yang frekuensinya lebih sering dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari (Siswanto, 2010).
Diare adalah kehilangan cairan secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair (Syarif,
2012).
2. Etiologi Diare
Menurut Dewi (2010), diare dapat disebebkan karena beberapa faktor,
seperti infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologi.
a. Infeksi
1) Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan
merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enteral meliputi:
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya;
b) Infeksi virus : enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie,
poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan sebagainya;
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, dan
Strongylodies),
protozoa
(Entamoeba
histolytica,
Giardia
Otitis
Media
Akut
(OMA),
tonsilofaringitis,
susu, maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengelolah susu dan
makanan. Faktor gizi misalnya adalah tidak diberikannya makanan
tambahan meskipun anak telah berusia 4-6 bulan, faktor pendidikan yang
utama adalah pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan. Faktor
kependudukan menunjukkan bahwa insidens diare lebih tinggi pada
penduduk perkotaan yang padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan faktor
perilaku orang tua dan masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang
tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air
besar atau membuang tinja anak. Kesemua faktor yang tersebut di atas
terkait erat dengan faktor sosial ekonomi masing-masing keluarga
(Soegijanto, 2002).
Menurut Wijoyo (2013), faktor-faktor risiko penyakit diare adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, kelompok ibu dengan status
pendidikan SLTP ke atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali memberi
cairan rehidrasi oral lebih baik pada balita dari pada kelompok ibu
status pendidikan SD ke bawah. Pendidikan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap morbiditasanak balita. Semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh.
b. Faktor Perkerjaan
Saat ini banyak orang tua bekerja di luar rumah sehingga anak
diasuh oleh orang lain/pembantu. Anak yang diasuh oleh orang
lain/pembantu. Mempunyai resiko lebih besar untuk terpajan penyakit
diare.
c. Faktor Umur Balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak usia di bawah dua tahun.
Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai risiko 2,23 kali lebih
besar terserang diare daripada anak umur 25-59 bulan.
d. Faktor Lingkungan
Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.
Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja.
Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.
Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare dan
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu
melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan diare.
e. Faktor Gizi
Diare menyebabkan kurang gizi sehingga memperberat diarenya.
Oleh karena itu, pengobatan dengan makanan yang baik merupakan
komponen utama penyembuhan diare. Bayi dan balita yang gizinya
kurang sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan oleh
dehidrasi dan malnutrisi.
f. Faktor Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap
penyebab diare. Kebanyakan anak yang mudah menderita diare berasal
dari keluarga besar dengan daya beli rendah, kondisi rumah buruk, dan
tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
g. Faktor Makanan/Minuman yang Dikonsumsi
Kontrak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama
air minum yang tidak dimasak, sewaktu mandi, dan berkumur. Kontak
kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila
melekat pada tangan kemudian dimasukkan ke mulut, misalnya untuk
ke
bagian
yang
menurun
untuk
masuk
ke
tempat
penampungannya.
d. Jamban Plengsengan (Trench latrine)
Kakus plengsengan terdiri dari tempat jongkok yang dilengkapi
lubang penampungan tinja terpisah yang dihubungkan dengan saluran
sungai sebagai tempat tinja, yaitu 17% di kota dan 12,75 di desa
(Budiman, 2005).
2. Kondisi Tempat Pembuangan Sampah
Menurut Adnani (2011), sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak terpakai
lagi oleh manusia.
Syarat tempat sampah yang baik adalah :
a. Tempat pembuangan sampah tidak mengotori udara seperti berbau
busuk dan menimbulkan asap dan tidak mengotori air.
b. Tempat sampah tidak menjadi sarang lalat, tikus, nyamuk yang dapat
menyebabkan bibit penyakit.
Sumber-sumber sampah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pemeliharaan
kebersihan
peorangan
diperlukan
untuk
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Kebersihan Rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat terpelihara
dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan
tidak berbau apek. Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit
kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x seminggu
b. Mencuci rambut memakai samphoo/bahan pencuci rambut lainnya
c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
3. Kebersihan Gigi
Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan
membersihkan gigi sehingga terlihat cemerlang. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah:
a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis
makan
b. Memakai sikat gigi sendiri
c. Menghindari makan-makanan yang merusak gigi
d. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi
e. Memeriksa gigi secara teratur.
4. Kebersihan Mata
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan mata adalah :
a. Membaca di tempat yang terang
b. Makan makanan yang bergizi
c. Istirahat yang cukup dan teratur
d. Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu tangan)
e. Memelihara kebersihan lingkungan.
5. Kebersihan Telinga
Hal yang diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :
a. Membersihkan telinga secara teratur
b. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
6. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku
Seperti halnya kulit, tangan kaki, dan kuku harus dipelihara dan ini
tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup
sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku yang
bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan
yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan
penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu
diperhatikan sebagai berikut :
a. Membersihkan tangan sebelum makan
b. Memotong kuku secara teratur
c. Membersihkan lingkungan
d. Mencuci kaki sebelum tidur
Faktor hygiene yang mempengaruhi gangguan kulit adalah :
a. Kebersihan kulit
b. Kebersihan kuku
c. Kebersihan rambut dan kulit kepal
D. Hubungan Kondisi Lingkungan (Jamban Keluarga, Kondisi Tempat
Sampah) dan Personal Hygiene dengan Kejadian Diare
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu
sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat. Menurut model segitiga epidemiologi, suatu
penyakit timbul akibat interaksi satu sama lain yaitu antara faktor lingkungan,
agent, dan host. Faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
menjadi penentu pendorong terjadinya diare (Notoatmodjo, 2011).
Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi
kompleks, yang dipengaruhi oleh jamban yang tidak sehat maka dapat
menyebabkan penyakit diare (Notoatmodjo, 2011). Menurut Adnani (2011),
pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi 2 yaitu
pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung terhadap kesehatan
6. Kerangka Konseptual
Gambar 1
Kerangka Konseptual
7. Definisi Operasional
Tabel 2.
Definisi Operasional
N
o
Cara
Alat
ukur
ukur
Sanitasi
Jamban adalah suatu Observ kuesion
lingkungan ruangan yang
asi
er
1
a. Jam mempunyai fasilitas
ban pembuangan
Kelu kotoran manusia
arga sederhana.
Jamban sehat yang
memenuhi syarat
tidak terjadi
kontaminasi pada
tanah permukaan,
pada air tanah yang
mungkin masuk
sumur, pada air
permukaan, tidak
terjangkau oleh lalat
dan kuman dan
harus bebas dari
bau.
Variabel
Definisi Operasional
Hasil ukur
Skala
1. Tidak
Nomina
Memen
l
uhi
syarat,
jika
salah
satu
syarat
tidak
dipenuh
i
2. Memen
uhi
syarat,
jika
semua
syarat
sudah
terpenu
hi
b. Kondi
si
temp
at
pem
buan
gan
samp
ah
c. Pers
onal
hygi
ene
Kebersihan
perorangan adalah
cara perawatan diri
manusia untuk
memelihara
kesehatan mereka.
Kebersihan
perorangan sangat
penting untuk
diperhatikan.
Pemeliharaan
kebersihan
peorangan
diperlukan untuk
kenyamanan
individu, keamanan
dan kesehatan
Variabel
Definisi Operasional
1. Tidak
Nomina
Memen
l
uhi
syarat,
jika
salah
satu
syarat
tidak
dipenuh
i
2. Memen
uhi
syarat,
jika
semua
syarat
sudah
terpenu
hi
Checkli kuesion 1. Tidak
Ordinal
st
er
baik, jika
skor
jawaban
<
median.
2. Baik, jika
ibu
menjawab
iya skor
jawaban
median
Cara
Alat
Hasil ukur
Skala
o
2 Kejadian
diare
ukur
ukur
Checkli kuesion 1: Ya diare
Ordinal
st
er
jika balita
buang air
besar 3
kali sehari
dan
kondisi
fesesnya
encer
2: Tidak
diare jika
balita
buang air
besar < 3
kali sehari
dan
kondisi
fesesnya
tidak
encer
8. Hipotesis
1. Ho:
distribusi
(Pengetahuan,
dilakukan
frekuensi
pendidikan
dan
untuk
memperoleh
variabel
independen
Sikap)
dan
variabel
dilakukan
untuk
mengetahui