1.
Latar Belakang
Diare adalah sebuah keadaan dimana seseorang mengalami fase buang air
besar lebih dari 3 (tiga) kali sehari dengan konsistensi feces yang cair. Feces pada
penderita diare bisa tanpa atau disertai lendir maupun darah, tergantung pada
faktor penyebabnya. Diare yang disertai lendir atau darah (disentri) biasanya
disebabkan oleh Shigella sp atau Entamoeba hystolitica, untuk penatalaksanaan
diare ini memerlukan pemberian antibiotika yang tepat. Demikian juga diare yang
disebabkan oleh Vibrio cholera. Penderita cholera biasanya mengalami buang air
besar yang cukup sering (lebih dari 10 kali/hari), feces cair berwarna seperti air
cucian beras. Karena banyaknya cairan yang dikeluarkan maka pasien cenderung
akan mengalami dehidrasi.
Meskipun tampaknya sederhana, diare yang tidak ditangani dengan serius
dan benar dapat menyebabkan dampak yang cukup serius. Sampai saat ini, diare
masih menjadi salah satu penyebab terbanyak kematian terutama di negara miskin
maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Kematian penderita diare ini
sebagian besar disebabkan oleh karena dehidrasi yang tidak bisa tertangani.
Keterlambatan untuk mendapatkan pertolongan memegang peranan dalam
terjadinya kematian akibat diare tersebut. Seringkali pasien di bawa ke rumah
sakit sudah dalam keadaan dehidrasi berat dan disertai penurunan kesadaran atau
faktor lainnya seperti kejang, sehingga penanganannya menjadi lebih sulit.
Padahal dengan terapi awal yang tepat, diare akan mudah disembuhkan.
Orang yang sedang mengalami diare akan mengeluarkan banyak cairan melalui
cairan feces atau muntah yang sering menyertai diare. Karena itu, langkah tepat
yang harus dilakukan adalah memberikan cairan secukupnya. Cairan diberikan
untuk menggantikan cairan yang terbuang karena diare maupun muntah serta
untuk rumatan/maintenance (mempertahankan kondisi tubuh agar tidak dehidrasi
lagi).
gizi
buruk.Diperlukan
kerjasama
semua
pihak
untuk
2.
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980),
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan
mula
dan
lamanya
yaitu
diare
akut
dan
kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
3. Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anakanak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kurang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
4. Patofisiologi
Faktor infeksi
Faktor malabsorbsi
Faktor makanan
Faktor psikologi
5. Kriteria Hasil
Tekanan osmotik toksin berkembang dalam usus dapat diserap usus.
F.Metode
a.Ceramah
b.Diskusi/tanya jawab
Waktu
: 10.00-10.30
H.Media
Leaflet
I. Kegiatan Pelaksanaan
No Waktu
1 5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:
Kegiatan Peserta
Menjawab salam
a.
Memberi salam
b.
c.
Mendengarkan dan
memperhatikan
15 menit
Pelaksanakan :
Menjelaskan
Menyimak
materi
penyuluhan
dan
secaramemperhatikan
7menit
1.
Pengertian diare
2.
pencegahan diare
3.
Evaluasi
1.
4.
5 menit
penyuluhan,
J. Kriteria Evaluasi
dan
bertanya
Menjawab salam
mengucapkan
1. Evaluasi Stuktur
a. Kesiapan mahasiswa memberikan penyuluhan
b. Media alat yang memadai
c. Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi Proses
a.Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan lokasi dan waktu
b.Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
c.peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi.
K. evaluasi
Mahasiswa telah siap memberikan penyuluhan tanpa didampingi perawat
ruangan dengan menggunakan leaflet, pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan
lokasi dan waktu dan berjalan lancar. Dari hasil kegiatan keluarga dan klien aktif
mengikuti jalannya penyuluhan.