Disusun Oleh:
Nama : Sita Irnadianis Irfada
Kelas : A Reguler 2019
NIM : I1B019005
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan BAB lebih dari tiga kali
dalam sehari dengan konsistensi tinja yang lembek atau encer (Indriati & Warsini,
2022). Diare mengakibatkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
asidosis metabolik, gangguan sirkulasi darah, dan bahkan kematian (Girsang,
2022). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kejadian diare diantaranya karena
tidak memadainya air bersih, air tercemar oleh tinja, pembuangan tinja yang tidak
higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan kurang, serta penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak semestinya (Saputri & Astuti, 2019).
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai upaya kesehatan anak tersebut dapat
dilakukan dengan menurunkan angka kematian bayi baru lahir, balita, maupun
anak. Data Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2020 dari 28.158 kematian balita,
terdapat 20.226 (72%) kematian neonatus, 5.386 (19,1%) kematian pada usia 29
hari – 11 bulan, dan 2.506 (9,9%) kematian pada usia 12-59 bulan. (Indriati &
Warsini, 2022).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021), prevalensi
penyebab kematian post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) di Indonesia pada tahun
2020 yaitu 14,5% kematian akibat diare sebesar. Diare merupakan penyakit
endemis yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa. Hasil Riskesdas tahun
2018, prevalensi diare di Indonesia sebesar 11,5% dan di Jawa Tengah sebesar
11,1% (Kemenkes RI, 2018). Oleh karena itu penatalaksaan secara cepat dan tepat
pada balita yang mengalami diare harus dilakukan. Dengan tujuan mencegah
komplikasi yang kompleks hingga membahayakan kondisi pasien.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar diare.
2. Mampu melakukan pengkajian pada pasien diare
3. Mampu menyusun pohon masalah atau pathway pada pasien diare.
4. Mampu menyusun asuhan keperawatan pasien diare.
5. Mampu mengaitkan asuhan keperawatan pasien diare dengan jurnal penelitian
terkini
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Berikan oralit
Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang
hilang. Oralit diberikan dengan tujuan mencegah terjadinya dehidrasi, dapat dilakukan
mulai dari memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan air
tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang
baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
Apabila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat pertolongan cairan melalui infus.
2. Berkan obat zink
Selama diare akan terjadi peningkatan enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase)
yang menyebabkan hipersekresi epitel usus. Zinc dapat menghambat enzim INOS, dan
juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan
fungsi selama kejadian diare.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang
atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.
1. Pemberian ASI
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan
lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol
yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain
yang akan menyebabkan diare. ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik
dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan
perlindungan terhadap diare.
• Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung
khusus untuk mengambil air.
• Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
• Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan
cukup.
3. Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare. Tindakan ini mampu menurunkan angka
kejadian diare sebesar 47%.
4. Menggunakan jamban
g. Imunisasi
Imunisasi tidak lengkap.
5. Riwayat keluarga
Genogram
d. Hasil laboratorium
Interpretasi
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
hasil
15/10/2022 Hg 11,3 10,5 – 13,5 g/dL normal
c. Pola eliminasi
1) Pola defekasi
An. NA mengalami diare 5x/hari dengan konsistensi cair dan terdapat ampas.
2) Pola eliminasi
Warna urin kuning bening, sudah diajarkan toileting.
d. Pola aktivitas-latihan
e. Pola istirahat-tidur
An. NA tidak mengalami gangguan tidur, tidur malam pukul 20.00 WIB
dan biasanya akan bangun pukul 05.00. Tidur siang selama setengah jam
dan biasanya akan 3 kali tidur pada siang hari.
f. Pola kognitif-persepsi
An. NA merupakan anak yang aktif, tetapi saat sakit kerap kali rewel.
g. Pola peran hubungan
Ibunya dan kakanya merupakan orang terdekat An. NA.
h. Seksualitas
Tidak dikaji
i. Pola koping stres
Saat merasa bosan selama di RS biasanya An. NA akan bermain di taman
bermain atau bermain dengan ibunya.
8. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
KU : Compos mentis
GCS : E : 4, M : 6, V : 5 = 15
b) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital
Nadi : 150x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 40,3℃, 36 ℃ grafik suhu naik turun
SpO2 : 99%
c) Berat badan : 8 kg
d) Kepala
Bentuk : Simetris
Rambut : Tidak rontok, rambut sedikit ikal.
Wajah : Simetris, tidak ada luka
Mata :refleks terhadap cahaya, pupil
2/2 mm
Hidung : Simetris/tidak simeteris,
sekret ( ), polip ( X), nyeri ( X)
Telinga : Simetris/tidak simetris,
serumen (X ), nyeri tekan (X )
Mulut : sianosis (X )
Leher : Tidak ada luka, kondisi normal
Berkembang di
usus Mudah terpapar
virus & bakteri
Suhu tubuh
Hipersekresi air Peningkatan laju tidak stabil
dan elektrolit metabolisme (naik turun)
Batuk + pilek
Peningkatan isi
usus Risiko
Peningkatan
termoregulasi tidak
produksi sekret
efektif
Diare
Bersihan jalan
napas tidak efektif
DS :
⎯ Pasien
mengeluhkan diare
5x sehari dengan
konsistensi cair
⎯ Ibu pasien
mengatakan
anaknya
mengalami diare
setelah diberi
cokelat
DO : - Risiko termoregulasi
⎯ Grafik suhu tidak efektif (D.0148)
mengalami naik
turun
⎯ Suhu tubuh 40,3℃,
36℃
⎯ Nadi 150x/menit
DS :
⎯ Ibu pasien
mengeluhkan
demam dan suhu
tubuh naik turun
DO : Sekresi yang tertahan Bersihan jalan napas
⎯ Terdapat secret saat tidak efektif (D.0001)
batuk
⎯ RR 28x/menit
DS :
⎯ Ibu pasien
mengeluhkan
anaknya batuk
berdahak
Diagnosis Keperawatan :
1. Diare berhubungan dengan (b.d) proses infeksi dibuktikan dengan (d.d)
peningkatan peristaltic usus, BAB cair 5x/hari.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d terdapat secret
saat batuk.
3. Risiko termoregulasi tidak efektif d.d suhu tubuh tidak stabil, grafik suhu
mengalami peningkatan dan penurunan.
Analita, A. (2019) ‘Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare
pada Balita di Kelurahan Ampel , Kecamatan Semampir , Kota Surabaya 2017
The Relationship between Exclusive Breastfeeding and The Incidence of
Diarrhea in Toddlers in The Ampel Village , Subdis’, Amerta Nutrition, 3(1), pp.
13–17. doi: 10.20473/amnt.v3.i1.2019.13-17.
Indriati, R., & Warsini. (2022). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita. Kosala: Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(1),
21–32.
Indonesia. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Kepala Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta
Saputri, N., & Astuti, Y. P. (2019). Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Puskesmas Bernung. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 10(1), 101. https://doi.org/10.26751/jikk.v10i1.619