Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

KEGIATAN DISCARGE PLANING KEPERAWATAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI PAVILIUN SEROJA
RS SUMBER WARAS

OLEH :
KELOMPOK I

KELOMPOK 3

1. Anidia Nur Hidayati


2. Dewi Nur Afifah
3. Muhammad Ibrahim
4. Farid Inul Istichomah
5. Binti Rofi’ah
6. Lailatul Hikmah
7. Duwi Sindi Pratita
8. Ayuk Nur Istiqomah
9. Winda Noviya Tari
10. Fendi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
ini dengan judul “Discarge Planing Keperawatan”. Adapun tujuan dari penulisan
proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu Mata Ajar Manajemen
Keperawatan.

Dalam penyelesaian proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan dan


pengarahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1 .Bapak Prof. DR. H. Ach. Zahro, MA selaku Rektor UNIPDU JOMBANG.

2. Ibu Pujiani, S.Kep,Ns. M.Kes. Selaku Dekan FIK UNIPDU JOMBANG.

2. Bapak Muhamad Rajin S.Kep. Ns. M. Kep Selaku Kaprodi Profesi Ners
UNIPDU JOMBANG

3. Bapak Andi Yudianto, S.Kep, Ns. M.Kes. selaku Penanggung Jawab Mata Ajar
Manajemen Keperawatan Profesi Ners UNIPDU JOMBANG.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan berharap
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mengembangkan profesionalisme
keperawatan di Indonesia .

Jombang, 19 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PROPOSAL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi Discharge Planning........................................................................3
2.2 Tujuan Discharge Planning.........................................................................3
2.3 Pemberi Layanan Discharge Planning.......................................................3
2.4 Penerima Discharge Planning.....................................................................4
2.5 Jenis Discharge Planning.............................................................................4
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning.......................5
2.7 Prinsip Discharge Planning.........................................................................6
2.8 Komponen/Unsusr Discharge Planning.....................................................7
2.9 Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan..................7
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien..........................................8
2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien..................................................................8
2.12 Keberhasilan Discharge Planning.............................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah
hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada
waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang. Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini, perencaan pulang bagi pasien
yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, dimana peran
keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan
dirumah, konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas
tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum
pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor,
seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam sampai 48jam, dan kemudian
pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencaan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan
dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus

1
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip
5 Mengidentifikasi Proses
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Discharge Planning


Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan
dan aktivitas aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan
yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga
pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di
luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.

2.2 Tujuan Discharge Planning


Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis
untuk di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan
kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses
pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua
fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk
menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan
keluarga dengan menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.

2.3 Pemberi Layanan Discharge Planning


Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang
merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan (continuing
care coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan
untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan,
menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit untuk

3
merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang
discharge planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor
dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting
dalam proses perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit,
karena pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat
berpengaruh dalam memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning.

2.4 Penerima Discharge Planning


Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning
atau rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus
mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan. Discharge
planning atau rencana pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi juga
keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa
pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama

2.5 Jenis Discharge Planning


Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan
akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu
dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat
puskesmas terdekat/

4
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan
pengalaman masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian
informasi kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat
dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi
yang baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati
dan telaten. Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih mudah
diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan.
Perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan
pendidikan kesehatan. Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan
perawat pada kegiatan pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak
menerima informasi dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan
pasien.

d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam


memberikan informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih
terarah sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca
situasi pasien berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan
dalam pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka
pasien akan giat untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya serta
tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan pengobatan dan
meningkatkan kesehatannya.

5
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan
memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan
pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan
perasaan cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan
informasi terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia
kemampuan menerima informasi semakin baik dan didukung pula
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk
menerima dan memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan
pendidikan kesehatan. Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan
tingkat pendidikan yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga semakin tinggi.

2.7 Prinsip Discharge Planning


1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang mungkin timbul di rumah dapat segera
diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.

6
2.8 Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada
discharge planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar
tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada
pasien dengan penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang
langkah atau rencana dari discharge planning yang akan dilakukan

2.9 Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan


Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan.
Kesamaan tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai
di rawat sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien
selama mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge
planning secara lebih lengkap dapat di urut sebagai berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan
pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat
keperawatan, rencana perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan
fungsi kognitif yang dilakukan secara terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang
berhubungan dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat
dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin
terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang
dapat mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan,
langkah, fasilitas kamar mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di
rumah hadir pada saat rujukan dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji
perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat
pelayanan yang lainnya.

7
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan
klien setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan
pulang yang relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah

2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien


a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga
kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di
masyarakat kepada pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah
pasien di rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi,
informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan perawatan
medis dalam perawatan lanjutan, diet, latihan, hal-hal yang harus dihindari
sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang dijalani). Pasien mungkin
dapat diberikan pamflet atau buku

2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien


Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu
berkaitan dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan
pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini
mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk
pulang ke rumah.

8
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh
barang-barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika
diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang
masih tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik
kpasien yang telah ditandatangani dan minta satpam atau administrator
yang tepat untuk mengembalikan barang-barang berharga tersebut kepada
pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa
kembali instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien
masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk
pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien
yang meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan
dengan kereta dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan
mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke
dalam lembaga dimana sumber transaportasi merupakan hal yang
diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain.
Bantu keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam
kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen
lain yang berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa
institusi pasien akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

2.12 Keberhasilan Discharge Planning


Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah
dipersiapkan untuk pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan

9
yang diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus dilakukan, serta apabila
pasien diantarkan pulang sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya.
Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien mampu melakukan
tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan
rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian
bahwa pasien mempunyai suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang
berkelanjutan setelah meninggalkan rumah sakit. Discharge planning
membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain.
Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa indicator.

Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge


planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi,
obatobatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi
keperawatan tingkat lanjut, dan respon ynag diambil pada kondisi
kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan
perawatan yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan
pasien untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga
membuat koping terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau
memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan
baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.
Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team
atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang
kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan
potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,
memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu
dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal
dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.

3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih
banyak kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan
yang berjudul “Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan
kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang
bisa lebih baik dari yang saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,


Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai