Anda di halaman 1dari 1

Kesehatan

Penyebab Diare pada Bayi dan Cara


Menanganinya

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan


yang umum terjadi pada bayi. Sebagian kasus
diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan
sendirinya. Namun, bayi juga berisiko mengalami
komplikasi yang berbahaya, jika diare yang
dialaminya !dak ditangani dengan cepat dan
tepat.

Angka kema!an bayi dan balita akibat diare


masih tergolong !nggi. Di seluruh dunia, sekitar
525.000 bayi dan balita meninggal karena diare
se!ap tahunnya. Di Indonesia sendiri, persentase
kema!an bayi akibat diare masih cukup !nggi,
yaitu sekitar 25–30%.

Berbagai Penyebab Diare pada Bayi


Diare pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai
hal, di antaranya:

Gastroenteri!s dan infeksi usus akibat


virus, bakteri, dan parasit
Keracunan makanan, khususnya pada bayi
yang sudah mengonsumsi MPASI
Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
Alergi terhadap makanan atau obat-obatan
tertentu
Intoleransi susu sapi

Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan


sedang mengalami diare, disarankan untuk
menghindari makanan berminyak, berserat !nggi,
mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal ini
karena jenis makanan dan minuman tersebut
dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

Mengenal Ar! Tekstur dan Warna Tinja Bayi


Tanda dan gejala utama bayi diare adalah buang
air besar lebih sering dengan tekstur !nja encer
atau mencret. Oleh karena itu, Bunda dapat
mendeteksi diare pada Si Kecil dengan melihat
perubahan tekstur dan warna !njanya.

Namun, walau !dak terkena diare, bayi yang


mengonsumsi ASI terkadang juga dapat
menghasilkan !nja yang lebih cair. Dengan
demikian, Bunda perlu berha!-ha! dalam
membedakan !nja pada bayi diare dan bayi yang
mengonsumsi ASI.

Sementara itu, !nja yang berbentuk bulatan kecil


dan keras dapat menjadi pertanda bayi
mengalami kons!pasi. Berikut ini adalah ar!
warna !nja yang dapat menjadi panduan Bunda
untuk mendeteksi kondisi kesehatan Si Kecil:

Hijau kehitaman atau disebut juga


mekonium merupakan !nja yang muncul
ke!ka bayi baru lahir.
Cokelat muda atau cokelat kekuningan
merupakan warna !nja bayi yang
mengonsumsi susu formula.
Hijau kecokelatan merupakan warna !nja
yang umum pada bayi berusia sekitar 5
hari.
Kuning kehijauan merupakan warna !nja
bayi yang setelah lahir mengonsumsi ASI.
Cokelat pekat merupakan warna !nja bayi
yang sudah mengonsumsi makanan padat.

Warna dan tekstur !nja bayi pun akan berubah


seiring bertambahnya usia dan jenis makanan
yang dikonsumsi.

Memerha!kan Gejala dan Dampak Diare


pada Bayi
Bila Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan dan
mengalami diare, sebaiknya segera periksakan ke
dokter, terutama jika ia menunjukkan beberapa
tanda dan gejala berikut ini:

Muntah-muntah
Lesu
Tinja berwarna hitam atau pu!h
BAB berdarah atau bernanah
Rewel dan tampak kesakitan
Demam
Tidak mau menyusu dan susah makan

Diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak


kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat
memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani,
kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.

Oleh karena itu, Bunda perlu lebih waspada dan


segera membawa Si Kecil ke dokter jika ia
mengalami diare beserta tanda dan gejala
dehidrasi pada bayi berikut ini:

Mulut kering
Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya
atau justru !dak berkemih sama sekali
Kulit terlihat lebih kering
Terlihat sangat lemas dan sering
mengantuk

Cara Mengoba! dan Mencegah Diare pada


Bayi
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat
sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, bayi tetap perlu mendapatkan asupan
cairan dan nutrisi yang cukup selama diare.

Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan


diare pada bayi yang dapat Anda lakukan di
rumah:

1. Memberikan ASI dan cairan elektrolit


Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami
diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih
sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi
yang diperlukan untuk menggan!kan cairan dan
nutrisi yang hilang selama BAB.

Selain itu, ASI juga mengandung an!bodi yang


dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus
penyebab diare. Pada bayi berusia di atas 6
bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil
diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seper!
oralit atau air tajin, se!ap kali ia BAB dan
muntah.

2. Memberikan suplemen zinc


Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi
diare pada balita. Menurut WHO dan Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang
mengalami diare akut dapat diberikan suplemen
zinc selama 10–14 hari.

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi


berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg
per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari.
Untuk menentukan dosis dan cara pemberian
suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi
ke dokter anak.

3. Memberikan probio!k
Beberapa riset menunjukkan bahwa pemberian
probio!k bisa mendukung proses penyembuhan
dan mempercepat pemulihan bayi yang
mengalami diare. Oleh karena itu, Bunda dapat
memberikan Si Kecil suplemen atau makanan
yang mengandung probio!k saat ia terkena diare.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengoba!.


Oleh karena itu, Bunda perlu melakukan !ndakan
pencegahan diare pada bayi dengan beberapa
cara berikut ini:

Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu


dan makanan bayi serta setelah menggan!
popoknya
Mencuci tangan Si Kecil, terutama setelah
ia bermain, menyentuh benda kotor, atau
setelah buang air kecil dan buang air besar
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
sekitar, termasuk mainan dan benda lain
yang sering disentuh Si Kecil
Memberikan ASI eksklusif secara ru!n
Memas!kan kebersihan dan kesterilan
botol susu atau peralatan MPASI yang
digunakan

Kapan Diare pada Bayi Perlu Ditangani oleh


Dokter?
Diare pada bayi dan anak-anak !dak selalu
membutuhkan an!bio!k. Pemberian obat
an!bio!k hanya ditujukan pada kasus diare yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Oleh karena itu,
penggunaan an!bio!k untuk menangani diare
pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter anak
terlebih dahulu.

Jika diare yang dialami bayi cukup berat hingga


membuatnya kehilangan banyak cairan atau
dehidrasi, penanganan langsung oleh dokter
perlu segera dilakukan.

Untuk menangani diare pada bayi, dokter dapat


memberikan cairan infus guna menggan!kan
cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus
mengatasi dehidrasi pada bayi.

Bila diare yang dialami Si Kecil tak kunjung


sembuh dalam waktu 2 hari atau kondisinya
semakin parah, segera bawa ia ke dokter anak
agar pengobatan yang tepat dapat dilakukan. Hal
ini pen!ng dilakukan untuk mencegah komplikasi
diare pada bayi yang berbahaya, seper! dehidrasi
dan syok.

Terakhir diperbarui: 30 Desember 2020

Di!njau oleh : dr. Kevin Adrian


Referensi

Diskusi Terkait

Diare dengan feses berlendir,


Q berbiji, berwarna kuning kehijauan,
menyemprot, dan perut berbunyi
berisik pada bayi
Oleh: Qo****a
Dijawab oleh dr. Nadia Nurotul Fuadah

Dok anak saya udah diare 10 hari.teksturnya cair


dan berlendir.kadang ada ampasnya kadang cair
berbiji.kadang berwarna kuning kadang
hijau.anak saya asi plus...

1 Balasan

Penyebab diare pada bayi usia 5


A bulan
Oleh: A*i
Dijawab oleh dr. Aloisia Permata Sari

Hallo dok, bayi saya umur 5 bln 14 hari, mgalami


pup lebih sering dari biasanya dan !njanya
berwarna hijau kekuningan disertai lendir,...

1 Balasan

Cara mencegah dehidrasi saat diare


S pada bayi
Oleh: Su*i
Dijawab oleh dr. Nadia Nurotul Fuadah

Halo dok, anak saya umur 4 bulan dari lahir


minum sufor SGM karna asi saya engga keluar 2
hari ini sedang diare...

1 Balasan

Selanjutnya

Ar!kel Terkait

Keluarga

Cara Memandikan Bayi yang Wajib


Diketahui Orang Tua

Keluarga

Kenali Gejala Penyakit Bayi yang


Berbahaya dan Cara Menanganinya

Keluarga

Tak Perlu Panik, Inilah 8 Cara


Menenangkan Bayi Menangis yang
Tepat

Selanjutnya

Dokter Terkait

Prof. dr. Asril Aminullah,


Sp.A (K), Dokter Anak
Mulai Dari Rp 575.000

dr. Ratno Juniarto Marulitua


Sidauruk, Sp.A (K), Dokter
Anak
Mulai Dari Rp 575.000

dr. I Gusti Ayu Nyoman


Partiwi, Sp.A, MARS, Dokter
Anak
Mulai Dari Rp 400.000

Chat dengan ribuan dokter


di Aplikasi Alodokter!
Respons Cepat, Jawaban Akurat!

Mitra resmi dari

Google Play

App Store

Download A

+ Alodokter

+ Lainnya

+ Bagian dari Alodokter

Hak Cipta © 2022 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai