Anda di halaman 1dari 3

PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN TNI AD

SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

DIARE PADA ANAK

DIKCABPAKES ABIT DIKMAPA TA. 2021

DISUSUN OLEH :

LETDA CKM dr. ANUGRAH MANGGALA YUDHA (2021.03)

KELAS D

Jakarta, 10 Oktober 2021


Gejala Diare pada Anak

Selain lebih sering BAB dan mencret, diare bisa disertai dengan perut kembung, mual,
muntah, demam, nyeri perut, dan lemas. Saat diare, tubuh akan kehilangan cairan dan
elektrolit dengan sangat cepat. Hal ini dikarenakan saluran cerna sulit menyerap cairan dan
elektrolit.

Diare yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi. Dibandingkan orang
dewasa, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi berat dapat menyebabkan
penurunan kesadaran, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

Agar dapat segera ditangani sebelum terjadi dehidrasi berat, orang tua perlu mewaspadai
tanda-tanda dehidrasi pada anak, yaitu:

 Tampak lemas dan pucat.


 Mata cekung.
 Sangat kehausan.
 Mulut dan bibir kering.
 Tubuh terasa dingin.
 Jumlah urine sedikit atau warnanya kuning pekat kecokelatan.
 Saat menangis, air mata hanya sedikit atau tidak ada sama sekali.
 Mengantuk terus-menerus.

Cara Mengatasi Diare di Rumah

Ketika anak diare, orang tua perlu memastikan kebutuhan cairan anak tercukupi. Jika usia Si
Kecil masih di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula setiap kali ia muntah atau diare.

Jika usianya sudah lebih dari 6 bulan, berikan ia minuman rehidrasi, misalnya oralit. Pada
anak yang sudah diberi MPASI, pastikan asupan nutrisi dari makanan cukup.

Berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna dan hindari pemberian makanan berserat.
Jangan memberikan jus buah atau soda, karena akan memperparah diare. Orang tua juga
sebaiknya tidak memberikan anak obat tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Karena sebagian besar diare pada anak disebabkan oleh virus, maka obat-obatan antibiotik
tidak perlu diberikan. Antibiotik hanya diberikan jika diare disebabkan oleh bakteri. Diare
akibat infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari, namun tetap
pantau kondisi anak dan berikan ia asupan cairan yang cukup.

Jika gejala diare pada anak semakin berat atau terdapat gejala yang perlu diwaspadai, seperti
sesak napas, BAB berdarah, kejang, atau pingsan, segeralah bawa ia ke rumah sakit atau
klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pencegahan Diare pada Anak

Mengingat kasus diare pada anak masih sangat banyak di Indonesia, orang tua perlu
melakukan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Diare pada anak dapat dicegah melalui
beberapa cara berikut ini:

 Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum. Pastikan air dan
makanan yang dikonsumsi bersih dan matang.
 Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang
air kecil atau buang air besar, juga setelah memegang benda kotor.
 Memberikan ASI pada anak berusia <2 tahun untuk meningkatkan daya tahan
tubuhnya.
 Memberikan anak makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk pencernaannya,
misalnya nanas yang diduga bisa menangkal infeksi bakteri penyebab diare
 Memberikan anak vaksin rotavirus.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, diare pada anak bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain.
Jika penyebabnya adalah alergi atau penyakit tertentu, sebaiknya tanyakan kepada dokter
mengenai cara pencegahan yang paling sesuai dengan kondisi anak.

Kapan Harus ke Dokter?


Jika sudah melakukan pencegahan, tetapi gejala tidak berkurang dan makin memburuk segera
kunjungi dokter di rumah sakit untuk memeriksakan diri. Penanganan sedini mungkin akan
membantu mencegah munculnya gejala lebih parah yang dapat berujung pada kematian.

Anda mungkin juga menyukai