Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIARE
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

DISUSUN OLEH :
NAMA : PUTRI AGESTI
NIM : P17320120517

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           : Diare


Sub Topik : Penanganan anak diare di rumah
Sasaran                        : Pasien dan Keluarga di Poli Anak
Tempat                        : Poli Anak RSUD Bandung
Waktu : 10.00 WIB
Hari – Tanggal            : Selasa / 9 November 2021

I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga dapat mengerti dan memahami
tentang penanganan diare pada anak di rumah.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :
a. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang penanganan diare pada anak di
rumah.
b. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penyebab penanganan diare pada anak
di rumah.
c. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala penanganan diare
pada anak di rumah.
d. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang pertolongan pertama
penanganan diare pada anak di rumah.
e. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui perawatan diare pada anak di rumah.
III. SASARAN
Pasien dan Keluarga pasien yang berada di Poli Anak.
IV. MATERI
a. Definisi
b. Penyebab
c. Tanda dan Gejala
d. Penatalaksanaan
V. METODE
 Ceramah
 Diskusi / Tanya Jawab
VI. MEDIA
 Leaflet
VII. RENCANA PELAKSANAAN
1. Evaluasi struktur / Persiapan
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan di poli anak RSUD Bandung
2. Evalusai proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Keluarga mengetahui tentang Definisi diare
 Keluarga mengetahui tentang penyebab diare
 Keluarga dapat mengetahui tentang tanda dan gejala diare
 Keluarga mengerti dan mengetahui perawatan dan penanganan diare pada
anak di rumah.
 Keluarga  mengetahui penatalaksanaan penanganan diare pada anak di rumah.
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 Pembukaan :
5 menit
 Mengucapkan salam  Menjawab Salam, Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
 Menyampaikan tujuan
penyuluhan yang akan
dicapai
2 Penyuluhan :
30 menit
 Penjelasan materi
 Memberi penjelasan  Memperhatikan, Mencatat
 Menerangkan materi
3 Evaluasi :
20 menit
 Memberi pertanyaan  Menjawab pertanyaan
 Menjawab pertanyaan  Mengajukan pertanyaan

4 Penutup :
5 menit
 Menarik kesimpulan  Memperhatikan, memberi salam
 Beri motivasi penutup
 Salam penutup

MATERI PENYULUHAN DIARE


I. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang
masih tinggi, survey morbiditas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
tahun 2006 angka kesakitan ini meningkat dibandingkan dengan hasil survei
tahun 2000. Jumlah kejadian luar biasa pada tahun 2008 terjadi 49 KLB, dengan
jumlah pendwerita 8133 orang, meninggal 239 (CFR 2,94%) sedang tahun 2009
terjadi 24 KLB, dengan jumlah penderita meninggal 5756 orang meninggal 100
(CFR 1,74%).
Kematian balita karena penyakit diare juga masih sangat tinggi di
Indonesia, bahkan sejak tahun 2011 terlihat terjadi peningkatan angka kematian
balita karena penyakit diare. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat
bahwa pengobatan diare sebenarnya tidak terlalu sulit.
Penggunaan oralit dibeberapa negara sangat menurun termasuk di
Indonesia. Berdasarkan hasil survey IDHS hanya 35% dari balita diare diberikan
ORALIT. Selama ini masyarakat telah mengenal ORALIT sebagai obat diare
yang sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1970-an dan dengan
diperbaruhinya tatalaksan diare dengan menggunakan ZINC dan ORALIT
sebagai obat diare.
II. DIARE
A. DEFINISI
Berdasarkan definisi dari WHO, salah satu lembaga PBB mendefinisikan
bahwa diare adalah suatu kondisi dmana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari
Penyebab kematian balita yang diare terjadsi karena dehidrasi, terutama pada
balita yang kekurangan gizi atau penderita gizi buruk.
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubh yang terjadi akibat diare. Terjadi
karwena cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.
B. DERAJAT DEHIDRASI DIARE
1. Diare tanpa dehidrasi
Kehilangan cairan < 5% Berat badan penderita diare. Tanda-tandanya:
 Balita tetap aktif
 Memiliki keinginan umtuk minum seperti biasa
 Mata tidak cekung
 Turgor kembali segera.
2. Diare dehidrasi ringan / sedang
Kehilangan cairan 5-10% Berat badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
 Gelisah atau rewel
 Mata cekung
 Ingin minum terus/ rasa haus meningkat
 Turgor kembali lambat.

3. Diare dehidrasi berat


Kehilangan cairan > 10% Berat badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
 Lesu/lunglai, tidak sadar
 Mata cekung
 Malas minum
 Turgor kembali sangat lambat > 2 detik.
C. ETIOLOGI
Penyakit diare disebabkan oleh:

a. Infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti bakteri, virus, parasit

b. Penurunan daya tahan tubuh

c. Faktor lingkungan dan perilaku.

D. MANIFESTASI KLINIK
a. Anak tidak mau minum atau minum susu

b. Lesu lunglai atau tidak sadar

c. Berak berdarah

d. Muntah berulang

e. Demam.

E. PENATALAKSANAAN DIARE
Kematian karena diare dapat dihindari jika diberikan :
Cairan rumah tangga, ORALIT, ZINC, makanan sesuai umur (saat diare dan
selama masa penyembuhan) dan mengobati penyakit penyerta.
Bila tejadi diare, segera bawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat sesuai dengan
tatalaksana diare.
 ORALIT
Oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Manfaat ORALIT
ORALIT diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang terbuang saat diare. Walaupn air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi , air inum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga
lebih diutamakan ORALIT. Campuran glukosa dan garam yang
terkandung dalam ORALIT dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan ORALIT dengan
osmolaritas rendah. Berdasarkan penelitian dengan ORALIT osmolaritas
rendah diberika kepada penderita diare akan :
a. Mengurangi volume tinja hingga 25 %
b. Mengurangi mual muntah hingga 30 %
c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.
Membuat dan memberikan larutan ORALIT
1. Cara membuat atau mencampur larutan oralit
a. Cuci tangan dengan air dan sabun
b. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak/ air teh (200 cc)
c. Masukkan satu bungkus ORALIT 200 cc
d. Aduk sampai larut benar
e. Berikan larutan ORALIT kepada balita.
2. Cara memberikan larutan ORALIT
a. Berikan dengan sendok atau gelas
b. Berikan sedikit-sedikit sampai habis, atau hingga anak tidak
kelihatan haus
c. Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan
dengan sabar sesendok setiap 2 atau 3 menit.
d. Walau diare berlanjut, ORALIT tetap diteruskan
e. Bila larutan ORALIT pertama habis, buatkan satu gelas larutan
ORALIT berikutnya.
 ZINC
Bukti ZINC baik dan aman untuk pengobatan diare berdasarkan hasil
penelitian Departement of child and adolenscent health and development,
WHO yaitu :
a. Zinc sebagai obat pada diare
b. Zinc dan pengobatan diare akut
c. Zinc dan pengobatan diare persisten
d. Zinc sebagai obat pencegah diare akut dan persisten
e. Zinc pencegah dan pengobatan diare berdarah
f. Zinc an penggunaan antibiotik irasional
g. Zinc mengurangi biaya pengobaytan
h. Zinc aman diberikan pada anak.
Cara pemberian obat ZINC
a. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat ZINC selama
10 hari berturut-turut.
b. Larutan tablet dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah larut
kira-kira 30 detik, segera berikan ke anak)
c. Bila anak muntah sekitar setegah jam setelah pemberian obat ZINC,
ulangi pemberian dengan ara potongan lebih kecil dilarutkan beberapa
kali hingga 1 dosis penuh.
d. Bola anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap
berikan obat ZINC segera setelah anak bisa minum dan makan.
 MEMBERI MAKANAN
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke
atas)penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Sering sekali balita yang terkena
diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi
akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan
meningkatkan risiko anak terkena diare kembali.
Oleh karena perlu diperhatikan:
1. Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
bahkan meningkatkanpemberian ASI selama diare dan selama masa
penyembuhan (bayi 0-24 bulan atau lebih).
2. Dukungan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-
6 bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula
berikan konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan
menyusu lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan
diberikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI
memiliki antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh
bayi.
3. Anak usia 6 bulan keatas, tingkatkan pemberian makan:
Makanan pendamping ASI (MP-ASi) sesuai umur pada bayi 6-24 bulan
dan sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan
keluarga secara bertahap
4. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2
minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
Pemberian makan sesuai umur sangat penting saat sakit maupun
sehat
1. Anjuran pemberian makan anak usia 0-6 bulan saat sehat maupun sakit
termasuk saat diare
 Berikan hanya ASI saja, jangan khawatir ASI saja cukup
memenuhi kebutuhan bayi hingga bayi berusia 6 bulan.
 Susui bayi, pagi, siang, malam hari (minimal 8 kali sehari)
 Semakin sering anak disusui, semakin banyak ASI yang keluar jadi
susui anak sesering mungkin, pasti anak sehat.

2. Anjuran pemberian makan anak usia 6-9 bulan saat sehat maupun sakit
termasuk saat diare
 Berikan ASI dulu, Kemudian MP-ASI
 Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-
buahan.
 Berikan makanan selingan 2 kali sehari
3. Anjuran pemberian makan anak usia 9-12 bulan saat sehat maupun
sakit termasuk saat diare
 Teruskan berikan ASI
 Berikan MP-ASI yang lebih padat contohnya bubur nasi, nasi tim,
dan nasi lembek.
4. Anjuran pemberian makan anak usia 12-24 bulan saat sehat maupun
sakit termasuk saat diare
 Mulai umur 1 tahun, berikan makanan orang dewasa: nasi, lauk
pauk, dan sayur
 Beri makan 3 kali sehari, masing-masing 1/3 piring orang dewasa
 Beri makanan selingan 2 kali sehari
 Teruskan berikan ASI atau perasan buah
 Ajari makan sendiri
 Beri makanan selingan bergizi 2 kali sehari diantara waktu makan.
5. Balita umur 2 tahun lebih
 Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi
makan orang dewasa
 Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu
makan.

Anjurkan makan untuk diare resisten


 Jika anak masih mendapat ASI : berikan lebih sering dan lebih
lama, pagi, siang dan malam
 Jika anak mendapat susu selain ASI :
- Kurangi pemberian susu tersebut dan tingkatkan pemberian ASI
- Gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah
tempe
- Jangan diberi susu kental manis
- Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai
dengan kelompok umur.
CARA PENCEGAHAN DIARE
 Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah diare
- Karena ASI terjamin kebersihannya dan sesuai untuk bayi usia 0-
24 bulan.
 Siapkan dan berikan makanan pendamping ASI MP-ASI yang sehat
dan bersih
 Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air sampai bersih :
- Sebelum makan
- Sebelum menyusui
- Setelah buang air besar
- Membersihakn tinja/ kotoran anak
 Gunakan air bersih
 Cuci peralatan makan dan minum dengan baik dan benar
 Semua anggota keluarga BAB di jamban yang sehat
 Buang tinja anak dijamban
 Berikan imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar
tidak mudah terkena diare.
DAFTAR PUSTAKA

Setyohadi, Bambang. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Jakarta: IPD FK UI.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta.

A.Aziz Aimul Hidayat. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.


Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai