Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN

PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

DALAM

PENANGGULANGAN

PENYAKIT TIDAK

MENULAR

1
PEDOMAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK


MENULAR

BAB I
Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang bukan disebabkan infeksi kuman

dan tidak ditularkan dari seorang ke orang lain. Termasuk PTM antara lain , penyakit jantung

koroner, stroke, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker, diabetes mellitus (DM),

hipertensi, gagal ginjal kronis, asma, penyakit sendi/rematik serta cedera. Di Indonesia saat ini

terjadi pergeseran penyakit menular ke penyakit tidak menular, baik morbiditas maupun

mortalitasnya. Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

didunia pada tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang

berpendapatan rendah dan menengah. Menurut WHO, PTM menyumbang sekitar 60 % kematian

dan 40% angka kesakitan diseluruh dunia. Kematian terbanyak terjadi akibat penyakit Jantung,

PPOK, kanker, cedera dan DM. PTM merupakan penyakit yang bersifat kronis, selain sebagai

penyebab kematian juga mempengaruhi kualitas hidup, menimbulkan kelemahan dan kecacatan

yang akan mempengaruhi kehidupan termasuk produktivitas pasien. Pengobatan dan perawatan

memerlukan waktu lama, dan bahkan seumur hidup, sehingga memerlukan beaya besar yang

akan mengganggu kondisi ekonomi keluarga, pemerintah serta negara.

PTM dipengaruhi oleh faktor risiko perilaku antara lain kurang aktivitas fisik, konsumsi

gizi tidak seimbang, merokok, konsumsi minuman beralkohol dan perilaku yang berkaitan

2
dengan kecelakaan. Dipengaruhi pula factor risiko penyakit yakni obesitas, kadar gula darah

meningkat, hipertensi serta kadar kolesterol darah yang tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas, 2007) menunjukkan penyebab kematian telah terjadi pergeseran dari penyakit

menular ke PTM. Berdasarkan riset tersebut, penyebab kematian terbesar untuk umur> 5 tahun

adalah Stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit menular menyumbang 28,1%

kematian

sedangkan PTM menyumbang penyebab kematian sebesar 59,5%. Prevalensi PTM terus

meningkat, demikian pula faktor risiko perilaku. Riskesdas 2013 menunjukkan 26% penduduk

kurang aktif dan 34,1% lebih dari 6 jam sehari sedentary.Obesitas pada usia dewasa laki laki

sebesar 13,9 % pada Riskesdas 2007 meningkat menjadi 19,7% pada Riskesdas 2013 demikian

pula prevalensi merokok. Risiko penyakit antara lain hipertensi dan DM juga mengalami

peningkatan.

Pencegahan dan pengendalian PTM diarahkan pada pengendalian faktor risiko yang

bertujuan untuk mengurangi risiko perilaku, menemukan risiko penyakit, menemukan penyakit,

mengobati, mencegah komplikasi,dan melakukan rehabilitasi. Upaya yang dilakukan meliputi

promosi hidup sehat meliputi cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok (tidak/ berhenti

merokok), rajin aktivitas fisik, diet dengan gizi seimbang, istirahat cukup, kendalikan stres.

Umumnya PTM tidak menunjukkan gejala dan bila gejala muncul atau dirasakan sesungguhnya

penyakit sudah lama terjadi. Oleh karena itu pengendalian faktor risiko merupakan upaya yang

tepat, efektif dan efisien

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, keberadaan factor risiko PTM

pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga mereka tidak merasa perlu mengatasi faktor

risiko dan mengubah gaya hidupnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan

3
masyarakat tentang jenis PTM cukup baik, dan sebagian besar masyarakat mengetahui

bagaimana penderitaan pasien PTM seperti Jantung Koroner, Kanker, Stroke dan Diabetes

melitus, gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Namun mereka umumnya belum memahami

pengaruh faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM serta komplikasi yang dapat ditimbulkan

PTM. Pada umumnya mereka menganggap bahwa PTM disebabkan faktor genetik, penyakit

orang tua atau penyakit orang kaya.

Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya perubahan perilaku. Perubahan

perilaku memerlukan upaya intensif dan berkesinambungan. Perubahan perilaku dilakukan

antara lain dengan memberikan informasi, motivasi, memfasilitasi, memberikan reward dan

punishment. Kegiatan konkrit yang dilakukan meliputi pelatihan, penyuluhan, konseling,

penyediaan klinik berhenti merokok, pengembangan kawasan tanpa rokok, klinik gizi, sarana

latihan fisik atau olah raga, pendampingan dan lain lain. Rencana pembangunan kesehatan

diarahkan untuk mewujudkan Indonesia sehat, yang dimulai dari keluarga sehat. Dalam

membangun keluarga sehat salah satu potensi yang dapat diberdayakan untuk mengendalikan

faktor risiko PTM dalam keluarga adalah perempuan. Perempuan didalam keluarga berperan

dalam merawat, mendidik, mempersiapkan gizi serta memecahkan masalah kesehatan. Apabila

perempuan mengenali PTM, faktor risiko serta pengendaliannya dan mampu mempengaruhi

keluarganya untuk berperilaku sehat, keluarga akan menjadi keluarga sehat.

4
BAB II

Situasi
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mendapatkan data prevalensi asma 4,5%. Asma

merupakan gangguan peradangan kronis di jalan napas , dengan gejala sesak nafas, batuk

produktif dan dada terasa tertekan. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah

(7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan

(6,7%).

Prevalensi PPOK yang merupakan penyakit kronis saluran nafas akibat merokok dan

polusi udara menunjukkan angka 3,75%. Prevalensi PPOK tertinggi terdapat di Nusa Tenggara

Timur (10,0%), diikuti Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan masing-

masing 6,7 persen. Sedangkan prevalensi kanker 1,4 per mil, tertinggi terdapat di DI Yogyakarta

(4,1‰), diikuti Jawa Tengah (2,1‰), Bali (2‰). Prevalensi asma dan kanker pada perempuan

cenderung lebih tinggi dibanding pada laki laki, sedangkan PPOK cenderung lebih tinggi pada

laki laki dibanding perempuan. Prevalensi asma di perkotaan tidak berbrda dengan perdesaan,

sedangkan kanker lebih tinggi diperkotaan dibanding perdesaan. Penyakit kanker cenderung

lebih tinggi pada pendidikan tinggi. Sedangkan pada PPOK cenderung lebih tinggi diperdesaan

dan pada pendidikan rendah.

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin .

DM merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan

kadar glukosa darah di atas nilai normal. Dikenal DM tipe 1, yakni diabetes yang didapat sejak

kanak kanak. Selain itu terdapat DM tipe2 yang terjadi ketika seseorang telah dewasa. Diabetes

dapat menimbulkan komplikasi penyakit pada berbagai organ tubuh. Prevalensi DM yang

terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen., tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%),
5
Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen. DM pada

perempuan cenderung lebih tinggi dapipada laki laki, dan pada masyarakat dengan pendidikan

tinggi. Riskesdas 2013 mendapatkan prevalensi hipertiroid 0,4%, tertinggi di DI Yogyakarta dan

DKI Jakarta (masing-masing 0,7%), Jawa Timur (0,6%), dan Jawa Barat (0,5%). Penyakit

hopertiroid adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya fungsi kelenjar gondok secara

berlebihan. Termasuk PTM lainnya adalah hipertensi, hipertensi adalah keadaan dimana tekanan

darah meningkat . Standar seseorang hipertensi bila tekanan darah sistole lebih tinggi atau sama

dengan 140mmHg dan tekanan darah diastole lebih besar atau sama dengan 90 mmHg.

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun

sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang

didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis

tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum

obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat

hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8%

+ 0,7 %). Penyakit hipertensi apabila tidak diobati dapat berakibat komplikasi kerusakan organ

tubuh, antara lain otak, mata, jantung, ginjal. Hipertensi cenderung lebih tinggi pada laki laki

dibanding pada perempuan, demikian pula pada kelompok pendidikan rendah dan kelompok

tidak bekerja.Hal ini mungkin karena ketidak tahuan kelompok tersebut tentang gizi dan pola

hidup sehat.

Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung koroner

dan gagal jantung. Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung

kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

6
Prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5

persen, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi jantung

koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi

Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen. Sementara prevalensi jantung koroner

menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah

(3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%). Penyakit jantung koroner lebih

sering terjadi pada perempuan dibanding laki laki,dan pada kelompok pendidikan rendah dan

tidak bekerja.

Penyakit gagal jantung atau payah jantung adalah ketidakmampuan jantung memompa

darah keseluruh tubuh., ditandai dengan sesak bila beraktivitas atau saat tidur tanpa bantal.

Prevalensi gagal jantung berdasar wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13

persen, dan yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung

berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa Timur (0,19%),

dan Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di

Nusa Tenggara Timur (0,8%), diikuti Sulawesi Tengah (0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan

Papua sebesar 0,5 persen.

Stroke juga merupakan PTM, stroke adalah keadaan dimana pembuluh darah di otak

pecah atau tersumbat, ditandai antara lain dengan kelumpuhan wajah dan anggota badan,

gangguan bicara, dan gangguan penglihatan. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7‰ dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala

sebesar 12,1‰. Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara

(10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing

9,7‰. Prevalensi Stroke berdasarkan yang terdiagnose nakes dan gejala tertinggi di Sulawesi

7
Selatan sebesar 17,9‰di Jogyakarta 16,9‰ sulawesi Tengah 16,6‰ dan Jawa Timur 16‰.

Prevalensi stroke tidak berbeda antara laki laki dan perempuan. Stroke lebih sering terjadi pada

kelompok dengan pendidikan rendah dan kelompok yang tidak bekerja. Di perkotaan cenderung

lebih tinggi daripada di perdesaan.

Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai

faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-

lain. Penyakit ini menimbulkan nyeri atau gangguan berkemih, tetapi terkadang tidak

menimbulkan gejala. Pada keadaan parah pasien mengalami gagal ginjal yang memerlukan cuci

darah atau cangkok ginjal. Penyakit gagal ginjal kronis meningkat dengan bertambahnya usia.

Laki laki cenderung lebih tinggi dari perempuan, juga lebih tinggi pada masyarakat perdesaan,

tidak bersekolah pada petani dan nelayan.

Penyakit sendi/rematik/encok adalah suatu penyakit peradangan sistemik kronik pada

sendi-sendi tubuh. Gejala klinik penyakit sendi/ rematik berupa gangguan nyeri pada persendian

yang disertai kekakuan, merah, dan pembengkakan yang bukan disebabkan karena

benturan/kecelakaan dan berlangsung kronis. Prevalensi tertinggi di DI Yogyakarta (1,2%),

diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah masing–masing sebesar 0,8

persen. Prevalensi penyakit sendi berdasar diagnosis nakes di Indonesia 11,9 persen dan

berdasar diagnosis atau gejala 24,7 persen. Prevalensi berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di

Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua (15,4%). Prevalensi penyakit

sendi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (33,1%), diikuti

Jawa Barat (32,1%), dan Bali (30%). Penyakit sendi cenderung lebih tinggi laki laki daripada

perempuan dan lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah.

8
Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan

yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya (WHO, 2004).

Penyebab terjadinya cedera meliputi penyebab yang disengaja (intentional injury), penyebab

yang tidak disengaja (unintentional injury) dan penyebab yang tidak bisa ditentukan

(undeterminated intent) (WHO, 2004). Penyebab cedera yang disengaja meliputi bunuh diri,

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) seperti dipukul orang tua/suami/istri/anak),

penyerangan, tindakan kekerasan/pelecehan dan lain-lain. Penyebab cedera yang tidak disengaja

antara lain: terbakar/tersiram air panas/bahan kimia, jatuh dari ketinggian, digigit/diserang

binatang, kecelakaan transportasi darat/laut/udara, kecelakaan akibat kerja, terluka karena benda

tajam/tumpul/mesin, kejatuhan benda, keracunan, bencana alam, radiasi, terbakar dan lainnya.

Penyebab cedera yang tidak dapat ditentukan (undeterminated intent) yaitu penyebab cedera

yang sulit untuk dimasukkan kedalam kelompok penyebab yang disengaja atau tidak disengaja.

Penyebab cedera yang dituliskan dalam laporan ini adalah penyebab yang tidak disengaja.

Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2 persen, prevalensi tertinggi ditemukan di

Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi (4,5%). Provinsi yang mempunyai prevalensi

cedera lebih tinggi dari angka nasional sebanyak 15 provinsi.

Penyebab cedera terbanyak yaitu jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%),

selanjutnya penyebab cedera karena terkena benda tajam/tumpul (7,3%), transportasi darat lain

(7,1%) dan kejatuhan (2,5%). Sedangkan untuk penyebab yang belum disebutkan proporsinya

sangat kecil. Prevalensi cedera tertinggi berdasarkan karakteristik responden yaitu pada

kelompok umur 15-24 tahun (11,7%), laki-laki (10,1%), pendidikan tamat SMP/MTS (9,1%),

yang tidak bekerja atau bekerja sebagai pegawai (8,4% persen), bertempat tinggal di perkotaan

(8,7%)

9
Prevalensi beberapa faktor risiko PTM seperti obesitas umum sebesar 10,3%, obesitas

sentral 18,8%, Toleransi Gula Terganggu (TGT) 10,2%, kurang makan buah dan sayur 93,6%,

kebiasaan minum beralkohol 4,6%, kurang aktivitas fisik 48,2%, dan merokok 23,7%. Data

Rumah Tangga Sehat menurut Riskesdas 2007 adalah 38,7%. Secara rinci tiga faktor risiko dari

Penyakit Tidak Menular yaitu merokok, kurang makan buah, dan kurang aktivitas fisik yang juga

merupakan indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga menunjukkan hasil

yang tidak menggembirakan .

10
BAB III

Penyakit Tidak Menular dan Pengedalian Faktor Resiko


A. Penyakit Tidak Menular Utama
a) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Pengertian :

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terjadi akibat

penyempitan pembuluh darah koroner dan dapat menyebabkan serangan jantung.

Faktor Risiko :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
 Umur
 Jenis Kelamin
 Riwayat Keluarga
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Dislipidemia (metabolism lemak tidak normal yang ditandai dengan
gangguan pada satu atau lebih fraksi lemak darah terukur)
 Obesitas/kegemukan
 Kurang aktivitas fisik
 Pola makan tinggi lemak dan rendah serat
 Merokok
 Konsumsi minuman beralkohol
 Stres

Gejala dan Tanda :

 Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat, rasa sakit, terjepit, atau
terbakar di dada

11
 Nyeri ini menjalar ke seluruh dada, bahu kiri, lengan kiri, punggung
(di antara kedua belikat), leher dan rahang bawah, terkadang di ulu
hati sehingga dianggap sakit maag
 Dirasakan seperti tercekik atau rasa sesak
 Lamanya 20 menit bahkan lebih
 Disertai keringan dingin, rasa lemah, berderbar

Pertolongan Pertama :
Panggil dokter atau segera bawa ke puskemas/rumah sakit terdekat
Pencegahan :
Mengurangi dan memodifikasi factor risiko dengan :
 Tidak merokok
 Olahraga/aktifitas fisik teratur
 Pola makan sehat dan seimbang : rendah garam dan lemak, tinggi serat (sayur
dan buah)
 Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin : pemeriksaan tekanan darah,
laborotarium darah, rekam jantung (EKG), foto rontgen dada

b. Penyakit Jantung Hipertensi


Pengertian

Penyakit jantung yang diakibatkan karena hipertensi atau tekanan darah tinggi (>140/90

mmHg). Kondisi ini terjadi akibat peningkatan tekanan darah secara terus menerus

menyababkan jantung bekerja keras, membesar dan akhirnya terjadi payah jantung.

Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
 Umur
 Jenis kelamis
 Riwayat keluarga

12
Faktor risiko yang dapat dimodiikasi :

 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Dislipidemia (metabolism lemak tidak normal yang ditandai dengan gangguan
pada satu atau lebih fraksi lemak darah terukur)
 Obesitas/kegemukan
 Kurang aktivitas fisik
 Pola makan tinggi lemak dan rendah serat
 Merokok
 Konsumsi minuman beralkohol
 Stres

Gejala dan Tanda

1. Sesak nafas terutama pada saat aktifitas


2. Bila penyakit jantung memberat sesak napas dapat terjadi meskipun tidak
melakukan aktifitas
3. Nyeri dada
4. Pada pemeriksaan foto rontgen dada tampak pembesaran jantung
(cardiomegali)

Pengobatan

Mengobati hipertensi secara teratur dengan obat anti hipertensi

Pencegahan

1. Mengurangi dan memodifikasi factor risiko dengan :


a. Tidak meroko
b. Pola makan sehat dan seimbang: rendah garam dan lemak, tinggi serat
(sayur dan buah)
c. OIahraga/aktifitas fisik secara teratur
2. Memeriksa dan mengontrol tekanan darah secara teratur

13
c. Penyakit Pembuluh Darah Otak (stroke)
Pengertian
 Stroke merupakan keadaan gawat darurat
 Disebut sebagai “serangan otak”, disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang

mengalir ke otak yang terkadang menyebabkan pendarahan otak. Aliran darah ke

daerah otak terputus karena gumpalan darah, endapan plak atau karena pecahnya

pembuluh darah otak sehingga sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen serta

energy dan menyebabkan kerusakan otak permanen yang berakibat kecacatan-

kematian dini.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :


 Umur
 Jenis kelamis
 Riwayat keluarga

Faktor risiko yang dapat dimodiikasi :

 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Dislipidemia (metabolism lemak tidak normal yang ditandai dengan gangguan
pada satu atau lebih fraksi lemak darah terukur)
 Obesitas/kegemukan
 Kurang aktivitas fisik
 Pola makan tinggi lemak dan rendah serat
 Merokok
 Konsumsi minuman beralkohol

14
 Stres

Gejala dan Tanda

 Alat penilaian serangan stroke “SEGERA” yaitu :


 Senyum yang tidak simetris
 Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-
tiba
 Suara yang pelo, parau, atau menghilang

Pertolongan pertama

 Secepatnya bawa ke puskemas/rumah sakit terdekat


 Pengobatan sesegaranya dapat menyelamatkan nyawa atau meningkatkan
kesempatan untuk pulih sepenuhnya

Pencegahan
Mengurangi dan memodifikasi factor risiko dengan :
 Tidak merokok
 Olaharaga/aktifitas fisik teratur
 Pola makan sehat dan seimbang
 Melakukan pemeriksaan dan kesehatan rutin

d. Kanker Rahim
Pengertian
Keganasan yang terjadi dari sel leher rahim

Faktor Risiko

Hampir seluruh kanker rahim disebabkan oleh HPV (human Papilloma Virus)/Virus

Papilloma pada manusia. Virus ini relative sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan

menggunakan mikroskop electron.


15
Terjadinya infeksi HPV dan Kanker leher rahim ;

Hampir 100% ditularkan melalui hubungan seksual, lesi prakanker terjadi dalam waktu 2-

3 tahun setelah infeksi dan bila tidak diobati akan menjadi kanker leher rahim dalam

waktu 3-17 tahun.

Yang berisiko terkena kanker leher rahim :


 Perempuan yang melakukan aktifitas seksual sebelum usia 20 tahun
 Sering berganti pasangan
 Mereka yang sudah menderita penyakit kelamin yang sudah tertular melalui
hubungan seksual.

Gejala dan Tanda

 Perdarahan dan nyeri saat berhubungan seksual


 Perdarahan diluar masa menstruasi
 Keputihan yang berbau busuk
 Keputihan bercampur darah
 Nyeri panggul
 Gangguan saat buang air kecil atau besar

e. Kanker Payudara
Pengertian

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker

bias mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan

ikat pada payudara. Kanker payudara menempati urutan nomer 1 terbanyak didunia. Di

Indonesi, setiap tahun diperkirakan diantara 100.000 perempuan ada 26 perempuan

sebagai kasus baru penderita kanker payudara.

16
Faktor risiko terjadinya kanker payudara :

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi ada beberapa factor risiko yang menyebabkan

seorang wanita menjadi lebih mudah menderita kanker payudara

 Faktor yang berhubungan dengan pola makan


 Kenaikan berat badan yang berlebihan pada saat berhenti haid (obesitas
menoupose)
 Minuman beralkohol
 Kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
 Kurang mengkonsumsi makanan berserat
 Diet ala barat yang mengandung lemak yang tinggi

 Hormon dan factor reproduksi


 Haid pertama sebelum usia 12 tahun dan berhenti haid setelah usia diats
50 tahun
 Melahirkan pertama diatas usia 35 tahun
 Belum pernah melahirkan
 Tidak menyusui
 Tidak bias memilik anak (infertilitas)

 Faktor keturunan atau riwayat keluarga pernah menderita kanker payudara


 Riwayat adanya penyakit tumor jinak pada payudara.

Pencegahan

Banyak factor risiko yang tidak dapat dicegah seperti keturunan, tetapi beberapa ahli diet

dan ahli kanker percaya bahwa perubahan gaya hidup dan pola makan secara umur dapat

mengurangi angka kejadian kanker, lakukan deteksi dini karena kanker payudara mudah

diobati dan bias disembuhkan jika ditemukan pada stadium dini.

17
Gejala dan Tanda
Ada 3 cara untuk melakukan deteksi dini kanker payudara yaitu :
a. Periksa payudara sendiri (sadari), hal ini dapat dilakukan sendiri oleh wanita
yang bersangkutan
b. Pemeriksaan payudara secara klinis oleh tenaga kesehatan
c. Pemeriksaan dengan menggunakan alat Mammografi di fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiki alat tersebut

Pencegahan kanker pada Anak

Kanker pada anak berbeda dari kanker pada orang dewasa. Kanker pada orang dewasa

dapat dicegah, sementara pada anak tidak. Walaupun demikian, pola hidup dan makan

makanan yang sehat harus tetap diajarkan kanak-kanak agar anak-anak tersebut dapat

terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul pada usia dewasa.

Yang dilakukan bila dicurigai kanker pada anak

Sebaiknya orangtua segara membawa ke puskesmas, rumah sakit atau fasilitas kesehatan

yang lainnya. Tujuannya adalah untuk menkonfirmasi apakah gejala yang dijumpai

tersebut benar kanker atau bukan.

Perlunya mengenai gejala awal kanker anak

Saat ini, lebih dari 50% kasus kanker pada anak yang dating ke fasilitas kesehatan sudah

dalam keadaan stadium lanjut. Melalui pengenalan tanda dan gejala kanker pada anak,

diharapkan kanker yang terjadi masih dalam stadium awal. Kanker yang ditemukan pada

stadium awal tentunya mempunyai kemungkinan untuk sembuh lebih besar dibandingkan

jika ditemukan pada stadium lanjut.

18
Pengobatan Kanker

Pengobatan Kanker, meliputi :

a. Operasi

Tujuan operasi adalah untung mengangkat tumor. Merupakan salah satu

bagian terpenting dari penanganan kasus tumor padat

b. Kemotrapi

Pengobatan ini menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel-sel

kanker. Dapat diberikan dengan cara ditelah atau di suntikkan langsung ke

dalam pembuluh darah, otot, dibawah kulit, atau diruang antara 2 tulang

belakang.

c. Radioterapi

Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk merusak dan memusnahkan sel-sel

kanker. Merupakan terapi lokal dengan menggunakan siinar berenergi tinggi

yang diarahkan hanya ke bagian tubuh yang ada sel-sel kankernya. Sebelum

dilakukan radioterapi, biasanya dokter akan member tanda pada tubuh anak

sebagai focus dari sinar yang akan dipancarkan.

f. Leukemia
Pengertian

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang.

Sumsum tulang terletak dibagian dalam dari tulang, dan merupakan pabrik dari sel darah

merah, sel darah putih, dan keping darah.

19
Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya penekanan sel-sel darah putih yang

abnormal terhadap sel darah yang normal yang mengakibatkan fungsinya tergangggu.

Gejala Tanda
a. Pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan menurun
b. Demam tanpa sebab yang jelas
c. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
d. Kejang sampai penurunan kesadaran
e. Perdarahan kulit atau perdarahan spontan
f. Nyeri tulang pada anak
Seringkali ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan, tiba-tiba
tidak mau melakukannya lagi, karena anak lebih nyaman untuk digendong
g. Pembesaran buah zakar dengan konsistensi keras

B. Pengedalian Faktor risiko


I. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran
tenaga atau energi
Contoh :
 Membersihkan rumah
 Mencuci
 Menyetrika
 Memasak
 Berkebun
 Naik turun tangga
 Mencuci mobil
II. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas yang dilakukan secara tersturuktur dan
terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Contoh :
 Jalan kaki
 Jogging
 Sit-up / Push-up

20
 Peregangan
 Senam aerobik
 Bersepeda

III. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur, terncana dan berkesinambungan.
Contoh :
 Sepak bola
 Bulu tangkis
 Bola basklet
 Tenis meja
 Balap sepeda

Manfaat olahraga dilihat dari berbagai aspek seperti :


a. Aspek Fisik
 Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembiluh darah
 Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
 Meningkatkan kepadatan tulang untuk mencegah osteoporosis
 Meningkatkan kelenturan lemak
 Mengurangi risiko terjadinya PTM dan kematian dini akibat PTM, seperti
penyakit jantung koroner, penyakit strokem lainnya.

b. Aspek psikologis
 Mengurangi stres
 Meningkatkan rasa percaya diri
 Membangun rasa sportifitas

c. Aspek sosial, ekonomi dan budaya


 Memupuk kesetiakawanan sosial
 Mengurangi biaya pengobatan

21
 Meningkatkan pendapatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


 Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga
 Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung
mandi
 Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah

Target Latihan :
 Tes bicara
 Target latihan terhadap nilai denyut jantung :
- 75-85 % dari nilai Maksimum Denyut Jantung (MDJ)
- Maksimum Denyut Jantung (MDJ) yang di ukur berasal dari hasil
angka 220 dikurangin dengan nilai umur (MDJ = 220 – Umur (tahun))

Kondisi yang tidak dianjurkan untuk berolahraga


 Bila sedang demam atau sakit
 Untuk olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan nyeri pada sendi
terutama pada lutut
 Penyakit-penyakit termasuk tekanan darah tinggi tidak terkontrol, kencing
manis, dan kelainan katup jantung.
 Dehidrasi bila tidak minum cukup saat setelah berolahraga untuk menahan
tingkat cairan tubuh.
 Dapat menciderai tubuh sendiri bila menggunakan bentuk olahraga yang
salah.
 Kondisi tubuh yang mengalami kelelahan.

Kondisi yang terjadi bila tidak mengikuti olahraga baik, benar, terukur dan teratur
:

22
 Tidak terjadi peningkatan kebugaran jasmani yang optimal
 Kemungkinan terjadi cedera
 Tidak tercapai manfaat olahraga yang diharapkan

IV. Konseling Berhenti Merokok

Berhenti merokok bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk mendapatkan

keberhasilan diperlukan motivasi yang kuat, perencanaan program yang jelas, dan

dukungan dari masyarakat/lingkungan.

Interaksi yang memadai antara dokter (petugas kesehatan) dan seorang perokok

diperlukan pada program berhenti merokok. Berhenti merokok sebaiknya dilakukan

di klinik khusus dengan program yang jelas, yang terdiri dari;

 Konseling
 Pemberian obat-obatan (pengganti nikotin atau anti depresan)
 Dukungan psikologis untuk mengubah perilaku merokok
 Mengikutsertakan pendamping (keluarga atau teman dekat) dari pasien
agar dapat memberikan dukungan yang berkesinambungan

V. Program berhenti merokok.


a. Diagnosis derajat berat perokok dan ketergantungan terhadap nikotin yang
dilakukan dengan
 Pemerikasaan fisik
 Pemeriksaan penunjang (sesuai dengan kemungkinan penyakit yang dapat
terjadi akibat asap rokok, misal kanker, penyakit jantung, stroke, dan
PPOK)
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan fungsi paru

23
 Pemeriksaan kardiologi
 Pemeriksaan kadar CO (karbon monoksida)
 Pemeriksaan terhadap ketergantungan nikotin (kuesioner Fragestorm)

b. Penatalaksanaan berhenti merokok


 Edukasi
Program 5 A untuk pasien yang akan berhenti merokok
Ask : Ajukan pertanyaan tentang masalah
Advise : Anjurkan untuk berhenti merokok
Assess : Adakan penilaian akan keinginan untuk berhenti merokok
Assist : Anda akan dibantu untuk berhenti merokok
Arrange : Atur langkah berikutnya selama menjalani program berhenti
merokok
Program 5R untuk pasien yang belum akan berhenti merokok :
Relevance : Raih perhatian perokok dengan penjelasan dan berdiskusi
Risks : Risiko jika terus merokok
Rewards : Rangsang minat dengan menjelaskan keuntungan berhenti
merokok
Roadblocks : Reidentifkasi hambatan untuk berhenti merokok
Repetition : Remotivasi setiap kali kunjungan

 Dukungan psikologis dan lingkungan


 Pemberian obat pengganti nikotin dan/ atau obat anti depresan
 Persiapan bila realps (kambuh) atau withdrawl symptom (efek ketagihan
nikotin) dan cara mengatasinya.

c. Penatalaksanaan Program berhenti merokok


 Konseling pendahuluan (45-60 menit)
 Diagnosis derajat berat perokok dan ketergantungan terhadap nikotin

24
 Konseling mingguan sebanyak 4 kali (20-30 menit)
 Dukungan literatur (tulisan/buku)
 Kontrol berkala :
 Setiap 3 bulan sebanyak 3 kali
 Setiap 1 tahun setelahnya

d. Evaluasi dilakukan pada


 Bulan 2, malalui telepon atau surat bila tidak datang ke Posbindu PTM
 Bulan 3, pengukuran CO bila sudah tidak merokok kontrol 6 bulan
 Bualn 5, dengan telepon atau surat bila tidak datang ke Posbindu PTM
 Bulan 6, pengukuran CO bila sudah tidak merokok kembali pada bulan ke-
12
 Bulan 9, dengan telepon atau surat bila tidak datang ke Posbindu PTM
 Bulan 12, pengukuran CO

e. Edukasi dan konseling


 Menerangkan risiko merokok dan keuntungan berhenti merokok
 Memberikan literature (tulisan/buku)
 Memberikan dukungan untuk berhenti merokok
 Menanyakan kepada pasien apakah sudah siap berhenti merokok
 Membantu pasien menentukan waktu untuk mulai berhenti merokok

f. Pertanyaan riwayat merokok


 Usia mulai merokok
 Jumlah rokok yang dihisap perhari jenis rokok
 Berapa jam setelah bangun tidur mulai merokok
 Apakah pernah berniat berhenti merokok
 Kapan (berapa bulan/tahun yang lalu)
 Bila berhasil berapa lama
 Bila tidak pernah berhasil, apa alasannya

25
 Adakah orang lain dirumah yang merokok
 Pengalaman tentang withdrawl simptom
 Motivasi untuk berhenti merokok, kesehatan, keuangan, famili

g. Pesiapan berhenti merokok


 Buat perencanaan waktu
 Buat catatan harian mengenai
 Jumlah rokok setiap hari
 Waktu2 merokok
 Ingin merokok

h. Withdrawl symptom
(gejala tubuh karena efek ketagihan nikotin)
 Biasanya terjadi pada 24 jam pertama
 Hilangkan rasa takut
 Biasanya symptom terjadi dalam 2 sampai 4 minggu

i. Kemungkinan yang dapat terjadi setelah berhenti merokok


 20 menit : tekanan darah dan denyut jantung akan berkurang
 8 jam : kadar oksigen darah kembali ke keadaan normal
 24 jam : karbon monoksida berkurang di paru-paru mulai mengeluarkan
dahak atau kotoran lain dari saluran napas
 48 jam : nikotin dari tubuh berkurang
 72 jam : bernapas menjadi lebih mudah
 1 tahun : risiko penyakit jantung berkurang 50%
 10 tahun : risiko penyakit jantung sama dengan orang tidakl merokok
 15 tahun : risiko stroke sama dengan orang tidak merokok

VI. Gizi Seimbang

26
 Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung berbagai zat

gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh individu

sesuai usia, aktifitas fisik, kondisi tertentu misalnya hamil atau sakit, untuk dapat

hidup secara optimal.

 Zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagai

sumber energi atau tenaga (terutama karbohidrat dan lemak), sumber zat

pembangun (protein) terutama untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk

mengganti sel-sel yang rusak, sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).

 Jumlah dan jenis makanan sehari-hari


Sebagai pedoman secara umur setiap hari anda dianjurkan\
Makan 3 kali sehari yang terdiri dari :
 1 priring nasi atau penukarnya
 1 potong ikan atau penukarnya
 1 potong tempe atau penukarnya
 1 mangkok sayuran
 Buah-buahan

 Kegenukan
Bila kegemukan, perlu berusaha. Untuk menurunkan berat badan dengan

mengurangi makanan yang tinggi kalori seperti: lemak, gula, tepung-tepungan.

 Makan sesuai dengan kebutuhan gizi anda


Untuk itu anda perlu mengetahui
 Kebutuhan kalori
27
 Mengetahui daftar bahan makanan penukar
 Kebutuhan bahan makanan sehari anda dalam penukar

 Cara menghitung kebutuhan kalori sehari


 Ketahui Tinggi Badan (TB) anda dalam satuan sentimeter (cm), contoh
170 cm

 Cara menghitung berat badan idaman (BBI) anda


Berat badan idaman (BBI) = (Tinggi badan – 100) – 10%

Bila pendek :

Pria TB < 160 cm, perempuan < 150 cm tidak perlu dikurangi 10%

sehingga rumusnya : Berat badan idaman = (Tinggi badan – 100)

Jadi bila tinggi badan anda 170 cm, berat badan =(170-100)-10%=63 kg

 Mengetahui berat badan normal (BNN) anda


BB normal = BB idaman ± 10%

Bila berat badan 63 kg, maka berat badan normal = 63 kg ± 10%, jadi 56,7

kg – 69,3 kg

 Mengetahui status gizi anda (normal, kurus, gemuk)


BB normal = BB idaman ± 10%

Kurus bila kurang dari BB normal

Gemuk bila BB lebih dari BB normal

Bila BB 70 kg dan BB normal 56,7-69,3 kg

Dianggap gemuk, karena lebih dari 69,3 kg

28
 Mengatahui berapa kebutuhan kalori per Kg BB idaman dengan

mengetahui status gizi anda (kurus, normal, atau gemuk) dan aktifitas

anda, dari tabel berikut ini dapat diketahui kebutuhan kalori per kg BB

idaman.

 Kebutuhan kalori sehari : BB idaman x kebutuhan kalori per kg BB

idaman. Misalnya seseorang dengan aktivitas ringan dan gemuk maka

kebutuhan kalori per kg BB idaman adalah 25 kalori (sesuai tabel2) Jadi

kebutuhan kalori 63x 25 = 1575 kalori.

Tabel 1 Jenis Aktifitas


Ringan Sedang Berat
Pegawai Kantor Mahasiswa Pelaut
Pegawai Toko Pegawai Industri ringan Buruh
Guru Ibu rumah tangga Penari Atlit
Supir    
Sekretaris    

Tabel 2. Kebutuhan per Kg BB idaman

Aktifitas Ringan Sedang Berat


Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

 Tips Memasak
Yang menurunkan asupan lemak dan kolesterol
 Gunakan alat masak yang tidak lengket, sehingga anda tidak memerlukan

banyak minyak

29
 Masak makanan anda dengan minyak nabati sebanyak 1 sendok makan

atau kurang

 Gunakan lebih banyak kaldu dibandingkan minyak

 Daging dipanggang, grill atau rebus sebaiknya pada rak maka lemak akan

mengalir ke bawah dan tidak banyak nempel di makanan

 Bila menggoreng, setelah matang tiriskan lemaknya

 Olah daging dan sayuran dengan bumbu, jeruk nipis, cuka kaldu, rendah

lemak dan bukan dengan minyak. Hal tersebut akan menambah cita rasa,

dan kandungan kalori sedikit

 Buang lemak dalam sup, sayur, kaldu, dan saus.

 Masukan makan dalam lemari es sampai lemak mengapung diatas dan

mengeras, agar lebih mudah dibuang lemaknya.

 Apa yang dilakukan bila ada peserta yang gemuk


Diet / pola makan :
 Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang
 Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
 Kurangi makanan yang berminyak, berlemak, atau bersantan, karena
memberikan energi yang tinggi
 Kurangi konsumsi gula atau makanan yang manis, karena makanan
tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi
 Makan banyak sayuran dan buah-buahan, karena makanan tersebut
banyak mengandung serat
 Hindari minuman beralkohol, karena merupakan sumber kalori dan
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

 Cara menurunkan berat badan yang di anjurkan

30
 Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari-hari secara drastis
sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin, atau gejala
lainnya yang membahayakan kesehatan
 Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg per bulan
 Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan
 Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa
pengawasan kesehatan. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya
menurunkan berat badan sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh

 Diet pada Hipertensi


Tujuan pengaturan makanan pada Hipertensi adalah :
 Menurunkan atau mempertahankan tekanan darah sehingga mencapai
batas normal
 Mencegah/menghilangkan penimbunan garam

Cara Pengaturan makanan :


 Batasi bahan makanan sumber natrium (garam)

Garam natrium secara alami terdapat dalam bahan makanan hewani dan

nabati. Selain itu juga merupakan bahan yang ditambahkan pada

masakan/makanan seperti: tepung susu penuh (full cream), margarin,

garam dapur, soda due (Natrium Bikarbonat), pengawet daging

(sendawa), pengawet buah (Natrium Benzoat), bumbu mie instant, petis,

tauco, vetsin, dan kecap.

 Batasi makanan yang asin atau diawetkan dengan garam:

Semua makanan yang telah diolah seperti :

31
Biskuit, krakers, kue bolu, kue lain yang dimasak dengan garam dapur

dan margarin, dendeng, abon, corned beef, ikan asin, ikan pindang,

sarden, udang kering, telur asin, keju, selai kacang tanah, (pindakas),

sayuran dalam kaleng.

 Bahan makanan yang diperbolehkan :


Bahan makana segar, seperti : beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu,

gula pasir.

Kacang-kacangan dari hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang

merah, kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom.

Minyak goreng, margarin tanpa garam, sayuran dan buah-buah segar

Bumbu seperti: bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,

kencur, laos, salam, sereh.

 Meningkatkan asupan kalium, kalsium, dan magnesium dengan cukup


makan sayuran dan buah-buahan.

Cara memasak yang dianjurkan :


 Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau

margarine yang tidak mengandung natrium (garam). Untuk

memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan bumbu-

bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cuka, kunyit, daun salam,

dan asam.

32
 Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus, atau memanggang juga

dapat meninggikan/menambah rasa masakan sehingga tidak terasa

tawar.

 Diet pada Diabetes Melllitus


Tujuan diet pengaturan makan pada penyakit Diabetes Mellitus :

Mempertahankan kadar gula darah sampai batas normal. Pengaturan makanan

adalah satu komponen utama dalam pengobatan penyakit Diabetes Mellitus,

dengan penurunan berat badan sangat membantu kerja insulin

Cara pengaturan makanan :

 Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan,

tinggi badan, dan aktivitas

 Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti : Nasi lontong, roti,

ketan, jagung, kentang, dll. Dikurangi jumlahnya dari kebiasaan

sehari-hari

 Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/mudah diserap

seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan buah-buahan, susu

kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis,

bolu, tarcis, abon, dendeng, dan sarden

 Bahan makanan yang diperbolehkan :

- Lauk hewani dan nabati dalam jumlah yang cukup sesuai yang di

anjurkan

33
- Aneka ragam sayuran untuk memberikan rasa kenyang dan

kandungan serat tinggi

- Buah-buahan dalam jumlah cukup

- Minyak dan garam dalam jumlah yang tidak berlebihan

 Jumlah makanan yang dimakan dalam satu hari dibagi dan di atur

dengan baik terutama bagi penderita yang menggunakan obat dan

suntikkan insulin

 Untuk mengganti gula dapat digunakan sakarin dengan perbandingan

1 gelas minuman digunakan 2 tablet sakarin atau ¼ sendok teh

sakarin kristal. Bila menggunakan sakarin jangan di panaskan karena

dapat memberikan rasa pahit.

 Diet pada penyakit jantung koroner

Tujuan pengaturan makanan pada penyakit jantung koroner adalah :

 Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan

jantung

 Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk

 Mencegah / menghilangkan penimbunan garam/air

Cara pengaturan makanan :

 Batasi penggunaan garam bila ada tekanan darah tinggi (hipertensi)

 Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber

hidrat arang dikurangi contoh sumber hidrat arang : beras, roti, mie,

kentang, bihun, biskuit, tepung-tepungan, gula dan sebagainya.

34
 Bahan makanan yang berlemak sebaiknya dibatasi. Pilihlah daging

tampak lemak atau ikan segar, ayam dan lain-lain

 Hindari sayuran yang mengandung gas, kol, lobak, nangka muda

 Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat

diberikan dalam jumlah terbatas

 Makanan yang sebaiknya dipilih yang mudah dicerna dan tidak

merangsang

 Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan cabe dan bumbu yang

merangsang

 Usahakan untuk mengurangi makanan gorengan dan yang dimasak

dengan santan kental

 Dianjurkan untuk tidak minum kopi atau alkohol

Tips hidup sehat :


 Makan makanan yang beraneka-ragam dan terdiri dari berbagai bahan

makanan seperti makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah dalam

jumlah yang cukup sesuai kebutuhan

 Memilih bahan makanan pokok yang tinggi serat seperti beras, jagung,

kentang, ubi, talas, singkong, roti, mie, dan sebagainya

 Makan lauk pauk yang bernilai gizi tinggi seperti daging, telur, ikan, ayam,

kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, dan sebagainya

35
 Makan buah-buahan berwarna kuning atau kemerahan yang banyak

mengandung vitamin seperti pisang, pepaya, jeruk, nanas, pir, anggur, apel,

semangka, dan melon

 Makan sayur-sayuran berwarna seperti bayam, kangkung, wortel, labu

kuning, sawi, daun singkong, dan sebagainya

 Minum minimal 10 gelas sehari

VII. STRESS
 Stress adalah reaksi seseorang secara jasmani dan kejiwaan karena adanya
perubahan :
 Pekerjaan
 Tanggung jawab
 Pengambilan keputusan
 Tempat tinggal
 Hubungan pribadi
 Keuangaan
 Kesehatan dan lain lain

 Stresor dalam kehidupan manusi


 Stresor fisik atau jasmanilah (rasa nyeri kelelahan fisik dll)
 Stresor psikologik (kesepian, patah hati, iri hati, konflik dll)
 Stresor sosial-budaya (menganggur, pensiun PHK, perceraian, dll)

 Kehidupan sosial selalu berubah


 Stress adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari
 Stress selalu terjadi pada setiap orang
 Terjadi setiap waktu selama ia menjalani kehidupan sosialnya
 Reaksinya dapat positif atau negatif

36
 Reaksi stress positif
 Latihan fisik sewaktu berolahraga, menimbulkan kesegaran
 Kegagalan yang dialami, memacu orang untuk berusaha dengan lebih baik
 Stress mendorong seseorsng untuk menigkatkan kemampuan diri, melalui
tingkatan stress yang dihadapi.

 Menghadapi stress dengan reaksi positif


 Setiap orang yang ingin maju harus berani dan mampu hadapi stress
 Secara bertahap, stress mendidik fisik & jiwa menghadapi stresor baru yang
lebih berat
 Stress mengasah fisik & akal agar berpikir, berusaha lebih baik lagi
 Stress tidak selalu merugikan atau buruk
 Reaksi negatif merugikan.

 Reaksi Stress negatif


 Frustasi dan emosi
 Sulit memusatkan pikiran
 Gangguan kesehatan jasmani (jantung berdebar, sakit kepala/perut, eksim
dll)
 Gangguan kesehatan jiwa (pelupa, sukar/banyak tidur, tidak nafsu makan,
cemas, menarik diri, menyerang dll)

 Bila reaksi negatif tidak terkendali


 Tekanan darah tinggi
 Gula darah meningkat
 Obesitas
 Kolesterol meningkat
 Asma berat
 Serangan jantung
 Sakit jiwa

37
 Daya tahan tubuh menurun rentan terhadap karsinogen, bakteri, virus, dan
penyebab penyakit lainnya

 Manajemen Stress
 Stress tidak dapat di cegah/dihindari
 Stress dapat dikendalikan
 Menikmati stress yang dihadapi
 Menjalani kehidupan dengan stress tanpa bereaksi negatif.

 Merenacanakan masa depan lebih baik lagi


 Harus selalu mempunyai harapan dan semangat, bahwa masa depan akan
menjadi lebih baik lagi
 Belajar hidup tertib, teratur dan selalu berpikir positif terhadap apa yang
sedang dihadapi
 Menggunakan waktu sebaik-baiknya

 Menghindari membuat beberapa perubahan besar sekaligus


 Tiap perubahan menimbulkan strees
 Memberikan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan
yang baru, sebelum melangkah atau bertindak lebih lanjut
 Menerima diri sebagaimana adanya
 Setiap orang memiliki kelemahan atau kekurangan
 Belajar menerima diri apa adanya

 Menerima lingkungan bagaimana adanya


 Jika lingkungan tidak sesuai dengan diharapkan, mengusahakan untuk
mengubahnya
 Tetapi harus menerima dengan senang hati apa yang tak dapat di ubah

 Berbuat sesuai kemampuan dan minat


 Meilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat

38
 Tidak berharap sesuatu yang tidak mungkin
 Menetapkan sasaran hidup yang mudah dijangkau dan menerima kenyataan
yang ada

 Membuat sesuatu yang bijaksana


 Sebelum membuat suatu keputusan, carilah keterangan selengkapnya
 Berpikir dengan tenang dan tidak mudah dipengaruhi oleh perasaan
 Mengajak orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan untu
berunding

 Berpikir secara positif


 Menjauhkan perasaan dan pikiran negatif
 Jika ada pikiran negatif, belajar mengenali penyebabnya dan mengatasi
dengan baik
 Tidak membesar-besarkan masalah
 Tidak mudah menyalahkan orang atau keadaan\

 Membicarakan persoalan dengan orang lain


 Tidak menanggung sendiri beban atau persoalan hidup
 Lebih baik membicarakannya dengan orang lain yang dipercayai
 Suami/ istri
 Sahabat
 Pemuka agama dll

 Memelihara kesehatan diri


Sakit dan letih menyebabkan kurang mampu bekerja atau berfikir dengan baik
Memelihara kesehatan tubuh dengan :
 Makan dan tidur dengan cukup
 Berolahraga dengan teratur
 Tidak merokok

39
 Membina persahabatan
 Memiliki sahabat membuat seseorang merasa lebih santai dan
menghilangkan stress
 Menghargai orang lain dan bersabar terhadap kesalahan-kesalahan mereka
 Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan\

 Meluangkan waktu untuk diri sendiri


 Jika merasa tegang atau letih, harus beristirahat
 Jika perlu, melakukan perubahan pada jadwal rutin
 Melakukan hobi/ hal yang disukai berkebun, beternak dll

 Melakukan relaksasi
 Relaksasi mengendorkan tegangan otot
 Latihan relaksasi dilakukan selama 10-15 menit setiap hari
 Membuat lebih mudah menjadi rileks setiap kali menghadapi stress

VIII.K esehatan jiwa


 Bukan sekedar bebas dari gangguan atau sakit jiwa
 Perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup
 Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
 Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain
 Dapat mempercayai orang lain dan senang menjadi bagian dari suatu
kelompok
 Bagi mereka, kehidupan ini penuh arti

 Kesehatan jiwa meliputi


 Bagaimana perasaan kita terhadap diri sendiri
 Bagaimana perasaan kita terhadap orang lain
 Bagaimana kemampuan kita mengatasi persoalan hidup sehari-hari

 Ciri-ciri orang yang sehat jiwa

40
Merasa senang terhadap dirinya
 Mampu menghadapi situasi sulit
 Puas dengan kehidupannya sehari-hari
 Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
 Mempunyai harga diri yang wajar
 Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan

Nyaman behubungan dengan orang lain


 Mampu mencintai orang lain
 Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
 Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
 Merasa bagian dari suatu kelompok
 Tidak “mengakali” orang lain, juga tidak membiarkan orang lain “mengakali”
dirinya

Mampu memenuhi tuntutan hidup


 Menetapkan tujuan hidup yang realistis
 Mampu mengambil keputusan
 Menerima tanggung jawab
 Merancang masa depan
 Menerima ide dan pengalaman baru
 Puas dengan pekerjaannya atau tugasnya

 Cara mencapai jiwa yang sehat


 Dikembangkan dan dibina
 Dikembangkan sejak masa bayi dalam kandungan hingga dewasa dalam
berbagai tahapan perkembangan
 Pengaruh lingkungan dan keluarga, sangat penting dalam membina jiwa yang
sehat
 Suasana keluarga, lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja
- Serasi, harmonis dan bahagia

41
- Ada komunikasi yang sehat

BAB IV

Pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan


Pengertian

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif

untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha

hanya berhasil sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok komunitas atau masyarakat

42
tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan

motor penggerak dan bukan penerima manfaat atau obyek saja (Wikipedia). Pemberdayaan

masyarakat dibidang kesehatan merupakan proses memberi daya atau kekuatan kepada

masyarakat untuk dapat meningkatkan, memelihara , mengontrol dan memecahkan masalah

kesehatannya.

Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan PTM merupakan proses memberi daya atau

kekuatan bagi perempuan dengan cara memberi pemahaman, ketrampilan dan fasilitas untuk

menanggulangi PTM.

Tujuan

Umum : memberdayakan perempuan dalam pengendalian penyakit tidak menular.

Khusus:

1. Perempuan memahami tentang penyakit tidak menular.

2. Perempuan memahami tentang pengendalian factor risiko penyakit tidak menular.

3. Perempuan memahami peran dalam pengendalian penyakit tidak menular.

4. Perempuan mampu melakukan upaya pengendalian risiko penyakit tidak menular.

Sasaran :

1. Perempuan sebagai individu.

2. Perempuan dalam kelompok.

Perilaku/ peran yang dilakukan

1. Mempraktekkan perilaku hidup sehat( CERDIK)

43
2. Memberikan penyuluhan tentang penyakit tidak menular dan pengendalian risiko PTM

3. Mengorganisir kelompok untuk pengendalian risiko PTM

4. Membuat atau memfasilitasi klinik konsultasi untuk pengendalian risiko PTM

Materi pesan

1. Tentang penyakit tidak menular

2. Pengendalian factor risiko

3. Perilaku/ peran yang dilakukan

4. Metode dan media penyuluhan

Metode pemberdayaan

Agar mampu melaksanakan perannya dalam penanggulangan PTM perempuan harus

memahami tentang PTM, faktor risiko serta peran yang dapat dilakukan dalam penanggulangan

PTM. Berbagai metode atau cara dapat digunakan untuk memberikan pemahaman dan

kemampuan dalam penanggulangan PTM. Metode yang dimaksud antara lain pelatihan, diskusi

berkala, workshop, seminar berkala, pendampingan. Metode disesuaikan dengan tujuan ,sasaran,

waktu yang tersedia, ketersediaan sarana dan prasarana serta kemampuan petugas atau pelatih.

Apabila tujuan memberi ketrampilan harus dipilih metode yang memungkinkan peserta untuk

mempraktekkan ketrampilan. Tidak ada metode yang paling tepat tetapi kombinasi beberapa

metode dapat meningkatkan efektivitas pemberdayaan. Materi pesan sebaiknya diberikan secara

bertahap agar peserta mampu menyerap informasi dengan baik. Penyampaian materi akan lebih

efektif bila disampaikan dengan sederhana sesuai status pendidikan peserta. Apabila sasaran atau

peserta lansia perlu pula dipertimbangkan sifat alamiah lansia yang pada umumnya telah

44
mengalami gangguan fungsi penglihatan , pendengaran dan kelemahan fisik. Pada sasaran

remaja sebaiknya diberikan sesuai dengan bahasa dan dinamika remaja.

Media

Media diperlukan sebagai pendukung untuk lebih memahami pesan. Seperti juga metode,

tidak ada media yang paling efektif untuk penyampaian pesan untuk memberdayaan perempuan

dalam penanggulangan PTM. Media dipilih sesuai tujuan, sasaran, lokasi serta budaya local.

Sebagai contoh apabila media digunakan untuk menyampaikan sedikit pesan dapat digunakan

poster, leaflet untuk pesan yang lebih banyak dan booklet dapat berisi pesan lebih banyak lagi.

Bagi sasaran yang tidak dapat membaca dapat digunakan gambar untuk menyampaikan pesan.

Media cetak, elektronik juga media social serta media tradisional dapat digunakan. Media cetak

dapat berupa poster, leaflet, booklet, spanduk, bulletin/ majalah dan lain lain. Media elektronik

dapat berupa pesan melalui radio dan televise dapat berupa pesan pendek, talkshow, drama radio

atau televisi serta film. Media sosial misalnya fb, wa, sms dan lain lain saat ini cukup efektif.

Pesan dalam media dikembangkan berseri antara lain tentang perilaku sehat, masing masing

penyakit yang tergolong PTM, upaya berhenti merokok, menanggulangi obesitas dan seterusnya.

Langkah

1. Mengidentifikasi dan menentukan sasaran, dapat dipilih permpuan sebagai anggota

tatanan rumah tangga, perempuan dalam tatanan tempat kerja, perempuan dalam lembaga

pendidikan atau perempuan dalam kelompok (arisan, pengajian, jemaah gereja,kelompok

remaja, kelompok lansia dll)

2. Sosialisasi kegiatan pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan PTM. Setelah

sasaran ditetapkan dilakukan penyampaian informasi tentang permasalahan PTM dan

45
kegiatan yang akan dilakukan dalam pemberdayaan perempuan untuk menanggulangi

PTM.

3. Mempersiapkan tenaga, sarana, dan media. Tenaga yang melakukan pemberdayaan

dapat dipersiapkan khusus atau tenaga dari Puskesmas, Rumah Sakit, organisasi

profesi,lembaga pendidikan kesehatan. Sarana dapat diadakan dengan membeli peralatan,

fasilitasi dari dinas kesehatan atau dari fasilitas kesehatan. Media dapat dipersiapkan

khusus atau memanfaatkan media yang telah dikembangkan oleh pihak terkait.

4. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan, berupa pelatihan, diskusi berkala, workshop,

seminar berkala, pendampingan. Kegiatan dilakukan bertahap dengan durasi dan jarak

waktu antara dua kegiatan disepakati bersama.Pada tahap ini sebaiknya dibuat rencana

kegiatan yang akan dilakukan setelah kegiatan pemberdayaan.

5. Pelaksanaan kegiatan penanggulanga PTM. Pada tahap ini perempuan atau kelompok

perempuan yang telah diberdayakan melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun pada tahap akhir kegiatan pemberdayaan.

6. Pemantauan dan penilaian. Pemantauan dilakukan untuk melihat seberapa jauh realisasi

rencana dan kegiatan dilaksanakan.

BAB V
Penutup

Fakta menunjukkan terjadinya peningkatan mortalitas maupun morbiditas PTM. Penyakit

ini bersifat kronis dan seringkali tidak disadari telah terjadi pada seseorang. Pada beberapa

46
penyakit bahkan pasien mencari pertolongan kepada petugas kesehatan setelah stadium lanjut.

Seseorang yang terkena PTM akan mengalami gangguan kesehatan fisik, psikologis dan

kelemahan dalam waktu lama sehingga mengganggu kehidupan termasuk pekerjaan dan

hubungan sosialnya. Terganggunya kesehatan mengakibatkan produktivitas kerja menurun dan

berdampak pada ekonomi keluarga. Pengobatan yang lama beaya tinggi dan berbagai persoalan

terkait yang muncul juga mengakibatkan meningkatnya pengeluaran Negara. PTM dapat dicegah

terjadinya dengan perilaku sehat. Bila telah sakit, untuk mencegah komplikasi dilakukan dengan

pemeriksaan berkala dan kepatuhan berobat.

Faktor perilaku sangat dominan dalam PTM. Pengembangan perilaku sehat serta

mengendalikan factor risiko memerlukan upaya yang intensif dan berkesinambungan yang

dilakukan baik di perkotaan maupun perdesaan. Upaya tersebut akan terlaksana bila dilakukan

oleh berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, pihak swasta, media termasuk perempuan baik

sebagai individu maupun dalam kelompok atau organisasi. Pemberdayaan perempuan merupakan

upaya strategis untuk melaksanakan pengendalian PTM oleh karena potensi dan perannya dalam

keluarga dan masyarakat. Perempuan pada semua tingkatan pendidikan dan status social

ekonomi baik di desa maupun dikota sebagai individu maupun kelompok dapat ditingkatkan

kemampuan dan kemandiriannya agar dapat berperan dalam penanggulangan PTM. Pihak pihak

yang kompeten dalam pemberdayaan masyarakat baik pemerintah, perguruan tinggi maupun

pihak swasta diharapkan dapat berkontribusi untuk melakukan upaya pemberdayaan perempuan.

Dengan diberdayakan perempuan dapat memelihara, mengontrol dan mampu memecahkan

masalah terkait PTM dalam keluarga maupun masyarakat dilingkungannya serta dalam wilayah

yang lebih luas.

47

Anda mungkin juga menyukai