Anda di halaman 1dari 14

TUMBUH KEMBANG REMAJA

Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa, dimana pada
masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Selama periode ini,
individu mengalami kematangan fisik dan seksual, peningkatan kemampuan dan mampu
membuat keputusan edukasi dan okupasi.

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1. Early adolescent (11 14 th)
2. Middle adolescent (15 17 th)
3. Late adolescent (18 20)

Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan
berkembang pada rentang usia kronologis yang lebar dan berbeda menurut jenis kelaminnya.
Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat
pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat
usia. Tingkat perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut.
Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat
perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering
digunakan adalah tabel Tanner yaitu :

TABEL 1. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK PEREMPUAN
TMK Rambut Pubis Buah Dada
1 Praremaja Praremaja
2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial
labia
Menonjol seperti bukit kecil, areola
melebar
3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah Mammae dan areola membesar, tidak
ada kontur pemisah
4 Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak
dewasa
Areola dan papila membentuk bukit kedua
5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan
dewasa tersebar sampai medial paha
Matang, papila menonjol, areola sebagai
bagian kontur buah dada

TABEL 2. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK LAKI-LAKI
TMK Rambut Pubis Penis Testis
1 Tidak ada Praremaja Praremaja
2 Sedikit, panjang, pigmen
sedikit
Sedikit membesar Skrotum membesar, warna
merah muda
3 Sedikit lebih gelap, mulai ikal Lebih panjang Lebih besar
4 Seperti tipe dewasa tapi
lebih sedikit, kasar, keriting
Lebih besar, ukuran glands
dan lebar penis bertambah
Lebis besar, skrotum lebih
gelap
5 Seperti dewasa, menyebar
sampai medial paha
Ukuran dewasa Ukuran dewasa
Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 13 tahun
berlangsung selama 6 bulan 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 15 tahun
yang berlangsung antara 6 bulan 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 4) anak
perempuan timbul pada usia 11 14 tahun berlangsung sampai 2 3 tahun. Pada anak laki-laki
usia 12 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan 2 tahun. Masa remaja lanjut (TMK 5) anak
perempuan rata-rata usia 13 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 16 tahun.

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA AWAL (TMK 2)

Fisik
Tingkat awal pubertas TMK 2 disebabkan oleh peningkatan sekresi gonadotropin hipofisis dan
hormon pertumbuhan. Terdapat bukti bahwa fenomena ini terjadi akibat penurunan kadar
melatonin yang terjadi pada usia 7 tahun. Pada anak perempuan, bentuk payudara mulai
tampak sedangkan pada 30 35 % anak laki-laki gejala ginekomastia sangat variabel dan tidak
selalu berhubungan dengan tingkat maturasi pubertas tertentu. Perkembangan buah dada
perempuan terjadi akibat rangsangan estrogen ovarium disekresi akibat respon terhadap FSH.
Efek predominan FSH adalah merangsang pertumbuhan ovarium dan ini bermula satu tahun
sebelum perkembangan payudara (TMK 2). Akibat lain estrogen ovarium menyebabkan
penebalan mukosa vagina, peningkatan pigmentasi, vaskularisasi dan erotisasi labia mayora
serta sedikit pembesaran klitoris dan uterus. Endometrium menebal dan mulai berdeferensiasi
sedangkan miometrium mulai meningkatkan kandungan seluler aktomiosin, kretinin kinase dan
adenosin triphosphat sebagai persiapan menstruasi dan proses kehamilan serta persalinan.
Efek lain estrogen adalah peningkatan deposit glikogen dalam sel mukosa vagina yang akan
memacu pertumbuhan bakteri doederlein yaitu sejenis bakteri pembentuk asam laktat yang
mengubah lingkungan pH menjadi asam dan mempermudah pula kemungkinan infeksi jamur.

Masa TMK 2 pada anak laki-laki ditandai dengan pembesaran testis akibat pembesaran tubulus
seminiferus serta bertambah banyaknya sel leydig dan sel sertoli. Perubahan akibat sekresi
testosteron mempengaruhi pula perubahan lain seperti pembesaran epididemis vesikula
seminalis dan prostat. Dinding skrotum akan menipis disertai oleh vaskularisasi. Keadaan ini
menampakkan konfigurasi dewasa dengan bagian proksimal yang lebih sempit serta posisi
testis kiri lebih rendah dari yang kanan. Tidak lama setelah periode ini maka penis pun mulai
membesar. Ukuran lebar penis tetap lebih kurus dari panjangnya sampai pada masa pubertas
lanjut ketika terjadi akselerasi pertumbuhan korpus kavernosus penis melebihi pertumbuhan
uretra sehingga terlihat penis lebih besar seperti bentuk dewasa. Selain sekresi testosteron
terjadi pula peningkatan konsentrasi androgen adrenal baik laki-laki maupun perempuan akan
menimbulkan pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Konsistensi dan distribusi rambut pubis
akan mengikuti pola tertentu sesuai dengan jenis kelamin dan secara berurutan menurut indeks
pertumbuhan pubertas. Pada masa TMK 2 rambut kelamin lurus dan halus terlihat pada bagian
tengah labia mayora pada perempuan dan sekitar basis penis pada laki-laki. Efek androgen lain
adalah peningkatan ukuran dan sekresi folikel sebacea yang dapat menimbulkan timbulnya
jerawat dan dianggap merupakan tanda karakteristik seks sekunder.

Selama masa pubertas laki-laki terjadi perubahan fungsional dan struktural yang dramatis.
Ejakulasi terjadi bermula sebagai respon masturbasi timbul sekitar satu tahun setelah
pertumbuhan testis, pada saat timbulnya rambut pubis. Gigi taring dan molar pertama tanggal
pada awal remaja dan kemudian tumbuh gigi tetap. Pra molar dan molar tumbuh selama masa
remaja. Terdapat kolaborasi yang erat antara waktu tumbuhnya molar kedua permanen dengan
menarche.

Kognitif
Perkembangan kognitif sebagian besar biasanya diuraikan dalam hubungannya dengan usia
kronologis karena itu kaitan antara tingkat perkembangan pubertas dan perkembangan kognitif
belum jelas. Carey dalam study mengenai pengenalan wajah menimpulkan bahwa awal timbul
pubertas pada anak perempuan mempunyai efek yang mengganggu proses kognitif sebaliknya
Petterson yang mempergunakan cara kognisi yang berbeda tidak berhasil menemukan
hipotesis tentang gangguan itu. Karena TMK 2 pada anak perempuan mencakup usia antara 10
13 tahun dan pada lelaki lebih lebar lagi antara umur 10, 5 14,5 tahun, maka menurut
sekuens Piaget sebagian anak tersebuta anak masuk dalam kelompok tingkatan operasional
konkrit dan sebagian lainnya dalam tingkatan operasional formal. Dalam tahap berpikir
operasional formal, individu yang bersangkutan sudah mampu membangun hipotesis terlebih
dahulu sebelum memulai suatu aksi, dapat berpikir abstrak, dapat melakukan beberapa
tindakan secara serentak, dan dapat mengambil gambaran umum serta memperkirakan akibat
suatu perbuatan atau peristiwa tanpa harus mengalami dahulu peristiwa itu.

Pada tahun-tahun sebelumnya teori Piaget mendominasi pemikiran tentang perkembangan
kognitif, tetapi belakangan ini telah timbul tantangan terhadap deskripsi tahapan yang tegas
dalam teori tersebut. Pendekatan yang dilakukan sekarang lebih menekankan kecenderungan
terhadap perkembangan masa anak dan remaja dengan lebih banyak keterangan yang
tumpang tindih dan bervariasi dibandingkan penjelasan sebelumnya. Kecenderungan tersebut
mencakup berbagai pokok sebagai berikut :
1. Kapasitas melakukan proses informasi. Remaja ternyata lebih superior dibandingkan
dengan anak yang lebih muda dalam hal kapasitas proses informasi, tetapi belum
diketahui apakah hal ini merupakan refleksi peningkatan struktural yang ada
hubungannya dengan umur.
2. Pengetahuan domain spesifik. Semasa kecil mereka akan menimbun/menyimpan
berbagai pengetahuan yang makin lama makin terorganisasi dalam berbagai bidang
dengan domain spesifik, yang akan memungkinkan pemecahan masalah melalui proses
memori yang tidak terdapat pada anak dengan umur lebih muda.
3. Kegiatan formal dan konkrit. Pandangan penganut teori Piaget lebih terlibat sebagai
kecenderungan ketimbang tahapan khusus, seperti misalnya pendekatan seorang anak
yang lebih muda dinilai sebagai lebih empiriko-deduktif dan pada remaja lebih
hipotetiko-deduktif.
4. Berpikir kuantitatif. Remaja cenderung mendekati masalah dengan lebih kuantitatif,
berorientasi skala pengukuran ketimbang anak yang lebih muda yang dikenal dengan
konsep pengukuran unit.
5. Sentuhan rasa berkompetisi. Dengan meningkatnya umur, anak akan makin tertarik
untuk menganggap bahwa berpikir merupakan suatu pertandingan kompetitif dan
karenanya merasa tertantang.
6. Metakognisi. Konsep diuraikan sebagai berpikir tentang berpikir dan oleh Flavell dibagi
lagi menjadi pengetahuan metakognitif dan pengalaman metakognitif. Pengetahuan
metakognitif diartikan sebagai akumulasi pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang
peristiwa kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah unit berbagai
pengalaman tentang penemuan (eureka) atau sebaliknya sebagai suatu perasaan hal
ini tidak ada artinya buat saya. Metakognitif berkembang secara bertahap antara masa
anak dan remaja.
7. Peningkatan kemampuan yang ada. Pematangan kemampuan yang ada merupakan
suatu proses berkelanjutan selama masa perkembangan. Perbedaan seks muncul pada
masa awal remaja ; anak lelaki tampil lebih baik untuk kemampuan spasial dan
matematik, sedangkan anak perempuan lebih menonjol dalam kemampuan verbal

Psikososial
Masa remaja awal harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga, kelompok
sebaya dan sekolah. Pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai determinan yang saling
mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi utama masa remaja awal adalah
dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan pada masa inilah hubungan dalam
keluarga mulai terlihat merenggang. Sering pula pada masa ini secara bersamaan terlihat tanda
perkembangan pubertas berupa keinginan untuk keleluasaan pribadi, dan tidak jarang disertai
keengganan yang makin nyata serta menjaga jarak keakraban fisis dari orang tua yang berbeda
jenis kelamin dengan anak. Keinginan remaja yang tidak terucapkan pada orang tua untuk
membuat batas tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk autonomi, dan hal ini sering
menimbulkan konflik dengan orangtua yang bila tidak terselesaikan akan menimbulkan stress.
Hasil akhirnya remaja cenderung untuk berpaling pada kelompok sebaya yang sejenis.
Persahabatan pada masa remaja awal secara khas menumbuhkan kelompok yang sama jenis
kelaminnya dengan kecenderungan lebih meningkatkan aktivitas bersama ketimbang
interaksinya sendiri.

Fungsi lingkungan sekolah pada umur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kesesuaian
perkembangan seksual dengan anak sebaya ternyata sangat penting pengaruhnya. Dilaporkan
bahwa anak laki-laki yang lebih lambat matang akan kurang baik penampilannya di sekolah dan
tingkat pendidikan yang diharapkan akan lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki
sebaya yang lebih cepat matang. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa anak gadis di sekolah
menengah yang lebih cepat matang mempunyai daya imajinasi dini yang buruk dan nilai rata-
rata yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tingkat pematangannya lebih lambat
atau dengan teman sebaya yang masih duduk di sekolah dasar. Dengan demikian jelas terlihat
bahwa pada segi kognitif terdapat perbedaan jenis kelamin yang dapat mempengaruhi prestasi
sekolah pada masa awal remaja.


TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA MENENGAH

Fisis
Masa remaja menengah, yang sesuai dengan TMK 3 dan 4, mencakup rentang umur kronologis
antara 12 14 tahun bagi perempuan dan antara 12,5 15 tahun pada laki-laki. Pada masa ini
terlihat adanya pertambahan pertumbuhan yang sangat mencolok, terjadi akselerasi
pertumbuhan tinggi dan berat badan serta perkembangan karakteristik seks sekunder lebih
lanjut. Masa ini merupakan puncak kurve kecepatan pertumbuhan berat badan, yang mengikuti
puncak kurve kecepatan tinggi badan kira-kira 6 bulan sebelumnya. Pada masa inilah terjadi
deposit besar jaringan lemak pada perempuan dan massa otot pada laki-laki. Selama periode
pertumbuhan cepat pada masa remaja menengah ini, golongan perempuan mendapat
pertambahan tinggi badan rata-rata 8 cm per tahun pada umur rata-rata 12 tahun, sedangkan
laki-laki pada umur rata-rata 14 tahun mendapat penambahan tinggi badan rata-rata 10 cm per
tahun.

Terlihat pola teratur proses perkembangan/kemajuan tulang kerangka dari distal menuju
proksimal, dimulai dari perkembangan tulang kaki. Kira-kira 6 bulan kemudian akan diikuti
perkembangan tungkai bawah, kemudian tungkai atas. Pola yang serupa terdapat pula pada
perkembangan alat gerak atas, sehingga secara keseluruhan anak remaja terlihat ganjil karena
bentuk tangan dan kaki yang besar dan tidak proporsional. Puncak akselerasi pertumbuhan
panjang tungkai bawah akan diikuti oleh perkembangan lebar dada dan paha 4 bulan
kemudian. Perpanjangan badan dan pembesaran diameter anteroposterior dada merupakan
manifestasi terakhir pertumbuhan cepat pada pubertas. Selain terdapat perbedaan seks pada
pertumbuhan jaringan lemak masa remaja menengah, terdapat pula perbedaan pola
pertumbuhan kerangka menurut jenis kelamin. Lebar biakromial terbesar pada laki-laki
ditentukan oleh androgen, sedangkan estrogen menentukan lebar diameter bitrochanter yang
akan memebri bentuk kontur perempuan dewasa.

Pada masa remaja menengah terjadi pula perkembangan karakteristik seks sekunder
perempuan berupa pembesaran payudara dan areola, dan pada masa TMK 4 lebih kurang 75%
anak gadis akan memiliki batas areola dan payudara yang lebih tegas sebagai akibat
pembesaran areola. Rambut kelamin menjadi lebih gelap, kasar, ikal dan lebih menyebar ke
arah proksimal dan lateral menutupi mons pubis. Pada lelaki terlihat penis lebih panjang dan
lebar, testis lebih besar, dan skrotum lebih berpigmen. Peristiwa yang paling dinamik adalah
timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada
kultur barat). Menars dapat terjadi pada setiap tahap pubertas : 10% padaTMK 2, 20% pada
TMK 3, 60% pada TMK 4, dan 10% pada TMK 5. Tetapi sebagian besar anak gadis terlihat
matur pada masa remaja menengah. Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan
masa puncak kurve kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai
faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur
menarche ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarche perempuan
bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat
menarche lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi
atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu
menarche.

Yang lebih bervariasi lagi adalah waktu timbulnya pertumbuhan rambut sirkum anal, dengan
kecenderungan rambut aksila dan wajah akan timbul lebih lambat, yaitu setelah rambut pubis
mencapai TMK 4. Rambut wajah anak laki-laki timbul mula-mula di daerah sudut bibir atas yang
kemudian akan menyebar ke arah medial. Seiring dengan pertumbuhan rambut aksila akan
muncul pula bau badan akibat stimulasi androgen pada kelenjar keringat apokrin, dan hal ini
sering menimbulkan kesadaran bahwa pada anak tersebut bahwa ia telah mulai dewasa. Sering
pula terjadi ginekomastia anak laki-laki pada masa remaja menengah ini; dapat bi- atau
unilateral, yang dapat menetap sampai 18 bulan. Walaupun sering terjadi dan tidak spesifik hal
ini dapat sangat meresahkan.

Kognitif
Kecenderungan perkembangan kognitif seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu
masih terus berlangsung.

Psikososial
Hubungan antara remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih
tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya mendapat porsi lebih
penting, dan perbedaan seks pada kelompk sebaya tampak lebih jelas. Tujuan perkembangan
selama masa remaja bagi anak laki-laki lebih diwarnai keinginan untuk memperoleh
penerimaan dan kebebasan yang akan lebih mudah dicapai dalam suatu kelompok, sedangkan
bagi anak perempuan untuk menumbuhkan kemampuan interpersonal dan cinta. Kesetiaan,
keterlibatan, dan keakraban tentang suatu informasi lebih berharga bagi lingkungan anak
perempuan daripada anak laki-laki.

Selama masa remaja menengah, kelompok sosial dapat meluas sampai mengikutsertakan
anggota yang berbeda jenis kelaminnya dan proses pacaran pun dapat mulai terjadi. Proses
pacaran dapat berkembang dalam berbagai tahap : tahap pertama biasanya dilakukan tanpa
kontak fisik, tahap kedua berciuman dan meraba buah dada yang masih tertutup pakaian, tahap
ketiga meraba buah dada telanjang atau kemaluan, tahap keempat melakukan hubungan
seksual dengan mitra tunggal, dan tahap kelima melakukan hubungan seksual dengan mitra
multipel. Walaupun terdapat sangat banyak variasi berbagai jenis kelompok remaja, tampaknya
sebagian besar remaja pada masa ini tidak sampai melakukan pacaran tahap keempat. Dan
bagi mereka yang melakukannya maka resiko untuk kehamilan yang tidak diinginkan atau
penyakit kelamin cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penerangan dan penyuluhan untuk
mencegah hal tersebut.

Selama masa remaja menengah harus sering dilakukan tindakan untuk pendidikan dan latihan
kerja. Seperti telah diterangkan hubungan dengan kelompok sebaya yang seiring dengan
maturasi fisis dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Efek fisis perkembangan pubertas
sering menyatu dengan imajinasi diri seseorang, dan tidak jarang disertai dengan akibat yang
mendalam. Peningkatan aktivitas pada perkembangan maturitas dapat dirasakan negatif oleh
seorang gadis sampai mungkin memuncak menjadi anoreksia nervosa. Perkembangan buah
dada yang tidak simetrik akan menimbulkan perasaan sebagai abnormal. Imajinasi diri yang
keliru seperti itu merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada anak perempuan dan
para penderita penyakit kronik. Perkembangan imajinasi diri ini melibatkan pula berbagai
pengalaman coba-coba atau eksperimen dalam lingkup sosial yang berbeda. Menurut kategori
Erikson tentang krisis kehidupan, maka tahap ini merupakan penentuan jati diri atau
perkembangan identitas. Pada masa itu pula identitas seksual akan lebih mengental dan akan
terjadi perkembangan rasa seksual yang adekuat.
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA LANJUT

Fisis
Pada masa ini proporsi dan ukuran tubuh sudah menyerupai ukuran dewasa muda. Hanya
terjadi sedikit peningkatan pertumbuhan linear setelah melewati masa pertumbuhan cepat
remaja menengah. Sisa epifisis seperti pada femur, humerus dan sterno kalvikula akan
menutup paling lambat pada masa awal umur dupuluhan. Perkembangan karakteristik seks
sekunder menjadi tuntas dengan pertumbuhan rambut kelamin yang menyebar sampai bagian
medial paha pada laki-laki dan perempuan, penampilan alat kelamin dewasa dan kapasitas
reproduktif penuh pada laki-laki, serta penampilan buah dada dewasa pada perempuan.
Rambut wajah laki-laki tumbuh sampai daerah dagu, dan bulu dada akan muncul sebagai
bagian terakhir pertumbuhan rambut tubuh. Suara berat dan dalam akan muncul lengkap akibat
pengaruh testosteron merangsang pertumbuhan tulang rawan tiroid dan krikoid, serta otot
larings. Pada perempuan, uterus akan mencapai bentuk dewasa dengan fundus yang besar
dan serviks yang lebih kecil.

Psikososial
Pada periode ini seringkali masalah penentuan karir sudah harus dihadapi dengan berat,
bahkan kadangkala sudah harus ditentukan. Perasaan ingin memberontak yang sering muncul
pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali menjadi pendekatan pada
keluarga, tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dari sebelumnya. Walaupun masih sering
berpikir moralistis dan absolut, remaja pada tahap ini sudah mampu berdialog dengan orangtua.
Mulai timbul pula kemampuan untuk terlibat dalam hubungan interpersonal yang empatik;
seringkali hubungan seksual sebelumnya yang eksploitatif dan narsistik akan berubah.

Menurut skema Erikson, krisis psikososial pada masa remaja sebelumnya adalah pada
masalah identitas, sedangkan pada masa remaja lanjut adalah pada kebutuhan untuk
mengembangkan kapasitas keintiman.


MASALAH TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA

Masalah yang sering ditemukan pada usia remaja adalah :
1. Akne atau jerawat, yang dapat menimbulkan gangguan emosional
2. Miopia, biasanya mulai timbul pada usia remaja
3. Kelainan ortopedik berupa kiposis atau skoliosis
4. Penyakit infeksi, misalnya tuberkulosis yang sering dijumpai akibat daya tahan usia
remaja yang menurun
5. Defisiensi besi, terutama pada remaja perempuan dengan datangnya haid dan
kurangnya masukan besi
6. Obesitas, biasanya terjadi pada golongan remaja tertentu karena kebiasaan makan
yang kurang baik
7. Keadaan lain sebagai akibat gangguan emosional atau kenakalan remaja, yang
umumnya terdapat pada remaja laki-laki, seperti kelainan ortopedik karena kecelakaan,
gangguan kejiwaan karena minum dan ketergantungan narkotika, upaya bunuh diri, dan
masalah psikososial lainnya

Pada masa remaja ketegangan emosional yang bertambah dan dorongan kebutuhan biologis
harus disesuaikan dengan keinginan dan harapan masyarakat atau lingkungan. Tuntutan
masyarakat terhadap golongan remaja ini sudah pasti akan berlainan dengan yang diharapkan
dari anak pada masa tumbuh-kembang sebelumnya.

Tahap berikutnya dalam perkembangan psikososial mencakup kemampuan bergaul dengan
orang lain, disamping dengan orangtua sendiri untu menghindari rasa terpencil dalam
menghadapi tantangan pada berbagai kegiatan fisis seperti dalam bidang olahraga, jalinan
persahabatan atau pengalaman seksual. Salah satu aspek peningkatan keakraban adalah
adanya keinginan berbagi rasa dan bertenggang rasa yang merupakan inti untuk timbulnya
empati. Tahap perkembangan selanjutnya adalah adanya keterikatan dengan orang lain, seperti
dalam hal percintaan, pacaran, perkawinan, dan hal lain yang menuntut adanya suatu tanggung
jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Markum, H.A. , Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Muscari, Mary.E, Pediatric Nursing, Second Edition, Lippincoltts Review Series, Philadelphia,
1991

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Edisi I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995



1. Pengertian Remaja
Berikut ini terdapat beberapa pengertian remaja meliputi :
1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah: bila seorang anak telah
mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.
2. Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu yang
belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
3. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun
atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.
4. Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk
menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
5. Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus
Sekolah Menengah.
6. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun (Soetjiningsih, 2007).

Menurut WHO, remaja adalah suatu masa :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri (Sarwono, 2002).

2. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Soetjiningsih, 2007. Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan
kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence), Umur 11-13 tahun.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence), Umur 14-16 tahun.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence), Umur 17-20 tahun.

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja sebagai berikut:
1). Remaja awal (early adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini akan terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara
erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego
menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
2). Remaja madya (middle adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan narcistic, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-
teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan
karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya.
3). Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal,
yaitu:
1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dalam pengalaman-
pengalaman baru.
3. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the
public) (Sarwono Sarlito, 2002).
3. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
A. Perubahan Fisik dan Maturasi Seksual
Ciri-ciri yang Nampak dalam perubahan fisik dan maturasi seksual dapat diuaraikan sebagai
berikut :
a. Antara usia 10 dan 15 tahun tubuh anak-anak mulai berubah menjadi tubuh seorang dewasa bukan
hanya perubahan psikologis tetapi perubahan fisik, bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi
itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-perubahan
psikologis muncul antara lain sebagai akhibat dari perubahan-perubahan fisik itu.
b. Diantara perubahan-perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja
adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual
sekunder yang tumbuh.
c. Tanda-tanda seksual sekunder pada perempuan, misalnya: pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi
tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, pertumbuhan payudara kadang disertai rasa nyeri atau
tidak sama besar tumbuhnya, tumbuh bulu halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting,
menstruasi pada setiap bulan, tumbuh bulu pada ketiak dan panggul mulai melebar). Sedangkan pada
laki-laki pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus,
lurus`dan berwarna gelap, terjadi perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan
menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya, tumbuh
rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak dan bulu dada.
d. Perubahan-perubahan fisik itu, menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya itu. Pertumbuhan badan yang mencolok
misalnya atau pembesaran payudara yang cepat membuat remaja merasa tersisih dari teman-temanya.
Demikian dalam menghadapai haid dan ejakulasi yang pertama anak-anak remaja itu mengadakan
penyesuaian-penyusuaian tingkah laku yang tidak selalu bisa dilakukan dengan mulus, terutama jika
tidak ada dukungan dari orang tua.
e. Beberapa proses faal (fisiologis) yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh remaja, khususnya
pertumbuhan seksual yaitu hormon-hormon seksual, dari kelenjar bawah otak (pituitary) hormon-
hormon yang dikeluarkan meliputi (1) hormon pertumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan badan,
(2) hormon perangsang pada pria, yaitu hormon yang mempengaruhi testis, (3) hormon pengendali
pada wanita yang mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan
hormon estrogen dan progesteron, serta (4) hormon air susu yang mempengaruhi kelenjar wanita
(Sarwono, 2002).
B. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,
menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial
yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget
menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang
benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel
dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang
suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya
mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara
hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu
bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini
dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat
membahayakan dirinya.
C. Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial
berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting
pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri
adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding
orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar
rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian,
pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat.
Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan
tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh
tekanan dari kelompok teman sebaya .
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang
remaja tentang perilakunya. Conger dan Papalia & Olds mengemukakan bahwa kelompok teman
sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang
berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya
mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan
sebagainya.
4. Masalah kesehatan spesifik pada pereode adolesens
Kesehatan remaja banyak dipengaruhi oleh akibat penggunaan Alkohol dan Obat-Obatan
Terlarang. Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus
penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan
narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang
terjadi pada orang dewasa.
Survei Badan Narkotik Nasional (BNN) tahun 2003 memperkirakan mereka yang pernah
memakai NAZA di kelompok pelajar dan mahasiswa sekitar 5,8%, sedangkan yang pernah memakai
dalam setahun terakhir sebesar 3,9%. Prevalensi pada laki-laki sebanyak 4,6%, jauh lebih tinggi
daripada perempuan yaitu sebanyak 0,4%. Prevalensi penyalahgunaan NAZA lebih tinggi pada
pendidikan SLTA ke atas dibandingkan pendidikan yang lebih rendah.
BPS mencatat pada tahun 2004 perokok aktif dari kalangan anak-anak ada pada kisaran usia
13-15 tahun dengan jumlah 26,8 % dan pada kisaran 5-9 tahun sebanyak 2,8 %. Komnas
Perlindungan Anak mendapatkan data tentang faktor penyebab daya tarik remaja terhadap rokok.
Diperoleh data, 99,7 % remaja terpengaruh untuk merokok setelah melihat iklan rokok di televisi;
87,7 % setelah melihat iklan rokok di luar ruang; 76,2 % setelah melihat iklan rokok di koran dan
majalah, dan 81 % setelah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok.

Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba
yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan
lingkungan, maupun untuk kompensasi:
1. Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi,
kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan
perpisahan orang tua.
2. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol ydan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan
hedonis, dll.
3. Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, yagresif, orang yang memiliki
lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
4. Permasalahan moral, nilai, dan agama
Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson, menurutnya kebanyakan remaja
melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal.
Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan
narkoba.

Anda mungkin juga menyukai