
Total 518 100%
3. Agama
Islam 517 99,8%
Kristen 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Total 517 100%
4. Pekerjaan
PNS/Polri 4 8%
Pegawai swasta 25 5,6%
Wirasuwasta 77 20,5%
Petani 124 44,4%
Nelayan 17 48,3%
Tidak bekerja 174 81,9%
Lain-lain 94 18,1%
Total 518 100%
5. Suku
Jawa 409 79,0%
Madura 109 21,0%
Total 518 100%
6. Pendidikan
Tidak tamat sekolat 92 17,8%
SD 195 55,4%
SMP 110 76,6%
SMA 100 95,9%
PT 17 99,2%
Formal 4 8%
Total 518 100%
7. Alamat rumah
Kabupaten lamongan 60 16%
Kabupaten madiun 86 28,2%
Kabupaten mojokerto 52 38,2%
Kabupaten probolinggo 94 56,4%
Kabupaten bojonegoro 117 79,0%
Kabupaten sumenep 48 9,3%
Kabupaten pasuruan 61 11,8%
Total 518 100%
8. Hubungan dengan KK
Kepala keluarga 150 %
Anggota keluarga 368
Total 518 100%
9. Status BCG
Lengkap
Tidak lengkap 237 45,8%
Total 281 54,8%
100%
10 Status BCG
. Lengkap
Tidak lengkap 237 45,8%
Total 21 54,2%
518 100%
11 Status DPT 1
. Lengkap
Tidak lengkap 229 44,2%
289
Total 55,8%
518
100%
12 Status DPT 2
. Lengkap
Tidak lengkap 220 42,5
298 57,5
518 100%
13 Status DPT 3
. Lengkap
Tidak lengkap 205 39,6
Total 313 604
518 100%
14 Status polio 1
. Lengkap
Tidak lengkap 216 41,7%
Total 302 58,5
518 100%
15 Status polio 2
. Lengkap
Tidak lengkap 215 41,5
Total 303 58,5
518 100%
16 Status polio 3
. Lengkap
Tidak lengkap 202 39,0
Total 316 61,0
518 100%
17 Status polio 4
. Lengkap
Tidak lengkap 198 38,2
Total 319 61,6
517 100%
18 Status hepatitis 1
. Lengkap
Tidak lengkap 206 39,8%
Total 311 60,0%
518 100%
19 Status hepatis 2
. Lengkap
Tidak lengkap 201 38,8%
Total 317 61,2%
518% 100%
20 Status hepatitis 3
. Lengkap
Tidak lengkap 187% 38,1
Total 331% 63,9
518% 100%
21 Status campak
. Lengkap 45,9%
Tidak lengkap 238% 54,1%
Total 280% 100%
518%
Berdasarkan tabel di atas jenis kelamin yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagian
besar penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 262 orang (506%), dengan rata-rata
umur 32,9 tahun, seluruhnya beragama Islam (100%), dengan pekerjaan lain-lain yaitu
meliputi Ibu rumah tangga, juga siswa. Pada tabel suku lebih banyak penduduk dengan
suku Jawa 404 orang (79,0%), yang pendidikan terakhir nya sebagian besar SD
sebanyak 195 orang (37,6%), dan hubungan dengan KK yang lebih banyak yaitu anak-
anak sebanyak 326 orang (40,3%), dan pada status imunisasi para penduduk sebagian
besar melakukan imunisasi, diantaranya pada status BCG terdapat pemeriksaan lengkap
sebanyak 573 (66,4%). Pada status DPT 1 lebih banyak pada pemeriksaan tidak lengkap
sebanyak 289 (55,8%). Pada status DPT 2 lebih banyak pada tidak lengkap yaitu 298
(57,5%). Dan DPT 3 terdapat tidak lengkap sebanyak 313 (60,4%). Pada status polio 1
lebih banyak pada data tidak lengkap sebanyak 302 (58,3%). Dan polio 2, 303 (58,5%)
pada data tidak lengkap. Polio 3, 316 (61,0%) pada data tidak lengkap, status polio 4
lebih banyak pada data tidak lengkap, sebanyak 517 (99,8%). Pada status hepatitis 1
hingga hepatitis 3 lebih banyak data yang menunjukkan data tidak lengkap sebanyak
331 (63,9%). Pada status campak terdapat data lebih banyak menunjukkan tidak
lengkap sebanyak 280 (54,1%). Dan status kesehatan menunjukkan data tidak lengkap
sebanyak 406 (78,4%).
Dari data demografi di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin di dominasi
pada laki-laki dengan usia rata-rata 32,9 tahun, yang seluruhnya beragama Islam dengan
pekerjaan lebih banyak tidak bekerja anak-anak yang masih banyak menempuh
pendidikan, pada pendidikan lebih banyak terakhir SD dan hubungan dengan KK lebih
banyak yaitu anak-anak, dengan status imunisasi dilakukan dengan lengkap.
Berdasarkan tabel di atas bahwa Selama 30 hari terakhir yang mengalami demam, batuk,
sakit tenggorokan, atau hidung meler atau tersumbat lebih dari satu hari hanya 2 (1,3%)
responden yang diperkirakan terjadi pada 17 Desember 2020 dan 26 Desember 2020, dan
148 (98,7%) responden lainnya tidak mengalami hal tersebut. Ada banyak responden yang
mengalami gejala dalam beberapa hari terakhir seperti pusing / sakit kepala 15 (10%), nyeri
otot 14 (9,3%), hidung meler/pengap/pilek 11 (7,3%), batuk 6(4%), nyeri abdomen 6(4%),
sakit tenggorokan 5 (3,3%), tidak 4(2,7%), mual muntah 4 (2,7%), diare 3 (2%), demam
2(1,3%), sulit bernafas/sesak napas 2 (1,3%). Kondisi penyerta yang dialami, paling banyak
yaitu hipertensi 9 (6%), kemudian diabetes 1 (0,7%), keganasan 1(0,7%), gangguan
immunologi 1(0,7%), dan gangguan gagal ginjal kronis 1 (0,7%). Terdapat 2(1,3%)
responden yang mengalami pnemonia (klinis atau radiologi) serta 1(0,7%) responden
mengalami diagnosa lain yaitu asma. 2(1,3%) responden dirawat dirumah sakit ruang ICU
pada tanggal 3 januari 2021 dan 29 desember 2020 yang awalnya melakukan pemeriksaan
berupa pengambilan spesimen Nasopharingeal (NP) Swab dan pemeriksaan darah. Saat
pengkajian 2(1,3%) responden tersebut telah selesai isolasi/sudah sembuh dari Covid 19. Dari
faktor riwayat perjalanan dalam 14 hari tidak ada yang melakukan perjalanan dari luar negeri,
area transmisi lokal, tinggal ke area transmisi lokal dan dari faktor kontak/paparan tidak
memiliki kontak erat dengan kasus suspek/probale dan kasus konfirmasi Covid 19,namun
terdapat responden termasuk cluster ISPA berat (demam dan pnemonia membutuhakan
perawatan RS yang tidak diketahui penyebabnya) 1 (0,7%). Responden yang mempunyai
hewan peliharaan 31(20,7%) , 119 (79,3%) responden tidak memiliki hewan peliharaan.
Seluruh responden 150 (100%) bukan merupakan petugas kesehatan dan tidak memiliki
kontak erat dalam kasus Covid 19.
Ya Tidak
Pertanyaan
F % F %
1. Demam, batuk, sulit bernafas, pusing, 139 92,7 11 7,3%
rasa tidak nyaman, diare, muntah %
merupakan beberapa tanda-tanda
terinfeksi virus covid-19
2. kontak dengan seseorang yang 147 98,0 3 2,0%
memiliki tandda dan gejala terinfeksi %
virus covid-19 dapat beresiko tinggi
tertular virus covid-19
Tabel 4.6 Keefektifan tindakan dalam menjaga anda aman dari Covid-19
Keefektifan Sama
tindakan berikut Sekali Tidak Mungkin Sangat
Efektif
No. dalam menjaga Tdk Efektif Efektif Efektif
anda aman dari Efektif
covid-19 F % F % F % F % F %
Menggunakan masker 5
12, 27,
1 1 0,7 9 6,0 18 81 4, 41
0 3
0
Berdoa dan 3
1 44,
2 mendekatkan diri 3 2,0 8,7 10 6,7 57 8, 67
3 7
kepada Tuhan YME. 0
Mencuci tangan 4
1 20, 26,
3 dengan sabun 3 2,0 9,3 31 63 2, 39
4 7 0
0
Menggunakan hand 4
2 16, 16, 23,
4 sanitizer sesering 4 2,7 24 63 2, 35
4 0 0 3
mungkin 0
Memeriksakan diri ke
3
tenaga kesehatan 1 20, 36,
5 3 2,0 9,3 30 48 2, 55
ketika anda merasa 4 0 7
0
sakit
Memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan
meskipun anda tidak 1
15, 3 24, 18, 22,
6 sakit, hanya merasa 23 28 29 9, 33
3 6 0 7 0
ketakutan tentang 3
kondisi kesehatan
anda
Tidak kontak
langsung dengan 3
1 11, 17, 32,
7 orang yang beresiko 7 4,7 26 51 4, 49
7 3 3 7
tinggi tertular covid- 0
19
Menghindari RS dan 2
14, 1 12, 30, 17,
8 klinik kesehatan 22 45 39 6, 26
7 8 0 0 3
0
Menghindari tempat 3
1 12, 15, 32,
9 keramaian, seperti 2 1,3 23 58 8, 49
8 0 3 7
mall, pasar, masjid dll 7
10 Menghindari 7 4,7 6 4,0 22 14, 63 4 52 34,
kendaraan umum 7 2, 7
0
1 3
50, 11 25 171 297
Total 75 6 552 2 446
1 2,6 7 ,4 ,4
9 6
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keefektifan tindakan berikut dalam
menjaga anda aman dari covid-19 yaitu sangat efektif, efektif dan mungkin efektif.
Efektif jika dengan menggunakan masker sebanyak 81 responden (54%), mencuci
tangan dengan sabun sebanyak 63 responden (42,0%), Menggunakan hand sanitizer
sesering mungkin sebanyak 63 responden (42%), Menghindari tempat keramaian,
seperti mall, pasar, masjid dll sebanyak 58 responden (38,7%), menghindari kendaraan
umum sebanyak 63 responden (42%). Sangat efektif jika berdoa dan mendekatkan diri
kepada Tuhan YME sebanyak 67 responden (55,3%), sebanyak 55 responden (36,7%)
Memeriksakan diri ke tenaga kesehatan ketika anda merasa sakit, sebanyak 49
responden (32,7%) Tidak kontak langsung dengan orang yang beresiko tinggi tertular
covid- 19. Sedangkan Memeriksakan diri ke tenaga kesehatan meskipun anda tidak
sakit, hanya merasa ketakutan tentang kondisi kesehatan anda sebanyak 36 responden
(24%) tidak efektif dan mungkin efektif jika Menghindari RS dan klinik kesehatan
sebanyak 45 responden (30%).
Tabel 4.7 Keefektifan langkah-langkah kebijakan terkait penyebaran Covid-19
Seberapa efektif Sama
menurut Anda Sekali Tidak Mungkin Sangat
Efektif
langkah-langkah Tdk efektif efektif efektif
kebijakan berikut Efektif
No
adalah (apakah
diterapkan atsau
F % F % F % F % F %
tidak pada saat
ini)?
Menutup aktifitas 4
1 17, 26,
1 sekolah 10 6,7 9,3 26 60 0, 40
4 3 7
0
Menutup aktifitas 2
15, 1 10, 23, 24,
2 olahraga 23 35 39 6, 37
3 6 7 3 7
0
Menutup aktifitas 3
2 16, 30, 17,
3 warung makan 8 5,3 45 46 0, 26
5 7 0 3
7
Menutup aktifitas 4
1 10, 27, 14,
4 mall dan pasar 6 4,0 41 65 3, 22
6 7 3 7
3
Menutup aktifitas 2
2 16, 35, 14,
5 toko-toko 12 8,0 53 38 5, 22
5 7 3 7
3
Tidak mengijinkan
aktifitas besuk/ 3
1 12, 20, 23,
6 bekunjung di RS, 8 5,3 30 58 8, 35
8 0 0 3
klinik kesehatan 7
dan panti jompo
Melarang lansia 1 24, 2 35,
7 6 4,0 8,0 36 42 53
(usia >S0 tahun) 2 0 8, 3
yang memiliki
riwayat penyakit
kronik untuk keluar 0
rumah, kecuali ada
hal urgen
Melarang kegiatan
yang menimbulkan
kerumunan orang
3
seperti pekerja 1 27, 24,
8 9 6,0 6,7 41 52 4, 37
transportasi umum, 0 3 7
7
sekolah,
universitas,
pesantren, dll
Tidak melakukan
aktifitas yang
menimbulkan
kerumunan orang,
seperti: proses 3
1 24, 26,
9 sekolah, kuliah, 9 6,0 6,7 37 52 4, 40
0 7 7
seminar, kegiatan 7
pesantren,
pengajian, sholat
jamaah, konser dan
lain-lain
Penggunaan masker
3
di tempat-tempat 14, 44,
10 3 2,0 7 4,7 21 51 4, 67
umum/ saat keluar 0 7
0
rumah
3
1
62, 10 36 243 3 252
Total 94 1 503 379
6 2,2 5 ,2 5, ,8
2
4
Sumber : data primer 2021
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas sebanyak PUS (wanita) yang
ada di Indonesia yang dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Februari-13 maret 2021 usia
rata-rata 58 (60,4%) dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik dan mendapatkan
informasi tentang KB dari petugas kesehatan. Selama ini PUS (wanita) yang
menggunakan alat kontrasepsi tidak mempunyai keluhan apapun jika mengami
kesakitan/ keluhan langsung berobat kepelayanan kesehatan. Sebagaimana banyaknya
yang diketahui bapak/ibu manfaat KB yaitu membatasi jumlah anak selama
menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 09 Juli 2020 dengan banyaknya
kehamilan yang bukan yang pertama, mengalami penyakit hipertensi selama kehamilan
ini, dengan gambaran kehamilan kembar dengan dukungan sangat didukung penyedia
perawatan prenatal. Banyaknya peningkatan secara signifikan tentang perawatan
prenatal dikala masa pandemi Covid-19 dengan jadwal pemeriksaan secara regular
dengan tatap muka untuk mendapatkan sumber daya pada perawatan prenatal.
Frekuensi data menunjukkan 100% penyedia perawatan saat nifas di masa pandemic
Covid-19 sangat baik dan mendukung serta tidak ada perubahan seperti sebelum wabah.
Banyaknya ibu nifas yang mengalami kekhawatiran perubahan dimasa depan dan
bayinya. Sangat penting medapatkan percakapan atau infomasi tentang persiapan
kelahiran dengan layanan kesehatan, cara menanggulai stressor, kesehatan mental,
group postpartum. Untuk memenuhi dukungan sosial banyak yang menggunakan
telepon rata-rata yng menerima dari pihak kelurga. Sebagaimana cara menangulangi
stressor dimasa pandemic Covid-19 kebanyakan berbicara dengan teman dan keluarga,
dimasa sekarang ini sama tidak ada perubahan tingkat stressor, pola tidur selama ini
cukup tidak ada perubahan.
Sumber :
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa frekuensi data pengalaman ibu selama
masa nifas di masa Covid-19 menunjukkan kekhawatiran ibu terhadap bayi mengenai
perawatan serta kesehatan bayinya bahkan untuk masa depannya. Ibu tidak terlibat
dalam kelompok dukungan virtual dan tidak tertarik untuk bergabung didalamnya.
Total 2 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas sebanyak 2 (1,3%) bayi
berusia 7 bulan, sebanyak 6 (49,3%) bayi mempunyai berat badan >2.500 gram,
sebanyak 5 (3,3%) berat badan bayi berada dalam warna hijau dalam kartu KMS,
sebanyak 4 (2,7%) pengetahuan ibu saat dilakukan pengkajian tentang manfaat
imunisasi mereka menjawab bahwa imunisasi itu diberikan sebagai kekebalan untuk
penyakit tertentu, sebanyak 6 (4,0%) rata rata dari mereka juga menjawab bahwa
bayinya juga memerlukan imunisasi, serta sebanyak 4 2,7%) menurut pengetahuan ibu
tentang manfaat posyandu yaitu sebagai tempat penimbangan balita, sebanyak 9
(100,0%) rata rata ibu yang mempunyai bayi memberikan makanan tambahan pada
bayinya saat berusia >6 bulan, sebanyak 5 (3,3%) Jenis makanan tambahan bayi yang
diberikan yaitu selain bubur instan, nasi biasa dan nasi tim dan mereka hanya
memberikan makanan tambahan bayinya dengan pisang yang telah dihaluskan,
sebanyak 4 (44,4%) jika dari bayi mereka ada yang sakit rata rata dari mereka pergi
berobat ke praktek dokter untuk mendapatkan pengobatan, sebanyak 2 (1,3%) dari
mereka pada saat setelah melahirkan juga melakukan perawatan tali pusat.
4.11 Data Balita (1-5 tahun)
Tabel 4.18 Karakteristik Balita
Variabel Frekuensi %
1. Usia
1-2 tahun 4 2,7%
3-5 tahun 19 12,7%
2. Berat badan waktu lahir
<2500 gram 10 10,3
>2500 gram 18 115,7
3. Berat badan saat ini
1-10 kg 1 ,7
11-20 kg 19 13,3
21-30 kg 1 ,7
Total 150 100
Sumber : Data primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi data usia balita yang paling
dominan adalah usia 3-5 tahun (12,7%), berat badan balita saat lahir (115,7%) sudah
memenuhi batas normal berat badan saat lahir. Sedangkan berat badan bayi saat ini
lebih dominan (13,3%) pada rentang 11-20 kg/BB.
Tabel 4.19 Kesehatan Balita
Ya Tidak
Karakteristik
F % F %
1. Balita ditimbang setiap bulan 23 15,3% - -
2. Makanan pantangan 3 2,0% 20 13,3%
3. Mendapat Vitamin A 21 14,0 2 1,3%
Total 150 100 150 100
Sumber : Data primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi data menunjukkan
keseluruhan ibu (100%) sadar akan pentingnya balita untuk dilakukan penimbangan
setiap bulan di Posyandu, semua balita juga telah mendapatkan kapsul vitamin A,
sebagian besar balita tidak memiliki pantangan terhadap makanan.
Tabel 4.20 Pengalaman Ibu Terhadap Balita
Karakteristik F %
1. Warna berat badan pada KMS
Hijau 22 14,7%
Kuning 1 ,7
Merah - -
2. Frekuensi makan pada balita
Satu kali 2 1,3
Dua kali 5 3,3
Tiga kali/lebih 14 9,3
3. Membawa anak ke posyandu
Jarang - -
Iya, setiap bulan 21 14,0
Tidak pernah
- -
4. Tidak mendapat imunisasi lengkap
Anak sering sakit
13 8,7
Kesibukan
Dilarang suami 2 1,3
Jarak jauh - -
Takut anak sakit - -
1 ,7
Total 150 100
Sumber :
Data primer, 2020
Karakteristik F %
1. Manfaat posyandu
Tempat menimbang balita 18 12,0
Tempat penyuluhan kesehatan -
Tempat mendapatkan imunisasi 4 2,7
2. Memberikan ASI pada balita
Kurang dari 2 tahun 14 9,3
Lebih dari 2 tahun 9 6
3. Mendapat makanan tambahan
Kurang dari 6 bulan 6 4,0
Lebih dari 6 bulan 17 11,3
4. Pola makanan balita
Sesuai dengan menu seimbang
22 14,7
Tidak sesuai dengan menu seimbang
1 ,7
Total 150 100
Sumber :
Data primer, 2020
No Karakteristik F %
1. Usia
a. 6,5 2 1,3%
b. 7 tahun 2 1,3
c. 8 tahun 5 3,3%
d. 9 tahun 3 2,0%
e. 10 tahun 5 3,3%
f. 11 tahun 4 2,7%
g. 12 tahun 11 7,3%
Total 150 100,0%
2. Tinggi badan
a. 28 cmr 1 ,7%
b. 80 meter 1 ,7%
c. 98 meter 1 ,7%
d. 105 cm 2 1,3%
e. 100 cm 2 1,3%
f. 110 cm 4 2,7%
g. 112 cm 1 ,7%
h. 115 cm 1 ,7%
i. 120 cm 4 2,7%
j. 128 cm 1 ,7%
k. 130 cm 1 ,7%
l. 135 cm 2 1,3%
m. 140 cm 3 2.0%
n. 145 cm 2 1,3%
o. 150 cm 1 ,7%
p. 152 cm 2 1,3%
q. 108 cm 1 ,7%
r. 127 cm
2 1,3%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas sebanyak 11 (7,3%) anak
usia sekolah berusia 12 tahun. Sebanyak 4 (2,7%) anak usia sekolah dengan tinggi
badan 110 meter, dan sebanyak 4 (2,7%) anak usia sekolah mempunyai berat badan
antara 40kg. Selama pandemi ini keseluruhan orang tua anak usia sekolah yang ada di
Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi dari pelayanan kesehatan bahwa
anaknya pernah, mungkin atau beresiko menderita covid-19, dan dari anak anak usia
sekolah yang ada diindonesia yang telah dilakukan pengkajian rata rata tidak memiliki
gejala covid 19 antara lain demam atau kedinginan, batuk, nafas pendek, sakit
tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot atau tubuh. Hidung beringus kelelahan atau kantuk
yang berlebihan, diare mual atau muntah, kehilangan indra pencium atau rasa, gatal atau
mata merah. Dan orang tua anak usia sekolah juga belum pernah melakukan Rapid-
Test untuk anaknya, akan tetapi ini tidak mempengaruhi kesehatan bagi anak. Selama
pandemic covid-19 sarana prasarana sekolah juga mengalami penutupan dan dari pihak
sekolah rata rata menawarkan pembelajaran online dan menyediakan media untuk
mendukung pembelajaran online tersebut.
B. Dampak Wabah COVID-19 Pada Anak
Karakteristi
F %
k
Sedikit 2 3.5
Agak 1 1.8
Total 57 100,0
Sumber : data primer 2021
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa perubahan kehidupan sehari-
hari akibat covid-19 sebanyak 54 (94.7%).
Perubahan F %
Berdasarkan tabel diatas didapat perubahan negative akibat covid-19 terbanyak yaitu
kehawatiran/curiga terhadap seseorang yang positif 43 (75.4%).
Tabel 4.26 Perubahan kehidupan sehari-hari yang paling positif
Perubahan F %
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa perubahan kehidupan yang paling
positif melakukan hobbi terbanyak yaitu 41 (71.9%).
Test F %
Tidak 4 7.0
Ya 53 93.0
Total 57 100.0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak pada remaja test
covid-19 yaitu Tidak 53 (93.0%).
Tidak 75 100.0
Ya 0 0
Total 57 100.0
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak pada
pertanyaan 4 minggu terakhir memiliki gejala yaitu tidak 75 (100.0%).
Rawat F %
Tidak 57 100.0
Karantina F %
Tidak 55 96.5
Ya 2 3.5
Total 57 100.0
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa paling banyak remaja tidak
karantina di rumah yaitu sebanyak 55 (96.5%).
Kenal F %
Tidak 42 73.7
Iya 15 26.3
Total 57 100.0
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh remaja tidak kenal dengan
orang yang positif covid-19 yaitu sebanyak 42 (73.7%).
Tabel 4.32 Kegiatan sekolah tutup bagaimana cara melanjutkan pekerjaan sekolah
Kegiatan F %
Total 57 100.0
Total 64 100.0
4 Melakukan tes COVID-19
a. Tidak 60 93,8
b. Ya 4 6,3
Total 64 100
5 Gejala yang muncul
a. Tidak ada 39 60,9
b. iya 3 4,7
Total 64 100.0
6 Melanjutkan pekerjaan sekolah dengan
a. tidak 57 100,0
b. Sekolah mengirim tugas online 0 0
c. Menyelenggerakan kelas online 0 .0
d. Tidak ada kegiatan belajar 0 0
Total 64 100.0
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar orang tua
mengatakan bahwa terdapat sedikit perubahan kehidupan sehari-hari akibat Covid-19
pada anaknya sebanyak 54,7% Perubahan negatif yang terjadi pada anak sebagian besar
yaitu khawatir terhadap seseorang yang memiliki virus dana tau yang tertular virus
sebanyak 43,8%. Sedangkan perubahan positif pada anak yaitu sebagian besar
menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga sebanyak 59,4% Semua orangtua
mengatakan bahwa anaknya belum melakukan tes Covid-19. Hampir seluruh orangtua
mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki gejala dalam 4 minggu terakhir tetapi
sebagian kecil dari orangtua mengatakan bahwa anaknya mengalami kelelahan
dikarenakan sudah terlalu lama di rumah dan tidak melakukan aktifitas secara pasti
sebanyak 93,8%. Hampir semua orangtua mengatakan bahwa anaknya mengerjakan
tugas sekolah secara online 60,9%
B. Pengalaman emosional
Tabel 4.82 Pengalaman emosional
Sangat
Sangat
sedikit/TS Sedikit Sedang Besar
N besar
Variabel S
o.
(% (%
F (%) F F (%) F (%) F
) )
1 Stres yang anak 3 4. 16 25, 14 22. 21 33. 8 12.
rasakan akibat 8 8 6 9 9
ketidakpastian
masa depan
2 Stres yang anak 5 8, 6 9, 2 35 1 30 1 1
rasakan akibat 1 7 2 ,5 9 ,6 0 6,
perubahan 1
kegiatan sehari-
hari
3 Stress yang 6 9, 9, 1 2 33 1 30 7 1
anak rasakan 7 4, 1 ,6 9 ,6 1,
akibat khawatir 5 3
terhadap
anggota yang
trtular Covid-19
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian anak merasakan stress
akibat ketidakpastian masa depan yang dikarenakan Covid-19 sebanyak 21 (33,9%).
Sebagian dari anak juga merasakan stress akibat perubahan kegiatan sehari-hari
sebanyak 22 (35,5%). Dan sebagian dari anak juga merasakan stress akibat
kekhawatiran terhadap anggota keluarga sebanyak 21 (33,6%).
Tabel 4.83 Pengalaman emosional
Sangat
Sangat
ringan Sedikit Sedang Besar
N besar
Variabel /TSS
o.
(%
F (%) F (%) F (%) F (%) F
)
1 Cemas 6 9.7 28 45,2 19 30,6 6 9,7 3 4,8
Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa perasaan anak selama 7 hari terakhir
yaitu 45,2% anak merasa cemas sangat ringan, 38,7% merasa marah sangat ringan,
33,9% merasa sedikit takut atau khawatir, 33,9% merasa senang sangat ringan37,1%
merasa sedikit sedih, 33,9% merasa kacau sangat ringan, 38,9% merasa sendirian sangat
ringan, 38,7% merasa bosan sekali, 45,2% merasa hilang harapan sangat ringan, 43,5%
mengalami frustasi sangat ringan, 45,2% merasa terganggu sangat ringan, 43,6%
merasa tenang dan 53,6% merasa dihargai.
Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa perasaan anak terhadap dampak yang
diakibatkan Covid-19 selama 7 hari terakhir yaitu 46,8% anak harus tinggal di rumah,
38,7% tidak bertemu teman atau orang lain, 30,4% khawatir sakit, 29,3% khawatir
anggota keluarga mengalami sakit, 31,5% khawatir teman sakit, 31,5% khawatir
tertinggal dengan kegiatan sekolah, 29,3% lebih banyak menghabiskan waktu dengan
keluarga, 34,8% khawatir orang tua akan kehilangan pekerjaan, 29,3% Lebih banyak
makan, 73,9 sangat sedikit khawatir pertengkaran orang tua, 46,7% sangat sedikit
khawatir bertengkar dengan orang tua, 43,5% sangat sedikit khawatir bertengkar
dengan saudara, 30,4% tidak punya uang dan 27,2% melewatkan kegiatan-kegiatan
penting. Seluruh orang tua mengatakkan bahwa semua anaknya mengatasi atau
mencegah stres/kecemasan terkait wabah Covid-19 adalah dengan cara berdo’a.
C. Cognitive Experience
Tabel 4.85 Cognitive experience
N Variabel Sangat Sedikit Sedang Serin Sangat
o. sedikit g sering
/TPSS
(%
F (%) F (%) F (%) F (%) F
)
1 Berfikir lebih 1 18,8 2 32,8 2 42,2 3 4,7 1 1,6
tentang Covid-19 2 1 7
Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa hal-hal yang mempengaruhi pikiran anak
yaitu 42,2% anak berfikir lebih tentang Covid-19, 37,5% anak mudah terpengaruh,
42,2% sangat sedikit lupa ketika melakukan aktifitas sehari-hari, 37,1% sangat sedikit
teralih dengan topic lain, 50,0% anak dapat merencanakan aktivitas atau kegiatan,
45,3% sangat sedikit mampu bekerja atau memikirkan pekerjaan lain untuk
mendapatkan uang.
D. Pengalaman Sosisal
Tabel 4.86 Pengalaman social
No. Variabel F (%)
1 Kapan anak mulai menjauhkan diri dari sosial
a. Sebelum penutup sekolah 12 18,8
b. Pada hari yang sama dg penutupan sekolah 21 32,8
c. Setelah penutupan sekolah 3 4,7
d. Pada hari yg sama 1 1,6
Total 64 100,0
2 Manakah situasi yg diterapkan anak di rumah
a. Tidak menerima tamu dari luar 21 32,8
daerah 15 23,4
b. Semua anggota rumah di rumah 24 37,5
saja 3 4,7
c. Pemesanan menginp di rumah 1 1,6
oleh pemerintah
d. Keluar rumah hanya urusan yang
penting
e. Lansia tidak diperbolehkan
keluar rumah
Total 64 100,0
3 Apakah anak setuju dengan jarak sosial
a. Batasannya tidak cukup berat 27 42,2
b. Batasannya terlalu berat 21 32,8
c. Batasannya bagus 12 18,8
Total 64 100.0
4 Seberapa sering anak mengikuti aturan pembatasan
social
a. Tidak pernah 22 34,4
b. Jarang 25 39,1
c. Terkadang 12 18,8
d. Sering 5 7,8
e. Selalu 11 12,0
Total 64 100
5 Seberapa sering anak berbicara/mengobrol dengan
teman online
a. Setiap hari/hamper setiap hari 6 9,4
b. Beberapa kali seminggu 16 25,0
c. Sekitar seminggu sekali 32 50,0
d. Lebih jarang 7 10,9
Total 64 100.0
6 Bagaimana anak tetap terhubung dengan temannya
a. Mengirim SMS 8 12,5
b. Panggilan telpon khusus suara 19 29,7
c.Panggilan video 29 45,3
d. Menggunakan medsos untuk live chat 4 6,3
e.Posting di media social 4 6,3
Total 92 100.0
Berdasarkan data pada tabel F.10 dapat diketahui bahwa mayoritas atau sebanyak
98 (72,4%) lansia berusia 60-70 tahun, rata-rata lansia berusia 60-70 tahun. Sebanyak
82,4% lansia sudah pernah terpapar informasi mengenai posyandu lansia dan sebanyak
76,4% mendengar informasi tersebut dari tenaga kesehatan. Sebanyak 110,0% lansia
berkeinginan untuk dibentuknya posyandu lansia dengan harapan agar ada pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan karena sebanyak 94,1% paling banyak menderita nyeri sendi
atau rematik. Upaya yang dilakukan oleh mayoritas lansia sejumlah 55,9% untuk
mengatasi keluhan penyakitnya yaitu dengan cara berobat ke klinik dokter, dan
sebanyak 35,5% melakukan pemeriksaan 2 bulan sekali. Sedangkan kegiatan sehari-
hari yang dilakukan oleh kebanyakan lansia atau sejumlah 35,3% untuk menjaga
kesehatannya adalah berkebun. Ketika di rumah sebanyak 38,2% lansia memiliki
kebiasaan mengasuh cucu dan mengerjakan kegiatan rumah tangga. Untuk kegiatan
sosial yang paling banyak lansia lakukan yaitu pengajian/wirid sebanyak 47,1%.
Berdasarkan data pada tabel G.1 didapatkan selama 7 hari terakhir, 62% merasa
pingsan/pusing sangat ringan, 64.7% merasa tidak tertarik pada sesuatu dalam kategori
sangat ringan, 70.7% merasa gugup yang sangat ringan, 88% merasa nyeri dada sangat
ringan, 66% merasa kesepian sangat ringan, 80.7% merasa tegang sangat ringan, 80.7%
merasa mual atau sakit perut sangat ringan, 82.7% tiba-tiba takut tanpa alasan sangat
ringan, 86.7% mengalami kesulitan bernafas sangat ringan, 84.7% merasa tidak
berharga sangat ringan, 81.3% merasa panik yang sangat ringan, 79.3% masyarakat
merasa mati rasa atau kesemutan ringan yang sangat ringan, 85.3% merasa putus asa
tentang masa depan yang sangat ringan, 82.7% merasa sangat gelisah sehingga tidak
bisa duduk dalam kategori sangat ringan, 76.7% merasa takut, 68.0% merasa gelisah
atau mudah kaget yang sangat ringan, 57.3% merasa waspada yang sangat ringan,
75.3% merasa sulit berkonsentrasi yang sangat ringan, 76% merasa bersalah atau
menyalahkan diri sendiri yang sangat ringan, 70.7% merasa kesal, marah atau sgresif
yang sangat ringan, 52.7% berulang-ulang memikirkan wabah covid-19 dalam kategori
sangat ringan, 82% mengalami mimpi berulang-ulang tentang wabah covid-19 dalam
kategori sangat ringan, dan 62% mencoba menghindari informasi atau pengingat
tentang wabah covid-19 dalam kategori sangat ringan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kesehatan lingkungan dari 150
responden. Hampir seluruhnya masyarakat rumahnya ada cahaya langsung sebanyak
147 responden (98%), setiap ruangan mempunyai ventilasi lebih dari 10% dari luas
lantai sebanyak 139 responden (92,7%), kamar tidur 77,3%, ruang tamu 86%, dapur
87,3%, kamar mandi 86%. Sumber air yang digunakan keluarga mayoritas dari sumur
bor 36,7% dan sumur gali 34%, sebanyak 28 responden 18,7% sumber air
menggunakan sumur gali dengan jarak septic tank <10m. untuk keadaan air bersih atau
air minum keluarga kebanyakan 99 responden tidak berbau,tidak berasa, dan tidak
berwarna 66%, untuk penampungan airnya terbuka sebanyak 120 responden 80%.
Untuk keadaan air mandi dan mencuci kebanyaakan 71 responden (47,3%)
menggunakan sumur gali, dan 148 responden 98,7% mempunyai kamar mandi, 146
responden 97,3% menggunakan bak mandi, 104 responden 69,3% mengguras bak
mandi 1x seminggu, 150 responden 100% mempunyai wc jenis jongkok. Untuk
penggolahan sampah 104 responden 69,3% dibakar, 115 responden 76,7% tempat
pembuangan sampah kondisinya terbuka, 78 responden 52% kaleng bekas dan barang-
barang yang tidak dipakai dirumah ditimbun. 124 responden 82,7% di lingkungannya
ada kegiatan gotong royon, 78 responden 52% 6bulan terakir ada kegiatan <3kali. 70
responden 46,7% membuang air limbah (SPAL) ke selokan/got, 109 responden 72,7%
sarana pembuangan air limbah dengan keadaan terbuka mengalir, 79 responden 52,7%
sarana pembuangan air limbah dibersihkan bila tersumbat. 110 responden 73,3%
mempunyai pekarangan keluarga, 47 responden 31,3% pekarangan dimanfaatkan untuk
ditanami tanaman obat-obatan. 48 responden (32%) 1x seminggu membersihkan
kolam/akuarium dirumahnya. 92 responden 61,3% keluarga mengolah sayuran
sebelum memasak dipotong baru dicuci, 129 responden (86%) menyajikan makanan
yang telah dimasak dengan tertutup. 91 responden 60,7% kebiasaan keluarga
menggantung pakaian setelah dipakai. 78 responden 52% dirumahnya tidak ada
binatang-binatang mengerrat/serangga.