Anda di halaman 1dari 23

KECACINGA

N PADA
ANAK
DI SUSUN OLEH

1. ASRARIA ARSFANDI (152211008)


2. FENY MARSELINA (152211127)
3. HARTINI (152211019)
4. INTAN PERMATA SARI (152211019)
5. ATIKA RIZKI SURYANI (152211124)
6. YUNI WAHYU ASTUTIK (152211116)
7. LINDA (152211146)
8. MARIA PANKRASIA (152211144)
8. KHAMIDAH (152211115)

2
A. PENGERTIAN
Cacingan merupakan salah
satu penyakit yang berbasis
lingkungan maka perhatian
terhadap sanitasi lingkungan
perlu ditingkatkan.

3
Sebenarnya infeksi cacing perut akan berkurang
bahkan dapat dihilangkan sama sekali apabila
diupayakan perilaku hidup bersih dan sehat seperti
cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting
(setelah BAB, setelah membersihkan anak yang
BAB, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan, setelah memegang/menyentuh hewan),
serta mengelola makanan dengan benar,
lingkungan bersih, makanan bergizi, yang nantinya
akan tercapai dengan sendirinya dalam program
pembangunan - 20 - pengentasan kemiskinan.
B. Macam-
Macam Cacing
1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Morfologi dan Siklus Hidup Cacing
jantan mempunyai panjang 10-30 cm
sedangkan cacing betina 22-35 cm. Cacing
betina dapat bertelur 100 000 - 200 000 butir
sehari, terdiri atas telur dibuahi dan telur tidak
dibuahi. Di tanah yang sesuai, telur yang
dibuahi tumbuh menjadi bentuk infektif dalam
waktu kurang lebih tiga minggu. Bila telur
infektif tertelan, telur akan menetas menjadi
larva di usus halus. Selanjutnya larva
menembus dinding usus halus menuju
pembuluh darah atau saluran limfe, lalu
terbawa aliran darah ke jantung dan paru.
Gejala Klinis
1. Fase migrasi larva Pada fase migrasi,
larva dapat mencetus timbulnya
reaksi pada jaringan yang dilaluinya.
Di paru, antigen larva menimbulkan
respons inflamasi berupa infiltrat
yang tampak pada foto toraks dan
akan menghilang dalam waktu tiga
minggu. Terdapat gejala pneumonia
atau radang paru seperti mengi,
dispnea, batuk kering, demam dan
pada infeksi berat dapat timbul dahak
yang disertai darah.

7
LANJUTAN..

2. Fase intestinal Cacing dewasa yang hidup di


saluran intestinal jarang menimbulkan gejala klinis.
Jika terdapat gejala klinis biasanya tidak khas yaitu
mual, nafsu makan berkurang, diare atau
konstipasi, lesu, tidak bergairah, dan kurang
konsentrasi

8
 Pengobatan
✘ Diagnosis
Pengobatan Albendazol dan
Diagnosis dilakukan dengan
mebendazoL merupakan obat pilihan
menemukan telur A.lumbricoides
untuk askariasis dan diberikan dosis
pada sediaan basah tinja
tunggal.
langsung. Penghitungan telur per
Dosis albendazol untuk dewasa dan
gram tinja dengan teknik
anak usia lebih dari 2 tahun adalah
katokatz dipakai sebagai
400 mg per oral. WHO
pedoman untuk menentukan - 25
merekomendasikan dosis 200 mg
- berat ringannya infeksi.
untuk anak usia 12 – 24 bulan.

9
2. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)

Morfologi dan siklus hidup Cacing betina panjangnya ± 5 cm,


sedangkan cacing jantan ± 4 cm. Bagian anterior langsing seperti
cambuk, panjangnya ± 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bila telur
matang tertelan, larva akan keluar melalui dinding telur dan masuk ke
dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing akan turun ke
usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum

10
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
 Patofisiologi Dan Gejala  Diagnosis  Pengobatan Obat
Klinis Diagnosis trikuriasis
trichiura menyebabkan penyakit untuk trikuriasis adalah
ditegakkan dengan
yang disebut trikuriasis. albendazol 400 mg
Trikuriasis ringan biasanya tidak menemukan telur pada
sediaan basah tinja
selama 3 hari atau
memberikan gejala klinis yang
jelas atau sama sekali tanpa langsung atau menemukan mebendazol 100mg 2x
gejala. Pada infeksi berat cacing dewasa pada sehari selama 3 hari
terutama pada anak, cacing
pemeriksaan kolonoskopi. berturut-turut.
tersebar di seluruh kolon dan
rektum sehingga dapat
menimbulkan prolapsus rekti
(keluarnya dinding rektum dari
anus) akibat Penderita mengejan
dengan kuat dan sering timbul
pada waktu defekasi.

11
3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus)

Morfologi dan Siklus Hidup


Dua spesies utama cacing
tambang yang menginfeksi
manusia adalah A. duodenale
dan N. americanus. Cacing
betina berukuran panjang ± 1
cm sedangkan cacing jantan
berukuran ± 0,8 cm.

12
Want big impact? Use big image.

Patofisiologi Dan Gejala Klinis

2. Stadium dewasa Manifestasi klinis


infeksi cacing tambang merupakan
akibat dari kehilangan darah karena
invasi parasit di mukosa dan
1. Stadium larva Bila banyak larva filariform submukosa usus halus.
sekaligus menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut ground itch
yaitu reaksi lokal eritematosa dengan papul-
papul yang disertai rasa gatal.

13
4. Infeksi Cacing Kremi (Enterobiasis
Atau Oksiuriasis)

Cara penularan infeksi cacing ini adalah melalui telur yang tertelan, dapat
berasal dari makanan yang terkontaminasi atau tanah yang tercemar
kotoran yang mengandung telur cacing. Setelah tertelan, telur menetas
dalam usus, kemudian larva menembus dan tumbuh dalam mukosa usus
menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan bergerak ke daerah rektum
dan bertelur. Gejala infeksi cacing kremi yang umum terjadi antara lain
gatal di sekitar dubur (terutama pada malam hari pada saat cacing betina
meletakkan telurnya), gelisah dan sukar tidur.

14
5. Infeksi Cacing Pita Taeniasis

Disebabkan oleh infeksi Taenia saginata yang


dapat ditemukan pada usus manusia berupa
cacing dewasa maupun larvanya (Cysticercosis).
Manusia dapat terinfeksi jenis cacing ini melalui
makanan, yaitu memakan daging yang Gejala infeksi cacing pita pada
mengandung larva atau telur cacing, yang umumnya yaitu gangguan
dimasak tidak sempurna. pencernaan berupa mual, konstipasi,
diare; sakit perut; lemah; kehilangan
nafsu makan; sakit kepala; berat
badan turun; dan beberapa gejala
alergi yang disebabkan cacing
dewasa yaitu urtikaria, pruritus dan
Kelainan kulit.

15
C. Penanganan Pada Kecancingan

Penanganan penyakit kecacingan harus disertai dengan tindakan pencegahan penyebaran


infeksi terutama di lingkungan keluarga.
1. Mencuci sprei, handuk, dan pakaian dalam (terpisah dari seluruh anggota keluarga)
dengan air hangat, jangan diaduk karena dapat menyebarkan telur cacing ke udara.
2. Pastikan ruangan mendapat cahaya matahari yang cukup, karena telur cacing dapat
rusak oleh cahaya matahari.
3. Pastikan anggota keluarga yang dicurigai terinfeksi cacing melakukan mandi pagi,
membersihkan bagian rektum pada saat mandi, dan tidak mandi dalam bath tub.
4. Gunakan disinfektan pada toilet duduk selama masa pengobatan.Bersihkan dengan
penyedot debu (vacuum cleaner) atau pel dengan air (jangan gunakan sapu) daerah
sekitar tempat tidur dan seluruh kamar tidur.
5. Bersihkan kuku dengan menyikat hingga bersih dan gunting kuku secara rutin. Cuci
tangan secara berkala terutama sebelum makan dan setelah ke kemamar mandi

16
D. Infeksi Pada Kecancingan

Infeksi kecacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya


kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas
penderita sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan
kerugian, karena adanya kehilangan karbohidrat dan
protein serta kehilangan darah yang pada akhirnya dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.

17
.
E. Faktor-Faktor
Penyebab
Kecacingan
1. rendahnya tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih sehat)
seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah Buang
Air Besar (BAB).
2. kebersihan kuku.
3. perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak
dapat dikontrol.
4. perilaku BAB tidak di WC yang menyebabkan pencemaran tanah
dan lingkungan oleh feses yang mengandung telur cacing serta
ketersediaa
5. sumber air bersih.
6. Mencuci dan memasak makanan dan minuman sebelum dimakan.
Mandi dan membersihkan badan paling sedikit dua kali sehari.

19
7. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung
tangan bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah.
8. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan
lalat mencemari makanan tersebut
9. Membuang tinja di jamban agar tidak mengotori lingkungan.
10. Jangan membuang tinja, sampah atau kotoran di sungai.
11. Mengusahakan pengaturan pembuangan air kotor (SPAL)

20
F. Waktu Pemberian Obat Cacing

Dilansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia


(IDAI), Dokter Anak, dr. Mulya Rahma
Karyanti, Sp.A(K) M.Sc mengatakan,
pemberian obat cacing baru bisa dilakukan
ketika anak menginjak usia 2 tahun. Hal ini
dikarenakan anak usai 2 tahun sudah
melakukan banyak kontak dengan tanah atau
benda-benda lainnya yang merupakan
sumber penularan infeksi cacing.

21
Pemberian obat cacing bisa diulang setiap 6 bulan
sekali. Sedangkan, untuk daerah non-endemis
pemberian obat cacing harus diberikan sesuai
dengan indikasi dan sesuai dengan pemeriksaan
dokter dengan hasil pemeriksaan tinja positif
ditemukan telur cacing atau cacing.

22
23

Anda mungkin juga menyukai