Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 
 
 
Disusun Oleh :
1. Cindi Puspita Sari   P05120220052

2. Fikri Dermawan      P05120220059

3. Helfi Novriani           P05120220060

4. Sukma Wijaya         P05120220081

5. Wike Meika Febriani         P05120220084

 
 
 
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BENGKULU JURUSAN  D-III KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare dan penatalaksanaannya


Sasaran : ibu balita
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 10 September
2022
Waktu : 60 menit
Tempat :

 Karakteristik Peserta
 Jumlah Peserta : 15 orang
 Pendidikan : SMA,
 Tujuan Penyuluhan
 Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang Diare dan
penatalaksanaannya di rumah.
 Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
 Peserta dapat menjelaskan pengertian diare
 Peserta dapat menjelaskan penyebab diare
 Peserta dapat menjelaskan jenis diare
 Peserta dapat menjelaskan Komplikasi diare
 Peserta dapat menjelaskan pengobatan diare di rumah
 Materi Penyuluhan
 Terlampir
 Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 kuis
 Media
 Leaflet
 LCD
 Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali pengetahuan ibu tentang Diare
dan penatalaksanannya

2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian diare,, 35 menit


penyebab diare, jenis diare, komplikasi
diare, penatalaksanaan diare di rumah
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya.

3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk 15 menit


mengetahui seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang disampaikan
Membagikan lieaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup

 Evaluasi
 Pelaksanaan
 Tanggal / Jam : 10 September 2022
 Waktu : 10.00 WIB
 Tempat : SMA
 Jumlah Peserta : 15 orang
 Respon terhadap penyuluhan :
o Jumlah peserta yang aktif : 7 orang
MATERI
DIARE DAN PENATALAKSANAANNYA
Pengertian
Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer atau
berair. Selain membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan ruam
bila si kecil yang masih pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah pertama
yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini
dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang
muncul, dengan mengetahui penyebab diare, bunda dapat menentukan pertolongan yang tepat
bagi si kecil.
Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih
dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas,
kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada penyebabnya. Menurut IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya
“lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan
muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
Jenis Diare
Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan kronis.
Diare akut terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis terjadi lebih dari 2 minggu.
Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis.

Pola Umum Buang Air Besar Pada Bayi dan Anak-anak


Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai diare, sebaiknya Bunda mengenali pola umum
buang air besar (BAB) pada bayi dan anak-anak. Pada umumnya, anak buang air besar
sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja
tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti
pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya
paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja
normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih
sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi
merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran
cerna.
Warna Tinja Normal
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung
makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah
(mungkin darah) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).

Penyebab Diare Pada Anak


Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi rotavirus (sekitar 90%). Sebagian kecil diare
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare dapat dipicu pemakaiaan
antibiotik (antibiotic induced diarhea). Sebagian kecil lagi disebabkan oleh keracunan
makanan, alergi, dll.

Komplikasi Diare
Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat
dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap
aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak
mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya
anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak
mata cekung, BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak
lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit
kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu
aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak
mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih
dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas
kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali
dalam 2 detik.

Kapan anak dibawa ke dokter?


Orangtua tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak yaitu:
 Apakah ada gejala dehidrasi. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-tanda dehidrasi,
sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada, anak dapat dirawat di rumah. Anak
dengan dehidrasi ringan, tetapi anak tidak mau makan dan minum atau muntah setiap makan
dan minum, juga harus dibawa ke dokter.
 Apakah tinja berwarna merah (disertai darah). Kemungkinan diagnosisnya adalah
disentri, yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun amuba. Pada diare ini, maka perlu dibawa
ke dokter untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat.
Tatalaksana Diare di Rumah
Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri, virus. Anak-anak tidak boleh
dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-olah diarenya berhenti tapi
di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Jadi, yang bisa Bunda lakukan
antara lain:

 Terusakan pemberian ASI jika anak masih menyusu pada Bunda, diperbanyak
kuantitas dan frekuensi pemberiannya.
 Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus
anak (oralit anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak
yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung
elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Jangan menggunakan oralit dewasa, karena
osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun 2004 WHO bersama UNICEF mengumumkan
kesepakatan mengubah penggunaan cairan rehidrasi oral yang lama menjadi cairan rehidrasi
oral yang memiliki osmolaritas rendah (hipoosmolar). Oralit dewasa bisa digunakan asalkan
dincerkan 2x, misal yang harusnya 1 sachet untuk 200 ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400
ml. Atau Bunda bisa membuat larutannya sendiri. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) :

Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin


Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
gula pasir, seperempat sendok makan munjung (100 gram)
teh garam dapur dan 1 gelas tepung beras, 1 (satu) sendok teh
(200 ml) air matang. Setelah (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter
diaduk rata pada sebuah gelas air. Setelah dimasak hingga
diperoleh larutan garam-gula mendidih akan diperoleh larutan
yang siap digunakan. garam-tajin yang siap digunakan.

 Selain cairan rehidrasi oral hipoosmolar, WHO dan UNICEF juga merekomendasikan
penggunaan zinc sebagai terapi tambahan untuk diare yang diberikan selama 10-14 hari
walaupun diare sudah berhenti. Kedua cara ini dinilai sederhana dan murah. Manfaat zinc
yaitu dapat meningkatkan imunitas, mengurangi lama, tingkat keparahan dan komplikasi
diare serta mencegah berulangnya kejadian diare 2-3 bulan setelah pengobatan. Di indonesia
pemberian zinc bersama cairan rehidrasi oral hipoosmolar juga direkomendasikan oleh IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan sudah mulai diperkenalkan sejak bulan februari 2007.
Zinc tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, bentuk tablet adalah tablet dispersible yang
dalam waktu 30 detik atau kurang dari 60 detik telah larut dalam 5 ml air putih atau air susu.
Cara pemberiannya tergantung pada umur anak yaitu untuk anak berusia kurang dari 6 bulan
diberikan zinc sebanyak 10 mg sekali sehari selama 10-14 hari, sedangkan pada anak yang
berusia lebih dari 6 bulan diberikan sebanyak 20 mg sekali sehari selama 10- 14 hari.
 Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena
serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga
dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi
memadatkan tinja serta menyerap racun.
 Obat yang boleh diberikan yaitu biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Contohnya
Lacto-B, Lacto Bio, Protezin, dll.
 Karena penyebab tersering adalah virus, maka tidak diperlukan antibiotik kecuali
pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio
cholerae, penyakit disentri yang disebabkan bakteri atau amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau
sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB. Untuk membuktikan
infeksi bakteri dilakukan dengan pemeriksaan feses rutin. Antibiotik yang digunakan harus
berdasarkan resep dokter dan harus dihabiskan untuk mencegah terjadinya resistensi
bakteri terhadap antibiotik tersebut!
Pencegahan Diare

 Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada
bayi sering dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama saat
memberi makan pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah
membersihkan kotoran bayi atau anak.
 Tutup makanan dengan tudung saji.
 Masak air minum dan makanan hingga matang.
 Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan
karena ASI mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan susu
formula, maka dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik.

Penatalaksanaan Diare Pada Anak


Cara penanganan diare terbaik adalah dengan melakukan rehidrasi (pengembalian cairan
yang hilang) dan mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit. Cairan intravena hanya
diberikan pada keadaan dehidrasi berat.
Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan antibiotik adalah diare dehidrasi
berat didaerah kolera dan disentri
Jangan beri obat antidiare dan anti muntah (anti emetik) pada anak dan bayi, karena obet
tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Obat-obat berbahaya
tersebut antara lain anti spasmodik (codein, opium tinctur diphenoxylate, loperamide) atau
anti muntah (chlorpromazine). Diantaranya ada yang mengakibatkan lumpuhnya gerakan
usus atau tidur terus secara tidak normal. Bebrapa juga berakibat fatal terutama bila diberikan
pada bayi. Obat anti diare lain yang tidak membahayakan tetapi tidak efektif unutk
mengobati diare adalah : kaolin, attalpugite, smectine dan activated charcoal/norit.
Pemakaian obat anti diare dapat menunda penanganan dengan oralit karena dapat
menghambat penyerapan oralit oleh tubuh.
Pemberian tablet zinc untuk semua penderita diare
Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan. Zinc yang
ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar saat anak menderita diare. Penggantian
zinc yang hilang sangat diperlukan dalam proses kesembuhan untuk menjaga kesehatan pada
bulan berikutnya. Berikut tata cara pemberian zinc pada anak diare :
· Pestikan semua anak mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang
ditentukan, kecuali bayi muda (kurang dari 2 bulan).
· Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg) : dosis tunggal selama 10 hari
ü Umur 2 bulan-6 bulan : ½ tablet
ü Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
· Cara pemberian tablet zinc :
ü Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut
kurang lebih 30 detik), segera berikan kepada anak jangan mencampur tablet zinc
dengan oralit atau LGG (larutan gula garam)
ü Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga
satu dosis terpenuhi.
ü Ingatkan untuk memberikan tablet zinc selama 10 hari mfeskipun diare sudah
berhenti
ü Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan infus , tetap berikan tablet
zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.
Rancana Terapi A : Penangan Diare Dirumah
Rencana terapi A yaitu : untuk pengobatan diare tanpa dehidrasi. Ada 4 aturan
perawatan dirumah, yaitu :
1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
· Jelaskan kepada ibu :
ü Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
ü Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan
ü Jika anak tidakmemperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut
ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) aaatau air matang
· Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit
(200 ml) untuk digunakan dirumah
· Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus diberikan
setiap kali anak BAB :
ü Sampai umur 1 tahun : 50 – 100ml setiap kali BAB
ü Umur 1-5 tahun : 100 – 200ml setiap kali BAB
Katakan pada ibu :
ü Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas
ü Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih
lambat
ü Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

2. Beri tablet zinc


Zat gizi zinc dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel
yang rusak. Penelitian telah membuktikan bahwa pada anak diare, pemberian zinc
dapat menurunkan keparahan diare 2-3 bulan berikutnya, bahkan dapat meningkatkan
selera makan anak.
Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc sesuai dosis dan
waktu yang telah ditentukan.
3. Lanjutkan pemberian makanan
4. Kapan harus kembali
Nasihati ibu untuk kembali segera jika : BAB anak bercampur darah, dan anak malas
untuk minum.

Rencana terapi B : penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit


Berikan oralit diklinik sesuai dianjurkan selama priode 3 jam.
Umur Sampai 4 Bln 4-12 Bulan 12-24 Bulan 2-5 Tahun
Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah Cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400
· Tentukan dan sejumlah oralit untuk 3 jam pertama
Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (kg) X 75 ml
Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak
diketahui
ü Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas
ü Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100-
200 ml air matang selama periode ini.
· Tunjukkan cara pemberian oralit
ü Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas.
ü Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
ü Lanjutkan ASI selama anak mau
· Beri tablet zinc selama 10 hari
· Setelah 3 jam
ü Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
ü Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
ü Mulailah memberi makan anak
· Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan
selesai ü Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit
dirumah
ü Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
ü Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan
dalam rencana terapi A
ü Jelaskan 4 aturan perawatan oralit dirumah
Rencana terapi C : penanganan dehidrasi berat dengan cepat
Alur rencana terapi C
Dapatkah saudara memberi cairan intravena?
tidak ya
Lanjutkan ke bawah Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak
bisa minum, beri oralit melalui mulut,
sementara infus disiapkan. Beri 100m/kgBB
cairan RL (ringer laktat), jika tidak tersedia
gunakan Naclyang dibagi sebagai berikut :
umur Pemberian Pemberian
pertama 30 selanjutnya
ml/kgBB 70 ml/kg
selama : selama :
Bayi 1 jam 5 jam
(< 12
bulan)
Anak 30 menit 2,5 jam
(12
bulan-5
tahun)
Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat
lemah atau tak teraba
· Periksa kembali anak setiap 15-30 menit.
Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat
· Juga beri oralit (±5 ml/kg/jam) segera
setelah anak mau minum, biasanya setelah
3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan
berianak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal
yang dianjurkan.
· Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau
anak sesudah 3 jam . nilai dehidrasinya.
Kemudian pilih rencana terapi yang cocok

Apakah ada fasilitas cairan intravana yang terdekat (dalam 30 menit)?


tidak ya
Lanjutkan kebawah · Rujuk segera untuk
pengobatan intravena
· Jika anak bisa minum, beri ibu larutan
oralit dan tunjukkan cara meminumkan
pada anak sedikit demi sedikit selama
dalam perjalanan
Apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa orogstrik unutk rehidrasi?
Tidak Ya
Lanjutkan kebawah · Mulailah melakukan rehiddrasi dengan
oralit melalui pipa orogastrik : beri 20
ml/kg/jam (total120 ml/kg)
· Periksa kembali anak setiap 1-2 jam :
· Sesudah 6 jam, periksa kembali
anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian
tentukan rencana terapi yang sesuai
(A,B,C) unutk melanjutkan penanganan
Apakah anak masih bisa minum?
Tidak Ya
Rujuk segera ke rumah sakit untuk · Mulailah melakukan rehiddrasi dengan
pengobatan IV dan OGT oralit melalui pipa orogastrik : beri 20
ml/kg/jam (total120 ml/kg)
· Periksa kembali anak setiap 1-2 jam :
· Sesudah 6 jam, periksa kembali
anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian
tentukan rencana terapi yang sesuai
(A,B,C) unutk melanjutkan penanganan

CATATAN :
Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan
bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian cairan oralit per oral

Anda mungkin juga menyukai