DIARE
- Pengertian diare
- Penyebab diare
- Pengobatan diare
- Pencegahan diare
Hari / Tanggal :
1
5. Mengetahui cara pengobatan diare.
B. Kegiatan penyuluhan
4. 5 menit Penutup
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan - Mendengarkan
2
materi yang telah dibahas - Menjawab salam
- Memberikan salam penutup
C. METODE
1. ceramah
2. tanya jawab
D. MEDIA
1. leaflet
E . EVALUASI
Diharapkan keluarga mampu memahami pengertian diare, tanda – tanda diare, penyebab,
3
F. LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG DIARE
1. Pengertian Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan
sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cari dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya. Anak dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air
besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
(Vivian, 2010)
2. Penyebab Diare
a. Infeksi
1) Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan
4
2) Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, misalnya
sebagainya.
b. Malabsorbsi
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada ana dan bayi
2) Lemak
3) Protein
3. Jenis-Jenis Diare
a. Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam
/ hari. Bahaya utamanya adalah dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak
b. Diare akut bercampur darah (disentri). Bahaya utamanya adalah kerusakan usus
halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah), malnutrisi (kurang gizi),
c. Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama). Bahaya utamanya
adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga
bisa terjadi.
5
d. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor). Bahaya utamanya
4. Tahapan Dehidrasi
1) Dehidrasi ringan : ditandai dengan berat badan menurut 3%-5% dengan voume
2) Dehidrasi sedang : ditandai dengan berat badan menurut 6%-9% dengan volume
3) Dehidrasi berat : ditandai dengan berat badan menurun lebih dari 10% dengan
Menurut Vivian (2010), tanda dan gejala pada anak yang mengalami diare, yaitu :
a. Cengeng. Rewel
b. Gelisah
c. Suhu meningkat
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga di sertai dengan adanya darah. Kelamaan,
f. Anus lecet
g. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan
tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan
6
h. Berat badan menurun
6. Komplikasi
darah.
d. Hipoglikemia
f. Kejang
Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita
mengalami kelaparan
7
7. Cara Penularan
melalui mulut, bisa melalui makanan/ minuman yang tercemar tinja, atau kontak
langsung dengan tinja penderita. Pada saat musim buah (mangga, durian, rambutan)
dan musim hujan seperti saat ini, maka lalat biasanya juga menjadi banyak, sehingga
sangat berperan dalam penularan penyakit diare. Apabila lalat hinggap di tinja
kemudian hinggap di makanan/ alat makan, maka akan bisa menularkan pada anak
yang memakan makanan tadi. Untuk mencegah atau agar makanan tidak dihinggapi
lalat, maka lebih baik menutup setiap makanan yang ada. Sedangkan untuk mencegah
penularan, hendaknya setiap kali member-sihkan tinja anak yang menderita diare,
harus segera cuci tangan. Selain itu jangan menganggap bahwa tinja bayi yang diare
itu tidak berbahaya, karena sesungguhnya tinja bayi tadi kenyataannya mengandung
8. Pencegahan
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu sebelum
makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah membersihkan
b. Makanan sehat
Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada tahap produksi dan
yang telah dimasak dan yang belum dimasak, pisahkan pula makanan yang telah
dicuci bersih dan yang belum dicuci, dan jaga makanan dari serangga seperti lalat.
8
c. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah antara lain dengan cara
d. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga. (lalat,
(Aden R, 2010)
Menurut Wisudanti (2013), cara penanganan diare pada balita di rumah antara
lain :
a. Terusakan pemberian ASI jika anak masih menyusu pada Bunda, diperbanyak
b. Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus
dehidrasi. Anak yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan
oralit dewasa, karena osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun 2004 WHO bersama
yang lama menjadi cairan rehidrasi oral yang memiliki osmolaritas rendah
(hipoosmolar). Oralit dewasa bisa digunakan asalkan dincerkan 2x, misal yang
harusnya 1 sachet untuk 200 ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400 ml.
9
Tabel 2.3
Cara Pembuatan Larutan Oralit
Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
teh garam dapur dan 1 gelas (200 beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram)
ml) air matang. Setelah diaduk garam dapur, 2 (dua) liter air.
(Wisudanti, 2012)
d. Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran
b. Adanya tanda-tanda dehidrasi (tidak ada air mata ketika menangis kencang
berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam , mulut kering)
d. Adanya sakit perut, pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk
10
11