besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat
mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau
parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama
pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah
kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa.
Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian
kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).
Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, diare
yang tidak kunjung membaik atau memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika
tidak ditangani dengan tepat.
Patut diketahui, diare juga dapat menjadi salah satu gejala COVID-19. Jika
Anda atau anak Anda mengalami diare, terutama jika disertai dengan demam,
sakit kepala, atau hilang penciuman, lakukan pemeriksaan ke dokter untuk
memastikan kondisi tersebut.
Klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke pemeriksaan COVID-19
terdekat:
Perut mulas
Buang air besar cair (tinja encer) atau bahkan berdarah
Sulit menahan buang air besar
Pusing, lemas, dan kulit terasa kering
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal
dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat
terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan.
Obat antibiotik
Obat pereda nyeri
Obat yang dapat memperlambat gerakan usus
Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan,
misalnya dengan mencuci buah dan sayur, tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang
belum dimasak sampai matang, dan rajin mencuci tangan.
Terakhir diperbarui: 15 Oktober 2021
Ditinjau oleh: dr. Meva Nareza
Referensi