Anda di halaman 1dari 8

Kumpulan Bahan Kesehatan

Good Job
Kamis, 31 Maret 2011
KONSEP DESA SIAGA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggagas desa siaga ini adalah seorang aktivis perburuhan. Sepak terjangnya mer
intis desa siaga ini bermula tahun 2001-2003. Sebuah desa siaga dikatakan desa s
iaga apabila telah memenuhi syarat sekurang-kurangnya satu buah POSKESDES (Pos K
esehatan Desa). Poskedes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UK
BM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendengkatka/menyediakan pelayanan keseha
tan dasar bagi masyarakat desa. Keberadaan desa siaga, ternyata telah memberikan
dampak positif, antara lain berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak, se
hingga pada tahun 2004 program ini diadopsi oleh Departemen Kesehatan dan menjad
i kebijakan nasional. Pada tahun 2006, Depkes menargetkan terbentuknya 12.000 De
sa Siaga, dan tahun 2008, seluruh desa diharapkan telah menjadi Desa Siaga. Peng
embangan Desa Siaga ternyata dipandang penting sebagia basis menuju Indonesia Se
hat.
B. Masalah
Dari uraian di atas maka timbul masalah :
1. Bagaimana sikap kita sebagai perawat/masyarakat umum dengan adanya Desa
Siaga?
2. Bagaimana konsep kita, apabila belum terbentuknya Desa Siaga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana Desa Siaga itu.
2. Memberikan informasi kepada amasyarakat tentang desa siaga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemamp
uan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencan
a dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Desa Siaga dapat dikatakan mer
ekonstruksi atau membangun kembali berbagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masya
rakat (UKBM). Pengembangan Desa Siaga juga merupakan revitalisasi Pembangunan Ke
sehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan
kembali, dipertahankan, dan ditingkatkan.
Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga, sehing
ga diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat
yang dilengkapi komponen- komponen yaitu dikembangkannya pelayanan kesehatan da
sar dan UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat, dic
iptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kegawatdaruratan dan bencan
a, serta sistem pembiayaan kesehatan yang berbasis masyarakat.
Desa siaga ini merupakan program pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia
sehat 2010. Desa yang dimaksud dalam desa siaga adalah kelurahan / istilah lain
bagi kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwena
ng untuk mengatur dan mengukur kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan d
ihormati dalam sistem pemerintahan RI.
Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga, sehing
ga diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat
yang dilengkapi komponen- komponen yaitu dikembangkannya pelayanan kesehatan da
sar dan UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat, dic
iptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kegawatdaruratan dan bencan
a, serta sistem pembiayaan kesehatan yang berbasis masyarakat. Kerangka pikir pe
rtama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat terwujud apabila manajemen dalam pelaks
anaan pengembangannya diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit
-unit kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).
Sebagaimana diketahui, secara elementer komponen dari manajemen adalah 3 P, yait
u P1 - Perencanaan (terdiri atas Persiapan, Pembentukan Tim, Penyusunan Pedoman,
Penerbitan Peraturan Perundang-undangan, Penganggaran. dan Iain-Iain). P2 - Pen
ggerakan Pelaksanaan (terdiri atas Pemilihan Desa, Pengadaan SDM, Pengadaan Sara
na, Pelaksanaan Kegiatan). dan P3 - Pemantauan, Pengawasan dan Penilaian. Kesemu
anya itu harus tertampung sebagai tugas/peran dari jajaran kesehatan dan pemangk
u kepentingan lainnya yang terkait
B. Tujuan Desa Siaga
Pengembangan desa siaga memiliki beberapa tujuan :
1. Tujuan umum :
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap mas
alah- masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan di desanya.
2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingn
ya kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
b. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diriny
a sendiri di bidang kesehatan.
c. Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
d. Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat desa terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit,
dsb).
C. Sasaran Desa Siaga
Sasaran desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis untuk mempermudah strategi inter
vensi, yaitu :
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu
dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku
tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan, dan
pemuda, kader, serta petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan kebijakan, peraturan perund
ang-undangan, dana, tenaga, sarana, dll. Seperti kepala desa, camat, para pejaba
t terkait, swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan lain.
D. Komponen Desa Siaga
Kriteria desa siaga: Poskades merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kes
ehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai suatu saran
a kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan
pemerintah. Pelayanan di poskesdes dapat meliputi upaya preventif (pencegahan),
promotif (penyuluhan), dan kuratif pengobatan yang dilaksanakan oleh tenaga kese
hatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Keg
iatan-kegiatan dalam sebuah poskesdes merupakan kegiatan pelayanan kesehatan bag
i masyarakat, secara minimal berupa :
1. Pengamatan epidemologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit m
enular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), dan f
aktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang ber
isiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang ber
potensi menimbulkan KLB, serta faktor risikonya (termasuk status gizi).
3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
5. Kegiatan-kegiatan lain yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarg
a sadar gizi (kadarzi), peningkatan PHBS, penyehatan lingkungan, dll, merupakan
kegiatan pengembangan.
Adapun penjelasan singkat untuk masing-masing kriteria tersebut di atas adalah s
ebagai berikut
a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa yang tidak memiliki akse
s terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan keseha
tan dasar bagi masyarakat desa. Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, prev
entif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, tena
ga gizi dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Sa
sarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur, usila, dan masyarakat
lainnya.
b. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuha
n masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbinga
n petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM dapat berup
a:
1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggaraka
n dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masy
arakat, utamanya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk menunjang perc
epatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2) Posyandu Usila
Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut (usila), y
andilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila titik berat pelayanannya pada upaya
promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam upaya mendekatkan dan
memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan A
nak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa (BDD)
dan pamong desa.
4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka alih pengetahuan dan keter
ampilan tentang obat dan pengobatan sederhana dari petugas kepada kader dan dari
kader kepada masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh obat yang b
ermutu dan terjangkau. Sasarannya adalah: kelompok masyarakat yang masih rendah
keterjangkauannya dalam hal obat dan pengobatan.
5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja. dise
lenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama
dalam meningkatkan produktivitas kerja.
6) Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan di bidan
g kesehatan bagi generasi muda, khususnya anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbak
tikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitar.
7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepadama
syarakat pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesa
ntren yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelay
anan kuratif dan rehabilitatif

Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bid


an), dengan dibantu minimal 2 orang kader kesehatan. Untuk penyelenggaraan poske
sdes, harus tersedia sarana fisik yang meliputi bangunan, perlengkapan, dan pera
latan kesehatan. Beberapa alternatif pembangunan poskesdes dapat dilakukan denga
n urutan sebagai berikut :
1. Mengembangkan rumah pondok bersalin desa (polindes) yang telah ada di po
skesdes.
2. Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya balai RW, balai des
a, balai pertemuan desa, dan lain-lain.
3. Membangun bangunan baru, yaitu dengan pendanaan dari pemerintah (pusat a
tau daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
E. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu/memfasilitasi masyarakat un
tuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah y
ang terorganisasi, yaitu dengan menempuh tahap - tahap :
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang dapat d
imanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masa
lah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak, merencanakan, dan me
laksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah d
ilakukan.
Secara garis besar, langkah pokok yang perlu ditempuh untuk mengembangkan desa s
iaga meliputi :
a. Pengembangan tim petugas
b. Pengembangan tim masyarakat
c. Survei mawas diri (SMD)
d. Musyawarah mufakat desa (MMD)
F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pemilihan kader dan pengurus desa siaga
2. Orientasi / pelatihan kader desa siaga
3. Pengembangan poskesdes dan UKBM yang lain
4. Penyelenggaraan seluruh kegiatan desa siaga
G. Pembinaan dan Peningkatan
Untuk dapat melihat perkembangan desa siaga perlu dilakukan pemantauan dan evalu
asi, sehingga seluruh kegiatan-kegiatan di desa siaga perlu dicatat oleh para ka
der, misalnya buku register UKBM. Kegiatan posyandu dicatat dalam buku register
ibu dan anak tingkat desa atau RIAD dalam sistem informasi posyandu.

H. Indikator Keberhasilan Desa Siaga


Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari empat kelompok in
dikatornya, yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator proses, (3) indikator ke
luaran, dan (4) indikator dampak
1. Indikator Masukan
Yaitu untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengemb
angan desa siaga meliputi
a. Ada/ tidaknya forum masyarakat desa
b. Ada / tidaknya poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya
c. Ada / tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat.
d. Ada / tidaknya tenaga kesehatan (minimal seorang bidan)
2. Indikator Proses
Yaitu indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu d
esa dalam rangka pengembangan desa siaga, meliputi :
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa.
b. Berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan kegawatdar
uratan dan bencana.
c. Berfungsi / tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat
d. Ada / tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS
3. Indikator Keluaran
Indikator keluaran untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di
suatu desa dalam rangka pengembangan desa siaga, meliputi :
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar poskesdes
b. Cakupan pelayanan UKBM lain
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan.
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
4. Indikator Dampak
Indikator ini mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di desa dalam ra
ngka pengembangan desa siaga, meliputi :
a. Jumlah penduduk yang menderita sakit
b. Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
e. Jumlah balita dengan gizi buruk.
I. Pengembangan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
1. Pengertian
Pengembangan kadarzi adalah pengembangan keluarga yang berperilaku gizi seimbang
, serta mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Perilaku
gizi seimbang. adalah perilaku yang dilandasi pengetahuan dan sikap yang sesuai
, meliputi perilaku mengkonsumsi makanan seimbang serta perilaku hidup bersih da
n sehat. Makanan seimbang, adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua
zat gizi yang diperlukan masing- masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesu
ai dengan kebutuhan dan bebas dari pencemaran.
2. SasaranSasaran pengembangan kadarzi adalah keluarga, karena:
a. Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksan
akan terutama di tingkat keluarga.
b. Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga.
c. Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga erat kaitannya dengan per
ilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaksediaan
pangan.
d. Kebersamaan antar keluarga yang merupakan wujud dari pemberdayaan dapat
memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan.
3. Tujuan
Secara umum tujuan pengembangan kadarzi adalah memandirikan keluarga berperilaku
gizi seimbang, untuk mencapai keadaan gizi optimal. Secara khusus tujuan pengem
bangan kadarzi adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang gizi sei
mbang.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengenali dan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
c. Meningkatkan keadaan gizi keluarga.
4. Kegiatan
a. Di Tingkat Keluarga
1. Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus-menerus.
2. Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat
dan petugas.
3. Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau
(Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit
b. Di Tingkat Masyarakat:
1. Pembentukan kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju kadarzi (L
SM, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, organisasi wanita, PKK). Setia
p kelompok memiliki akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan
gizi
2. Rekruitmen kader (minimal terdapat seorang kader di masing-masing kelomp
ok).
3. Setiap Kelompok aktif menyediakan/menyebarluaskan informasi dan sumber d
aya tentang kesehatan dan gizi.
J. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktik
kan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang at
au keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan serta d
alam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS dapat digolongkan ke dalam beberap
a kelompok. Di luar PHBS di bidang Gizi yang telah dicakup dalam pengembangan ke
luarga sadar gizi terdapat:
a. Kelompok PHBS bidang Obat dan Farmasi, yaitu misalnya: tidak menyalahgu
nakan NAPZA, memelihara taman obat keluarga, dan Iain-Iain.
b. Kelompok PHBS bidang KIA & KB, yaitu misalnya:
memeriksakan kehamilan secara teratur, meminta pertolongan tenaga kesehatan untu
k persalinan, menjadi akseptor KB, dan Iain-Iain.
c. Kelompok PHBS bidang Penyakit dan Kesehatan
Lingkungan, yaitu misalnya: menghuni rumah sehat, memiliki persediaan air bersih
, memberantas jentik nyamuk, dan Iain- Iain.
d. Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan Kesehatan, yaitu misalnya: memiliki j
aminan pemeliharaan kesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan Puskesmas. dan Iai
n-Iain. PHBS merupakan tujuan yang akan dicapai oleh Program Promosi Kesehatan.
2. Sasaran
Di Desa Siaga, Program Promosi Kesehatan dilaksanakan untuk menciptakan PHBS di
tatanan rumah tangga. Prioritas kedua, PHBS di tatanan institusi pendidikan (sek
olah dan madrasah). Kelompok sasaran di tatanan rumah tangga adalah:
a. Pasangan usia subur.
b. Ibu hamil dan atau Ibu menyusui.
c. Bayi/anak di usia di bawah lima tahun (Balita).
d. Tenaga kerja laki-laki dan perempuan.
e. Remaja laki-laki dan perempuan, termasuk pelajar.
f. Penduduk berusia lanjut (usila).
Sedangkan sasaran di tatanan institusi pendidikan adalah:
1) Pengelola/pemilik institusi pendidikan.
2) Pendidik (guru).
3) Murid (siswa).
4) Lain-lain (misalnya pemilik warung/kantin).
5) Kegiatan.
Promosi Kesehatan dalam rangka Desa Siaga dilaksanakan dengan strategi dasar pem
berdayaan masyarakat yang didukung oleh bina suasana dan advokasi. Pelaksana pem
berdayaan masyarakat adalah para petugas Puskesmas, yaitu melalui tiga cara:
a. Konseling terhadap individu pasien.
b. Kunjungan rumah.
c. Pengorganisasian masyarakat.
Bina suasana dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten/K
ota, yaitu dengan cara:
a. Mendayagunakan pengaruh tokoh-tokoh masyarakat.
b. Mendayagunakan pengaruh kelompok-kelompok dalam masyarakat (PKK, majelis
taklim, dan Iain-Iain)
c. Mendayagunakan media, baik media cetak (poster, leaflet, dan lain-lain)
maupun media elektronik (radio, televisi. dan Iain-Iain).
Advokasi juga-dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. yaitu dalam rangka .mendapatkan dukungan (kebijakan, pengaturan. dana. dan
Iain- Iain) untuk terciptanya PHBS masyarakat

BAB III
PENUTUP
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber day
a dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah keseh
atan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Desa siaga ini mer
upakan program pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Desa
yang dimaksud dalam desa siaga adalah keluarahan / istilah lain bagi kesatuan ma
syarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam si
stem pemerintahan.

DAFTRA PUSTAKA

Pusdiklat Kes BPP SDM KES. DEPKES RI; 2002. Kumpulan Instrumen
Diklat (Pegangan Fasilitator), Jakarta
Depkes RI, Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2006
Pusdiklat SDM Kes bekerjasama dengan Bina Pelayanan Keperawatan, 2002.
Pelantikan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Perawat Bidan
Building Learning Commitment / (BLC), Jakarta.
Pusdiklat BBP SDM. Kes, Depkes RI, 2002, Pembelajar Teknik Melatih
(Modul 5 Penciptaan Iklim Belajar, Hal. 8), Jakarta,
DEPKES, Ditjen DiKLUSEFORA-DEPDIKBUD, BKKBN dan UNICEF
(1999), Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-Nyalah m
akalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul makalah ini adalah Konsep Desa Siag
a. Dalam penyelesaian makalah ini, penulisan banyak mengalami kesulitan, terutam
a disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berba
gai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekuran
gannya. Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta waw
asan tentang Konsep Desa Siaga.
Sehingga setiap desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampua
n serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan. Akhirnya
kepada Allah jualah penulis mohon taufik hidayah, semoga usaha kami ini mendapa
t manfaat yang baik. Serta mendapat ridho dari Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
Pendapat ttg bloq ini?
Tema Perjalanan. Gambar tema oleh 1_trick_pony. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai