0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan14 halaman
Askariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascariasis lumbricoides yang hidup di usus halus manusia dan menyebar melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi. Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak di negara berkembang dengan gejala awal seperti demam, batuk, dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing dalam feses, sedangkan pengobatannya menggunakan obat-obatan se
Askariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascariasis lumbricoides yang hidup di usus halus manusia dan menyebar melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi. Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak di negara berkembang dengan gejala awal seperti demam, batuk, dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing dalam feses, sedangkan pengobatannya menggunakan obat-obatan se
Askariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascariasis lumbricoides yang hidup di usus halus manusia dan menyebar melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi. Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak di negara berkembang dengan gejala awal seperti demam, batuk, dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing dalam feses, sedangkan pengobatannya menggunakan obat-obatan se
disebabkan oleh A. lumbricoides (cacing gelang) yang hidup di usus halus manusia dan penularannya melalui tanah. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar di seluruh dunia, frekuensi terbesar berada di negara tropis yang lembab, dengan angka prevalensi di atas 50%. Di Indonesia frekuensinya tinggi berkisar antara 20-90%. Pada umumnya lebih banyak ditemukan pada anak- anak berusia 5-10 tahun sebagai host (penjamu). Etiologi Askariasis disebabkan oleh nematoda, atau cacing gelang, Ascariasis lumbricoides. Cacing dewasa A. lumbricoides menghuni lumen usus halus dan memiliki masa hidup 10 - 24 bulan. Potensi reproduksi Ascariasis sangat luar biasa; Seekor cacing betina raksasa menghasilkan 200.000 telur/hari.
tersebut menjadi embrio dan menjadi infektif dalam 5-10 hari di bawah kondisi lingkungan yang menguntungkan. Cacing dewasa bisa hidup selama 12-18 bulan. Faktor risiko Askariasis: 1. Berenang di sungai yang tercemar 2. Tidak adanya orang tua (di tempat kerja) untuk mengawasi anak-anak 3. Tidak adanya toilet di rumah 4. Bermain di luar rumah tanpa alas kaki 5. Makan tanpa mencuci tangan 6. Geophagy (makan tanah) 7. Memakan buah dan sayuran yang tidak dicuci 8. Melakukan kegiatan yang memerlukan kontak dengan lantai dan tanah. Epidemiologi Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya sekitar 60- 90%. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, bawah pohon, tempat mencuci dan tempat pembuangan sampah. Di negara-negara tertentu terdapat kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk. Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar antara 25˚-30˚C merupakan hal-hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur A. lumbricoides menjadi bentuk infektif. Diagnosis Gejala Klinis • Anamnesis Fase lanjut: Fase awal: 1. Sakit perut 1. Demam 2. Mual 2. Batuk kering 3. Muntah 3. Napas pendek 4. Diare • Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan Metode
Kato-Katz, telur cacing ditemukan dalam feses. Pemeriksaan mikroskopik isi lambung dapat menunjukkan larva dan telur. Pemeriksaan dahak mikroskopik bisa menunjukkan larva. 2. Pemeriksaan darah, Eosinofilia (5-12%) dapat terjadi, terutama selama fase migrasi paru- paru, dan dapat setinggi 50% pada ascaris pneumonia. Diagnosis Banding • Apendisitis • Asma • Hipersensitivitas pneumonitis • Cholecystisis pediatri • Cholelitiasis • Sindrom malabsorbsi pediatri Penatalaksanaan • Albendazole, 400 mg oral dosis tunggal • Mebendazole, 100 mg oral untuk 3 hari, atau 500 mg dosis tunggal • Ivermectin, 150 - 200 µg/kg oral dosis tunggal • Piperazine sitrat, 75 mg/ kg/hari selama 2 hari; maksimum: 3,5 g/hari • Pengobatan pilihan untuk obstruksi empedu atau usus dan diberikan sebagai sirup melalui NGT • Nitazoxanide, 100 mg oral untuk 3 hari untuk anak 1-3 tahun, 200 mg untuk 3 hari untuk anak 4-11 tahun, dan 500 mg selama 3 hari untuk remaja dan orang dewasa Pencegahan • Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun • Pastikan masakan benar-benar matang sebelum dikonsumsi • Cucilah buah dan sayur hingga bersih sebelum dikonsumsi • Buang air selalu di jamban dan gunakan air untuk membersihkan • Memakai alas kaki saat keluar rumah • Memotong kuku secara teratur Komplikasi • Obstruksi usus •Sepsis, sindrom • Volvulus depsis, syok septik • Intususepsi •Askariasis • Hepatitis pneumonia •Sindrom Löeffler • Pankreatitis •Asma eksaserbasi • Apendisitis •Ensefalitis • Perforasi usus •Migrasi ektopik • Peritonitis lainnya Prognosis • Prognosis sangat baik untuk pengobatan ascariasis asimtomatik. Dalam beberapa kasus, pengobatan kedua mungkin diperlukan untuk membersihkan cacing sepenuhnya. Hal ini telah terbukti mengurangi jumlah komplikasi secara signifikan. Perhatian di negara-negara endemik adalah bahwa reinfeksi akan terjadi. • Pada anak-anak di negara-negara endemik, hasil pengobatan menunjukkan peningkatan dalam perkembangan kognitif, kinerja sekolah, dan penambahan berat badan. • Prognosisnya baik untuk pasien dengan obstruksi usus parsial yang tidak memiliki toksisitas dan nonseptik, asalkan pasien diobati secara dini dengan manajemen konservatif • Prognosis pada pasien dengan obstruksi usus yang tidak memiliki toksisitas atau sepsis baik jika pasien diobati dini dengan intervensi bedah yang sesuai.