A. Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).
Reumatoid dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia
lanjut, namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 1999).
Reumatoid arthritis meruapakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliarthritis yang prograsif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia
lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi
dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan
dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban
tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain:
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteosrtritis, faktor penuaan adalah yang
terkuat, akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja.
Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada
osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, sedangkan laki-laki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan di
bawah 45 tahun , frekuensi osteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan
wanita, tetapi diatas usia 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis labih
banyak pada wanita dari apda pria. Hal ini menunjukkan adanya hormonal pada
patogenensis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitaan dengan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan,
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karenanya
di samping faktor mekanis yang berperan ( karena meningkatnya beban mekanis),
diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan dalam timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan
cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang llebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah berkaitan dengan timbulnya
osteoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
oateoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnya tulang rawan sendi menadi lebih mudah robek.
C. Jenis reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik sendi (artikuler)
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di
luar persendian. Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan
struktur sendi yang terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa
persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput
sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan
sendi dan tulang disekitarnya, terutama dipersendian tangan dan kaki yang
sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab artritis rematoid belum
diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikloplasma, virus, dan
sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk
kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa
kasus artritis rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak
yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimilikinya dan sebagainya.
Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran (hipertrofi) dan
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian
(nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Senovial yang menebal
kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat
menyebar ke seluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan
menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk)
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, nemun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama. Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan senovial, serta jaringan ikat
sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit in, yaitu:
usia lebih dari 40 tahun, jenis kelamin wanita lebih sering, suku bangsa, genetik,
kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga,
kalinan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Artritis gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia).
Rematik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan
efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat.
Timbulnya kristal ini meniimbulkan peradangan jaringan yang memicu
timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya
belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic
dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi,
yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa organik yang menysun asam nukleat (asam inti dari
sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit
sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin
12). Penyebab lain adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (prosiasis),
kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik jaringan lunak (non-artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi
(soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler
rheumatism). Jenis-jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan dijaringan ikat terutama dibatang tubuh dan anggota
gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia anjut, penyebabnya
adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
ditempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon
3) Entesopati
Adalah tempat dimana tendon dan ligamen melekat pada tulang entesis ini dapat
mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kajadian ini bisa timbul akibat
menggunakan lengannya secara berlebihan, degenari, ata radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi ditempat perlekatan tendon atau otot ke
tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degeneratif
diskusi intervertebalis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau
sikap postur tubuh yang salah suwaktu berjalan. Berdiri maupun duduk.
Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan
metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat ke daerah pinggang kebawah ( lumbosakral dan
sakroiliaka) yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian dipangkal lengan atas
yang bisa menjalar kelengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat,
terutama bila lengan diangkat ke atas atau digerakkan kesamping. Akibat
pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku,
kemudian timbul rasa nyari yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada
pergerakan sendi, kaki pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya
jalan.lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat
yang merata dan warna kemerahan, antara lain:
1. Nyeri sendi
Keluahan ini merupakan keluahan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan
dan sedikit berkurang dengan istirahta. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang ebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah dengan pelan-pean sejaan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyari sendi yang timbul setelah immobolisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdegar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaii, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umunya tua (lansia).
E. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke
tulang subchondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuler. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kertilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila keruakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan
fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan sebluksasi atau dislokasi dari
persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidaknya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang agi. Yang lain, terutama yang mempunyai
faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis dan
progresif.
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Tes serologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemeriksaan radiologi
- Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
- Kelanjtan penyakit: ruang sendi menyempit, sub lukasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi
dikultrur dan bisa diperiksa secara maklroskopik.
G. Penatalaksanaan anatar lain:
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamsi nnonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2. Istirahtakan sendi yang sakit, hindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk menghindari dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalambatas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:
Golongan bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
diberikan diberikan
Karbohidrat hewani Semua daging atau ayam, Sardin, kerang, jantung,
ikan tongkol, bandeng 50 hati, usus, limpa, paru-
gr/hari, telur, susu, keju paru, otak, ekstrak daging/
kaldu, bebek, angsa,
burung
Protein nabati Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
lemak Minyak dalam jumlah
terbatas
sayuran Semua sayuran asparagus, kacang polong,
sekehendak kecuali: kacang buncis, kembang
asparagus, kacang polong, kol, bayam, jamur
kacang buncis, kembang maksimum 50 gr sehari
kol, bayam, jamur
maksimum 50 gr sehari
Buah-buahan Semua macam buah
minuman Teh, kopi, minuman yang alkohol
mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu ragi
H. Proses keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/ waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada devekasi (keterbatsan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/ kegiatan sehari-hari
3. Riwayat psikososial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegaiatan
sehari-hari menjdai berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhdapa konsep
diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien
4. Diagnosa keperawatan
Berdasarka tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah
dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu:
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER
PRODI PROFESI NERS
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
1. IDENTITAS :
KLIEN
Nama : Hj. Aisyah
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
2 DATA :
KELUARGA
Nama : Khoiriyah
Hubungan : Anak kandung
Pekerjaan : ...............................................................................................
Alamat : Njati kecamatan jogoroto Telp : .......................................
3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :
Keluhan utama: kemeng dan linu-linu pada daerah pinggang dan lutut, sudah 10
dirasakan, saat terakhir cek kolestrol 200
FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan :
Perubahan BB :
Perubahan nafsu :
makan
Masalah tidur :
Kemampuan ADL :
KETERANGAN : ...........................................................
.............
...........................................................
.............
2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : √󠆅
Pruritus : √󠆅
Perubahan pigmen : √󠆅
Memar : √󠆅
Pola penyembuhan : √󠆅
lesi
KETERANGAN : Tekstur kulit keriput
3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan : √󠆅
abnormal
Pembengkakan kel. : √󠆅
limfe
Anemia : √󠆅
KETERANGAN : ...........................................................
..........................................
4. Kepala
Ya Tidak
Sakit kepala : √󠆅
Pusing : √󠆅
Gatal pada kulit : √󠆅
kepala
KETERANGAN : ...........................................................
.............
...........................................................
.............
5. Mata
Ya Tidak
Perubahan : √󠆅
penglihatan
Pakai kacamata : √󠆅
Kekeringan mata : √󠆅
Nyeri : √󠆅
Gatal : √󠆅
Photobobia : √󠆅
Diplopia : √󠆅
Riwayat infeksi : √󠆅
KETERANGAN : Mata sebelah kanan berkabut
6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan : √󠆅
pendengaran
Discharge : √󠆅
Tinitus : √󠆅
Vertigo : √󠆅
Alat bantu dengar : √󠆅
Riwayat infeksi : √󠆅
Kebiasaan :
membersihkan
telinga
Dampak pada ADL : ...........................................................
.............
KETERANGAN : ...........................................................
.............
...........................................................
.............
7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : √󠆅
Discharge : √󠆅
Epistaksis : √󠆅
Obstruksi : √󠆅
Snoring : √󠆅
Alergi : √󠆅
Riwayat infeksi :
KETERANGAN : Pilek sudah 2 hari
8. Mulut,
tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : √󠆅
Kesulitan menelan : √󠆅
Lesi : √󠆅
Perdarahan gusi : √󠆅
Caries :
Perubahan rasa : √󠆅
Gigi palsu : √󠆅
Riwayat Infeksi :
Pola sikat gigi :
KETERANGAN : Rasa ingin terus meludah, batuk pilek
sudah dua hari
9 Leher
.
Ya Tidak
Kekakuan : √󠆅
Nyeri tekan : √󠆅
Massa : √󠆅
KETERANGAN : .....................................................................
...............
.....................................................................
...............
1 Pernafasan
0.
Ya Tidak
Batuk : √󠆅
Nafas pendek : √󠆅
Hemoptisis : √󠆅
Wheezing : √󠆅
Asma : √󠆅
KETERANGAN : .....................................................................
..............
.....................................................................
..............
1 Kardiovaskule
1 r
Ya Tidak
Chest pain : √󠆅
Palpitasi : √󠆅
Dipsnoe : √󠆅
Paroximal : √󠆅
nocturnal
Orthopnea : √󠆅
Murmur : √󠆅
Edema : √󠆅
KETERANGAN : 140/70 mmHg
1 Gastrointestin
2 al
Ya Tidak
Disphagia : √󠆅
Nausea / : √󠆅
vomiting
Hemateemesis : √󠆅
Perubahan :
nafsu makan
Massa : √󠆅
Jaundice : √󠆅
Perubahan :
pola BAB
Melena : √󠆅
Hemorrhoid : √󠆅
Pola BAB : .....................................................................
..............
KETERANGAN : Minum air hangat 2 gelas sehari
1 Perkemihan
3
Ya Tidak
Dysuria :
Frekuensi : .....................................................................
..............
Hesitancy : √󠆅
Urgency : √󠆅
Hematuria : √󠆅
Poliuria :
Oliguria :
Nocturia :
Inkontinensia :
Nyeri :
berkemih
Pola BAK : .....................................................................
..............
KETERANGAN : Frekuensi bak 3-4x/hari
1 Reproduksi (laki-
4 laki)
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer massa :
Perubahan gairah :
sex
Impotensi :
Reproduksi
(perempuan)
Lesi : √󠆅
Discharge : √󠆅
Postcoital : √󠆅
bleeding
Nyeri pelvis :
Prolap : √󠆅
Riwayat : .................................................................
menstruasi .............
Aktifitas seksual :
Pap smear :
KETERANGAN : .................................................................
.............
.................................................................
.............
1 Muskuloskelet
5 al
Ya Tidak
Nyeri Sendi : √󠆅
Bengkak :
Kaku sendi : √󠆅
Deformitas :
Spasme :
Kram : √󠆅
Kelemahan :
otot
Masalah gaya :
berjalan
Nyeri :
punggung
Pola latihan : .....................................................................
..............
Dampak ADL : .....................................................................
..............
KETERANGAN : .....................................................................
..............
.....................................................................
..............
1 Persyarafan
6
Ya Tidak
Headache :
Seizures : √󠆅
Syncope : √󠆅
Tic/tremor : √󠆅
Paralysis : √󠆅
Paresis : √󠆅
Masalah : √󠆅
memori
KETERANGAN : .....................................................................
..............
.....................................................................
..............
Spiritual
Aktivitas ibadah :...................................................................
Hambatan :..........................................................................
KETERANGAN :...........................................................................................
6 LINGKUNGAN :
Kamar :.................................................................................
1 Makan 5 10
5 Mandi 0 5
8 Mengenakan pakaian 5 10
Total nilai 30 30
Interpretasihasil :
24 – 30: tidakadagangguankognitif
18 – 23: gangguankognitifsedang
0 - 17 : gangguankognitifberat
Kesimpulan :tiidak ada gangguan kognitif
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
3
Rata-rata Waktu TUG
Interpretasi hasil
Interpretasi hasil:
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet:
2007: Podsiadlo & Richardson:1991)
4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
Jumlah
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
5. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
Total score
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6≥ : High nutritional risk
6. Hasil pemeriksaan Diagnostik
No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil
Diagnostik Pemeriksaan