Dwiyanti Puspitasari
KOMPETENSI 4
6
EPIDEMIOLOGI
7
ETIOLOGI
• Ordo
Strongylida
• 2
spesies
yang
paling
sering
menginfeksi
manusia
• Ancylostoma
duodenale
• Necator
americanus
• Karakteristik
telur:
• Ukuran
57
-‐ 76
µm
x
35
-‐ 47
µm
• Bentuk
oval
atau
ellips
• Kulit
telur
tipis
8
SIKLUS
HIDUP
Larva rhabtidiform
Larva filariform
9
SIKLUS HIDUP
• Telur
terbawa
keluar
dalam
feses
(1),
• Kemudian
menetas
dalam
kondisi
sesuai
(lembab,
hangat)
dalam
waktu
1
– 2
hari
(2).
• Kemudian
menjadi
larva
rhabtidiform
dan
bersifat
infektif
(3)
yang
dapat
bertahan
3
– 4
minggu
pada
lingkungan
yang
sesuai.
• Saat
kontak
dengan
manusia
maka
larva
akan
masuk
ke
dalam
kulit
dan
terbawa
peredaran
darah
vena
ke
jantung
dan
paru.
Larva
kemudian
mencapai
usus
dimana
ia
akan
menyerang
10
dinding
usus
dan
menyebabkan
kehilangan
darah
pada
host
(5).
SIKLUS
HIDUP
• Larva
menjadi
dewasa
dan
matang
secara
seksual
dalam
2
bulan.
• Cacing
tambang
dapat
tinggal
di
dalam
usus
halus
selama
1
– 5
tahun.
• Beberapa
larva
A.
duodenale,
setelah
masuk
ke
dalam
kulit,
dapat
menjadi
dorman
(di
dalam
usus
atau
usus).
• Infeksi
A.
duodenale
juga
dapat
terjadi
melalui
jalur
oral
dan
transmammary
pada
bayi
baru
lahir.
Akan
tetapi,
N.
americanus
membutuhkan
fase
migrasi
11
transpulmoner.
MANIFESTASI
KLINIS
• Penetrasi
kulit
oleh
larva
st
III
à Ground
itch,
lokal
• Wakana
disease:
hypersensitivity-‐like
syndrome
segera
yang
berat:
mual,
muntah,
dyspneu,
eosinofilia,
dapat
timbul
setelah
ingesti
oral
larva
A.
duodenale
dalam
jumlah
besar
• Eosinophilic
enteritis
karena
A.
caninum
à colicky
abdominal
pain,
dieksaserbasi
oleh
makanan
• Cacing
dewasa
pada
usus
halus
à gejala
GIT
nonspesifik:
nyeri,
anorexia,
dan
diare.
12
MANIFESTASI
KLINIS
• Blood
loss
pada
usus
• 10-‐20
mgg
setelah
infeksi
• A.
duodenale
>
N.
americanus
&
A.
ceylanicum
• Blood
loss
>
cadangan
besi
&
asupan
nutrisi
à Anemia
defisiensi
Fe
à +
komplikasi
jantung
• Infeksi
moderat-‐berat
yg
berlangsung
lama
à anemia
def
Fe
berat
~
pucat,
chlorosis
(kulit
berwarna
kuning
kehijau-‐hijauan),
sesak,
fatigue
• Infeksi
kronis
à def.
besi
&
malnutrisi
protein
à
hambatan
pertumbuhan
fisik,
perkembangan
13
kognitif
&
intelektual
terhambat
DIAGNOSIS
• Infeksi
akut:
• gejala
berhubungan
dengan
migrasi
larva
cacing
tambang
infektif,
• Gejala
klinis
tergantung
jumlah
cacing
• Karakteristik
ruam
ground
itch:
• timbul
pada
permukaan
kulit
manapun,
• efloresensi:
eritematous,
papular,
atau
vesikular.
• Pruritus
intens
à garukan,
ekskoriasi,
dan
infeksi
bakteri
sekunder.
• Gejala
pulmonal
pneumonia
cacing
tambang
lebih
14
ringan
dari
ascariasis
• Patologi
&
gejala
klinis:
sebanding
dng
jumlah
cacing
&
status
gizi
•
-‐ 50
cacing
Ú gejala
sub
klinis
-‐ 50
–125
cacing
Ú gejala
klinis
mungkin
timbul
-‐ 500
cacing
Ú bb
berpengaruh
• Inf.
berat
pd
anak
Ú fisik
&
mental
Ú anemia 15
terganggu
DIAGNOSIS
(2)
• Pemeriksaan
hapusan
tinja:
telur
cacing
• Eosinophilic
enteritis
karena
A.
caninum
à telur(-‐),
diagnosis:
ulserasi
ileal
dan
colon,
kadang-‐kadang
ditemukan
cacing
dewasa
(colonoscopy)
+
eosinophilia
darah
• Mikroskop
cahaya:
telur
Ancylostoma
≈ N.
americanus
16
Telur berembryo
TATALAKSANA
• Tujuan:
membunuh
cacing
dewasa
dengan
obat
anticacing:
• Albendazole
400
mg
1
kali
• Mebendazole
2
x
100
mg
selama
3
hari atau
500
mg
1
kali
à absorbsi
kurang
baik
à tidak
mengeradikasi
larva
Ancylostoma
di
jar.
ekstraintestinal
à pemeriksaan
feses
periodik
• Pyrantel
pamoat
11
mg/kg
BB,
dosis
max.
1
g selama
3
hari
• Suplementasi
Fe
• Perdarahan
GIT
akut
&
berat
à transfusi
darah
• Peningkatan
sanitasi,
pendidikan
kesehatan
dan
peningkatan
kondisi
ekonomi à mengurangi
kemungkinan
infeksi 17
ASCARIASIS
=
infeksi cacing gelang
=
askariasis
18
PENDAHULUAN
• Infeksi
cacing
tersering
pada
manusia,
1.2
miliar
manusia
terinfeksi
di
seluruh
dunia
• Askariasis
kronis
~
gangguan
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan
intelektual
• Obstruksi
tr.
Biliaris
dan
intestinal
à 10.000-‐100.000
kematian
setiap
tahun,
terutama
pada
anak
• US:
anak
<6
tahun:
obstruksi
intestinal
akibat
A.
lumbricoides
2/1000
anak
terinfeksi
per
tahun
• Negara
berkembang:
komplikasi
akibat
ascariasis
11
– 67% 19
Etiologi
• Ascaris
lumbricoides
• Ukuran
(dewasa):
20
– 35
cm
(♀),
15
– 30
cm
(♂)
• Telur
fertil
berbentuk
oval,
panjang
45
– 70
um,
lebar
35
– 50
um
20
SIKLUS
HIDUP
n Cacing dewasa (1) tinggal di lumen
usus halus.
n Telur yang dihasilkan ±
200.000/hari, keluar melalui feses
(2). Telur yang tidak dibuahi dapat
tertelan, tetapi tidak infektif.
n Telur yang dibuahi menjadi embrio
dan menjadi infektif setelah 18 hari -
beberapa minggu (3), tergantung
kondisi lingkungan (optimal: lembab,
hangat, tanah yang tidak terkena
matahari).
n Setelah telur infektif tertelan (4),
larva menetas (5), menyerang
mucosa usus, dan dibawa melalui
vena porta, kemudian ke sirkulasi
sistemik ke paru-paru (6).
21
SIKLUS
HIDUP
(2)
22
MANIFESTASI
KLINIS
• Migrasi
larva
&
cacing
dewasa
à penyakit
• Migrasi
larva
melalui
parenkim
paru
• à kerusakan
mekanis
&
immune-‐mediated
• à Pneumonia
Loffler (batuk,
sesak,
wheezing,
hemoptisis
ringan)
• Infeksi
berat
à muntah,
distensi
abdomen,
cramp
• Beberapa
kasus:
cacing
keluar
bersama
muntah/
tinja
• Ascaris
pada
usus
halus
• à nyeri
abdomen,
obstruksi
GIT
• Panjang
bisa
sampai
40
cm
à infestasi
berat
à obstruksi
usus
akut
&
perforasi
à intervensi
medis
dan
bedah
23
segera
MANIFESTASI
KLINIS
• Menemukan
telur
pada
pemeriksaan
tinja
Telur infektif Telur tidak i nfektif
• Ditemukan
larva
pada
lambung
dan
saluran
pernapasan
pada
25
penyakit
paru
DIAGNOSIS
29
ETIOLOGI
31
SIKLUS
HIDUP
n Telur yang tidak infektif
(unembryonated) keluar
bersama tinja (1).
n Di tanah, telur berkembang
menjadi bentuk 2 sel (2),
kemudian membelah menjadi
bentuk multiselular (3) dan
menjadi infektif dalam 15 – 30
hari (4).
n Setelah tertelan (makanan atau
tangan yang terkontaminasi
tanah), telur mentetas di usus
halus (5), dan melepaskan larva
yang matang dan menjadi
dewasa di kolon (6). 32
SIKLUS
HIDUP
33
Manifestasi Klinis
• Paling
sering
asimtomatis,
beberapa
dengan
riwayat
nyeri
RLQ
atau
nyeri
periumbilikal
yang
tidak
jelas
• Anemia
-‐-‐ Trichuris
dewasa
menghisap
± 0,005
mL
darah/cacing/24
jam
• Infeksi
berat,
tu
anak
kecil,
dapat
menyebabkan
masalah
gastrointestinal:
• Nyeri
abdomen
• Diare,
disentri
kronis
• Prolaps
rekti
• Hambatan
pertumbuhan,
defisit
perkembangan
dan
34
kognitif
Diagnosis
• Menemukan
telur
dalam
tinja
à sulit
pada
infeksi
ringan:
prosedur
konsentrasi.
• Gambaran
mikroskopis
telur:
• berbentuk
tempayan
(barrel
shaped),
• uk
25-‐50
u,
• 2
lapis
dinding
telur
(lapisan
luar
berwarna
coklat
kekuningan),
• 2
kutub
jernih.
35
Diagnosis
• Menemukan
cacing
dewasa
pada
pem.
mukosa
rektum
dengan
proctoscopy
(atau
secara
langsung
pada
kasus
prolaps).
36
TATALAKSANA
37
ENTEROBIASIS
(Enterobius vermicularis /
Cacing Kremi)
38
ETIOLOGI
• Enterobius
vermicularis
(sebelumnya:
Oxyuris
vermicularis)
• Cacing
dewasa:
♀ 8
– 13
mm,
♂ 2
– 5
mm.
• Species
lain:
Enterobius
gregorii
(Eropa,
Afrika,
Asia)
à untuk
tujuan
praktis,
morfologi,
siklus
hidup,
pres.
klinis,
pengobatan:
identik
dengan
E.
vermicularis
39
SIKLUS
HIDUP
40
SIKLUS
HIDUP
• Telur
disimpan
di
lipatan
perianal
(1).
• Penularan:
• Self-‐infection
akibat
transfer
telur
infektif
ke
mulut
oleh
tangan
yang
menggaruk
daerah
perianal
(2).
• Transmisi
antar
manusia
melalui
pakaian
atau
seprei
yang
terkontaminasi.
• Melalui
permukaan
yang
terkontaminasi
telur
(tirai,
karpet).
• Sejumlah
kecil
telur
dapat
tertular
melalui
hirupan
à
tertelan
• Ingesi
telur
infektif
à usus
halus:
larva
menetas
(3)
à colon:
cacing
dewasa
(4)
à bertelur
(memakan
41
waktu
± 1
bulan)
SIKLUS
HIDUP
42
DISTRIBUSI
GEOGRAFIS
• Seluruh
dunia
• Lebih
sering
pada
anak
usia
prasekolah
atau
sekolah
&
kondisi
padat
43
MANIFESTASI
KLINIS
• Umumnya
asimtomatis
• Gejala
khas:
pruritus
perianal atau
perineal,
tu
malam
hari
à ekskoriasi
&
superinfeksi
bakterial
• Eosinofilia
(-‐)
pada
sebagian
besar
kasus
karena
invasi
jaringan
(-‐)
• Kadang-‐kadang:
invasi
tr
genital
wanita
à
vulvovaginitis
dan
granuloma
peritoneal
atau
pelvis
• Gejala
lain:
anorexia,
iritabel,
nyeri
abdomen 44
DIAGNOSIS
• Laboratorium
• Mikroskopis:
menemukan
telur
dari
daerah
perianal.
• Harus
dilakukan
pagi
hari,
sebelum
defekasi
dan
cebok,
dengan
menekankan
adhesive
tape transparan
("Scotch
test",
cellulose-‐tape
slide
test)
pada
kulit
perianal
dan
kemudian
memeriksa
tape
yg
diletakkan
di
atas
slide.
• Alternatif:
menggunakan
anal
swab
atau
"Swube
tubes"
(a
paddle
coated
with
45
adhesive
material)
DIAGNOSIS
46
DIAGNOSIS
• Mikroskopis:
• A,
B:
Telur
Enterobius.
Ukuran
telur
50
-‐ 60
µm
x
20
-‐
32
µm.
C:
Telur
Enterobius
pada
preparat
cellulose
tape.
A B C
47
DIAGNOSIS
48
TATALAKSANA
49
STRONGYLOIDIASIS
50
ETIOLOGI
51
SIKLUS
HIDUP
2
siklus
• Siklus
hidup
bebas
• Siklus
parasitik
52
DISTRIBUSI
GEOGRAFIS
53
GAMBARAN
KLINIS
• Seringkali
asimtomatis
• Gejala
~
3
tahapan
infeksi:
invasi
kulit,
migrasi
larva
melalui
paru-‐paru,
parasitism
usus
halus
oleh
cacing
dewasa
• Larva
currens
à manifestasi
reaksi
alergi
terhadap
larva
filariform
yang
bermigrasi
melalui
kulit
à
pruritik,
urticarial
tracts -‐ berliku-‐liku.
• Manifestasi
dermatologis:
ruam
urtikaria
di
bokong,
paha
dan
pinggang.
• Migrasi
larva
filariform
à gejala
pulmonal
(menyerupai Loeffler’s
syndrome:
batuk,
54
wheezing,
nafas
pendek,
infiltrat
paru
transien
+
eosinofilia).
GAMBARAN
KLINIS
56
TATALAKSANA
• Strongyloidiasis
uncomplicated
• Drug
of
choice:
ivermectin
200
ug/kg/24
jam
1
kali
per
oral
untuk
1
– 2
hari
• Alternatif:
albendazole
• Hyperinfection
syndrome:
ivermectin
7
– 10
hari.
• All
patients
who
are
at
risk
of
disseminated
strongyloidiasis
should
be
treated.
57
TAENIASIS
58
ETIOLOGI
59
SIKLUS
HIDUP
60
SIKLUS
HIDUP
61
SIKLUS
HIDUP
• Ternak
dan
babi
terinfeksi
saat
makan
sayuran
yang
terkontaminasi
telur
atau
proglotid
gravid.
• Di
usus
hewan,
oncospher
menetas,
menyerang
dinding
usus,
dan
bermigrasi
ke
otot
lurik,
tempat
berkembang
menjadi
cysticercus.
• Cysticercus
dapat
bertahan
selama
beberapa
tahun
pada
hewan.
Manusia
terinfeksi
saat
makan
daging
terinfeksi
mentah
atau
kurang
matang.
Di
usus
manusia,
cysticercus
berkembang
menjadi
cacing
pita
dewasa
dalam
2
62
bulan,
yang
dapat
hidup
sampai
beberapa
tahun.
SIKLUS
HIDUP
Telur Taenia
65
66
TATALAKSANA
67
TERIMA
KASIH 68