Dosen pembimbing:
Mukhoirotin, S.Kep.Ns.M.Kep
Disusun Oleh:
Nim: 7420021
JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas keperawatan Maternitas
prodi profesi NERS Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul
‘Ulum Jombang di PKM PETERONGAN
Telah dikonsulkan dan disetujui pada
Hari/tanggal :
Nama Mahasiswa : Dewi Nur Afifah
NIM : 7420021
Ruang : PONED
Mahasiswa
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Maternitas post partum Ny.S di Ruang
PONED PKM PETERONGAN.
Dalam penyusunan askep ini kami telah mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan beribu terima kasih kepada:
1. Rektor UNIPDU Jombang : Bapak Prof. Dr. H. Ahmad zahro, MA
3. Ka. Prodi Profesi Ners : Bapak Mukhamad Rajin, S.kep Ns. M.kes
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................... iii
Daftar isi................................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Anatomi fisiologi ginjal....................................................................................1
1.2 Definisi.............................................................................................................. 2
1.3 Etiologi.............................................................................................................. 3
1.4 Patofisiologi.......................................................................................................4
1.5 Pathway..............................................................................................................6
1.6 Manifestasi klinis...............................................................................................7
1.7 Komplikasi.......................................................................................................10
iv
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Anatomi Fisiologi
1
g. Fourchette : Lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora.
h. Perineum : Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus,
Struktur interna
a. Ovarium : Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di
belakang tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir,
ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial.
b. Tuba fallopi : Merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di
sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan 10
peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi
gerakan peristaltis.
c. Uterus : Organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang
tampak mirip buah pir yang terbalik. Tiga fungsi uterus adalah
siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan
persalinan.
d. Vagina : Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas. Cairan vagina berasal dari traktus
genetalis atas atau bawah, Cairan sedikit asam
1.2 Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum
adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010) . Partus
di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm,
tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005).
2
1.3 Etiologi
3
fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan jaringan
lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada
perineum.
2. Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan
sumbu memanjang panggul ibu.
a) Presentasi Muka : Letak janin memanjang, sikap extensi
sempurna dengan diameter pada waktu masuk panggul atau
diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm.
b) Presentasi Dahi : Sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini
berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya
sempurna.
e. Faktor Persalinan Pervaginam
1. Vakum ekstrasi : Tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan
dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat vacum
yang dipasang di kepalanya.
2. Ekstrasi Cunam/Forsep : Suatu persalinan buatan, janin dilahirkan
dengan cunam yang dipasang di kepala janin.
3. Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan
melakukan pengurangan volume dengan tujuan untuk memberi
peluang yang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi
tersebut (Syaifuddin, 2009).
4. Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat cepat,
berlangsung kurang dari 3 jam, dapat 13 disebabkan oleh
abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat.
(Cunningham, 2009)
1.4 Patofisiologi
4
terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil. 2)
Kontraksi intensitas meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang
sangat besar. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah
dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk
mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau
intramuskuler diberikan segera setelah 14 plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan oksitosin. b. Adaptasi psikologis Menurut
Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase
yaitu : 1) Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan
hari kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungandan
pelayanan. 2) Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase
ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu
keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima
peran barunya dan belajar tentang semua halhal baru. Selama fase ini
sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang
membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat
istirahat dengan baik 3) Fase letting go / saling ketergantungan Dimulai
sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga
telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian
telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan
seksualnya telah dilakukan kembali (Aspiani, 2017).
5
1.5 Pathway
Proses involusi Vagina & perineum Laktasi Struktur & karakter payudara ibu Aliran darah di
payudara berurai
dari uterus
↑ Kadar ocytosin, Ruptur jaringan Pembuluh Hormon estrogen
↑ kontraksi uterus darah rusak
Retensi darah di
Personal hygiene Prolaktin ↑ pembuluh payudara
Nyeri Trauma kurang baik Perdarahan
mekanik
Pembentukan asi Bengkak
Genetalia kotor Syok hipovolemik
Nyeri akut
Asi keluar Penyempitan pada
Resiko terjadi infeksi ductus intiverus
Payudara
bengkak Asi tidak keluar
Mastitis 6
Retensi asi Menyusui tidak efektif
Ketergantungan Ketergantunngan kemandirian Kemandirian
7
1.6 Manifestasi Klinis
a. Sistem reproduksi
desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa
7
6. Vagina : Vagina yang semula sangat teregang akan kembali
bayi lahir.
b. Sistem endokrin
8
chorionik gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin) menurun
7. Sistem kardiovaskuler
hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.
9
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat
1.7 Komplikasi
a. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran
kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Kehilangan darah lebih dai 500 cc 2) Sistolik atau diastolik tekanan
darah menurun sekitar 30 mmHg 3) Hb turun sampai 3 gram %.
tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan
kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari
perdarahan post partum.
b) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum
dapat menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi
dengan segera dan terasa nyeri.
c) Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
d) Lain-lain
1) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi
uterus sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap
terbuka
2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas
jaringan parut pada uterus setelah jalan lahir hidup.
3) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
b. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi
selama masa post partum. Insiden infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %,
ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari
pertama post partum.
c. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan
10
oleh infeksi puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur
membran memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis
d. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
e. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum,
pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme
terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
f. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post
partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan
relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis
(pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding
pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran pada
3 hari pertama post partum.
g. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah
kecil
h. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman,
perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
i. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum Perdarahan dalam keadaan dimana
plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan
bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Tanda-
tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :
1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi
robekan pada mukosa vagina.
11
BAB II
KONSEP ASKEP
2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
meliputi data biologis, psikologis, social dan spiritual. Kemampuan
perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai
kesadaran/tilik diri, kemampuan mengobservasi dengan akurat,
kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon
secara efektif. Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan
data objektif dan subjektif dari klien Aplikasi pengkajian yaitu
1. Identitas
Identitas klien dan identitas penanggung jawab meliputi nama, umur,
alamat, pekerjaan, tanggal lahir, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medis,
alasan masuk, keadaan umum, tanda-tanda vital
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pada klien dengan post partum adalah
nyeri pada daerah perineum atau vagina
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien merasakan nyeri karena trauma akibat proses persalinan, ASI
sudah keluar dan klien dapat memberikan ASI pada bayinya
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita yang ada hubungannya dengan
penyakit sekarang (post partum spontan)
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita menyangkut penyakit keluarga
atau keturunan
6. Riwayat obstetric
a. Keadaan haid, tentang menarche, siklus haid, hari pertama haid
terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer, menggumpal,
12
lamanya haid, nyeri atau tidak dan berbau.
b. Riwayat kehamilan, berapa kali melakukan antenatal care, selama
kehamilan periksa dimana, ukur tinggi badan dan berat badan.
c. Riwayat persalinan, jenis persalinan spontan atau sectio caesaria,
penyulit selama persalinan.
7. Pengembangan masalah fisiologis yang terdiri dari pemenuhan
kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan
eliminasi /pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi,
pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Secara rinci
pengembangan teori dengan masalah fisiologis adalah sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan Oksigen/Udara
1) Saluaran Pernafasan
a) Sumbatan pada saluran pernafasan oleh benda asing.
b) Kelaianan pada saluran pernafasan daaan peningkatan
resistensi jalan pernafasan.
b. pemenuhan kebutuhan air/cairan dan makanan/nutrisi
1) Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan
mempengaruhi
a) Yang berbeda dengan kebiasaan
b) Yang berbeda dari standar
c) Yang bnertentangan dengan kondisi individu.
2) Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan
a) Hal-hal yang perlu diperhatiakan
1) Kondisi fisik
2) Stimulasi fisik
3) Perilaku yang tidak biasa
4) Kondisi lingkungan yang mempengaruhi asupan
b) Manfaat asupan cairan makanan
3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan ekskresi
a) Perubahan pergerakan bowel dan feces
1) Konstipasi-diare
13
2) Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces
3) Perubahan intregitas bowel, fungsi, dan perubahan
struktur
b) Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ
1) Perubahan pola urinary
2) Perubahan kualitas dan kuantitas urine
3) Perubahan struktur dan fungsi integritas organ
4) Aktivitas dan istirahat
a) Tingkat aktivitas sehari-hari
1) Pola aktivitas sehari-hari
2) jenis,frekuensi dan lamanya latihan fisik
b) Gangguan pergerakan
1) Penyabab ngangguan pergerakan
2) Tanda dan gejala
3) Efek dan gangguan pergerakan
14
anatomi pada telinga.
g. Mulut
Bentuk bibir simetris atau tidak, kelembapan, kebersihan mulut, ada
tidaknya pembesaran tonsil, ada tidaknya kelainan bicara.
h. Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada tidaknya
peradangan pada gusi atau caries gigi.
i. Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis.
j. Integumen
Warna kulit, apakah pucat atau tidak, kebersihan, turgor kulit, tekstur
kulit.
k. Payudara
Payudara membesar, areola mammae warnanya lebih gelap, papilla
mammae menonjol, keluar colostrum ASI.
l. Dada
1. Jantung
Inspeksi: seperti tak tampak retraksi dinding dada
Perkusi : bunyi pekak
Palpasi : seperti tak ada nyeri tekan, tak teraba ictus cordis
Auskultasi : seperti S1, S2 reguler
2. Paru-paru
Inspeksi: seperti tidak ada jejas
Perkusi : bunyi sonor
Palpasi :seperti tidak ada nyeri tekan, fokal fremitus seimbang
kanan dan kiri
Auskultasi: vesikuler
m.Abdomen.
15
Palpasi : involusi uterus suatu proses dimana uterus kembali
n. Genital.
o. Ekstremitas atas dan bawah: seperti tidak ada bengkak, tidak ada
persalinan.
2.4 Intervensi
Tujuan &
No Diagnosa Kriteria Intervensi (SIKI)
. (SDKI) Hasil (SLKI)
1 Nyeri akut Tingkat Manajemen Nyeri
berhubungan Nyeri Observasi
dengan agen Ekspektasi: - Identifikasi lokasi, karakteristik,
pencedera menurun Kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
fisiologis.
- Identifikasi skala nyeri
- Kemampuan - Identifikasi respons nyeri non verbal
Gejala dan menuntaskan - Identifikasi faktor yang
tanda mayor aktifitas memperberat dan memperingan
Subjektif: meningkat nyeri
1. Mengeluh - Keluhan nyeri - Identifikasi pengetahuan dan
nyeri menurun keyakinan tentang nyeri
Objektif: - Meringis - Identifikasi pengaruh budaya
2. Tampak menurun terhadap respon nyeri
meringis - Sikap protektif - Identifikasi pengaruh nyeri pada
3. Bersikap menurun kualitas hidup
protektif - Gelisah
16
(misal menurun - Monitor keberhasilan terapi
waspada, - Kesulitan tidur komplementer yang sudah
posisi menurun diberikan
menghinda - Menarik diri - Monitor efek samping penggunaan
ri nyeri) menurun analgetik
4. Gelisah - Berfokus pada Terapeutik
5. Frekuensi diri sendiri - Berikan teknik nonfarmakologis
nadi menurun yntuk mengurangi rasa nyeri (mis.
meningkat - Diaforesis TENS, hipnosis, akupresur, terapi
6. Sulit tidur menurun musik, biofeedback, terapi pijat,
- Perasaan aromaterapi, teknik imajinasi
Gejala dan depresi terbimbing, kompres hangat/dingin,
tanda minor (tertekan) terapi bermain)
Subjektif: menurun - Kontrol lingkungan yang
(tidak - Perasaan takut memperberat rasa nyeri (mis. suhu
tersedia) mengalami ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Objektif: cidera tulang - Fasilitasi istirahat dan tidur
1. Tekanan
- Pertimbangkan jenis dan sumber
menurun
darah nyeri dalam pemilihan strategi
- Anoreksia
meningkat meredakan nyeri
menurun
2. Pola Edukasi
- Perineum
napas - Jelaskan penyebab, periode, dan
terasa tertekan
berubah pemicu nyeri
menurun - Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Nafsu - Uterus teraba - Anjurkan memonitor nyeri secara
makan membulat mandiri
berubah menurun - Anjurkan menggunakan analgetik
4. Proses - Ketegangan secara tepat
berpikir otot menurun - Ajarkan teknik nonfarmakologis
tergangg - Pupil dilatasi untuk mengurangi rasa nyeri
u menurun Kolaborasi
5. Menarik diri
- Muntah - Kolaborasi pemberian analgetik, jika
6. Berfokus
menurun perlu
pada diri
- Mual menurun
sendiri
- Frekuensi nadi I.08243 Pemberian Analgesik
7. Diaforesis Observasi
membaik
- Pola napas - Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
membaik pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
- Tekanan darah intensitas, frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
membaik
- Identifikasi kesesuaian jenis
- Proses berpikir
analgesik (mis. narkotika, non-
membaik
- Fokus membaik narkotik, atau NSAID) dengan
- Fungsi tingkat keparahan nyeri
berkemih - Monitor tanda-tanda vital
membaik sebelum dan sesudah pemberian
- Perilaku analgesik
membaik - Monitor efektifitas analgesik
- Nafsu makan Terapeutik
membaik - Diskusikan jenis analgesik yang
17
- Pola tidur disukai untuk mencapai analgesik
membaik optimal, jika perlu
- Perimbangkan penggunaan infus
kontinu, atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
- Tetapkan target efektifitas
untuk mengoptimalkan
respons pasien
- Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgetik, sesuai indikasi
2 Resiko tinggi Tingkat PENCEGAHAN INFEKSI
infeksi infeksi Observasi
berhubungan menurun - Identifikasi riwayat kesehatan dan
dengan laserasi riwayat alergi
dan proses - Identifikasi kontraindikasi
persalinan pemberian imunisasi
- Identifikasi status imunisasi setiap
kunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik
- Berikan suntikan pada pada bayi
dibagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi
vaksinasi
- Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, resiko
yang terjadi, jadwal dan efek
samping
- Informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
- Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit namun
saat ini tidak diwajibkan pemerintah
- Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus
- Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia anan pekan
imunisasi nasional yang
18
menyediakan vaksin gratis
3 Resiko menyusui Setelah dilakukan Edukasi Menyusui
tidak efektif intervensi selama 2x - Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi.
berhubungan 24 jam diharapkan - Identifikasi tujuan atau keinginan
dengan kurang status menyusui menyusui.
pengetahuan cara meningkat dengan - Dukung ibu meningkatkan
perawatan kriteria hasil: kepercayaan diri dalam menyusui.
payudara bagi ibu - Perlekatan bayi - Libatkan sistem pendukung :
suami, keluarga, tenaga kesehatan,
menyusui. pada payudara dan masyarakat.
ibu meningkat - Jelaskan manfaat menyusui bagi
- Tetesan/pancara ibu.
n ASI - Ajarkan posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar.
meningkat
- Suplai ASI
adekuat
- Kelelahan
maternal
menurun
- Kecemasan
maternal
menurun
- Bayi tidak
rewel
2.5 Implementasi
2.6 Evaluasi
19
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
20
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
21