No.Dok :
No.Revisi :
SOP
Tanggal :
Halaman : 1/4
1. Pengertian Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan
merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan
lain.
Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer,
lebih sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa
bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya dan berlangsung kurang dari 7 hari.
Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman
khusus maupun parasit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dapat
memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada pasien
diare.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas no:
4. Referensi Kapita Selekta Kedokteran, Jild 1 hal 500-504, Jild 2 hal 470-476
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB
cair, berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir,
darah atau ampas dalam tinja, adakah orang lain yang terkena
diare dan makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum
diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien
mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas,
merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak, , air
mata tidak keluar
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
8. Perugas mengukur nadi pasien
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising
usus meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit
menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering, pada bayi ubun-
ubun cekung
10.Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
11.Petugas menentukan derajat dehidrasi,
12.Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare,
gejala dan derajat dehidrasi,
13. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
a. Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
1) Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan tiap habis BAB:
a) Anak <1 thn : 50 – 100 mL
b) Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
c) Anak >5 tahun : 200–300 mL
d) Dewasa : 300–400 mL
2) Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Mijen.
DIARE AKUT NONSPESIFIK
No.Dok :
dr. Agus Susanto
Puskesmas Mijen No.Revisi :
SOP NIP. 197709232011041002
Tanggal :
Halaman : 2/4
(Terapi B):
1) Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan
dengan botol.
2) Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu
cepat), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan
pemberian lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).
14. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk
dilakukan rehidrasi parental
a. Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam
beberapa waktu.
b. Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak
membaik tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3
jam (pasien lebih tua) pasien kembali di periksa
No.Dok :
dr. Agus Susanto
Puskesmas Mijen No.Revisi :
SOP NIP. 197709232011041002
Tanggal :
Halaman : 3/4
penyebab diare:
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada
rekam medik pasien
No.Dok :
dr. Agus Susanto
Puskesmas Mijen No.Revisi :
SOP NIP. 197709232011041002
Tanggal :
Halaman : 4/4
Tanggal
Unit : ……………………………………………………….........………...
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Mijen
DIARE AKUT NONSPESIFIK
No.Dok :
dr. Agus Susanto
Puskesmas Mijen No.Revisi :
SOP NIP. 197709232011041002
Tanggal :
Halaman : 5/4
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Mijen
DIARE AKUT NONSPESIFIK
No.Dok :
dr. Agus Susanto
Puskesmas Mijen No.Revisi :
SOP NIP. 197709232011041002
Tanggal :
Halaman : 6/4
Penyebab diare :
a. Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab
(awal) dilanjutkan 2 x 2 tab / hari atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg
b. Coli : tidak memerlukan terapi
c. Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau
Kotrimoksazol 4 x 500 mg atau
Siprofloksasin 2 x 500 mg
d. Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau
Kloramfenikol 4 x 500 mg
e. Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg
atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
f. Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau
Metronidazol 3 x 250 mg
g. Virus : Simtomatik & Suportif
……………………………...............
NIP: …………………...................
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Mijen