Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PEMBERIAN ORALIT PADA

ANAK YANG MENGALAMI DEHIDRASI AKIBAT DIARE

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Yang diampu oleh Ibu Agni Laili Perdani M.SN

Oleh

Nina Marlina 320058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Pengantar
Topik : Diare dan Pencegahanya
Sasaran : Keluarga Pasien dengan anak diare dengan dehidrasi
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Oktober 2020
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB (45 menit)
Tempat :
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan
keluarga dari pasien yang dapat mengetahui tentang diare dan
pencegahannya
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan tentang diare dan pencegahannya,
diharapkan keluarga dari pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian diare
b. Menjelaskan penyebab diare
c. Menjelaskan tanda dan dan gejala diare
d. Menjelaskan tanda-tanda dehidrasi
e. Menjelaskan penanganan awal diare di rumah
f. Menjelaskan pembuatan oralit
C. Setting Tempat

Keluarga Pasien Pemateri

D. Materi Penyuluhan (Terlampir)


Materi penyuluhan meliputi :
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Tanda-tanda dehidrasi
5. Penanganan awal diare di rumah
6. Cara membuat oralit
E. Metode
Metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini :
1. Audiovisual(menonton video)
2. tatap muka
3. Tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini :
1. (Video)

G. Uraian kegiatan
No Tahap Kegiatan Waktu
.
1. Pembuka 1. Mengucap salam 7 menit
2. Perkenalan
3. Menjelaskan Tujuan

2. Inti 1. Perkenalan 25 menit


2. Melakukan aprsepsi
dengan peserta
3. memutar video
4. Memberikan Umpan
Balik Kepada Peserta
Mengadakan Sesi Tanya 10 menit
Jawab yang dijawab oleh
keluarga
3. Penutup 1. Mengucapkan 3 menit
Terimakasih
2. Salam penutup

H. Evaluasi
1. Coba jelaskan pengertian diare?
2. Coba jelaskan penyebab diare?
3. Coba jelaskan tanda khas diare?
4. Coba jelaskan tanda dehidrasi?
5. Coba jelaskan penanganan awal diare di rumah ?
6. Coba jelaskan cara pembuatan oralit?
MATERI
DIARE DAN PENCEGAHANNYA

A. Pengertian Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada
saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan gejala utamanya
dehidrasi, disertai atau tanpa disertai muntah, meningkatnya frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih dari 3x sehari dan konsistensi feses
menjadi cair (Dharmika, 2014).
Diare menurut Wijayaningsih (2013) dapat diartikan sebagai suatu
kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses peradangan pada lambung
dan usus.

B. Penyebab Diare
Penyebab diare menurut Kemenkes (2011) antara lain :
1. Infeksi (kuman-kuman penyakit)
Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui
makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja
penderita. Dalam istilah bahasa inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies,
Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit diare melalui :
a. Feces atau tinja
b. Flies atau lalat
c. Food atau makanan
d. Fomites atau peralatan makanan
e. Finger atau jari tangan

C. Tanda dan Gejala Khas Diare


1. BAB lebih dari 3x sehari
2. Konsistensi feses menjadi cair
3. Disertai/tanpa disertai mual dan muntah
4. Dehidrasi
5. Rasa melilit di perut
6. Perut Kembung
7. Sering buang gas dan bersendawa
8. Bila penyebarannya disertai infeksi dapat disertai demam

D. Derajat Dehidrasi Diare


Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan
elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi (Sodikin, 2011). Dehidrasi
adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena hilangnya
cairan, asupan air tidak cukup. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air
lebih banyak dari pada jumlah yang masuk, sehingga jumlah air pada
tubuh berkurang.
Menurut Leksana (2015) ada 3 faktor risiko terjadinya dehidrasi
dengan diare, yaitu : Penanganan diare di rumah yang tidak tepat, muntah
yang berlebihan saat diare dan demam.
1. Diare Tanpa Dehidrasi
Kehilangan cairan < 5% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Balita tetap aktif
b. Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa
c. Mata tidak cekung
d. Turgor kembali segera
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Kehilangan cairan 5-10% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Gelisah atau rewel
b. Mata cowong
c. Ingin minum terus/rasa haus meningkat
d. Turgor kembali lambat
3. Diare Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan > 10% dari Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya :
a. Lesu/lunglai, tidak sadar
b. Mata cekung
c. Malas minum
d. Turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik
E. Penanganan Awal Diare di Rumah (Mencegah Terjadinya Dehidrasi)
Dehidrasi merupakan berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (Dehidrasi Hipertonik) atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (Dehidrasi Isotonik)
atau hilangnya natrium yang lebih dari pada air (Dehidrasi Hipotonik).
Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat
rumah tangga jika balita mengalami diare adalah :
1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya
Bagi bayi yang masih menyusui (bayi 0-24 bulan atau lebih) dan
bagi petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung dan
membantu ibu untuk menyusui bayinya jika ibu berhenti menyusui
bayinya yang masih berusia 0-24 bulan.
2. Pemberian ORALIT sampai diare berhenti
3. Memberikan cairan rumah tangga
Cairan/minuman yang biasa diberikan oleh keluarga/masyarakat
setempat dalam mengobati diare, dan memberikan sari makanan yang
cocok, contoh : kuah sayur, air tajin. Jika tidak tersedia cairan rumah
tangga dan ORALIT di rumah, bisa dengan memberikan air minum.
4. Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan terdekat

F. Cara Pembuatan Oralit


Oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCL), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa
anhidrat.
Manfaat oralit untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi, namun air minum tidak mengandung garam elektrolit yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh
sehingga lebih diutamakan oralit. Campiran gukosa dan garam yang
terkandung dalam orlit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
Berikan oralit segera bila diare, untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi sebagai pengganti cairan dan elekrolit yang terbuang saat diare.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralit osmolaritas
rendah. Berdasarkan penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah diberikan
kepada penderita diare akan:
1) Mengurangi volume tinja hingga 25%
2) Mengurangi mual muntah hingga 30%
3) Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.

Cara membuat oralit dari gula dan garam


ini juga sangatlah mudah. Pertama-tama,
Anda harus menyiapkan bahan-bahannya
terlebih dahulu yakni:
1) Gelas
2) Air putih yang sudah matang (hangat)
3) Gula pasir
4) Garam dapur yang halus dan bersih

Setelah semua bahan di atas terkumpul,


sekarang saatnya kita membuat larutan gula
dan garam pengganti oralit tersebut. Berikut
langkah-langkahnya:
1) Cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun
2) Tuangkan air putih/air yang telah dimasak ke dalam gelas (200 cc).
3) Masukan setengah sendok teh garam dan dua sendok teh gula.
4) Aduk hingga merata.
5) Lalu minum perlahan, sedikit-sedikit sampai habis. Bila mutah
hentikan sekitar 10 menit kemudian lanjutkan sedikit demi sedkit.
DAFTAR PUSTAKA

Kemennkes RI, 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Leksana E, 2015. Dehidrasi dan syok. CDK-228, 42(5): 394.
Sodikin, 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier. Jakartas: Salemba Medika.
WHO/UNICEF, 2004. Joint Statement “Clinical Management of Acute Diarrhea”.
The United Nation Children’s Fund/ World Health Organization.
Wijayaningsih, 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai