Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama di daerah tropis karena
cukup banyak penduduk (utamanya anak-anak) yang menderita kecacingan. Penyakit kecacingan dapat
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak
karena cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, dan zat besi
yang dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan atau intelegensia
anak.
Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing. Beberapa jenis cacing yang dapat menyebabkan
kecacingan yaitu cacing kremi (Oxyuris vermicularis/Enterobius vermicularis/threadworm/pinworm),
cacing gelang (Ascaris lumbricoides/roundworm), cacing tambang/hookworm (Necator americanus,
Ancylostoma duodenale), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing pita (Taenia
saginata dan Taenia solium).
Infeksi cacing kremi disebut juga Enterobiasis atau oksiuriasis. Cara penularan infeksi cacing ini adalah
melalui telur yang tertelan, dapat berasal dari makanan yang terkontaminasi atau tanah yang tercemar
kotoran yang mengandung telur cacing. Setelah tertelan, telur menetas dalam usus, kemudian larva
menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan bergerak ke
daerah rektum dan bertelur. Gejala infeksi cacing kremi yang umum terjadi antara lain gatal di sekitar
dubur (terutama pada malam hari pada saat cacing betina meletakkan telurnya), gelisah dan sukar tidur.
1. cacing dewasa hidup di dinding usus halus. Cacing betina dapat menghasilkan sekitar 200.000
telur per hari, yang keluar melalui feses.
2. Telur yang tidak dibuahi dapat tertelan namun tidak menyebabkan infeksi.
3. Telur yang dibuahi akan berembrionasi dan menjadi infektif setelah 18 hari hingga beberapa
minggu, tergantung kondisi lingkungan (optimum: lembap, hangat, tanah yang teduh).
4. Telur tertelan.
5. Larva menetas.
6. Larva menuju ke paru-paru.
7. Larva masuk ke saluran pencernaan
Infeksi cacing tambang disebut juga nekatoriasis. Penyakit ini menular melalui larva cacing yang terdapat
di tanah yang menembus kulit (biasanya di antara jari kaki). Cacing ini akan berpindah ke paru kemudian
ke tenggorokan dan akan tertelan masuk ke saluran cerna. Gejala infeksi cacing tambang yang umum
terjadi yaitu gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare, dan nyeri ulu hati; pusing, nyeri kepala;
lemas dan lelah; anemia; dan gatal di daerah masuknya cacing.
MEBENDAZOL
Mebendazol digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, dan cacing
cambuk. Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak di bawah usia 2 tahun. Namun pada
kehamilan di bawah 3 bulan, mebendazol tidak menimbulkan efek buruk.
Dalam penggunaan mebendazol sangat jarang terjadi efek yang tidak diinginkan, namun pernah dilaporkan
beberapa efek yang tidak diinginkan yaitu sakit perut, diare, kejang pada bayi, dan ruam.
Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi, dosis sebesar 100 mg dosis tunggal untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun.
Jika terjadi infeksi kembali, ulangi dosis yang sama 2 minggu kemudian.
PIPERAZIN
Piperazin digunakan untuk mengatasi infeksi cacing kremi dan cacing gelang. Obat ini tidak dianjurkan
untuk wanita hamil pada 3 bulan pertama. Pada ibu menyusui, hentikan menyusui sampai dengan 8 jam
setelah penggunaan obat terakhir karena piperazin terdistribusi pada ASI.
Beberapa efek yang tidak diinginkan dapat terjadi setelah penggunaan piperazin diantaranya mual, muntah,
kejang perut, diare, reaksi alergi, dan sesak napas.
Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi:
Dosis untuk dewasa sebanyak 2,25 gr/15 mL sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk Anak di bawah 2 tahun sebanyak 0,3-0,5 mL/kgbb sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 2-3 tahun sebanyak 5 ml sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 4-6 tahun sebanyak 7,5 mL sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 7-12 tahun sebanyak 10 mL sekali sehari selama 7 hari.
Bila perlu ulangi pengobatan setelah satu minggu.
PIRANTEL PAMOAT
Pirantel pamoat, atau nama lainnya yaitu pirantel embonat, digunakan untuk mengobati infeksi cacing
kremi, cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk. Adanya anggota keluarga yang terinfeksi juga
merupakan pertanda infeksi pada anggota keluarga yang lain. Untuk itu dianjurkan pemberian pirantel
pamoat pada seluruh anggota keluarga untuk memusnahkan telur dan cacing serta mencegah infeksi
berulang. Penggunaan pada wanita hamil dan anak di bawah 2 tahun harus berhati-hati.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan pirantel pamoat antara lain hilang nafsu
makan, kejang perut, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, sukar tidur, dan merah-
merah pada kulit.
Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi:
dosis 1000 mg untuk Dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
dosis 750 mg untuk anak di atas 12 tahun berat badan 41-75 kg,
dosis 500 mg untuk anak 6-12 tahun berat badan 22-41 kg:; 2-6 tahun berat badan 12-22 kg: 250 mg; 6
bulan – 2 tahun berat badan di bawah 12 kg: 125 mg.
Untuk infeksi cacing gelang:
Dosis 500 mg untuk Dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
Dosis 375 mg untuk anak di atas 12 tahun dengan berat badan 41-75 kg,
Dosis 250 mg untuk anak 6-12 tahun dengan berat badan 22-41 kg,
Dosis 125 mg untuk anak 2-6 tahun dengan berat badan 12-22 kg,
Dosis 62,5 mg untuk anak 6 bulan – 2 tahun dengan berat badan di bawah 12 kg.
Untuk infeksi cacing tambang:
Dosis 20 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal selama dua hari berturut-turut atau 10 mg/kgbb
diminum sebagai dosis tunggal selama 3 hari berturut-turut.
Untuk infeksi cacing cambuk:
Dosis 10 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal. Berdasarkan berat badan menjadi sebagai berikut:
Dosis 1000 mg untuk dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
Dosis 750 mg untuk anak di atas 12 tahun dengan berat badan 41-75 kg,
Dosis 500 mg untuk anak 6-12 tahun dengan berat badan 22-41 kg,
Dosis 250 mg untuk anak 2-6 tahun dengan berat badan 12-22 kg,
Dosis 125 mg untuk anak 6 bulan – 2 tahun berat badan di bawah 12 kg.
LEVAMISOL
Levamisol sangat efektif terhadap infeksi cacing gelang, sehingga digunakan sebagai obat pilihan pertama
pada pengobatan infeksi cacing gelang.
Levamisol dapat ditoleransi dengan baik, namun pernah dilaporkan juga terjadi efek yang tidak diinginkan
seperti mual muntah pada sebagian kecil pasien.
Pemakaian obat ini pada dewasa yaitu dalam dosis tunggal sebesar 120-150 mg.
Menjaga kebersihan badan, makanan dan lingkungan dapat mencegah muncul dan menularnya penyakit
kecacingan. Untuk pengobatan yang efektif, gunakan obat yang tepat dengan aturan pakai yang sesuai.