Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)


Diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik
“Keperawatan Anak”

Disusun Oleh:
Nama: Ameli Monika
Nim: D1A122007
Tingkat: II (Dua)

STIKes AHMAD DAHLAN CIREBON


Jl. Walet No 21 Cirebon 45153 – Telp/Fax. (0231) 201942 e-mail :
stikes.adc@gmail.com/webset : stikes-adc.ac.id
2023/2024
A. Pengantar
Topik : Diare dan Pencegahannya
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Arya Kemuning
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Januari 2024
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB (45 menit)
Tempat : Ruang Arya Kemuning RSD Gunung Jati Kota Cirebon
Penyuluh : Ameli Monika, Mahasiswa Stikes Ahmad Dahlan Cirebon

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan keluarga
dari pasien yang dirawat di Ruang Kemuning RSD Gunung Jati Kota
Cirebon dapat mengetahui tentang diare dan pencegahannya
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan tentang diare dan pencegahannya,
diharapkan keluarga dari pasien yang dirawat di Ruang Melati RSI
Jemursari Surabaya mampu :
a. Menjelaskan pengertian diare
b. Menjelaskan penyebab diare
c. Menjelaskan tanda dan dan gejala diare
d. Menjelaskan tanda-tanda dehidrasi
e. Menjelaskan penanganan awal diare di rumah
f. Menjelaskan pembuatan oralit
g. Mempraktikkan cuci tangan 6 langkah (pencegahan diare)

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


Materi penyuluhan meliputi :
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Tanda-tanda dehidrasi
5. Penanganan awal diare di rumah
6. Cara membuat oralit
7. Cuci tangan 6 langkah (Pencegahan Diare)

D. Metode
Metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini :
1. Metode ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
Media yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini :
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. Uraian kegiatan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembuka 1. Mengucap salam 7 menit
2. Perkenalan
3. Menjelaskan Tujuan
4. Membagikan Leaflet

2. Inti 1. Perkenalan 25 menit


2. Menjelaskan Materi
Diare
3. Memberikan Umpan
Balik Kepada Peserta
Mengadakan Sesi Tanya 10 menit
Jawab yang dijawab oleh
kelompok
3. Penutup 1. Mengucapkan 3 menit
Terimakasih
2. Salam penutup
MATERI
DIARE DAN PENCEGAHANNYA

A. Pengertian Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada
saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan gejala utamanya
dehidrasi, disertai atau tanpa disertai muntah, meningkatnya frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih dari 3x sehari dan konsistensi feses
menjadi cair (Dharmika, 2014).
Diare menurut Wijayaningsih (2013) dapat diartikan sebagai suatu
kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses peradangan pada lambung
dan usus.

B. Penyebab Diare
Penyebab diare menurut Kemenkes (2011) antara lain :
1. Infeksi (kuman-kuman penyakit)
Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui
makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja
penderita. Dalam istilah bahasa inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies,
Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit diare melalui :
a. Feces atau tinja
b. Flies atau lalat
c. Food atau makanan
d. Fomites atau peralatan makanan
e. Finger atau jari tangan
Dibawah ini beberapa contoh perilaku terjadinya penyebaran
kuman yang menyebabkan penyakit diare :
a. Tidak memberikan ASI secara ekslusif sampai 6 bulan kepada bayi
atau memberikan MP ASI terlalu dini. Memberi MP ASI terlalu
dini mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena
penyakit diare karena sangat sulit membersihkan botol dan juga
kualitas air dibeberapa wilayah Indonesia juga sudah
terkontaminasi kuman-kuman penyakit seperti bakteri E. Coli
c. Menyimpan makanan pada suhu kamar dan tidak ditutup dengan
baik
d. Minum air/ menggunakan air yang tercemar
e. Tidak mencuci tangan setelah BAB atau mebersihkan BAB anak
f. Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan.
2. Penurunan Daya Tahan Tubuh
a. Tidak memberikan ASI kepada bayi sampai usia 2 tahun (atau
lebih). Di dalam ASI terdapat antobodi yang dapat melindungi bayi
dari kuman penyakit
b. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang kurang gizi / gizi buruk
akan mudah terkena diare
c. Imunodefisiensi/imunosupresi, terinfeksi oleh virus (seperti
campak, AIDS)
3. Faktor Lingkungan dan Perilaku
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan
yang faktor utamanya dari kontaminasi air atau tinja berakumulasi
dengan perilaku manusia yang tidak sehat.

C. Tanda dan Gejala Khas Diare


1. BAB lebih dari 3x sehari
2. Konsistensi feses menjadi cair
3. Disertai/tanpa disertai mual dan muntah
4. Dehidrasi
5. Rasa melilit di perut
6. Perut Kembung
7. Sering buang gas dan bersendawa
8. Bila penyebarannya disertai infeksi dapat disertai demam

D. Derajat Dehidrasi Diare


Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan
elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi (Sodikin, 2011). Dehidrasi
adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena hilangnya
cairan, asupan air tidak cukup. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air
lebih banyak dari pada jumlah yang masuk, sehingga jumlah air pada tubuh
berkurang.
Menurut Leksana (2015) ada 3 faktor risiko terjadinya dehidrasi dengan
diare, yaitu : Penanganan diare di rumah yang tidak tepat, muntah yang
berlebihan saat diare dan demam.
1. Diare Tanpa Dehidrasi
Kehilangan cairan < 5% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Balita tetap aktif
b. Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa
c. Mata tidak cekung
d. Turgor kembali segera
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Kehilangan cairan 5-10% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Gelisah atau rewel
b. Mata cowong
c. Ingin minum terus/rasa haus meningkat
d. Turgor kembali lambat
3. Diare Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan > 10% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Lesu/lunglai, tidak sadar
b. Mata cekung
c. Malas minum
d. Turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik

E. Penanganan Awal Diare di Rumah (Mencegah Terjadinya Dehidrasi)


Dehidrasi merupakan berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (Dehidrasi Hipertonik) atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (Dehidrasi Isotonik)
atau hilangnya natrium yang lebih dari pada air (Dehidrasi Hipotonik).
Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah
tangga jika balita mengalami diare adalah :
1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya
Bagi bayi yang masih menyusui (bayi 0-24 bulan atau lebih) dan
bagi petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung dan
membantu ibu untuk menyusui bayinya jika ibu berhenti menyusui
bayinya yang masih berusia 0-24 bulan.
2. Pemberian ORALIT sampai diare berhenti
3. Memberikan cairan rumah tangga
Cairan/minuman yang biasa diberikan oleh keluarga/masyarakat
setempat dalam mengobati diare, dan memberikan sari makanan yang
cocok, contoh : kuah sayur, air tajin. Jika tidak tersedia cairan rumah
tangga dan ORALIT di rumah, bisa dengan memberikan air minum.
4. Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan terdekat
F. Cara Pembuatan Oralit
Oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCL), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Manfaat oralit untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang
terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi,
namun air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih
diutamakan oralit. Campiran gukosa dan garam yang terkandung dalam orlit
dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
Berikan oralit segera bila diare, untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi sebagai pengganti cairan dan elekrolit yang terbuang saat diare.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralit osmolaritas
rendah. Berdasarkan penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah diberikan
kepada penderita diare akan:
1) Mengurangi volume tinja hingga 25%
2) Mengurangi mual muntah hingga 30%
3) Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.

Cara membuat oralit dari gula dan garam


ini juga sangatlah mudah. Pertama-tama, Anda
harus menyiapkan bahan-bahannya terlebih
dahulu yakni:
1) Gelas
2) Air putih yang sudah matang (hangat)
3) Gula pasir
4) Garam dapur yang halus dan bersih

Setelah semua bahan di atas terkumpul,


sekarang saatnya kita membuat larutan gula
dan garam pengganti oralit tersebut. Berikut
langkah-langkahnya:
1) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
2) Tuangkan air putih/air yang telah dimasak
ke dalam gelas (200 cc).
3) Masukan setengah sendok teh garam dan
dua sendok teh gula.
4) Aduk hingga merata.
5) Lalu minum perlahan, sedikit-sedikit sampai habis. Bila mutah hentikan
sekitar 10 menit kemudian lanjutkan sedikit demi sedkit.

G. Cuci Tangan 6 Langkah (Pencegahan Diare)


Cuci tangan dengan benar, 6 langkah cuci tangan yang benar menurut
WHO yaitu :
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian


6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
DAFTAR PUSTAKA

Kemennkes RI, 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Leksana E, 2015. Dehidrasi dan syok. CDK-228, 42(5): 394.
Sodikin, 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier. Jakartas: Salemba Medika.
WHO/UNICEF, 2004. Joint Statement “Clinical Management of Acute Diarrhea”. The
United Nation Children’s Fund/ World Health Organization.
Wijayaningsih, 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai