PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan kondisi yang sering di temukan dalam praktek sehari – hari
penyakit ini dapat dialami oleh setiap orang tanpa melihat umur dan jenis kelamin,
akan tetapi tingkat bahaya lebih banyak dialami pada bayi maupun anak-anak
dikarenakan berbagai macam faktor diantaranya kebersihan dan gaya hidup,PGI, 2009
Diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan. penyebab diare bermacam-
macam, diantaranya infeksi (bakteri maupun virus) maupun alergi makanan
(khususnya susu atau laktosa). diare pada anak harus segera ditangani karena bila
tidak segera ditangani, diare dapat menyebabkan tubuh dehidrasi yang bisa berakibat
fatal/kematian.
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
termasuk Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
pada anak, terutama di bawah usia 5 tahun. di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal
setiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara
berkembang.
Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan IDAI,sejak Tahun 2008 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia memperbaharui tatalaksana diare yang di kenal dengan
“LINTAS DIARE” (Lima Langkah tuntaskan Diare) sebagai salah satu strategi dalam
pengendalian penyakit diare.lintas Diare meliputi pemberian oralit,Zinc selama 10
hari,Teruskan pemberian ASI dan makanan,Antibiotik selektif serta nasihat bagi ibu
/pengasuh.studi WHO membuktikan bahwa pemberian zinc,dapat mengurangi durasi
diare akut sebesar 25%,mengurangi durasi diare persisten sebesar 29%.masyarakat
telah mengenal oralit sebagai obat diare sedangkan penggunaan zinc sebagai obat
baru dalam tatalaksana diare belum banyak di kenal sehingga perlu mensosialisasikan
zinc kepada masyarakat agar masyarakat tahu menggunakan oralit dan zinc sebagai
obat diare
Untuk menurunkan angka kematian anak akibat diare,salah satu upaya adalah
perlunya penerapan tatalaksana diare yang benar.Untuk itu diperlukan sosialisasi
lintas diare yang berkesinambungan dan tersedianya panduan tatalaksana diare untuk
petugas kesehatan.
Mengingat hal – hal di atas maka Puskesmas Bodag menyusun sebuah pedoman
upaya Kesehatan Masyarakat sebagai acuan penerapan langkah – langkah di dalam
penatalaksanaan diare di masyarakat dalam rangka perbaikan Kinerja Puskesmas.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pengendalian dan pemberantasan penyakit Ispa/Pneumonia ,serta tersosialisasinya
tatalaksana pengobatan Ispa/Pneumonia
2. Tujuan Khusus
Untuk mengendalikan penyakit Ispa/Pneumonia
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dalam bentuk cairan atau setengah cair lebih
dari tiga kali dalam satu hari, Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
lendir dan darah.
B. RUANG LINGKUP
1. Penyuluhan tatalaksana diare serta pencegahan diare dengan pengendalian
factor resiko.
2. Penjaringan kasus diare dengan mengembangkan jejaring lintas program dan
lintas sektor
C. POKOK KEGIATAN
1. Meningkatkan tatalaksana diare di tingkat rumah tangga
2. Melaksanakan tatalaksana diare yang standar disarana kesehatan melalui
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare)
3. Penguatan system kewaspadaan dini (SKD)
4. Meningkatkan upaya kegiatan pencegahan yang efektif
5. Melaksanakan monitoring dan Evaluasi
6. Bekerjasama dengan keder kesehatan di dalam penyuluhan dan kunjungan
Rumah
D. SASARAN
Masyarakat umum yang menderita sakit diare tanpa melihat batasan umur laki – laki
dan perempuan. di wilayah kerja Puskesmas Bodag
E. PELAKSANA
Standar Ketenagaan
Pengorganisasian tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Diare yaitu:
1) Kepala Puskesmas : Penanggung jawab
2) penanggung jawab UKM : Bertugas memonitor pelaksana program
3) Pelaksana Program : bertanggung jawab dalam pelaporan yang ada di
dalam program tersebut
3
4) Dokter : Membantu memberikan penyuluhan pada
masyarakat
5) Perawat/bidan : di masing – masing pemegang wilayah binaan
membantu memberikan penyuluhan
6) Kader : Membantu Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan
penjaringan kasus
Standar Fasilitas
Fasilitas dan kelengkapan
Dalam pelaksanaan penyuluhan diperlukan kelengkapan sebagai berikut:
- Leaflet/brosur
- Materi penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen
- Dokumentasi foto kegiatan
- Hasil Monitoring,Hasil Evaluasi,Rencana Tindak Lanjut dan Tindak lanjut
Dalam kunjungan rumah yang diperlukan kelengkapan sebagai berikut :
- Alat – alat tulis
- leaflet
- Buku bantu
- Form kunjungan rumah
4
BAB III
TATALAKSANA
Pada prinsipnya tahap pelaksanaan adalah tahap implementasi dari dokumentasi
perencanaan. Oleh karena itu pada tahap pelaksanaan yang terpenting adalah
menggerakkan seluruh komponen perencanaan,sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditetapkan.mengkoordinasikan semua pihak/orang-orang yang bertanggung jawab dari
setiap kegiatan,sehingga terjadi koordinasi dan kerjasama yang optimal.
TAHAPAN PENYULUHAN
Secara teori ada beberapa tahapan dalam tatalaksana pengobatan diare, salah satunya
melakukan penyuluhan tatalaksana awal pengobatan diare agar tidak terjadi dehidrasi
dalam tahapan kegiatan ini memuat unsur-unsur tatalaksana pencegahan diare di
masyarakat.Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
A. TATALAKSANA DIARE
TUJUAN TATALAKSANA
- Mencegah dan mengatasi dehidrasi
- Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi lebih berat
5
LINTAS DIARE
LIMA LANGKAH TUNTASKAN DIARE
1. BERIKAN ORALIT
a. Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium klorida (Nacl)
Kalium klorida (KCI), siltrat dan glucose
b. Apa manfaat oralit:
Oralit di berikan untuk mengantikan cairan elektrolit dalam tubuh yang terbuang
saat diare,campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat di
serap dengan baik oleh usus penderita diare
c. Kapan oralit perlu diberikan :
Segera bila sakit diare,sampai diare berhenti
d. Bagaimana cara pemberian oralit
Satu bungkus oralit di masukkan ke dalam satu gelas air matang (200cc)
Anak kurang dari 1 tahun di beri 50-100 cc cairan oralit setiap kali berak
Anak lebih dari satu tahun di beri 100-200 cc cairan oralit setiap kali berak
CARA MEMBUAT LARUTAN ORALIT
- Cuci tangan dengan air dan sabun
- Sediakan 1 gelas air minum yang telah di masak (200cc)
- Masukkan satu bungkus ORALIT 200cc
- Aduk sampai larut bener
- Berikan larutan Oralit
CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT
- Berikan dengan sendok atau gelas
- Berikan sedikit-sedikit sampai habis,atau hingga anak tidak kelihatan haus
- Bila muntah dihentikan sekitar 10 menit,kemudian dilanjutkan dengan sabar
- Walau diare berlanjut,Oralit tetap diteruskan
- Bila larutan Oralit pertama habis,buatkan satu gelas larutan Oralit berikutnya
CARA MEMBUAT LARUTAN GULA GARAM (LGG)
- Gula 1 sendok teh penuh
- Garam ¼ sendok the
- Air masak 1 gelas
- Campurkan bahan – bahan tersebut diaduk sampai larut bener
6
2. BERIKAN ZINC SELAMA 10 HARI BERTURUT –TURUT
a. Manfaat pengobatan zinc pada anak yang terkena diare:
Pemberian zinc mampu mengantikan kandungan zinc alami tubuh yang hilang
tersebut dan mempercepat penyembuhan diare.
Zinc juga meningkatkan system kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
b. Mekanisme kerja zinc dalam meningkatkan system imun:
Kemampuan zinc untuk mencegah diare,meningkatkan system kekebalan tubuh
dan melindungi anak dari penyakit. itulah sebabnya anak harus di berikan zinc
sesuai dosis selama 10 hari supaya berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit
infeksi,diare dan pneumonia.
c. Kapan dan berapa lama zinc di berikan :
Zinc di berikan satu kali sehari selama 10 hari berturut turut.pemberian zinc harus
tetap di berikan meskipun diare sudah berhenti di maksudkan untuk
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-
3 bulan ke depan.
d. Aturan penggunaan zinc :
Balita umur < 6 bulan :1/2 tablet (10 mg) per hari
Balita umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari
e. Cara pemberian zinc :
Zinc di berikan dengan cara di larutkan dalam satu sendok air matang atau Asi.
Untuk anak yang lebih besar zinc dapat di kunyah
Zinc aman di konsumsi bersamaan dengan oralit.zinc diberikan satu kali sehari
sedangkan oralit di berikan setiap kali anak berak sampai diare berhenti
Apabila anak memuntahkan zinc,zinc bisa di berikan setengah jam setelah
anak muntah dengan potongan lebih kecil kecil bertahap sampai dosis penuh
zinc boleh di berikan dengan obat lain termasuk antibiotik,
Zinc dapat diberikan dengan obat – obatan lain tetapi harus sesuai intruksi
dokter
3. TERUSKAN PEMBERIAN ASI DAN PEMBERIAN MAKAN
Memberi makanan kepada balita selama diare (usia 6 bulan keatas)akan membantu
anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.Anak yang
terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur akan
menyebabkan anak kurang gizi.bila kurang gizi akan meningkatkan resiko terkena
diare kembali,oleh karena itu perlu diperhatikan:
7
1. Bagi ibu yang menyusui bayinya,dukung ibu agar tetap menyusui bahkan
meningkatkan pemberian ASI selama diare dan selama masa penyembuhan (bayi
0-24 bulan atau lebih).
2. Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan,jika
bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula berikan konseling
kepada ibu agar menyusui eksklusif dengan menyusui lebih sering maka produksi
Asi akan meningkat dan berikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan
karena ASI memiliki antibody yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh
bayi
3. Anak berusia 6 bulan ke atas,tingkatkan pemberian makan makanan pendamping
Asi (MP ASI) sesuai umur 6-24 bulan dan sejak balita berusia 1 tahun sudah
dapat diberikan makanan keluarga secara bertahap
4. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan 2 minggu untuk
membantu pemulihan berat badan anak.
Apakah Asi menyebabkan diare?
Tidak ,ASI bukan penyebab diare.ASI justru dapat mencegah diare.bayi di
bawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan
meningkatkan system imunitas tubuh bayi
Apakah anak tetap diberikan ASI bila diare?
Ya,jika anak masih mendapatkan ASI,maka teruskan pemberian ASI sebanyak
dia mau.jika anak mau lebih banyak dari biasanya itu akan lebih baik.berikan
dia makan sebanyak dan selama dia mau
Apakah anak diare diberi makan seperti biasa?
Ya,anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih
sering.lakukan ini sampai dua minggu setelah anak berhenti diare.jangan
batasi makanan anak jika ia mau lebih banyak,karena lebih banyak makanan
akan membantu mempercepat penyembuhan,pemulihan dan mencegah
malnutrisi
Apakah ibu tetap bisa memberikan susu formula pada saat anak terkena
diare
Untuk anak yang berusia kurang dari 2 tahun ,anjurkan untuk mulai
mengurangi susu formula.ingatkan ibu untuk memastikan anaknya mendapat
oralit dan air matang
8
Pemberian antibiotik yang tidak tepat bisa berakibat resistensi kuman
terhadap antibiotic.
9
DIAGNOSIS TATALAKSANA DIARE:
Tabel. Penentuan Derajat Dehidrasi :
Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi
Gejala dehidrasi / ringan,sedang / berat
Terapi A Terapi B Terapi C
10
Bila terdapat dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua
tanda atau lebih tanda atau lebih tanda atau lebih
Lesu,lunglai,tidak
Keadaan umum Baik sadar Gelisah,rewel
sadar
11
3. Beri Anak makanan untuk mencegah kurang GIZI
4.Antibiotik bila ditemukan gejala klinis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaaan penunjang
yang mengindikasikan adanya infeksi misalnya Disentri,kolera dll, yang ditandai
dengan,diare yang berlendir dan berdarah serta nyeri perut,atau pemeriksaan
laboratorium menunjukkan leukositosis.
Metronidazole
- Dewasa : 4x500mg selama 7 hari
- Anak-anak : 30mg/kgBB/hari selama 5 hari
Trimetthoprim-sulfametthoxazole(cotrimoxazole trimethoprim 10 mg/kgBB/hari
dan sulfametthoxazole 50 mg/kg BB,dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Coro Sorb di berikan (sesuai indikasi),dewasa 1 – 2 tablet tiap BAB
5. Nasihat ibu /Pengasuh
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :
Berak cair lebih sering
Muntah berulang
Sangat haus
Makan dan minum sangat sedikit
Timbul Demam
Berak Berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari
12
Jumlah Oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama disarana kesehatan/puskesmas
ORALIT yang di berikan = 75 ml x Berat badan Anak
1. Tabel. Bila BB tidak di ketahui berikan Oralit sesuai Tabel dibawah ini:
Umur 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat
<6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
badan
Jumlah
200-400 400-700 700-900 900-1400
cairan
2. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit dan tunjukkan
jumlah cairan yang harus diberikan
3. Berikan oralit sedikit demi sedikit
4. Periksa dari waktu kewaktu bila ada masalah.
5. Setelah 3-4 jam,nilai kembali
6. Bila tidak ada dihidrasi ,ganti ke rencana terapy A
7. Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang,ulangi rencana terapi B.
8. Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat,ganti dengan rencana terapi C
2. Diulagi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba.
3. Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba beri tetesan lebih cepat.
4. Berikan terapi oralit+ZINC sesuai dengan dosis
5. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (Anak) Observasi nilai lagi derajat dehidrasi.
6. Apabila keadaan membaik/sembuh dipulangkan,bila tidak membaik dilakukan
rujukan ke Rumah Sakit.
13
B. PENJARINGAN KASUS
Kegiatan penjaringan kasus pneumonia di masyarakat dimaksudkan untuk menjaring
kasus pneumonia yang ada di masyarakat dengan bekerjasama dengan kader – kader
kesehatan dan bidan kelurahan untuk menjaring kasus pneumonia untuk di laporkan ke
Puskesmas,sebagai tindak lanjut untuk mengetahui kasus pneumonia diwilayah kerja
Puskesmas Bodag, sehingga pemegang program dapat mengetahui wilayah binaan
mana yang sering terkena penyakit pneumonia, sehingga pemegang program bisa
bekerjasama dengan lintas program lain untuk meminta bantuan diadakan penyuluhan
dan pembinaan kebersihan lingkungan.adapun cara penjaringan kasus pneumonia itu
sendiri dengan mengisi form kasus pneumonia.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk
mendapat gambaran dan informasi kegiatan program, di dalam pengendalian upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit Ispa/Pneumonia.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaa program
2. Mengidentifikasi masalah agar dapat mengetahui target,pencapaian program
3. Mengetahui Prioritas masalah,urutan prioritas masalah,rumusan masalah serta akar
masalah
4. Memperoleh dan mendapatkan data terbaru
Untuk itu diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baku,berkualitas, akurat dan tepat
waktu, untuk mendukung pengambilan keputusan dan perencanaan program P2
Ispa/Pneumonia..
A. PENCATATAN
Pencatatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas untuk mencatat hasil-
hasil kegiatan program Ispa/pneumonia di dalam melaksanakan pencatatan dan
pelaporan menggunakan formulir sebagai berikut :
a. Form Kasus
Form Kasus merupakan lembar informasi yang berisi tentang identitas rekam
pasien
b. Buku bantu register Ispa/pneumonia
B. PELAPORAN
Pelaporan adalah penyampaian hasil-hasil kegiatan pelaksanaan program Ispa di
wilayah kerja Puskesmas Bodag meliputi:
a. BENTUK PELAPORAN
- Laporan mingguan Wabah
- Laporan Bulanan
b. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan akan di lakukan setiap akhir
kegiatan meliputi kesesuaian jadwal, sasaran serta hambatan dan kendala
pelaksanaan kegiatan
15
- Pelaporan kegiatan penjaringan kasus pneumonia ada di dalam laporan
bulanan ispa/pneumonia yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap bulan.
16
BAB V
PENUTUP
Buku Pedoman Penatalaksanaan Ispa/Pneumonia balita ini disusun dengan tujuan
untuk mempermudah pelaksanaan program Ispa/Pneumonia. Pedoman ini merupakan
penjabaran dari tatalaksana Upaya Kesehatan Masyarakat dengan cara penyuluhan
penyakit Ispa/pneumonia balita dan penjaringan kasus di wilayah Puskesmas Bodag
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
Pedoman tatalaksana pneumonia balita merupakan acuan puskesmas dalam
membuat standar operasional prosedur (SOP) Diharapkan standar ini dapat bermanfaat
dan membantu petugas program Ispa/pneumonia balita dalam memberikan pelayanan
dan melaksanakan asuhan keperawatan pada masyarakat di luar gedung.
Penyusunan pedoman pneumonia balita telah diusahakan sebaik-baiknya. Namun
demikian tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
pedoman ini, untuk itu saran perbaikan dan penyempurnaan pedoman pneumonia kami
harapkan dari berbagai pihak yang terkait demi kesempurnaan pedoman ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita Departeman Kesehatan Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan 2010
18