Skenario 2
Diare dan Perut Membuncit
Seorang anak laki laki berusia 5 tahu datang dibawa ibunya berobat ke
puskesmas karena diare sejak 1 minngu yang lalu. Keluhan disertai sakit perut, mual,
muntah, perut buncit namun badannya semakin kurus.tidak nafsu makan, sering
demam hilang timbul dan batuk kering sejak 1 bulan terakhir. Keluarga pasien
tinggal didaerah yang padat penduduk, kumuh dan tidak mempunyai jamban
keluarga. Anak sering main di halaman tanpa memakai alas kaki dan tidak mencuci
tangan sebelum makan. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk
mendiagnosis pasien tersebut.
STEP 1
1. Diare: BAB konsistensi cair lebih dari 3 kali sehari
STEP 2
1. Apa saja faktor resiko pada kasus tersebut?
2. Mengapa anak tersebut mengalami keluhar seperti dikasus?
3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa untuk mendiagnosis kasus tersebut?
4. Bagaimana interpretasi pada hasil tersebut?
5. Penatalaksanaan apa yang sesuai pada kasus?
STEP 3
1. Faktor resiko : Tanah, Iklim/suhu, kelembababan, angin, kemiskinan, perilaku,
menurunnya imunitas, kurang higienitasnya.
2. –Telur tertelan -> masuk ke usus->sirkulasi darah-> jantung->paru->naik ke
esofagus-> ke tanah-> tertelan
- Cacing didalam tubuh -> mengambil nutrisi didalam tubuh-> meningkatkan
lemak-> menurunkan cadangan lemak-> kurus
3. Penegakan diagnosis
Anamnesis:
- adakah cacing yang keluar dari anus
-Menanyakan diare, demam, mual muntah
2
4. Ascaris lumbricoides
- Telur fertil = ukuran 60X45 mikron
- Telur infertil = bentuk lonjong/ oval, dinding 2 lapis, P 88-94 mikron L 40-45
mikron
- Cacing betina : ukuran 22-35 cm, ekor lurus, 1/3 bagian anterior memiliki cincin
kopulasi
- Cacing jantan uk 10-31 cm, ekor melingkar, memiliki 2 spikula
5. Non Farmako
- Jaga kebersihan
- Jamban bersih
- Memakai alas kaki
- Memakai APD saat bekerja
- membersihkan sampah
- Cuci tangan sebelum makan
Komplikasi: Syndrome Loeffler’s, Syok hipovolemik, Gizi buruk
MIND MAP
Komplikasi
Manifestasi
Etiologi
Helminth
Patofisiologi Diseases
Penatalaksanaan
Penegakan
Diagnostik
Nonfarmako
Farmako
STEP 5
1. Jelaskan patomekanisme sampai manifestasi klinik
5
2. Penegakan diagnosis
3. Tatalaksana farmako dan non farmako
4. Apa masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit cacing dan bagaimana
penanggulangan dan pencegahan
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
1. Ascaris lumbricoides
A. lumbricoides merupakan salah satu infeksi yang paling umum dan paling luas
penyebarannya pada manusia. Diperkirakan 1,2 miliar penduduk dunia terinfeksi
cacing ini dengan kematian sekitar 10.000 per tahun.u415 Di Ethiopia, 37%
penduduk diperkirakan terinfeksi A. lumbricoides. Suatu penelitian di Jakarta Utara
pada tahun 2003 pada anak sekolah dasar di daerah kumuh menunjukkan 49,02%
dari 102 spesimen feses, mengandung telur cacing dan 80% merupakan telur A.
Lumbricoides. 1
Siklus hidup
Morfologi
Askaris berukuran panjang 20-25 cm (betina) dan (15-40 cm jantan). Telur
didapatkan pada usus halus dan dikeluarkan dapat bentuk ovum imatur Pada tanah
yang lembab, embrio berkembang dalam waktu 2 4 bulan. Bila telur tertelan, larva
rhabditiform akan menetas dalam usus halus, menembus mukosa dan mencapai
aliran darah, mencapai paru melalui jantung kanan, menembus dinding alveoli dan
masuk ke saluran napas. Selanjutnya larva menuju trakea dan laring. melewati
epiglotis dan masuk ke esofagus, tertelan untuk kedua kalinya dan mencapai usus
halus. Seluruh proses ini memerlukan waktu 10-14 hari. Penularan umumnya
teriadi melalui tertelannya telur cacing dari tanah yang terkontaminasi. Masa
inkubasi 60-75 hari. Cacing dewasa dapat hidup sampai l-2 tahun dan menghasilkan
240.000 telur perhari. 1
Patogenesis
Banyak individu terinfeksi menunjukkan sensitivitas terhadap antigen ascaris
dengan gejala konurtikaria, asma Perjalanan cacing dewasa jungtivitis, dalam tubuh
individu yang sensitif dapat menyebabkan gatal hebat pada anus, dimuntahkannya
cacing, edema glotis, Imunitas terhadap infeksi A. lumbricoides hanya bers parsia.
Manifestasi klinis askariasis beragam sesuai dengan siklus hidupnya dalam tubuh
manusia. Migrasi larva pada paru dapat menyebabkan kerusakan pada paru
(Loffler's syndrome), terjadi 4 6 hari setelah infeksi dan dapat berlangsung sampai 3
minggu, ditandai dengan demam, batuk berdahak, asma, skin rash, eosinofilia
infiltrat paru. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Larva yang mencapai otak,
mata atau retina dapat menimbulkan granuloma. Gejala neurologi antara lain
kejang, meningismus, epilepsi, insomnia, tooth grinding Pada saluran cerna dapat
terjadi ileus obstruksi, perforasi usus, apendisitis akut, divertikulitis, nekrosis
pankreas, ikterus obstruktif kolangitis supuratif kolesistis akut, abses hati, perforasi
esofagus. Selain manifestasi klinis di atas, pada anak-anak sering disertai defisiensi
nutrisi, defisiensi vitamin A, hambatan pertumbuhan karena malabsorbsi di usus
halus. Sejumlah penelitian juga menunjukkan pengaruh ascariasis dalam gangguan
kognitif. 1
7
Penegakan diagnosis
Diagnosis berdasarkan ditemukannya cacing atau telur cacing pada feses. Beratnya
infeksi dapat dinilai berdasarkan jumlah telur dalam feses dengan metode
mendefinisikan infeksi berat bila ditemukan 2 50.000 telur/gram feses. Pada
stadium larva, didapatkan kadar eosinofil yang tinggi. 1
Tatalaksana
Obat pilihan adalah albendazol mg atau mebendazol 500 mg dosis tunggal. obat
alternatif adalah levamisol 2,5 mg/kg atau pirantel pamoat 10 mg/kg dosis tunggal.
Penanganan komplikasi meliputi pemberian prednisolon pada Lofferssymdrome,
pada obstruksi intestina dilakukan pemasangan nasogastric tube, cairan intrave
analgesik, dan bila gagal diperlukan intervensi bedah. 1
Komplikasi
Komplikasi askariasis yang paling sering adalah obstruksi usus halus. Pada
pemeriksaan foto polos usus dan ultrasonografi biasanya terlihat gambaran khas
yaitu railway track sign dan bull's eye appearance. 1
Trichuris trichiura
Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan melalui
tanah (soil transmitted helminth) yang dapat meyebabkan penyakit trichuriasis,
cacing ini disebut juga Trichocephalus dispar, Whip worm, Trichocephalus
hominis, dan cacing cambuk karena bentuknya yang menyerupai cambuk.3
Morfologi Trichuris trichiura
Ciri-ciri telur :
8
Siklus Hidup
sampel tinja. Cacing dapat hidup 1-5 tahun, dan cacing betina dewasa bertelur
sampai 5 tahun, menumpahkan hingga 20.000 telur per hari. 3
Secara imunologis, sitokin seperti interleukin 25 (IL-25) memediasi kekebalan tipe
2 dan diperlukan untuk pengaturan peradangan di saluran pencernaan.4
Manifestasi klinis
Penyakit karena infeksi cacing ini disebut dengan trichuriasis atau trichocephaliasis
atau penyakit cacing cambuk. Pada infeksi ringan pada tempat-tempat perlekatan
tidak ada kerusakan mukosa, hanya kadang-kadang sedikit perdarahan kecil. Pada
infeksi berat dapat terjadi gejala :
1. sakit perut diare yang kadang-kadang disertai bercak darah
2. demam ringan
3. sakit kepala
4. berat badan menurun
Pada anak-anak sering terjadi prolapsus recti (keluarnya mukosa rectum dari anus),
hal ini terjadi karena :
1. Cacing mengeluarkan racun yang bersifat melemaskan otot rectum
2. Cacing yang merupakan benda asing pada rectum sehingga menyebabkan
otot-otot rectum berusaha mengeluarkan cacing dengan cara meningkatkan gerakan
peristaltik. 4
Penegakan diagnosis
1. Studi Laboratorium
a) Studi sering mengungkapkan eosinofilia dari invasi jaringan yang sedang
berlangsung (berbeda dengan semua cacing usus kecuali Strongyloides stercorali).
b) Karakteristik telur pada pemeriksaan feses terlihat. 4
2. Endoskopi
Endoskopi sering menunjukkan cacing dewasa menempel pada mukosa usus. 4
Tatalaksana
Farmako :
1. Mebendazole
11
Non Farmako :
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan
2. Cuci, kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan
3. Mengajarkan pada anak-anak jangan bermain ditanah terutama tanah yang
kemungkinan terdapat kotoran manusia. 4
Enterobius vermicularis
Enterobiasis / penyakit cacing kremi adalah infeksi usus pada manusia yang
disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Enterobiasis merupakan infeksi
cacing yang terbesar dan sangat luas dibandingkan dengan infeksi cacing lainnya.
Hal ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara parasit ini dengan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Parasit ini lebih banyak didapatkan diantara
kelompok dengan tingkat sosial yang rendah, tetapi tidak jarang ditemukan pada
orang-orang dengan tingkat sosial yang tinggi. Enterobiasis relatif tidak berbahaya,
jarang menimbulkan lesi yang berarti dan dapat sembuh dengan sendirinya. 5
Enterobiasis juga merupakan penyakit keluarga yang disebabkan oleh
mudahnya penularan telur baik melalui pakaian maupun alat rumah tangga lainnya.
Anak berumur 5-14 tahun lebih sering mengalami infeksi cacing Enterobius
vermicularis dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih bisa menjaga
kebersihan. 5
Penyebaran Enterobius vermicularis lebih luas daripada cacing lain. Penularan
dapat terjadi pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup pada dalam
12
satu lingkungan yang sama. Dari hasil penelitian di daerah Jakarta timur
melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis adalah
kelompok usia antara 5-10 tahun yaitu terdapat 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang
diperiksa. 5
Diagnosa dibuat dengan menemukan cacing dewasanya atau telurnya. Sering
tanda-tanda infeksi pertama adalah ditemukannya cacing dewasa didalam tinja
setelah enema atau didaerah sekitar anus. Telurnya jarang ditemukan didalam tinja
hanya dalam 5% orang-orang yang menderita infeksi ini. Telur paling mudah
ditemukan dengan menghapus daerah sekitar anus dengan “Scotch adhesive tape
swab” menurut Graham memberi hasil positif dengan presentase tertinggi dan
jumlah telur terbesar. Dengan cara ini sepotong “Scotch tape” ditempelkan pada
daerah sekitar anus, diambil dan diratakan di atas kaca sediaan untuk diperiksa.
“Swab” untuk menemukan telur sebaiknya dibuat pada pagi hari sebelum mandi
atau sebelum defekasi. 5
Klasifikasi Enterobius vermicularis
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis
Ciri umum dari kelas nematoda adalah : bentuk tubuh silindrik, tidak bersegmen,
bilateral simetris seperti ular, mempunyai rongga tubuh, mempunyai saluran
pencernaan, mempunyai kelamin jantan dan betina, reproduksi secara oviparius dan
viviparus, tubuh tertutup kitikulum. 5
Morfologi Enterobius vermicularis
a. Morfologi Enterobius vermicularis Ukuran telur Enterobius vermicularis yaitu
50-60 mikron x 20-30 mikron. Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna,
mempunyai dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini
mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu : lapisan luar berupa lapisan
13
a. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (autoinfeksi) atau pada orang
sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur
atau pakaian dalam penderita. 5
b. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur cacing infektif.
c. Penularan secara retroinfektifyaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri,
oleh karena larva yang menetas didaerah perianal mengadakan migrasi kembali ke
usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa. 5
B. Epidemiologi Enterobius vermicularis Penyebaran Enterobius vermicularis /
cacing kremi lebih luas daripada cacing lain. Penularan dapat terjadi pada suatu
keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama.
Enterobius vermicularis sering menyerang pada anak-anak yang berumur 5-14
tahun. Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang
baik bagi pertumbuhan telur. 5
C. Diagnosa Laboratorium
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau
telur dari cacing Enterobius vermicularis. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Cacing dewasa
Cacing dewasa dapat ditemukan dalam feses, dengan syarat harus dilakukan
onema terlebih dahulu, yaitu memasukkan cairan kedalam rectum agar cacing
dewasa keluar dari rectum
Cacing dewasa yang ditemukan dalam feses, dicuci dalam larutan Nacl
agak panas, kemudian dikocok sehingga menjadi lemas, selanjutnya diperiksa
dalam keadaan segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk mengawetkan.
Nematoda kecil seperti Enterobius vermicularis dapat juga difiksasi dengan
diawetkan dengan alkohol 70% yang agak panas
b. Telur cacing
Telur Enterobius vermicularis jarang ditemukan didalam feses, hanya 5%
yang positif pada orang-orang yang menderita infeksi ini. Telur cacing Enterobius
vermicularis lebih mudah ditemukan dengan teknik pemeriksaan “Scotch adhesive
tape swab”
15
Trichinella spiralis
Trichinella Spiralis adalah suatu cacing giling kecil yang biasanya hidup pada
hewan seperti babi dan tikus. Pada manusia cacing ini menyebabkan penyakit yang
di sebut trikinosis. Cacing ini di temukan di seluruh penjuru dunia, terutama negara
yang penduduknya pemakan babi setengah matang. Di Indonesia adanya penyakit
ini belum pernah di laporkan. Bentuk dewasanya halus seperti rambut, yang betina
17
panjangnya 3-4 mm, sedangkan yang jantan kira-kira 1,5 mm. Ujung depannya
halus, sedangkan ujung belakang cacing betina membundar,sedangkan pada cacing
jantan ekornya melengkung ke bagian perut dan mempunyai dua tonjolan. Pada
bagian kerongkongnya terdapat sel-sel berbentuk seperti rantai tasbih dan di sebut
tikosit, cacing betina bersifat vivipar, sehingga dalam rahimnya terdapat larva. 6
Klasifikasi dari trichinella spiralis
Kelas:Nematoda
Sub Kelas : Aphasmida
Superfamilia :Trichuroidea
Famili : Trichinellidae
Genus :Trichinella
Spesies: Trichinella spiralis
Hospes dan Nama Penyakit Trichinella Spiralis
Selain manusia berbagai binatang seperti babi, tikus, beruang, kucing, anjing,babi
hutan dan lain-lain dapat merupakan hospes.penyakityang disebabkan parasit ini
disebut trikinosis,trikinelosis,trikiniasis. 6
Distribusi Geografik Trichinella Spiralis
Cacing ini kosmopolit,tetapi dinegeri beragama islam parasit ini jarang ditemukan
pada manusia.dieropa dan amerika serikat parasit ini banyak ditemukan karena
penduduknya mempunyai kebiasaan makan daging babi yang kurang matang
(sosis).
Manusia terinfeksi karena memakan daging mentah atau setengah matang dari
hewan yang terinfeksi, terutama babi, babi hutan, dan beruang. Larva lalu masuk
keusus halus, menembus mukosa, dan menjadi dewasadalam 6-8 hari. Cacing
betina dewasa melepaskan 1500 larva yang bisa bertahan hidup sampai 6
minggudari mukosa usus halus, larva tersebut menyebar melalui pembuluh limfe
dan darah menuju ke otot seran lintang dan tumbuh di sana sebagai kista.Larva
yang barulahir bermigrasi melalui aliran darah dan jaringantubuh, tetapi akhirnya
hanya bertahan di selotot rangka lurik.Larva mengkista (encyst) sepenuhnyadalam
1-2 bulan dan tetap hidup hingga beberapa tahun sebagai parasit intraselular.Larva
yang mati akhirnya diserap kembali tubuh. 7
Patologi Klinis
Gejala trikinosis tergantung pada beratnya infeksi yang disebabkan oleh cacing
dewasa dan stadium larva. pada saat cacing dewasa mengadakan invansi ke mukosa
usus,timbul gejala usus seperti sakit perut,diare,mual dan muntah.masa tunas 1-2
hari sesudah infeksi. 7
Larva tersebar diotot 7-28 hari sesudah infeksi.pada saat itu timbul nyeri
otot(mialgia)dan radang otot (miositis) yang disertai demam,easinofilia dan
hipereosinofilia.,biasanya penderita sembuh secara perlahan-lahan bersamaan
dengan dibentuknya kista dalam otot. 7
Pada infeksi berat(5000 ekor larva/kg berat badan) penderita mungkin meninggal
dalam waktu 2-3 minggu,tetapi biasanya kematian terjadi dalam waktu 4-8 minggu
sebagai akibat kelainan paru,otak atau kelainan jantung. 7
Diagnosis Trichinella Spiralis
Diagnosa Untuk mendiagnosis terjadinya infeksi oleh Trichinella Spiralis, tidak
cukup hanya dengan melihat tanda dan gejala klinis yang terjadi pada
pasien.Diagnosis pasti penyakit karena trichinella spiralis adalah dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium melalui tes kulit dengan memakai antigen yang terbuat
dari larva Trichinella. Pemeriksaan laboratorium tersebut dapat memberikan
memberikan reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau minggu ke-4. Reaksi
yang timbul jika penderita memang mengalami infeksi oleh trichinella spiralis
20
adalah berupa benjolan memutih pada kulit dengan diameter sebesar 5 mm atau
lebih yang dikelilingi daerah eritema.Pemeriksaan lainnya adalah berupa reaksi
imunologi seperti tes ikat komplemen, dan tes presipitin.Diagnosis pasti karena
infeksi cacing ini juga dapat ditegakkan dengan mencari larva yang ada di dalam
darah dan cairan otak yang dapat dilakukan pada hari ke 8-14 sesudah infeksi.
Diagnosis pasti juga dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi otot, larva
Trichinella dapat ditemukan pada minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi. 7
PENGOBATAN
- Diberikan mebendazol dan tiabendazol per-oral.
- Tirah baring membantu meringankan nyeri otot, tetapi bisa juga diberikan oat
pereda nyeri (misalnya aspirin atau kodein).
- Kortikosteroid (misalnya prednison) bisa digunakan untuk mengurangi
peradangan di otak atau jantung.
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan total. 7
PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan dengan cara memasak babi, hasil olahan babi ataupun daging
lainnya. 7
Larva juga biasanya akan mati bila daging dibekukan pada suhu -15 derajat Celsius
atau -20 derajat Celsius selama 1 hari. 7
Ancylostoma duodenale
Ancylostoma duodenale di sebut juga dengan cacing tambang. Cacing dewasa
tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan bersama
dengan kotoran manusia. Telur akan menetes menjadi larva di luar tubuh manusia,
yang kemudian masuk kembali ke tubuh manusia menembus kulit telapak kaki yang
berjalan tanpa alas kaki. Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melalui peredaran
darah yang akhirnya tiba di paru-paru lalu dibatalkan dan di telan kembali. Gejala
meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen. 5
Ancylostoma duodenale di klasifikasi kan sebagai berikut
21
Filum. : Nematoda
Kelas. : Secernentea
Ordo : Strongiloidae
Famili. : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
Spesies. : Ancylostoma duodenale
dapat hidup di tanah selama 8 minggu. Dalam waktu kisaran tersebut akan terinjak
kaki dan akan menembus kulit dan menuju ke kapiler darah. 5
Telur keluar bersama tinja, dalam waktu 1-2 hari telur akan berubah menjadi larva
rabditiform menetas di tanah yang basah dengan temperatur yang optimal untuk
tumbuhnya telur adalah 23-30°C. Larva rabditiform makan zat organisme dalam
tanah dalam waktu 5-8 hari membesar sampai dua kali lipat menjadi larva
filariform, dapat tahan di luar sampai dua Minggu, bila dalam waktu tersebut tidak
segera menemukan host, maka larva akan mati. Larva filariform masuk kedalam
tubuh host melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva
akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru-paru, kemudian
alveoli ke bronchus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva akan masuk
ke oesophagus lalu ke usus halus (siklus ini berlangsung kurang lebih dalam waktu
dua minggu). 5
penyebaran infeksi penyakit ini. Tanah yang baik untuk kopertumbuhan larva
adalah tanah gembur dengan suhu optimum 32°C-38°C. Untuk menghindari infeksi
dapat dicegah dengan memakai sandal atau sepatu bola keluar rumah. 5
Patogenesis
Cacing tambang memiliki alat pengait seperti gunting yang membantu melekatkan
dirinya pada mukosa dan submukosa jaringan intestinal. Setelah terjadi pelekatan,
otot oesofagus cacing menyebabkan tekanan negatif yang menyedot gumpalan
jaringan instestinal ke dalam kapsul bukal cacing. Akibat kaitan ini terjadi ruptur
kapiler dan arteriol yang menyebabkan perdarahan. Pelepasan enzim hidrolik oleh
cacing tambang akan memperberat kerusakan pembuluh darah. Hal itu di tambah
lagi dengan sekresi berbagai antikoagulan termasuk di antaranya Inhibitir faktor
tissue Inhibitir factor. Cacing ini kemudian mencerna sebagian darah yang
dihisapnya dengan bantuan enzim hemoglobin Ade, sedangkan sebagian lagi dari
darah tersebut akan keluar melalui saluran cerna. Masa inkubasi mulai dari bentuk
dewasa pada usus sampai dengan timbulnya gejala klinis seperti nyeri perut,
berkisar antara 1-3 bulan. Untuk menyebabkan anemia diperlukan kurang lebih 500
cacing dewasa. Pada infeksi yang berat dapat terjadi kehilangan darah sampai
200ml/hari, meskipun pada umumnya di dapatkan perdarahan intestinal kronik yang
terjadi perlahan-lahan. Terjadinya anemia defisiensi besi pada infeksi cacing
tambang tergantung pada status besi tubuh dan gizi pejamu, beratnya infeksi (
jumlah cacing dalam usus penderita), serta spesies cacing tambang dalam usus.
Infeksi Ancylostoma duodenale menyebabkan perdarahan yang lebih banyak.
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh adanya larva maupun cacing dewasa. Apabila
larva menembus kulit dalam jumlah banyak, akan gatal-gatal dan kemungkinan
terjadi infeksi sekunder. Gejala klinik yang disebabkan oleh cacing tambang dewasa
dapat berupa nekrosis jaringan usus, gangguan gizi, dan gangguan darah. 1
Gejala Klinis
Stadium larva : Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.
25
Stadium dewasa : Spesies dan jumlah cacing, keadaan gizi penderita. Gejala klinik
yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi, gejala yang sering muncul
adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit,
anemia, dan malnutrisi. 1
Tiap cacing menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,8-0,34 cc pada Ancylostoma
duodenale. Biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositik. Disamping itu juga
terdapat eosinofilia. Anemia karena Ancylostoma duodenale biasanya berat.
Hemoglobin di bawah 10gram per 100 cc darah jumlah erytrocyte dibawah
1.000.000/mm. Jenis anemia hypochromic microcyic. Bukti adanya toksin yang
menyebabkan anemia belum ada biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya
tahan berkurang dan prestasi kerja menurun. 1
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur tinja didalam tinja segar manusia
dan lerva pada tinja yang sudah lama.
Pemeriksaan tinja :
Tujuannya dari pemeriksaan tinja yaitu untuk menegakkan diagnosis pasti, ada dan
tidaknya infeksi, serta jenis telur cacing yang menginfeksi. Metode pemeriksaan
tinja Katokatz kualitatif, dengan pertimbangan hanya untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan tinja positif atau negatif cacingan tanpa menentukan intestinal atau
berat ringannya penyakit. Langkah memperoleh spesimen :
- Sebelum pot tinja dibagi ke pasien perlu terlebih dahulu dilakukan wawancara
mengenai pengetahuan kecacingan, kebiasaan hidup sehat dengan menggunakan
kuesioner.
- Setelah wawancara, pot tinja yang telah diberikan kode yang sama dengan kode
kuisioner dibagikan ke pasien.
- Jumlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot tinja sekitar 100 mg (sebesar kelereng
atau ibu jari tangan.
- Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama untuk menghindari rusaknya
telur cacing tambang. Apabila tidak memungkinkan tinja harus di beri formalin 10%
hingga terendam. 1
26
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, infeksi cacing tambang bisa memicu
malah kesehatan lainnya, seperti :
- Anemia berat
- Malnutrisi
- Pertumbuhan anak terhambat. 1
Necator americanus
Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usus halus
dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 –
10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing
jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam
mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur
cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1 – 1,5 hari dalam tanah, telur tersebut
menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi
larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7–8 minggu di
tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru.
Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan
laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi
cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan
bersama makanan. 9
Patofisiologi
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengan giginya
pada dinding usus dan menghisap darah. Infeksi cacing tambang menyebabkan
kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan
29
Gejala klinis
30
Gejala klinis infeksi pada umumnya bersifat asimptomatik. Gejala utamanya yang
terjadi saat infeksi yaitu rasa gatal di kulit kaki, dermatitis dan kadang kadang ruang
makulopapula sampai vesikel. 9
Berat ringannya gejala klinis yang terjadi pada infeksi hook worm tergantung pada :
jumlah cacing
stadium cacing tambang
infeksi pertama atau infeksi ulang
lamanya infeksi
keadaan gizi penderita
adanya penyakit lain
umur penderita
Larva
Ground itch / Dew itch adalah rasa gatal yang timbul saat larva hook worm
masuk menembus kulit, semakin banyak larva yang menembus kulit semakin hebat
gejala yang timbul. Masuknya larva hook worm yang menembus kulit juga bisa
menyebabkan dermatitis dengan eritemia, edema, vesikel, dan gatal.
Infeksi pertama memberikan gejala yang lebih berat daripada infeksi ulangan.
Larva dari cacing tambang hewan (Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma caninum) juga bisa menginfeksi manusia dan
menimbulkan creeping eruption (cutaneus larva migrans). Dalam kulit manusia larva
bisa hidup beberapa hari sampai beberapa bulan. Larva ini mengembara dalam kulit
manusia tetapi tidak pernah mencapai stadium dewasa.10
Pada infeksi lanjut dapat menyebabkan defisiensi gizi, karena adanya anemia,
gangguan absorbsi, digesti akibat atrofi vili usus akibat luka gigitan, dan diare akibat
iritasi gigitan cacing.
Pada pemeriksaan darah biasanya didapatkan eosinofilia yaitu meningkatnya
jumlah sel eosinofil. Peningkatan jumlah eosinofil pada infeksi hook worm bisa
sampai 15% – 30%.
Pemeriksaan darah samar (occult) dalam tinja biasanya positif, bahkan kadang
darah bisa dilihat dengan mata telanjang.
Infeksi cacing ini dapat menimbulkan kekebalan. Jika tidak ada defisiensi
gizi, infeksi ulangan akan memberikan kekebalan sehingga jumlah cacing tambang
akan berkurang sampai hilang dari intestinum / usus halus.10
Pengobatan :
Obat Anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing parasit),
seperti albendazole 400 mg dosis tunggal dan mebendazole 100 mg 2x sehari,
34
merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi cacing tambang. Infeksi pada
umumnya diobati selama 1-3 hari. Obat yang ini efektif untuk mengobati infeksi dan
hanya memiliki sedikit efek samping. Suplemen zat besi juga diperlukan jika
pendertia memiliki anemia. 10
Strongyloides stercoralis
Taksonomi Strongyloides stercoralis
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Rhabditida
Famili : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Spesies : Strongyloides stercoralis
Pengertian Strongyloides stercoralis adalah nematoda usus atau cacing usus
yang dapat menyebabkan penyakit Strongyloidiasis. Cacing ini penyebarannya sangat
luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya rendah. Cacing ini juga disebut dengan
Thread worm atau cacing benang. Cacing ini mempunyai sifa partenogenesis yaitu
cacing betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya dapat menghasilkan telur untuk
seterusnya. 12
35
Auto infeksi internal : jika terjadi konstipasi, larva rhabditiform akan menjadi
larva filariform saat masih ada di usus kemudian menembus usus dan
menginfeksi lagi. Auto infeksi eksternal : jika larva rhabditiform tumbuh
menjadi larva filariform di daerah anus kemudian menembus kulit daerah
perianal untuk menginfeksi lagi.
Non Farmako :
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan
5. Cuci, kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan.
Taenia saginata
a) Definisi
Taenia saginata merupakan cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea,
dan filum Platyhelminthes. Hospes definitif Taenia saginata ialah manusia, manakala
hospes perantaranya ialah hewan dari famili Bovidae seperti sapi dan kerbau. 1
b) Morfologi dan Siklus Hidup
Taenia saginata adalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang;
terdiri atas kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila yang merupakan rangkaian
ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah. Panjang cacing 4-12 meter atau lebih.
Skoleks berukuran hanya 1-2 milimeter, mempunyai empat batil isap dengan otot-
otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di
dalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri atas rangkaian proglotid yang
imatur, matur, dan mengandung telur (gravid). Proglotid gravid terletak di bagian
terminal dan sering terlepas daripada strobila. Proglotid ini dapat bergerak aktif,
keluar bersama tinja atau sendiri dari anus secara spontan. Setiap hari, kira-kira 9
buah proglotid dilepas. Bentuk proglotid lebih panjang daripada lebar. Sebuah
proglotid gravid berisi kira -kira 100.000 buah telur. 1
39
Telur dapat bertahan hidup di lingkungan luar dari beberapa hari hingga beberapa
bulan. Hewan ternak seperti sapi terinfeksi dengan memakan rumput yang telah
terkontaminasi dengan telur atau proglotid gravid yang keluar bersama tinja. Di
dalam usus hewan tersebut, telur yang mengandung onchosphere
berasal dari defekasi spontan dan dalam keadaan segar. Pemeriksaan tinja secara
mikroskopis dilakukan dengan metode langsung dengan menggunakan pengencer
NaCl 0,9% atau lugol. Apabila ditemukan telur cacing Taenia saginata, maka
pemeriksaan menunjukkan hasil positif taeniasis. Pada pemeriksaan tinja secara
mikroskopis dapat juga ditemukan proglotid jika keluar. 1
e) Pengobatan dan Pencegahan
Penderita taeniasis diobati dengan praziquantel, dosis 100 mg/kg berat badan, dosis
tunggal. Satu hari sebelum pemberian obat cacing, penderita dianjurkan untuk makan
makanan yang lunak tanpa minyak dan serat. Kemudian, penderita menjalani puasa
pada malam hari setelah makan malam. Obat cacing diberikan kepada penderita
dalam keadaan perut kosong keesokan harinya. Dua hingga dua setengah jam
kemudian, diberikan pula garam Inggris (MgSO4), 30 gram untuk dewasa dan 15
gram atau 7,5 gram untuk anak -anak, mengikut kesesuaian umur, yang dilarutkan
dalam sirup (pemberian sekaligus). Penderita tidak boleh makan sampai buang air
besar yang pertama. Pengobatan taeniasis dinyatakan berhasil apabila skoleks Taenia
saginata dapat ditemukan utuh bersama proglotid. 1
Niclosamide juga dapat diberikan pada penderita taeniasis dewasa dan anak-anak di
atas enam tahun dengan dosis sebanyak 2g, administrasi tunggal selepas sarapan dan
diteruskan dengan pemberian laxative 2 jam kemudian. Bagi anak-anak usia dua
sampai enam tahun, dosis niclosamide yang diberikan ialah sebanyak 1g dan bagi
anak-anak di bawah usia 2 tahun sebanyak 500mg. Pencegahan dari taeniasis dapat
dilakukan dengan cara mendinginkan daging dalam suhu -10 derajat celcius selama
lima hari dan memasak daging sehingga matang dengan suhu di atas 57 derajat
celcius dalam waktu yang cukup lama. Suhu minimal yang direkomendasikan untuk
memasak daging sebaiknya pada suhu 62,8 derajat celcius. Selain itu, pemeriksaan
daging sapi yang ketat, pendidikan kesehatan, kebersihan, dan instalasi sanitasi yang
luas harus dijalankan. 1
41
Taenia Sollium
a) Definisi
Taenia solium merupakan cacing pita (cestoda) yang hidup dalam usus manusia.
Cacing ini dikenal dengan istilah “human pork tapeworm”. Kelas : Eucestoda,
Ordo : Cyclophyllidea, Famili : Taeniidae, Genus : Taenia, Spesies : Taenia
solium. 1
b) Morfologi dan Siklus Hidup
Taenia solium di dalam usus halus manusia dapat tumbuh hingga mencapai
panjang dua sampai delapan meter. Tubuh cacing ini terdiri atas tiga bagian yaitu
skoleks, leher, dan strobila. Skoleks merupakan organ tubuh cestoda yang
berfungsi untuk melekat pada dinding usus. Skoleks merupakan anggota tubuh
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies dalam genus Taenia.
Morfologi skoleks Taenia solium terdiri atas sebuah rostelum dan empat buah
batil hisap (sucker) (Gambar 18a). Rostelum dan sucker tersebut dikelilingi oleh
sebaris kait panjang (180 µm) dan kait pendek (130 µm) di mana setiap barisnya
tersusun atas 22-32 kait. 1
Cacing ini tergolong sebagai hemaprodit yaitu individu yang berkelamin ganda
(jantan dan betina). Kedua organ kelamin tersebut berada pada setiap segmennya.
Organ kelamin jantan dari cacing ini terdiri dari testis, vas efferens, dan kantong
cirrus. Organ kelamin betina dari cacing ini terdiri dari ovarium, tuba fallopii,
uterus, saluran vitelin, kelenjar mehlis dan vitelin, seminal receptacle, serta
vagina. Pada proglotida muda, organ kelamin belum tampak dengan jelas karena
belum berkembang dengan sempurna. Kedua organ kelamin ini akan tampak dan
berkembang pada proglotida dewasa (Gambar 18b) dan akan hilang saat menjadi
proglotida gravid. Proglotida gravid hanya berisi uterus yang memiliki 7 sampai
12 cabang yang penuh dengan telur infektif (Gambar 18c). Diperkirakan satu
proglotida mengandung telur infektif sebanyak 50-60x103. Telur Taenia solium
memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk bulat dengan ukuran 31-43 µm. Telur ini
memiliki selubung tebal dan di dalamnya berisi larva yang memiliki enam kait.
Perjalanan siklus hidup Taenia solium memerlukan dua vertebrata sebagai induk
semangnya. Kedua induk semang tersebut berperan sebagai inang antara dan
inang definitif. Babi merupakan inang antara dari Taenia solium dan manusia
42
bertindak sebagai inang definitifnya. Namun, anjing dan manusia dapat menjadi
inang antara dari cacing ini akibat autoinfeksi dan kontaminasi lingkungan.
Siklus hidup Taenia solium berawal dari tertelannya telur infektif cacing ini oleh
inang antaranya (Gambar 11). Telur tersebut selanjutnya akan pecah di dalam
lambung inang antaranya akibat bereaksi dengan asam lambung. Onkosfer yang
telah menetas selanjutnya melakukan penetrasi ke dalam pembuluh darah dan ikut
mengalir bersama darah ke seluruh organ. Onkosfer tersebut akan berkembang
menjadi sistiserkus setelah mencapai otot, jaringan subkutan, otak, hati, jantung,
1
dan mata.
Siklus hidup Taenia solium akan berlanjut jika manusia sebagai inang definitifnya
memakan daging babi yang mengandung sistiserkus tanpa proses pemasakan
sempurna yaitu pemanasan lebih dari 60 °C. Sistiserkus selanjutnya mengadakan
invaginasi pada dinding usus halus manusia dan berkembang menjadi cacing
dewasa. Cacing dewasa ini mulai melepaskan proglotida gravidnya dua bulan
setelah infeksi. Telur infektif yang terkandung dalam penderita taeniasis inilah
1
yang menjadi pencemar lingkungan.
Gambar 18. Morfologi Taenia solium: skoleks (a); proglotida dewasa dengan
organ kelamin yang berkembang (tanda panah hitam menunjukkan lubang
genital) (b); proglotida gravid yang berisi penuh telur infektif (c); Cysticercus
cellulosae (d) 14
43
Badan lemah
Berat badan menurun
Nafsu makan menurun
Sakit kepala
Konstipasi
Pusing
Pruritus ani
Diare
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital.
Pemeriksaan generalis: nyeri ulu hati, ileus juga dapat terjadi jika strobila
cacing membuat obstruksi usus.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium mikroskopik dengan menemukan telur dalam
spesimen tinja segar. Secara makroskopik dengan menemukan proglotid pada
tinja
Pemeriksaan laboratorium darah tepi: dapat ditemukan eosinofilia,
leukositosis, LED meningkat.
e) Pengobatan dan Pencegahan
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:
Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak.
Menggunakan jamban keluarga.
Farmakologi:
Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini dengan dosis 400 mg,
1-2x sehari, selama 3 hari, atau
Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4 minggu.
Konseling & Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain:
Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak
45
Fasciolopsis buski
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass : Digenea
Order : Echinostomida
Suborder : Echinostomata
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciolopsis
Species : Fasciolopsis buski
Fasciolopsis buski
Fasciolopsis buski, cacing yang menyebabkan penyakit pada usus manusia,
termasuk golongan fasciola, kelas trematoda terbesar dengan ukuran panjang 2 -
7,5 cm, lebar 0,8- 2 cm dan tebal sekitar 3 mm yang menyebabkan parasit pada
manusia. Siklus hidup cacing ini melalui air dan berkembang biak terutama di
daerah beriklim tropis. Cacing ini mengambil zat-zat makanan di dalam usus host.
Sekresi dan telurnya menjadi infektif bila berada di dalam air.
Infestasi F. buski pada manusia dipengaruhi oleh perilaku hidup sehat,
lingkungan, tempat tinggal, dan manipulasinya terhadap lingkungan. Kecacingan
banyak ditemukan di daerah dengan kelembaban yang tinggi. Selain itu, faktor
higiene perorangan dan sanitasi dasar perumahan serta perilaku hidup sehat yang
kurang baik juga bisa menyebabkan terjadinya Fasciolopsiasis. Infeksi F. buski
pada manusia umumnya terjadi karena mengkonsumsi tumbuhan air seperti teratai
(umbi dan biji bunga) serta keladi air (umbi) dalam keadaan segar atau mentah
dan tidak dimasak terlebih dahulu. Tumbuhan rawa tersebut berisiko terjadinya
infeksi Fasciolopsiasis. 15
46
Siklus Hidup
Gejala klinis ini kemungkinan diakibatkan oleh toksin dari cacing. Gejala-gejala
pada umumnya terjadi pada pagi hari dan menghilang bila penderita diberi makan.
Cacing bisa didapatkan sampai usus besar, kadang dapat menyebabkan stasis usus
17
atau obstruksi karena jumlah cacing yang cukup banyak.
Pencegahan dan Pengobatan Fasciolopsiasis
Pencegahan fasciolopsiasis dapat dilakukan dengan cara memasak tumbuhan air
sebelum dimakan, serta jangan buang air besar sembarangan terutama di lokasi
perairan yang ditumbuhi tumbuhan air. Fasciolopsiasis dapat diobati dengan
Praziquantel secara oral. 18
Dosis :Dewasa 75 mg/kg/hari selama 1-2 hari18
Anak-anak : ≥4 tahun: 75 mg/kg selama 1-2 hari, dibawah 4 tahun tidak
dianjurkan 18
Sediaan : tablet 600 gr 18
2. Penyelenggaraan Penanggulangan Cacingan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat. Pada BAB III
tentang Program Penanggulangan Cacingan.
BAB II: PROGRAM PENANGGULANGAN CACINGAN
Pasal 3
1) Pemerintah Pusat menetapkan target program Penanggulangan Cacingan
berupa reduksi Cacingan pada tahun 2019.
2) Indikator dalam pencapaian target program Penanggulangan Cacingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penurunan prevalensi Cacingan
sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah kabupaten/kota.
3) Untuk mewujudkan target program Penanggulangan Cacingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:
a. penyusunan strategi;
49
Pasal 6
Ketentuan mengenai Program Penanggulangan Cacingan lebih lanjut diatur
dalam Pedoman Penanggulangan Cacingan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 20
BAB III
50
b. Surveilans Cacingan;
e. POPM Cacingan. 20
Pasal 8
1) Kegiatan promosi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a
dilaksanakan dengan strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan
kemitraan, yang ditujukan untuk:
a. meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala Cacingan
serta cara penularan dan pencegahannya;
b. meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat guna memelihara kesehatan
dengan cara:
a) cuci tangan pakai sabun;
pada ayat (2) dilaksanakan melalui laporan pasien yang berobat di fasilitas
pelayanan kesehatan. 20
(5) Survei faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner terstruktur kepada anak
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. 20
Pasal 14
POPM Cacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan:
a. bulan vitamin A;
DAFTAR PUSTAKA