A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan global di negara- negara berkembang, salah satunya
adalah Negara Indonesia. Kajian Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat (2016) di Jawa
Barat penyakit diare menjadi penyakit menular yang penyumbang angka Kejadian Luar Biasa (KLB)
tertinggi yaitu 1.084.766 kasus. Sedangkan KLB kasus diare di Kota Cirebon berjumlah 6.303 kasus,
dan di Kabupaten Cirebon mencapai 32.342 kasus. Kejadian di atas memberikan pacuan kepada kita
sebagai warga Indonesia agar mengkritisi masalah ini. Penanganan yang cepat dan tepatlah yang
harus dilakukan karena diare dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan kematian.
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Pembelajaran
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi hasil
a. Metode evaluasi diskusi dan tanya jawab
b. Jenis pertanyaan lisan
c. Jumlah soal : 3 soal meliputi:
1) Apa yang dimaksud dengan diare?
2) Apa saja tanda-gejala yang muncul?
3) Kapan harus dibawa ke tenaga kesehatan?
Lampiran Materi
A. Pengertian
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) mengatakan "diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari". Dapat di simpulkan diare
adalah pengeluaran tinja atau berak yang encer lebih dari 3 kali sehari.
B. Penyebab
Menurut Hidayat (2012):
1. Virus
2. Jamur
3. Alergi makanan
4. Obat-obatan
5. Psikologis
Sedangkan Wong (2009) mengatakan:
1. Makanan dan air yang terkontaminasi
2. Lingkungan yang kurang bersih
3. Hygiene yang buruk
4. Sanitasi yang jelek
D. Bahaya diare
Menurut Amin (2015) mengatakan bahwa diare yang berlangsung tanpa penanganan medis dapat
menyebabkan kematian akibat kekurangan cairang dan elektrolit dalam tubuh.
E. Pencegahan
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
a. Sebelum makan
b. setelah buang air besar
c. sebelum memegang bayi
d. setelah menceboki anak
e. sebelum menyiapkan makanan
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus.
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas,
dan lain-lain).
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki
septik.
a. Selama diare:
1) Teruskan dan tingkatkan pemberian ASI pada bayi yang menyusui.
2) Anak usia diatas 6 bulan, berikan makanan seperti:
3) Bubur dan sayuran
4) Sari buah segar
5) Beri makanan lebih dari 6 kali sehari
b. Setelah diare:
Beri makanan lebih sering dari biasanya, minimal selama 3 minggu, dan teruskan seperti biasanya.
c. Harus diperhatikan :
1) Jangan beri makanan seperti pedas, terlalu asin atau asam.
2) Jangan beri makanan yang sudah rusak atau basi
5. Mencari pengobatan lanjutan
Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit, bila tidak membaik dalam 3 hari atau ada salah satu
tanda:
a. Diare terus menerus
b. Muntah berulang-ulang
c. Rasa haus yang nyata
d. Makan/minum sedikit
e. Demam
f. Ada darah salam tinja
SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk
Mengatasi Diare pada Bayi Usia 2 Tahun
Ketika bayi mengalami diare, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah
dehidrasi dan mempercepat pemulihan. Berikut adalah SOP yang dapat diikuti: